• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA UNTUK MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 45

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA UNTUK MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 45"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

BERDASARKAN PSAK 45

(Studi Kasus pada Lingkar Sosial, Malang)

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

FRIDA KARTIKA PUTRI DEFINA NIM. 135020301111020

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

(2)
(3)
(4)

Malang, 07 Agustus 2017 Plt. Ketua Jurusan Akuntansi

Abdul Ghofar, SE.,M.Si.,DBA.,Ak NIP. 19760628 200212 1 002 LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA UNTUK MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 45

(STUDI KASUS PADA LINGKAR SOSIAL MALANG) Yang disusun oleh:

Nama : Frida Kartika Putri Defina NIM : 135020301111020

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 01 Agustus 2017 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Dra. Wiwik Hidajah Ekowati, M.Si.,Ak.,CA NIP. 19590204 198601 2 001

(Dosen Pembimbing) …....………

2. Dr. Dra. Endang Mardiati, M.Si., Ak NIP. 19590902 198601 2 001

(Dosen Penguji I) …....………

3. Dra. Grace Widijoko, MSA., Ak NIP. 19580511 198303 2 002

(Dosen Penguji II) …...………

(5)
(6)

vi

RIWAYAT HIDUP Nama : Frida Kartika Putri Defina Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Tulungagung, 21 April 1995

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jalan Masjid RT. 01 RW. 03, Srengat, Blitar Alamat E-mail : frida.va19@gmail.com

Pendidikan Formal:

Sekolah Dasar : SDN Karangbong II, Sidoarjo (2001-2007) SMP : SMP Negeri 3 Srengat (2007-2010)

SMA : SMA Negeri 1 Srengat (2010-2013)

Perguruan Tinggi : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (2013-2017)

Pengalam Organisasi dan Kepanitiaan:

• Kepala Departemen Administrasi dan Umum HMJA Periode 2016

• Staf Marketing Brawijaya Accounting Fair 2016

• Sekretaris Departemen Administrasi dan Umum HMJA Periode 2015

• Bendahara Pelaksana Introduksi Akuntansi 2015

• Staf Hubungan Masyarakat Brawijaya Accounting Fair 2015

• Penanggung Jawab Marketing Gebyar Akuntansi 2015

(7)

vii

• Staf Pendamping PK2MABA Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2014

• Staf Supervisor Introduksi Akuntansi 2014

• Staf Kesekretariatan Accounting Meeting 2014

• Koordinator Kesekretariatan Charity Event 2014

Penghargaan:

• Finalis 10 Besar “Konferensi Mahasiswa Akuntansi” di Universitas Atmajaya Yogyakarta

• Juara 1 “Lomba Karya Inovatif dan Produktif” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

• Juara 1 “Accounting Tournament” oleh Organisasi Asisten Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Pengalaman Magang:

• Staf Akuntansi dan Keuangan di PDAM Tirta Dharma Malang

• Tim Audit di KAP dbsd&a dalam penugasan review audit di Rumah Sakit Siti Kodijah Sidoarja dan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung Tulungagung

• Tentor di Sandi Privat

(8)

viii

HALAMAN PERUNTUKKAN

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqarah: 286)”

Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuatan melalui orang-orang yang begitu luar biasa dan istimewa dalam hidupku. Semoga Allah senantiasa membalas segala kebaikan kalian semua dengan cara yang teramat istimewa. Aamiin...

Teruntuk Papa, Mama, Eggy, dan Farrel, semua ini ku persembahkan untuk kalian yang tersayang dalam hidup ini. Semoga ini menjadi awal kehidupan baru bagi kita semua. Terimakasih atas segala usaha, doa, dan dukungan untukku selama ini.

Ayah, Ibu, dan semua keluargaku, terimakasih telah menjaga dan merawatku sehingga aku bisa seberhasil ini. Terimakasih atas segala kasih sayang, dukungan, dan doa-doa yang selalu kalian berikan untukku.

Sahabat terkasih yang begitu luar biasa dan istimewa yang memberikan warna hidup tersendiri selama kuliah di Malang. Faqih, Imam, Chandry, Jelvi, There, Endang, Sidha, Ega, Hafidh, dan Vina terimakasih atas segala cerita suka dan dukanya selama ini. Tanpa kalian, aku bukan apa-apa. Semoga kekeluargaan kita tidak berhenti sampai disini.

Teman-teman 2013 seperjuangan yang juga tidak kalah untuk memberikan kenangan tersendiri bagiku. Alfian, Rizki, Atun, Sintya, Laras, Pandu, Natasha, Fafa, Ramzy, Renata, Nisa, Murvina, Atar, Madinah, Nina, Ghina, Erika, Caesar, Vega, Bowo dan semuanya yang tidak bisa ku sebut satu-satu. Terimakasih kisah kasihnya selama masa kuliah.

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Terimakasih sudah memberikan arti pahit manisnya hidup. Memberikan banyak pelajaran, banyak keluarga, dan

(9)

ix

Departemen Administrasi dan Umum, khususnya periode 2016. Astrid, Fatima, Bilce, Eve, Thea, Rofi, Bella, Wilona, Ega, Bisma, Wahyu, Adit, Luthfi, dan Danny terimakasih sudah membantu di periode terakhir dan memberikan pembelajaran sendiri dalam hidup.

Terimakasih Bilce yang udah minjemin laptop buat nyelesaiin skripsiku.

Terimakasih Faqih, Hafidh, Imam, Ramzy, Alfian, Caesar, Erika dan juga teman- teman yang lainnya yang dengan sabar dan ikhlas nemenin penelitian ke Lawang dan juga bimbingan ke Sengkaling.

Teman-teman seperjuangan dalam satu bimbingan, Aldi, Caca, Afif, dan Ferdi.

Semangat ya rek, pasti bisa!!!

Dan terimakasih untuk semua pihak yang membantuku untuk menyelesaikan kewajibanku, karena tanpa kalian aku tidak bisa berjalan sejauh ini.

”Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyiroh: 5)

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul, “Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Nirlaba untuk Menghasilkan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 45 (Studi Kasus pada Lingkar Sosial, Malang)”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa, penelitian skripsi ini tidak mungkin diselesaikan tanpa bantuan dan dorongan baik materi dan spiritual dari berbagai pihak. Penulis berdoa semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Abdul Ghofar, SE.,M.Si.,DBA., Ak selaku Plt Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

2. Ibu Dra. Wiwik Hidajah Ekowati, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya serta senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan dan saran demi terselesaikannya penelitian ini.

3. Ibu Dr. Dra. Endang Mardiati, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan juga telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penelitian ini.

4. Ibu Dra. Grace Widijoko, MSA., Ak selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan juga telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penelitian ini.

5. Bapak Kertaning Tyas selaku pendiri organisasi Lingkar Sosial yang bersedia dijadikan objek dalam penelitian ini

6. Orang tua, keluarga, sahabat-sahabat saya, dan setiap pihak yang telah memberi dukungan secara moral dan material dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

xi

terhadap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi tercapainya kesempurnaan dalam penelitian ini.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca hasil penelitian ini.

Malang, Agustus 2017

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT KETERANGAN PENELITIAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERUNTUKKAN ... vii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

ABSTRAKSI ... xix

ABSTRACT ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

(13)

xiii

1.5 Kontribusi Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Organisasi Nirlaba ... 9

2.1.1 Definisi Organisasi Nirlaba ... 9

2.1.2 Karakteristik Organisasi Nirlaba ... 10

2.2 Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 12

2.3 Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 13

2.3.1 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 13

2.3.2 Pengguna Laporan Keuangan ... 16

2.3.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 17

2.3.3.1 Laporan Posisi Keuangan ... 17

2.3.3.2 Laporan Aktivitas ... 21

2.3.3.3 Laporan Arus Kas ... 24

2.3.3.4 Catatan atas Laporan Keuangan ... 29

2.4 Sistem Informasi Akuntansi ... 29

2.4.1 Unsur-Unsur dalam Sistem Akuntansi ... 30

2.4.2 Sistem Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas ... 32

(14)

xiv

2.4.3 Penomoran Kelompok Akun ... 33

2.5 Siklus Akuntansi ... 35

2.6 Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Penelitian... 41

3.2 Objek dan Lokasi Penelitian ... 42

3.3 Sumber Data ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Lingkar Sosial... 46

4.1.1 Sejarah dan Kegiatan Lingkar Sosial ... 46

4.1.2 Struktur Organisasi Lingkar Sosial ... 47

4.2 Sistem Keuangan dan Akuntansi Lingkar Sosial ... 49

4.2.1 Penerimaan Lingkar Sosial ... 49

4.2.2 Pengeluaran Lingkar Sosial... 51

4.2.3 Pencatatan Akuntansi ... 52

4.3 Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK 45 ... 53

(15)

xv

4.3.2 Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi yang Menghasilkan Laporan

Keuangan Sesuai PSAK 45 ... 54

4.3.2.1 Perubahan Pencatatan Akuntansi di Lingkar Sosial... 55

4.3.2.2 Analisa Transaksi dan Penyusunan Bagan Akun ... 56

4.3.2.3 Prosedur Keuangan dan Dokumen yang Digunakan ... 67

4.3.2.4 Penjurnalan ... 69

4.3.2.5 Posting ke Buku Besar ... 69

4.3.2.6 Laporan Keuangan ... 68

4.4 Laporan Keuangan Lingkar Sosial Adopsi PSAK 45 ... 70

4.5 Tanggapan Pengurus Organisasi Lingkar Sosial terhadap Sistem Informasi Akuntansi yang Sesuai dengan PSAK 45 ... 79

BAB V PENUTUP ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 83

5.3 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN ... 88

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 35 Tabel 4.1 Jenis Transaksi Lingkar Sosial ... 54 Tabel 4.2 Chart of Account Lingkar Sosial ... 62

(17)

xvii

Gambar 1.1 Grafik Tingkat Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Swadaya

Masyarakat 2014-2017 ... 4

Gambar 2.1 Contoh Neraca Organisasi Nirlaba ... 20

Gambar 2.2 Contoh Laporan Aktivitas Organisasi Nirlaba ... 23

Gambar 2.3 Contoh Laporan Arus Kas Organisasi Nirlaba Metode Langsung 26 Gambar 2.4 Contoh Catatan atas Laporan Keuangan ... 27

Gambar 2.5 Siklus Akuntansi ... 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lingkar Sosial ... 46

Gambar 4.2 Usulan Struktur Organisasi Lingkar Sosial ... 48

Gambar 4.3 Laporan Penggunaan Dana Lingkar Sosial melalui Facebook ... 51

Gambar 4.4 Laporan Keuangan Lingkar Sosial Tahun 2016 ... 53

Gambar 4.5 Format Jurnal untuk Lingkar Sosial ... 69

Gambar 4.6 Format Buku Besar Umum Lingkar Sosial ... 70

Gambar 4.7 Format Laporan Aktivitas Lingkar Sosial ... 71

Gambar 4.8 Format Laporan Posisi Keuangan Lingkar Sosial ... 72

Gambar 4.9 Format Laporan Arus Kas Lingkar Sosial... 73

Gambar 4.10 Contoh Laporan Aktivitas Tahun 2016 Lingkar Sosial ... 75

Gambar 4.11 Contoh Laporan Posisi Keuangan Tahun 2016 Lingkar Sosial .. 76

(18)

xviii

Gambar 4.12 Contoh Laporan Arus Kas Tahun 2016 Lingkar Sosial ... 77

(19)

xix

Lampiran 1 Format Penomoran dan Bagan Akun ... 86

Lampiran 2 Prosedur, Flowchart, dan Format Dokumen Penerimaan Kas ... 87

Lampiran 3 Prosedur, Flowchart, dan Format Dokumen Pengeluaran Kas ... 93

Lampiran 4 Jenis Jurnal, Jenis Transaksi, dan Jurnal Standar ... 97

Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lingkar Sosial ... 99

(20)

xviii ABSTRAK

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA UNTUK MENGHASILKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 45 (STUDI KASUS PADA LINGKAR SOSIAL,

MALANG)

Oleh:

Frida Kartika Putri Defina 135020301111020

Dosen Pembimbing:

Dra. Wiwik Hidajah Ekowati, M.Si., Ak., CA

Penelitian ini dilakukan di salah satu organisasi nirlaba yang berada di Malang yaitu Lingkar Sosial yang bergerak untuk memperjuangkan hak-hak para difabel, penderita kusta, dan juga sebagai salah satu organisasi pendiri Forum Malang Inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi bagaimana sistem pencatatan akuntansi yang sudah dilakukan oleh Lingkar Sosial dan memberikan rekomendasi penyusunan sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK 45. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Sumber data berasal dari data primer berupa hasil wawancara dan dokumentasi serta data sekunder berupa hasil penelitian kepustakaan dari literatur cetak maupun media internet.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pencatatan akuntansi yang ada di Lingkar Sosial masih sangat sederhana dan belum menerapkan PSAK 45 dikarenakan masih minimnya pengetahuan pengurus organisasi mengenai akuntansi. Akan tetapi, pengurus organisasi memiliki keinginan untuk menerapkan PSAK 45 karena menurut mereka laporan yang sesuai standar lebih terkonsep dan terstruktur. Peneliti merekomendasikan sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK 45 yang dimulai dengan mengubah sistem pencatatan dari cash basis menjadi accrual basis dan single entry menjadi double entry, mengidentifikasi transaksi, menyusun bagan akun dan penomoran untuk setiap akun, membuat jurnal standar, menyusun format buku besar, dan laporan keuangan sesuai PSAK 45. Laporan keuangan menurut PSAK 45 meliputi laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Setelah penyusunan sistem informasi akuntansi, dalam penelitian ini juga memberikan contoh laporan keuangan yang sudah direkontruksi dengan menggunakan data laporan keuangan Lingkar Sosial tahun 2016.

Kata kunci: organisasi nirlaba, PSAK 45, sistem informasi akuntansi

(21)

xix

PROFIT TO RESULT ORGANIZATIONS BASED ON PSAK 45 (CASE STUDY ON LINGKAR SOSIAL, MALANG)

By:

Frida Kartika Putri Defina 13502301111020

Supervisor:

Dra. Wiwik Hidajah Ekowati, M.Si., Ak., CA

This research was conducted in one of the non-profit organization located in Malang, Lingkar Sosial which is focus to fight for the rights of the disabled, lepers, and also as one of the founding organizations of Forum Malang Inklusi.

The purpose of this research is to know and evaluate how the accounting system that has been done by the Social Circle and provide recommendations for the resulting of accounting information system based on PSAK 45. This research is a descriptive qualitative research with case study method. Sources of the data derived from the primary data in the form of interviews and documentation, and the secondary data in the form of literature research results from the printed literature and internet media.

The results of this study indicate that the accounting records has done in the Lingkar Sosial is still very simple and has not applied PSAK 45 due to the lack of knowledge of organizational board regarding accounting. However, the organizers of the organization have a desire to apply PSAK 45 because according to their standard report more conceptualized and structured. The researcher recommends an accounting information system based on the PSAK 45 which begins by changing the recording system from cash basis to accrual basis and single entry into double entry, identifying transactions, arranging charts of account and numbering for each account, making standard journal, preparing the general ledger format, and financial statements in accordance with PSAK 45. The financial statements according to PSAK 45 include activity reports, balance sheets, cash flow statements, and notes to the financial statements. After the preparation of accounting information system, in this study also provide examples of financial statements that have been reconstructed by using data of financial statements Lingkar Sosial year 2016.

Keywords: non-profit organization, PSAK 45, accounting information system

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang didirikan dengan tujuan dan maksud tertentu untuk dicapai secara bersama-sama. Jika dilihat dari tujuannya dalam memperoleh laba, biasanya organisasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu organisasi yang berorientasi pada profit (komersial) dan organisasi non profit (nirlaba). Keduanya jelas berbeda karena pada organisasi komersial berorientasi untuk mencari keuntungan, sedangkan dalam organisasi nirlaba tidak berorientasi mencari keuntungan. Selain itu, dalam organisasi komersial para pemberi dana seperti para pemegang saham mengharapkan imbalan atas dana yang telah mereka berikan, sehingga tidak mengherankan jika organisasi komersial berorientasi untuk memperoleh laba untuk diberikan kepada para pemberi dana. Berbeda halnya dengan organisasi nirlaba seperti yang dijelaskan dalam PSAK 45 Revisi 2011, yang selanjutnya disebut PSAK 45, bahwa para pemberi dana dalam organisasi nirlaba tidak mengharapkan imbalan atas dana yang mereka berikan.

Menurut Hoesada (2004) organisasi nirlaba dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu entitas pemerintah dan entitas nirlaba non-pemerintah. Seperti yang dikemukakan dalam penelitian Ika (2009) bahwa dari kedua jenis organisasi nirlaba tersebut yang wajib menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 adalah organisasi nirlaba non-pemerintah. Sedangkan untuk organisasi nirlaba entitas pemerintah biasanya mempunyai aturan tersendiri dalam menyusun

(23)

laporan keuangannya. Terlepas dari keterkaitan standar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan, laporan keuangan memiliki peranan yang penting bagi kehidupan organisasi maupun perusahaan untuk memperoleh dana guna memenuhi kebutuhan operasionalnya. Sebenarnya, pemerintah telah menyediakan dana bantuan kepada organisasi masyarakat dan LSM. Akan tetapi, pemerintah hanya akan menurunkan dana tersebut jika mereka sudah berbadan hukum.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Kesbangpol Kota Jambi Lipan Pasaribu dalam metrojambi.com (2016), pemerintah sebenarnya telah menyediakan dana hibah untuk organisasi kemasyrakatan dan LSM dengan syarat mereka harus berbadan hukum. Pada hakikatnya, sumber pendapatan organisasi nirlaba bukan hanya berasal dari pemerintah saja. Khusuma (2016) memaparkan bahwa pendapatan organisasi nirlaba berasal dari kegiatan program, sumbangan, hibah, bunga dari hasil investasi, iuran anggota, dan usaha komersial yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional organisasi. Sama halnya dengan organisasi yang bersifat komersial, organisasi nirlaba juga harus melaporkan semua pendapatan yang telah diterimanya dan digunakan untuk kepentingan apa saja demi meningkatkan kepercayaan para stakeholder.

