• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Nirlaba Berdasarkan

4.3.2.4 Penjurnalan

Langkah berikutnya yang dilakukan ialah menyusun format jurnal yang akan digunakan untuk setiap transaksi yang terjadi dan diestimasikan akan terjadi di Lingkar Sosial. Jurnal-jurnal yang disusun untuk Lingkar Sosial meliputi jurnal umum yang terdiri dari jurnal umum, jurnal penyesuaian, dan juga jurnal penutup yang memiliki fungsi masing-masing.

Jurnal umum digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam Lingkar Sosial. Jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan pendapatan dan beban akrual, karena basis yang digunakan oleh Lingkar Sosial akan berubah menjadi basis akrual. Jurnal penutup digunakan untuk menutup atau menihilkan akun pendapatan dan beban selama periode berjalan. Jurnal-jurnal standar untuk setiap transaksi dapat dilihat dalam Lampiran 4. Gambar 4.4 di bawah ini merupakan format untuk jurnal untuk Lingkar Sosial.

Gambar 4.5

Format Jurnal untuk Lingkar Sosial

Sumber : Mahatmyo, 2014 4.3.2.5 Posting ke Buku Besar

Setelah organisasi menjurnal setiap transaksi yang terjadi, maka bendahara organisasi harus melakukan posting ke buku besar umum. Buku besar bisa membantu pengurus organisasi untuk mengetahui setiap kondisi akun-akun yang dimiliki oleh organisasi Lingkar Sosial. Buku besar yang disusun oleh Lingkar

Keterangan Ref Debit Kredit

Tanggal

70

Sosial harus sesuai dengan akun-akun yang dimiliki oleh Lingkar Sosial.

Misalnya seperi buku besar kas di tangan, buku besar kas di bank, buku besar piutang, buku besar pendapatan sumbangan, buku besar beban program pelatihan dan kelompok kerja dan lain sebagainya. Dikarenakan buku besar merupakan sesuatu yang baru bagi Lingkar Sosial, maka gambar 4.5 merupakan usulan format buku besar untuk Lingkar Sosial.

Gambar 4.6

Format Buku Besar Umum Lingkar Sosial

Debet Kredit

Nama Akun : Kode Akun :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Sumber : Mahatmyo, 2014

Selain buku besar umum, ada juga buku besar pembantu yang berfungsi untuk menjelaskan secara lebih rinci akun-akun buku besar tertentu. Misalnya buku besar piutang dan buku besar utang. Buku besar pembantu membantu menjelaskan secara lebih rinci dari akun buku besar tertentu. Dalam buku besar pembantu piutang akan dijelaskan secara detail kepada siapa saja organisasi memberikan pinjaman dan begitu juga pada buku besar pembantu utang. Format buku besar pembantu akan sama dengan format buku besar umum.

4.3.2.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang harus dibuat oleh organisasi nirlaba sesuai dengan PSAK 45 yaitu meliputi neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas dan juga catatan atas laporan keuangan. Seperti dalam organisasi komersial, bahwa modal

yang disajikan dalam laporan posisi keuangan berasal dari laporan laba rugi dan perubahan modal. Sedangkan dalam organisasi nirlaba aset bersih yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan berasal dari laporan aktivitas.

Sehingga untuk memudahkan, maka laporan keuangan yang harus disusun terlebih dahulu ialah laporan aktivitas. Format laporan aktivitas untuk Lingkar Sosial dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7

Format Laporan Aktivitas Lingkar Sosial

Sumber : PSAK 45, diolah, 2011

Setelah laporan aktivitas selesai, maka selanjutnya yang disusun ialah laporan posisi keuangan. Gambar 4.8 merupakan format neraca untuk Lingkar Sosial.

Beban program pengembangan usaha dan lumbung pangan disabilitas xxx

Beban program penganggulangan kusta xxx

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 20XX

Jumlah

72

Gambar 4.8

Format Laporan Posisi Keuangan Lingkar Sosial

Aset

Aset bersih tidak terikat xxx

Jumlah aset bersih xxx

Jumlah liabilitas + aset bersih xxx

Lingkar Sosial Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 20XX

Sumber : PSAK 45, diolah, 2011

Selanjutnya laporan arus kas yang berfungsi untuk menginformasikan darimana saja kas yang diperoleh Lingkar Sosial dan untuk apa saja kas yang dikeluarkan oleh Lingkar Sosial. Gambar 4.9 merupakan usulan format laporan arus kas untuk Lingkar Sosial.

Gambar 4.9

Format Laporan Arus Kas Lingkar Sosial

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Kas dari pendapatan sumbangan xxx

Kas dari pendapatan lain-lain xxx

Kas dari penerimaan piutang xxx

Kas dari penerimaan utang pendonor xxx

Kas yang dibayarkan untuk pemberian piutang (xxx)

Kas yang dibayarkan untuk utang pendonor (xxx)

Kas yang dibayarkan untuk pembelian perlengkapan (xxx)

Kas yang dibayarkan untuk program-program (xxx)

Kas yang dibayarkan untuk aktivitas pendukung (xxx)

Kas yang diterima bersih dari aktivitas operasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian peralatan (xxx)

Pembelian gedung (xxx)

Pembelian tanah (xxx)

Penjualan tanah xxx

Penjualan dari peralatan xxx

Penjualan dari gedung xxx

Kas yang diterima bersih dari aktivitas investasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan utang lain-lain (bank) xxx

Pembayaran utang lain-lain (bank) (xxx)

Penerimaan bunga xxx

Pembayaran bunga (xxx)

Kas yang diterima bersih dari aktivitas pendanaan xxx

Kenaikan (Penurunan) bersih dalam kas dan setara kas xxx

Kas dan setara kas awal tahun xxx

Kas dan setara kas akhir tahun xxx

Data tambahan (jika ada)

Aktivitas investasi dan pendanaan non kas

Peralatan yang diterima sebagai hibah xxx

Lingkar Sosial Laporan Arus Kas

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 20XX

Sumber : PSAK 45, diolah, 2011

Laporan keuangan terakhir yang harus disajikan ada catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini lebih bersifat kualitatif atau biasa dikenal dalam bentuk narasi yang berisi gambaran umum untuk menjelaskan kebijakan akuntansi dan rincian angka yang sudah ada dalam akun apabila memerlukan rincian. Gambaran umum menjelaskan mengenai perusahaan atau organisasi secara garis besar misalnya bergerak dalam bidang apa dan apa saja

74

kegiatannya. Kebijakan akuntansi biasanya menjelaskan mengenai metode depresiasi dari masing-masing aset tetap yang dimiliki. Rincian angka dalam sebuah akun bisa dijabarkan dalam catatan atas laporan keuangan jika memang benar-benar dibutuhkan, misalnya untuk menjelaskan perubahan aset bersih lebih terperinci dengan menjelaskan berapa besar yang termasuk dalam aset terikat dan berapa besar yang termasuk dalam aset tidak terikat.

4.4 Laporan Keuangan Lingkar Sosial Adopsi PSAK 45

Dalam sub-bab sebelumnya, peneliti telah memberikan usulan format laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45. Untuk lebih jelasnya, dalam sub-bab ini akan diberikan contoh penerapan laporan keuangan dengan PSAK 45 berdasarkan data keuangan tahun 2016 yang dimiliki oleh Lingkar Sosial. Gambar 4.10 di bawah ini merupakan contoh laporan aktivitas tahun 2016 untuk Lingkar Sosial

Gambar 4.10

Contoh Laporan Aktivitas Tahun 2016 Lingkar Sosial

Pendapatan

Pendapatan sumbangan Rp 10,939,000

Pendapatan lain-lain Rp

-Jumlah pendapatan Rp 10,939,000

Beban

Beban program kelompok kerja dan pengembangan usaha Rp 2,625,000

Beban program aksi dan penanggulangan Rp 5,500,000

Beban akomodasi Rp 1,560,000

Beban sewa Rp

Beban administrasi Rp

Beban lain-lain Rp

Beban depresiasi gedung Rp

Beban depresiasi peralatan Rp

Beban pemakaian perlengkapan Rp 11,000

Jumlah beban Rp 9,696,000

Perubahan aset bersih Rp 1,243,000

Aset bersih awal tahun Rp

-Aset bersih akhir tahun Rp 1,243,000

Lingkar Sosial Laporan Aktivitas

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016

Sumber : Internal Organisasi, diolah, 2017

Selanjutnya, gambar 4.11 merupakan contoh laporan posisi keuangan tahun 2016 dari Lingkar Sosial.