Berdasarkan data yang dimuat dalam website resmi milik Kesbangpol Kalimantan Tengah, data terakhir pada tahun 2016 Direktur III Ditjen Kesbangpol Kemendagri Budi Prasetyo menyatakan bahwa pada Februari 2016 ada kurang lebih 139.957 organisasi kemasyarakatan yang terdaftar dalam instansi pemerintah. Ada banyak organisasi kemasyarakatan yang berupaya untuk memperoleh dana guna melaksanakan kegiatan kemasyarakatannya. Salah satu upaya untuk menarik perhatian para pemberi dana ialah dengan cara menyajikan

(24)

3

laporan keuangan yang akuntabel dan transparan kepada stakeholder. Para stakeholder melihat laporan keuangan untuk menilai apakah jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba tersebut masih bisa terus berlanjut dan juga untuk menilai bagaimana manajer mengelola serta bertanggung jawab dalam kinerjanya menjalankan organisasi nirlaba tersebut. PSAK 45 merupakan sebuah media untuk menunjang agar laporan keuangan yang disajikan oleh LSM atau organisasi nirlaba dalam bentuk lainnya lebih akuntanbel, transparan, dan dapat dipercaya oleh para stakeholder. Dewan Standart Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan PSAK 45 ini untuk organisasi nirlaba dengan harapan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Namun yang terjadi ialah bahwa tidak semua organisasi nirlaba sudah menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45. Sejauh ini, LSM dan organisasi nirlaba yang laporan keuangannya mengacu pada PSAK 45 hanya organisasi-organisasi yang lingkupnya besar yang rata-rata telah memiliki sumber daya yang kompeten untuk menyusun laporan keuangan. Faktor terbesar yang mempengaruhi banyaknya organisasi nirlaba yang belum menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 dikarenakan masih minimnya sumber daya manusia yang memadai untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan standar PSAK 45.

Akuntabilitas merupakan salah satu alasan mengapa laporan keuangan organisasi nirlaba harus ditunjang dengan adanya standar yang layak untuk diterapkan. Meski pada faktanya, berbicara akuntabilitas bukan hanya mengenai aspek finansial saja. Data dari salah satu media online tirto.id (2017) menyatakan

(25)

bahwa saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai salah satu bentuk organisasi nirlaba non-pemerintah mengalami penurunan dan semakin rendah. Sejak tahun 2015, LSM di Indonesia telah mengalami penurunan kepercayaan dari masyarakat publik. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2015, publik menyatakan kepercayaan kepada LSM sebesar 64% sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 57%. Meskipun pada tahun 2017 mengalami peningkatan, namun kepercayaan publik terhadap LSM masih lebih rendah dibandingkan dengan tiga instansi lain, yaitu bisnis, media, dan pemerintahan yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1

Grafik Tingkat Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat 2014-2017

Sumber : tirto.id, 2017

Lingkar Sosial merupakan salah satu organisasi nirlaba yang ada di Kabupaten Malang yang memperjuangkan hak-hak anggotanya, yaitu para penyandang difabilitas. Lingkar Sosial fokus terhadap penguatan kapasitas masyarakat dalam mengakses hak-hak sosial dan lingkungan hidup. Sesuai

(26)

5

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyrakatan, menjelaskan bahwa organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Lingkar Sosial berdiri sejak tahun 2014 dengan memiliki dua cabang organisasi yaitu memperjuangkan hak para penyandang difabel dengan lingkup regional dan juga menyediakan tempat serta memperjuangkan para pengidap penyakit kusta yang sudah mencapai lingkup nasional. Selain itu, Lingkar Sosial juga tergabung dalam FOMI yaitu Forum Malang Inklusi yang merupakan forum untuk masyarakat yang peduli dengan hak para penyandang difabel.

Meski masih memasuki tahun keempat, Lingkar Sosial memiliki keinginan untuk memperbaiki segala administratif organiasasi dan juga ingin memiliki status berbadan hukum agar kedepannya bisa lebih mudah dalam mencari bantuan dari pemerintah. Lingkar Sosial merupakan salah satu wujud dari organisasi nirlaba yang mengutamakan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah yang menganggap hal itu sangat penting. Selama ini, Lingkar Sosial selalu update informasi mengenai keuangan organisasi melalui media yang mereka miliki kepada para pemberi dana mengenai penerimaan dan pengeluaran kas meskipun masih menggunakan format yang sangat sederhana. Hal ini diakui oleh pendiri organisasi bahwa laporan keuangan yang selama ini dibuat masih sangat jauh dari kata layak dan tidak mengacu pada standar yang berlaku. Selain itu diakui oleh pengurus bahwa penyebab tidak terstrukturnya laporan keuangan organisasi

(27)

dikarenakan belum adanya sumber daya manusia yang benar-benar memahami dan kompeten dalam bidang akuntansi.

Seperti yang telah dijelaskan di halaman 5 bahwa di tahun ini pihak pengurus akan memperbaiki segala bentuk administratif organisasi termasuk di dalamnya mengenai format dan standar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, penelitian ini diharapkan dapat membantu mewujudkan keinginan pihak Lingkar Sosial dalam memperbaiki sistem keuangan dan akutansinya. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Nirlaba untuk Menghasilkan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 45 (Studi Kasus pada Lingkar Sosial, Malang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, penelitian ini nantinya akan menjawab pertanyaan bagaimana penyusunan sistem informasi akuntansi untuk Lingkar Sosial sehingga menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada penyusunan laporan keuangan pada Lingkar Sosial yang sesuai dengan PSAK 45 meliputi neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan untuk meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan Lingkar Sosial dan juga mendeskripiskan pendapat pengurus Lingkar Sosial mengenai fungsi dari laporan keuangan dan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45.

(28)

7

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan praktik akuntansi yang telah digunakan pada Lingkar Sosial.

2. Memberikan rekomendasi penyusunan laporan keuangan Lingkar Sosial yang sesuai dengan PSAK 45 untuk meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan bagi penulis, pembaca, maupun pihak organisasi mengenai praktik akuntansi yang ada di organisasi nirlaba dan juga memberikan gambaran atau pemikiran mengenai laporan keuangan organisasi nirlaba yang sesuai dengan standar yang diterima umum, yakni PSAK 45. Selain itu, penelitian ini nantinya juga akan berguna sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya jika dibutuhkan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi organisasi dalam menyusun laporan keuangannya selama ini sekaligus memberikan pandangan serta rekomendasi bagaimana menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang diterima umum, yakni PSAK 45. Selain itu, dengan adanya penelitian ini juga bisa digunakan oleh penulis jika nantinya terjun dalam

(29)

organisasi nirlaba untuk melakukan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diterima umum.

1.6 Sistematika Penelitian

Sebagai gambaran umum dan untuk memberikan uraian yang lebih terinci dan terarah, maka penelitian ini akan disusun menjadi lima bab yang saling berhubungan sehingga menjadi sebuah kesatuan, adapun susunannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan kontribusi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka yang berisi mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar dilakukannya penelitian ini dan digunakan juga sebagai dasar dalam membahas permasalahan yang ada.

Bab III Metodologi Penelitian yang menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam menyusun dan melakukan penelitian ini.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi mengenai analisis hasil penelitian serta pembahasannya sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab V Penutup yang berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dari penelitian serta saran-saran yang membangun bagi peneliti, pihak-pihak terkait serta penelitian selanjutnya.

(30)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Organisasi Nirlaba

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penerapan PSAK 45 pada organisasi nirlaba. Sebelum membahas lebih jauh mengenai penerapan PSAK 45 itu sendiri, dalam sub-bab ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian dasar organisasi nirlaba dan bagaimana karakteristiknya.

2.1.1 Definisi Organisasi Nirlaba

Nirlaba secara harfiah berasal dari dua suku kata, yaitu “nir” yang berati tidak dan “laba” yang berati keuntungan. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Sedangkan menurut Nainggolan (2005: 1) lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sifatnya tidak komersial.

Sedangkan Renyowijoyo (2008) berpendapat bahwa organisasi nirlaba non-pemerintah sebagai entitas nirlaba yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan elemen pemerintah, dimana organisasi nirlaba tersebut biasanya berfokus pada tujuan memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat sekitar. Nickels, et al (2009) menyatakan organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bertujuan tidak mencakup penciptaan laba pribadi bagi pemilik maupun pengelolanya,

(31)

meskipun ada beberapa organisasi nirlaba ada yang bertujuan untuk mencari laba namun biasanya keuntungan tersebut digunakan untuk mencapai tujuan sosial dari organisasi bukan untuk kepentingan pribadi. Menurut Tinungki dan Pusung (2014) definisi organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang berfokus untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada maksud untuk mencari laba atau keuntungan.

Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba merupakan organisasi nirlaba merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan tidak mencari keuntungan melainkan memberikan pelayanan untuk masyarakat itu sendiri. Jika misalnya terdapat organisasi nirlaba yang mencari keuntungan, biasanya keuntungan tersebut digunakan untuk keberlangsungan operasional organisasi untuk mencapai tujuan sosialnya.

2.1.2 Karakteristik Organisasi Nirlaba

Dalam PSAK 45 dijelaskan bahwa organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan keduanya terletak pada bagaimana keduanya memperoleh sumber daya untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Selain itu dalam organisasi nirlaba terdapat transaksi tertentu yang jarang ditemui dalam organisasi bisnis. Organisasi nirlaba dalam memenuhi kegiatan operasionalnya mendapatkan dana dari anggota maupun dari para penyumbang lainnya, dengan kata lain organisasi nirlaba dalam melakukan kegiatan operasionalnya bersumber dari sumbangan para penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan atas sumbangan yang mereka berikan.

(32)

11

PSAK 45:01 menyebutkan setidaknya ada 3 karakteristik yang dimiliki oleh organisai nirlaba, yaitu sebagai berikut:

1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Menurut Freeman dan Shoulders (2003: 3-5), ada 3 perbedaan utama antara organisasi komersial dan juga organisasi nirlaba, yaitu tujuan organisasi tersebut, sumber pendanaan untuk keberlangsungan kedua organisasi tersebut dan juga regulasi serta pengawasan terhadap organisasi. Dilihat dari tujuannya, organisasi komersial atau sektor bisnis bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan memupuk keuntungan untuk pemiliknya sedangkan organisai nirlaba bertujuan untuk memupuk keuntungan untuk konstituennya (kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi pemanfaat dari keberadaan organisasi dan program-programnya). Dalam sumber pendanaan, selain dari hutang organisasi bisnis juga memperoleh pendanaan dari investasi pemilik dan juga penjualan barang atau jasa kepada para pelanggannya. Untuk organisasi

(33)

nirlaba tidak ada investasi pemilik, biasanya organisasi nirlaba juga mendapatkan sumbangan untuk pendanaan kegiatan operasionalnya. Freeman dan Shoulders (2003) juga mengatakan bahwa dalam segi regulasi organisasi nirlaba mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja yang dalam organisasi komersial biasanya menggunakan profit test sebagai dasar dalam menentukan kebijakan bagi organisasi. Selain itu, dalam segi pengawasan kedua organisasi tersebut memiliki perbedaan. Organisasi kemasyarakatan dalam UU No 17 tentang Organisasi Kemasyarakatan, secara langsung diawasi oleh pemerintah, masyarakat, dan juga dalam internal juga diawasi oleh kantor pimpinan cabang dari organisasi tersebut.

Sedangkan dalam organisasi bisnis seperti yang diketahui selama ini, organisasi bisnis atau perusahaan diawasi oleh dewan komisaris yang dibentuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang ditunjuk oleh para investor sebagai wakil mereka dalam mengawasi jalannya perusahaan.

2.2 Akuntansi Organisasi Nirlaba

Mengenai perlakuan akuntansi dalam organisasi nirlaba, dalam penelitian Ika (2009) menjelaskan bahwa Freeman dan Shoulders (2003) menyatakan untuk organisasi nirlaba sebaiknya menggunakan basis akrual dalam akuntansinya tetapi diperkenankan untuk memakai basis lainnya asalkan setiap akhir periode menyusun ayat penyesuaian. Basis akrual merupakan pencatatan transaksi yang dicatat sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi tersebut. Bastian (2007) juga menjelaskan bahwa basis akrual lebih bisa menggambarkan lebih banyak kondisi keuangan organisasi terkait secara lengkap dan akurat.