76

Gambar 4.11

Contoh Laporan Posisi Keuangan Tahun 2016 Lingkar Sosial

Aset

Sumber : Internal Organisasi, diolah, 2017

Gambar 4.12 di bawah ini untuk contoh laporan arus kas tahun 2016 milik Lingkar Sosial.

Gambar 4.12

Contoh Laporan Arus Kas Tahun 2016 Lingkar Sosial

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2016

Sumber : Internal Organisasi, diolah, 2017

Berikut ini merupakan catatan atas laporan keuangan yang perlu disajikan pada tahun 2016 oleh Lingkar Sosial. Lingkar Sosial merupakan salah satu organisasi yang berada di daerah Malang yang bergerak untuk menyetarakan hak-hak masyarakat yang mengalami difabel. Pada tahun 2016, Lingkar Sosial telah berhasil menjalankan program kelompok kerja dan pengembangan usaha yaitu

78

pemberian modal SIMAT yang diberikan kepada salah satu penyandang difabel untuk mendirikan sebuah warung kopi. Selain itu, program aksi dan penanggulangan yang berhasil dijalan pada tahun 2016 yaitu pemberian donasi kaki palsu dan evakuasi para penderita kusta.

Selama tahun 2016, belum terdapat aset tetap yang bisa disusutkan. Untuk beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Lingkar Sosial mendapatkan bantuan dari para penyedia sumber daya. Misalnya, dalam program kelompok kerja dan pengembangan usaha, pelatih ketrampilan memberikan pinjaman mesin jahit untuk digunakan para difabel membuat kerajinan. Dari hasil kerajinan tersebut akan diperjual belikan dengan ketentuan laba yang diperoleh akan dibagi sama rata atau 50:50 antara si pembuat kerajinan tersebut dan kas organisasi. Selain itu, kerajinan juga akan dibuat sesuai dengan permintaan pesanan dari para konsumen.

Selama tahun 2016, semua kegiatan Lingkar Sosial diadakan di rumah pendiri organisasi dikarenakan Lingkar Sosial belum memiliki bangunan sendiri yang difungsikan sebagai sekretariat mereka.

Beban program kelompok kerja dan pengembangan usaha sebesar Rp 2.625.000 diberikan kepada salah satu penyandang difabel untuk mendirikan sebuah usaha. Sedangkan untuk beban program aksi dan penanggulangan sebesar Rp 5.500.000 terdiri dari pemberian kaki palsu sebesar Rp 4.000.000 dan evakuasi penderita kusta sebesar Rp 1.500.000. Semua biaya yang dikeluarkan untuk program-program Lingkar Sosial tahun 2016 berasal dari pemberian sumbangan dari masyarakat.

Dari ketiga laporan keuangan Lingkar Sosial, yaitu laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, dan juga laporan arus kas jika dilihat secara sekilas hasilnya sama. Hal ini terjadi karena pada tahun 2016 pencatatan yang terjadi dalam Lingkar Sosial masih dalam taraf yang sederhana dengan menggunakan sistem single entry dan dengan cash basis yang memang bukan disiapkan untuk tahap pencatatan lebih lanjut.

4.5 Tanggapan Pengurus Organisasi Lingkar Sosial terhadap Sistem Informasi Akuntansi yang Sesuai dengan PSAK 45

Pengurus Lingkar Sosial terutama pendiri organisasi, berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas dari organisasi untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat. Pihak Lingkar Sosial beranggapan bahwa keterbukaan dalam hal apapun mengenai internal organisasi seperti aktivitas dan keuangan organisasi bisa diakses oleh siapapun yang menginginkannya. Melalui keterbukaan itulah nantinya organisasi bisa mengumpulkan kepercayaan dari masyarakat.