Dalam penelitian Ika (2009) menjelaskan bahwa akuntansi nirlaba termasuk ke dalam kategori akuntansi sektor publik. Tentunya, dalam segi

(34)

13

akuntansi untuk organisasi komersial dan organisasi nirlaba mempunyai aturan standar yang berbeda. PSAK 01 merupakan standar untuk organisasi komersial dalam penyajian laporan keuangannya. Sedangkan untuk organisasi nirlaba, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan PSAK 45 sebagai standar yang bisa digunakan untuk menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba. Hal ini sekaligus bisa memberikan kemudahan untuk organisasi nirlaba dalam menyusun laporan keuangannya terkait dengan permintaan FASB Statement No. 117 yang dikemukakan oleh Renyowijoyo (2008) bahwa setiap organisasi nirlaba harus menyiapkan satu set laporan keuangan meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

2.3 Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Seperti halnya dalam organisasi komersial, organisasi nirlaba di setiap akhir periodenya juga harus menyiapkan laporan keuangan untuk diberikan kepada stakeholder sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang telah dijalankan oleh organisasi tersebut selama periode bersangkutan. Dalam sub-bab ini, akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat dari laporan keuangan organisasi nirlaba tersebut, pengguna dari laporan keuangan tersebut, serta jenis- jenis laporan keuangan yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba.

2.3.1 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan sebuah organisasi dibuat dengan tujuan untuk mempermudah para pengguna laporan keuangan dalam memperoleh informasi mengenai organisasi. Dalam PSAK 01 Revisi 2015 paragraf 09 dijelaskan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk

(35)

memberikan infromasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Selain itu, laporan keuangan juga untuk menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Adapun infromasi yang biasa disajikan oleh laporan keuangan meliputi, aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan juga informasi mengenai arus kas. Ditegaskan dalam PSAK 01 paragraf 05 bahwa standar ini disusun dengan terminologi yang cocok untuk entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas sektor publik.

Sedangkan untuk entitas yang tidak berorientasi laba tetap menerapkan PSAK 01 maka entitas tersebut perlu menyesuaikan deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri.

Sedangkan tujuan utama dari laporan keuangan yang dimuat dalam PSAK 45:06 ialah untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Sedangkan tujuan khusus adanya laporan keuangan organisasi nirlaba ialah untuk menyajikan informasi terkait:

1. Jumlah dan sifat aset, kewajiban, dan aset bersih suatu organisasi.

2. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset bersih.

3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.

(36)

15

4. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, mendapatkan pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

5. Usaha jasa suatu organisasi.

Disamping itu, tujuan dibuatnya laporan keuangan dalam organisasi nirlaba tidak berbeda jauh dengan organisasi bisnis, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menilai apakah jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.

2. Untuk menilai bagaimana cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

Dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan 1.02 yang disahkan pada tahun 2015, dijelaskan bahwa laporan keuangan dapat berguna dalam memberikan informasi mengenai keuangan entitas pelapor untuk pengambilan keputusan bagi para investor saat ini maupun bagi para investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan penyediaan sumber daya bagi entitas pelapor. Laporan keuangan yang telah disajikan entitas pelapor bermanfaat untuk memberikan informasi kepada investor maupun kreditor untuk memperkirakan tingkat pengembalian yang akan diberikan oleh entitas yang bersangkutan. Selain itu, dalam laporan keuangan yang dibuat investor maupun kreditor juga bisa mendapatkan informasi mengenai sumber daya entitas, klaim terhadap entitas, dan seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan komisaris telah melaksanakan tanggung jawabnya dalam penggunaan sumber daya tersebut.

(37)

2.3.2 Pengguna Laporan Keuangan

Sebenarnya untuk pengguna laporan keuangan pada organisasi nirlaba secara garis besar memiliki kesamaan dengan organisas komersial. Namun, pada organisasi nirlaba biasanya memiliki istilah tersendiri untuk menyebut para stakeholdernya seperti yang telah dijelaskan dalam PSAK 45. Berikut ini penggunaka laporan keuangan pada organisasi nirlaba:

1. Pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.

Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi pada umumnya berasal dari para pemberi dana yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Dalam laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba, para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali bisa menilai pertanggung jawaban manajer mengenai kemampuannya dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan.

2. Anggota entitas nirlaba.

Bagi anggota entitas nirlaba sebenarnya infromasi dalam laporan keuangan bisa diperoleh secara internal. Informasi dalam laporan keuangan tersebut bisa digunakan untuk menilai kemampuan entitas nirlaba dalam memenuhi kewajibannya.

3. Kreditur.

Sama halnya seperti organisasi komersial, organisasi nirlaba juga berhak mengajukan pinjaman untuk operasional organisasinya. Laporan keuangan organisasi nirlaba bisa memberikan informasi mengenai kepastian arus kas yang dibutuhkan oleh para kreditur dan pemasok dana lain.

(38)

17

4. Pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

Entitas nirlaba tidak memberikan batasan kepada siapa saja yang ingin memberikan sumber daya untuk keberlangsungan hidup organisasi. Sehingga, laporan keuagan yang disusun oleh entitas nirlaba juga merupakan sebuah bentuk pertanggung jawaban pengelola organisasi dalam memanfaatkan sumber daya kepada seluruh penyedia sumber daya tanpa terkecuali.

2.3.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam PSAK 45:09 bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari laporan pada posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, laporan arus kas untuk periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

2.3.3.1 Laporan Posisi Keuangan

Seperti yang dijelaskan dalam PSAK 45:10, laporan posisi keuangan dibuat dengan tujuan untuk menyediakan informasi aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan beserta laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyedia sumber daya, anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai:

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.

(39)

1. Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Pada umumnya, dalam penyajian aset dan liabilitas akan dikelompokkan sesuai dengan karakteristik yang hampir sama. Dimana setiap aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik hampir serupa akan dikelompokkan menjadi satu. Jika dalam organisasi nirlaba biasanya akan dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas.

b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain.

c. Persediaan.

d. Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka.

e. Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang.

f. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan kembali akan disajikan secara terpisah dengan kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.

Sedangkan untuk kelompok liabilitas biasanya terdiri dari kelompok- kelompok berikut ini:

a. Utang dagang

b. Pendapatan diterima di muka c. Utang lain-lain

d. Utang wesel e. Kewajiban tahunan f. Utang jangka panjang

(40)

19

Kelompok-kelompok akun di atas bisa saja berganti dan disesuaikan dengan kebutuhan dari entitas nirlaba yang bersangkutan.

2. Klasifikasi Aset Neto Terikat dan Tidak Terikat

Dalam klasifikasi laporan posisi keuangan yang selanjutnya ialah adanya pemisahan antara kelompok aset neto. Dimana pengelompokkan aset neto dalam organisasi nirlaba biasanya berdasarkan adanya pembatasan atau tidak dari para penyedia sumber daya yang digunakan. Informasi mengenai jumlah dan sifat pembatasan terhadap aset neto tersebut akan disajikan dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan terhadap sumber daya biasanya terdiri dari:

a. Pembatasan Permanen

Pembatasan permanen biasanya diberikan oleh para penyedia sumber daya agar sumber daya tersebut digunakan secara permanen. Contoh dari aset yang dibatasi secara permanen ialah seperti tanah, karya seni, dan sesuatu yang diberikan dengan tujuan tertentu yaitu untuk dirawat dan tidak untuk dijual. Aset yang dikelompokkan dalam kelompok ini juga bisa merupakan aset yang diberikan untuk investasi yang bisa mendatangkan pendapatan secara permanen.

Selain itu aset kelompok ini juga bisa berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

b. Pembatasan Temporer

Pembatasan temporer dapat berupa aktivitas operasi tertentu, investasi dalam jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode waktu tertentu, atau pemerolehan aset tetap. Pembatasan temporer dari penyedia sumber daya ini

(41)

biasanya dapat berupa pembatasan waktu, pembatasan penggunaan, atau juga bisa keduanya.

c. Aset Neto Tidak Terikat

Aset neto tidak terikat ini berasal dari pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dividen atau hasil investasi, dikurangi dengan beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dalam laporan posisi keuangan, para pengguna laporan keuangan juga bisa memperoleh informasi likuiditas dalam laporan posisi keuangan. Informasi likuiditas tersebut disajikan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan juga liabilitas berdasarkan jatuh tempo.

2. Mengelompokkan aset ke dalam aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh laporan posisi keuangan organisasi nirlaba bisa dilihat pada gambar 2.1

(42)

21

Gambar 2.1

Contoh Laporan Posisi Keuangan Organisasi Nirlaba

20X2 20X1 ASET

Aset Lancar 188 1150

Kas dan setara kas 5325 4175

Piutang bunga 1525 2500

Persediaan dan biaya dibayar di muka 7562 6750

Piutang lain-lain 3500 2500

Investasi jangka pendek

Aset Tidak Lancar 13025 11400

Properti investasi 154250 158975

Aset tetap 545175 508750

Investasi jangka panjang 730550 696200

Jumlah aset LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek

Utang dagang 6425 2625

Pendapatan diterima di muka yang dapat dikembalikan 1625

Utang lain-lain 2187 3250

Utang wesel 2850

Liabilitas Jangka Panjang

Kewajiban tahunan 4213 4250

Utang jangka panjang 13750 16250

Jumlah liabilitas 26575 30850

ASET NETO

Tidak terikat 288070 259175

Terikat temporer (catatan B) 60855 63675

Terikat permanen (catatan C) 355055 342500

Jumlah aset neto 703980 665350

Jumlah liabilitas dan aset neto 730555 696200

ENTITAS NIRLABA Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20x1

(dalam Rp juta)

Sumber: PSAK 45, 2011

2.3.3.2 Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas organisasi nirlaba disusun dengan tujuan untuk menyediakan beberapa informasi kepada para pengguna laporan keuangan.

Beberapa informasi tersebut ialah sebagai berikut:

a. Perubahan jumlah dan sifat aset neto yang dipengaruhi oleh transaksi dan peristiwa lain.

b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain.

(43)

c. Penggunaan sumber daya dan juga bagaimana pelaksanaan berbagai program dan jasa.

Perubahan yang terjadi dalam aset neto akan tercermin pada aset neto atau ekuitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Perubahan mengenai aset neto yang dilaporkan termasuk aset neto yang terikat secara permanen, temporer maupun tidak terikat dalam satu periode.

1. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, dan Kerugian

Dalam laporan aktivitas, pendapatan disajikan sebagai penambah dari aset neto yang tidak terikat dan beban sebagai pengurang dari jumlah aset neto yang tidak terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh para penyedia sumber daya.

Sedangkan untuk sumber daya disajikan sebagai penambah sumber daya yang terikat permanen, terikat temporer maupun tidak terikat tergantung sumber daya tersebut terkelompok dalam pembatasan yang seperti apa.

Laporan aktivitas juga menyajikan akibat dari keuntungan ataupun kerugian yang berasal dari investasi, aset lain ataupun liabilitas sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat kecuali dibatasi penggunaannya. Di dalam laporan aktivitas, aset neto tidak menutup kemungkinan adanya klasifikasi tambahan dikarenakan adanya perubahan terhadap aset neto tersebut, misalnya kelompok aset operasi dan non operasi, aset yang dapat dibelanjakan dan tidak dapat dibelanjakan, telah terealisasi dan belum terealisasi, berulang dan tidak berulang, ataupun klasifikasi yang lainnya sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam organisasi nirlaba tersebut.

(44)

23

2. Informasi Pemberian Jasa

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lain, serta semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana, pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lain.