Seperti yang telah disampaikan dalam latar belakang bahwa pada tahun ini Lingkar Sosial mempunyai keinginan untuk memperbaiki segala administrasi yang ada di Lingkar Sosial termasuk di dalamnya mengenai penyusunan laporan keuangan. Dari pihak pendiri organisasi sendiri mengakui bahwa selama ini laporan keuangan yang sudah disusun masih jauh dari kata layak dan belum menggunakan standar yang telah ada. Selain itu, dalam tahun ini Lingkar Sosial juga ingin mendaftarkan organisasinya ke pemerintahan. Hal ini mengingat bahwa peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai bantuan untuk

80

organisasi masyarakat hanya dikhususkan untuk organisasi yang sudah terdaftar sebagai badan hukum.

Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi keinginan Lingkar Sosial untuk terdaftar dalam pemerintahan, maka Lingkar Sosial juga berencana untuk memperbaiki sistem pelaporan keuangan yang ada dalam organisasi. Namun, yang terjadi selama ini kendala yang dihadapi adalah belum adanya sumber daya manusia yang memahami penyusunan laporan keuangan khususnya untuk organisasi nirlaba. Sehingga, dengan adanya penelitian ini pihak organisasi merasa sangat terbantu untuk mewujudkan perbaikan dalam segi administrasi terutama dalam proses penyusunan laporan keuangan. Pihak organisasi menganggap bahwa penyusunan laporan keuangan sesuai standar yaiutu PSAK 45 akan jauh lebih memberikan kepercayaan kepada masyarakat karena informasi yang disajikan lebih terperinci. Selain itu, penyusunan laporan keuangan yang sesuai standar akan lebih menghasilkan laporan keuangan yang terkonsep dan teratur. Akan tetapi, dikarenakan belum adanya sumber daya manusia yang memadai sehingga pengurus organisasi masih memerlukan bimbingan agar bisa lebih memahami bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi sesuai PSAK 45. Meskipun masih belum memahami akuntansi terutama PSAK 45 dengan baik, pihak organisasi Lingkar Sosial mempunyai keinginan yang kuat untuk mempelajari akuntansi khusunya PSAK 45 demi terwujudnya laporan keuangan yang lebih informatif dan akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat.

81 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktek akuntansi dalam organisasi Lingkar Sosial dan menyusunkan sistem informasi akuntansi untuk organisasi Lingkar Sosial berdasarkan PSAK 45. Dengan adanya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Lingkar Sosial merupakan salah satu organisasi nirlaba yang ada di Kabupaten Malang untuk memperjuangkan hak-hak para difabel. Lingkar Sosial berdiri sejak tahun 2014 dengan dua fokus kegiatan yaitu memperjuangkan hak para difabel dan memperjuangkan hak para penderita kusta. Lingkar Sosial merupakan salah satu pendiri FOMI yaitu Forum Malang Inklusi yang merupakan forum untuk masyarakat yang peduli dengan hak para difabel.

2. Lingkar Sosial telah memiliki pembukuan dan pelaporan keuangan yang masih sangat sederhana. Pembukuan dan pelaporan keuangan dicatat dengan menggunakan basis kas dan menggunakan metode single entry. Sehingga, laporan keuangan yang dihasilkan masih jauh dari standar yang telah ditetapkan yaitu PSAK 45. Hal ini dikarenakan, Lingkar Sosial belum memiliki sumber daya manusia yang benar-benar memahami akuntansi dengan baik terutama PSAK 45. Selain itu, alasan lain belum diterapkannya PSAK 45 disebabkan karena belum adanya tuntutan dari pihak eksternal

82

seperti para penyedia sumber daya yang mengharuskan penyusunan laporan keuangan sesuai PSAK 45.

3. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK 45 dengan tujuan agar laporan keuangan Lingkar Sosial ke depannya bisa lebih akuntabel dan informatif. Penyusunan sistem informasi berdasarkan PSAK 45 dimulai dengan mengubah sistem pencatatan yang ada menjadi accrual basis dan double entry. Selanjutnya, mengidentifikasi transaksi, menyusunkan bagan akun dan juga memberi nomor untuk setiap akun, membuatkan jurnal standar yang diperlukan dan digunakan untuk ke depannya, menyusunkan format buku besar, dan juga format laporan keuangan yang terdiri dari laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas, dan juga catatan atas laporan keuangan.

4. Setelah menyusunkan sistem informasi akuntansi, peneliti merekonstruksi laporan keuangan organisasi Lingkar Sosial tahun 2016 berdasarkan PSAK 45. Laporan keuangan yang disusun antara lain laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

5. Pengurus organisasi Lingkar Sosial sangat tertarik dengan adanya pembuatan sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK 45. Hal ini bisa membantu Lingkar Sosial untuk memperbaiki administratif organisasi khususnya laporan keuangan dan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat. Selain itu, dengan adanya perbaikan dalam segi laporan keuangan sesuai standar yang telah ada juga membantu dalam proses pencarian bantuan yang lebih mudah ke pemerintah. Namun, pengurus Lingkar Sosial masih tetap membutuhkan

bantuan dan bimbingan agar lebih bisa memahami dan menerapkan dengan baik sistem informasi akuntansi sesuai PSAK 45 yang telah disusun.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, tentunya masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informasi yang diperoleh dirasa masih kurang menyeluruh dikarenakan adanya akun-akun yang tidak diakui dan diungkapkan.

2. Penyusunan sistem informasi akuntansi untuk organisasi nirlaba terbatas berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi di tahun 2016. Meskipun ada beberapa prediksi transaksi yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan, terdapat kemungkinan muncul transaksi-transaksi baru yang tidak direkomendasikan dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran untuk pihak-pihak terkait ataupun untuk penelitian selanjutnya apabila penelitian ini akan dikembangkan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk melakukan penelitian dengan pihak organisasi Lingkar Sosial, sebaiknya lebih intens dan sering berkomunikasi dengan pihak pengurus mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan. Hal ini untuk menghindari adanya kekurangan informasi yang tidak bisa diperoleh dari data-data tertulis yang dimiliki organisasi dan juga untuk mempertimbangkan kemungkinan terjadinya transaksi bagi pihak organisasi di masa yang akan datang.

84

2. Untuk pihak organisasi Lingkar Sosial, sistem infromasi akuntansi yang sudah peneliti rancang ini berdasarkan PSAK 45 bisa diteruskan untuk penyusunan laporan keuangan tahun 2017 dan tahun-tahun selanjutnya. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan standar yang sudah ada hasil dari laporan keuangan akan lebih akuntanbel dan informatif sehingga informasi yang dihasilkan lebih menyeluruh. Selain itu, dengan adanya penyusunan laporan keuangan yang sesuai standar lebih bisa memberikan informasi yang menyeluruh kepada para pengguna laporan keuangan maupun untuk kepentingan penelitian.

3. Dalam penelitian ini, penyusunan sistem informasi akuntansi masih dengan cara manual. Sehingga untuk penelitian selanjutnya, jika memungkinkan akan lebih baik apabila penyusunan sistem informasi akuntansi untuk organisasi nirlaba sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi, misalnya seperti Ms. Excel yang masih sederhana ataupun dengan menggunakan software lainnya. Hal ini untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan yang ada di Lingkar Sosial maupun organisasi lainnya.

85

Daftar Pustaka

Anggasari, Maritha. 2010. Analisis Penerapan PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba sebagai Penunjang Akuntabilitas Keuangan Institusi Pendidikan (Studi Kasus pada Komite SD “X” di Malang). Skripsi.

Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Anonim. 2016. LSM dan Ormas Mau Dana Hibah? Ini Syaratnya.

http://metrojambi.com/read/2016/11/07/15260/lsm-dan-ormas-mau-dana-hibah-ini-syaratnya (diakses pada 17 Maret 2017)

Anonim. 2016. Ditjen Kesbangpol Kemendagri Sosialisasikan UU Ormas.

http://kesbangpol.kalteng.go.id/index.php/15-berita/25-ditjen-kesbangpol-kemendagri-sosialisasikan-uu-ormas (diakses pada 17 Maret 2017)

Anonim. 2014. Profil Lingkar Sosial. https://lingkarsosial.wordpress.com/about/

(diakses pada 22 Februari 2017)

Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset

Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga Bodnar, George H & Hopwood, William S. 2010. Accounting Information System,

9th Edition. Pearson Education,Inc.

Freeman dan Shoulders. 2003. Govermental and Nonprofit Accounting-Theory and Practice, Seventh Edition. New Jersey, USA: Prentice Hall.

https://books.google.co.id/books?id=pCMWAQAAMAAJ&q=governmentala ndnonprofitaccountingtheoryandpractice&dq=governmentalandnonprofitacco untingtheoryandpractice&hl=id&sa=X&redir_esc=y (diakses pada 29 November 2016)

Gelinas, Ulric J. & Sutton, Steve G. 2002. Accounting Information System, 5th Edition. South Western

Hall, James A. 2009. Accounting Information System, 9th Edition. South Western.

Hoesada, Jan. 2004. Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: LP3ES

Ika, Sampurna Paul Teripena. 2009. Penerapan PSAK 45: Laporan Keuangan Sebagai Penunjang Akuntanbilitas Yayasan (Studi Kasus pada Yayasan Paramitra Jawa Timur). Skripi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. PSAK 01 Revisi 2015 Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Kerangka Konspetual Pelaporan Keuangan.

Jakarta

86

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. PSAK 45 Revisi 2011 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Jakarta

Khusuma, Ari. 2016. Sumber-Sumber Pendapatan Organisasi Nirlaba.

http://www.integrasi-edukasi.org/sumber-sumber-pendapatan-organisasi-nirlaba/ (diakses pada 21 Maret 2017

Kurniawan, Frendy. 2017. Ada Tren Global Krisis Kepercayaan Terhadap LSM.

https://tirto.id/ada-tren-global-krisis-kepercayaan-terhadap-lsm-ckJr (diakses pada 17 Maret 2017)

Kusrini dan Andri Koniyo. 2014. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi Offset

Mahatmyo, Atyanto. 2014. Sistem Informasi Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Deepublish

Mardalis. 2008. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyadi. 2017. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Nainggolan, Pahala. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba

Sejenis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

https://books.google.co.id/books/about/Akuntansi_keuangan_yayasan_dan_le mbaga_n.html?id=CHHWAAAACAAJ&redir_esc=y (diakses pada tanggal 29 November 2016)

Nickels, William G., McHugh, James M., McHugh, Susan M. 2009. Pengantar Bisnis – Understanding Business. Buku 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat

Pamungkas, Agata Rangga. 2015. Analisis Implementasi Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi pada Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus Transparency International Indonesia). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Renyowijoyo, Muindro. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi.

Jakarta: Salemba Empat

Sartika, Eris Maghfiroh Intan. 2015. Analisis Sistem Pengendalian Internal dalam Siklus Penghasilan (Studi Kasus pada Shima Co., Ltd). Skripsi. Malang:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Savira, Putri Betary. 2014. Analisis Penerapan PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (Studi Kasus pada Kawasan Hunian CBD Pluit). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2014. Research Methods for Business Sixth Edition. John Wiley & Sons

Suci, Wahyu Andayani. 2010. Penerapan PSAK 45 pada Yayasan Perguruan Sriwedari Malang. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Tinungki dan Pusung. 2014. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana. Jurnal EMBA. Manado: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan

Wikimedia Foundation Inc. 2017. Organisasi Nirlaba. http://id.wikipedia.org (diakses pada 25 Februari 2017)

Wilkinson dkk. 2000. Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications, 4th Edition. John Wiley & Sons

Yulia, Defitri Siska. 2011. Akun dan Kode Akun.

https://www.academia.edu/5368934/BAB_II_AKUN_DAN_KODE_AKUN (diakses pada 24 April 2017)

Facebook.com/kertaning.tyas

Dokumen terkait