Laporan aktivitas jika digunakan dengan laporan keuangan lainnya akan memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan meliputi:

a. Evaluasi kinerja dalam satu periode.

b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan emtitas nirlaba dan memberikan jasa

c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Contoh laporan aktivitas organisasi nirlaba bisa dilihat pada gambar 2.2

(45)

Gambar 2.2

Contoh Laporan Aktivitas Organisasi Nirlaba

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT Pendapatan

Sumbangan 21,600

Jasa layanan 13,500

Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 14,000 Penghasilan investasi lain-lain (catatan E) 2,125 Penghasilan neto investasi jangka panjang belom direalisasi 20,570

Lain-lain 375

Jumlah 72,170

Aset Neto Yang Berakhir Pembatasannya (catatan D)

Pemenuhan program pembatasan 29,975

Pemenuhan program pemerolehan peralatan 3,750 Berakhirnya pembatasan waktu 3,125

Jumlah 36,850

Jumlah pendapatan 109,020

Beban

Program A 32,750

Program B 21,350

Program C 14,400

Manajemen dan umum 6,050

Pencarian dana 5,375

Jumlah beban (catatan F) 79,925

Kerugian akibat kebakaran 200

Jumlah 80,125

Kenaikan aset neto tidak terikat 28,895

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER

Sumbangan 20,275

Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 6,450 Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan

dari investasi jangka panjang (catatan E) 7,380 Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan (75) Aset neto terbebaskan dari pembatasan (catatan D) (36,850) Penurunan aset neto terikat temporer (2,820)

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN

Sumbangan 700

Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 300 Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan

dari investasi jangka panjang (catatan E) 11,550 Kenaikan aset neto terikat permanen 12,550

KENAIKAN ASET NETO 38,625

ASET NETO AWAL TAHUN 665,350

ASET NETO AKHIR TAHUN 703,975

Entitas Nirlaba Laporan Aktivitas

Untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam Rp juta)

Sumber: PSAK 45, 2011 2.3.3.3 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas pada organisasi nirlaba tidak berbeda jauh dengan yang ada pada organisasi komersial atau bisnis. Laporan arus kas dibuat dengan tujuan

(46)

25

menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Laporan arus kas yang disusun oleh organisasi nirlaba yang dijelaskan dalam PSAK 45:34 telah mengacu pada PSAK 02 Revisi 2009, dengan isi sebagai berikut:

1. Aktivitas Operasi

Dalam PSAK 02:14 arus kas dari aktivitas operasi terutama dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi pendapatan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi yang sering terjadi dalam organisasi nirlaba adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.

b. Penerimaan kas dari penyumbang.

c. Penerimaan kas dari piutang lain-lain.

d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya.

2. Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.

(47)

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.

c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama.

d. Kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama.

e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihal lain.

f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.

g. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

h. Pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan

3. Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh dari arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan ialah sebagai berikut:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

(48)

27

b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya.

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease)

Khusus untuk organisasi nirlaba, informasi arus kas memuat informasi tambahan sebagai berikut:

a. Aktivitas Pendanaan:

1. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang.

2. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

3. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

Contoh laporan arus kas organisasi nirlaba bisa dilihat pada gambar 2.3

(49)

Gambar 2.3

Contoh Laporan Arus Kas Organisasi Nirlaba Metode Langsung

AKTIVITAS OPERASI

Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi :

Perubahan dalam aset neto 38,625

Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi :

Depresiasi 8,000

Kerugian akibat kebakaran 200

Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75

Kenaikan piutang bunga (1,150)

Penurunan dalam persediaan dan biaya

dibayar dimuka 975

Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)

Kenaikan dalam utang dagang 3,800

Penurunan dalam penerimaan

dimuka yang dapat dikembalikan (1,625)

Penurunan dalam utang lain-lain (1,063)

Sumbangan terikat untuk investasi (6,850)

Bunga dan deviden terikat untuk investasi

jangka panjang (750)

Penghasilan neto terealisasi dan belum

terealisasi dari investasi jangka panjang (39,500)

Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75)

AKTIVITAS INVESTASI

Ganti rugi dari asuransi kebakaran 825

Pembelian peralatan (3,750)

Penerimaan dari penjualan investasi 190,250

Pembelian investasi (187,250)

Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi 75

AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari sumbangan terikat dari :

Investasi dalam endowment 500

Investasi dalam endowment berjangka 175

Investasi dalam bangunan 3,025

Investasi perjanjian tahunan 500

Aktivitas pendanaan lain :

Bunga dan dividen terikat untuk reinvestasi 750

Pembayaran kewajiban tahunan (363)

Pembayaran utang wesel (2,850)

Pembayaran liabilitas jangka panjang (2,500)

(4,963) Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (763)

PENURUNAN NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS (963)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 1,050

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 185

Data Tambahan :

Aktivitas investasi dan pendanaan nonkas :

Peralatan yang diterima sebagai hibah 350

Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan 200

Bunga yang dibayarkan 955

ENTITAS NIRLABA Laporan Arus Kas

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X2 (dalam Rp juta)

Sumber: PSAK 45, 2011

Referensi

Dokumen terkait

Metode nilai pasar atau produktivitas banyak digunakan untuk menilai pengaruh suatu pembangunan, misalnya pembangunan bendungan, jalan tol, PLTA dan sistem

Tujuan kajian ini dilakukan adalah untuk mengenalpasti sistem perekrutan pemilihan kakitanagn yang digunakan oleh universiti awam di Malaysia.. Pengkaji memilih kaedah

Rezonans anında kondansatör ve bobin üzerindeki gerilim kaynak geriliminden fazladır. Rezonans halindeki devrelerde bu gerilim artışı tipiktir ve reaktif elemanın

Pada Oktober 2018, penyelidik daripada Pusat Penyelidikan dan Teknologi Pertahanan (CODRAT) telah menghantar permohonan geran projek MyLAB kepada Kementerian Pendidikan

Hal ini membuat lahan tidak lagi menjadi media tanam yang baik bagi pertumbuhan tanaman, karena media yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai

Ketiga, kurangnya peraturan dari regulator bank terkait struktur modal terhadap pendapatan non bunga dapat memicu perbankan melakukan arbitrase dengan cara mengalihkan

Maka dari itu pada cluster 1 dan 3 kecenderungan kesiapan penggunaan IT pada UMKM lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi manajemen proses bisnisnya, karena

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan PSAK no. 45 Entitas Nirlaba dan penyusunan laporan keuangan di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Metode penelitian