• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Direktur Utama

3.6 Penyajian Laporan Rasio Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas lembaga keuangan, menetapkan cara penyusunan laporan keuangan bank beserta jenis laporan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.37/POJK.03/2019 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Dalam laporan keuangan kuartal, bank akan memuat laporan rasio keuangan yang sebelumnya telah dihitung oleh pihak bank sesuai POJK. Berikut adalah laporan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan kuartal Bank Permata Tahun 2018 hingga tahun 2020.

Tabel 3.1

Laporan Rasio Keuangan Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2018

Sumber : www.idx.co.id , 2021

Tabel 2.2

Laporan Rasio Keuangan Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2019

No. RASIO

25

Tabel 3.3

Laporan Rasio Keuangan Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2020

No

Peneliti melakukan penelitian dengan variabel rasio kinerja perbankan pada Bank Permata, dimana variabel yang digunakan adalah variabel mandiri dan berdiri sendiri. Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan dan tidak mencari hubungan dengan variabel lain. Oleh karena itu penelitian seperti ini dinamakan penelitian deskriptif. Berikut adalah analisis kinerja keuangan Bank Permata Tahun 2018-2020 berdasarkan rasio keuangan bank yang terdapat dalam laporan keuangan kuartal Bank permata:

1. Rasio Likuiditas: Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas) dengan membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal dari dana simpanan masyarakat atau disebut dana pihak ketiga (DPK) yang berupa

LDR= Total Loan (DPK)

Total Deposit + Equity X 100%

tabungan, giro dan deposito. Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Rumus mencari LDR pada laporan keuangan bank adalah :

Sumber: Kasmir (2018:228)

Ketentuan batas aman LDR lembaga perbankan sudah diatur dalam PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional. PBI tersebut menyebutkan bahwa batas atas LDR yang aman adalah 92 persen dengan batas bawah di posisi 78 persen.

Berikut adalah grafik pertumbuhan LDR Bank Permata selama 3 tahun terakhir:

Grafik 3.1

Pertumbuhan LDR Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2018-2020

Sumber : Peneliti, 2021

27

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Permata berada pada batas aman yang baik setiap kuartalnya.

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi terjadi pada kuartal kedua (Q2) tahun 2019 dan terendah terjadi pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2020.

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tinggi dapat terjadi karena bank sedang melakukan ekspansi kredit. Selama tahun 2018 hingga kuartal kedua (Q2) tahun 2019, nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) cenderung stabil dengan range diatas 85%. Namun, penurunan dimulai pada kuartal tiga (Q3) tahun 2019 hingga kuartal empat (Q4) tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh dampak Pandemi Covid-19 yang membuat kondisi perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil sehingga bank kesulitan melakukan penyaluran kredit kepada masyarakat.

2. Rasio Solvabilitas : Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) atau disebut juga Kewajiban Penyertaan

Modal Minimum (KPMM) adalah sejumlah modal minimum yang harus dimiliki bank untuk mengantisipasi risiko penurunan nilai atas aset-asetnya. Rumus mencari CAR pada laporan keuangan bank adalah:

Sumber: Latumaerissa (2017:481)

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah perhitungan aset berdasarkan profil risikonya. Perhitungan ATMR ini ditetapkan sendiri oleh pihak internal Bank. Aset yang tidak berisiko tidak diperhitungkan.

CAR = Total Modal

ATMR X 100%

Sebaliknya, jika aset yang beresiko semakin banyak maka semakin di perhitungkan.

Ketentuan batas aman nilai CAR bagi perbankan sudah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 11 No.11/POJK 03/2016 tentang Kewajiban Penyertaan Modal Minimum Bagi Bank Umum. Nilai minimal CAR ditentukan berdasarkan profil risiko bank. Sebagai bank dengan profil risiko 4 (Bank BUKU IV), maka Bank Permata harus memiliki nilai minimal KPMM (CAR) diatas 14%.

Berikut adalah grafik pertumbuhan CAR PT. Bank Permata Tbk selama 3 tahun terakhir:

Grafik 3.2

Pertumbuhan CAR Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2018-2020

Sumber : Peneliti, 2021

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Permata Tbk berada diatas batas minimal yang ditetapkan OJK setiap kuartalnya. Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi terjadi pada kuartal keempat (Q4) tahun 2020 dan terendah terjadi pada

29

kuartal pertama (Q1) tahun 2018. Selama kuartal kedua (Q2) tahun 2018 hingga kuartal tiga (Q3) tahun tahun 2020, nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) cenderung stabil diatas 19%. Terlihat bahwa dampak Pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi aktivitas pendanaan jangka panjang Bank Permata.

Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen bank yang baik dalam menutupi berbagai risiko dalam menjalankan usahanya. Artinya bank meiliki porsi modal yang cukup untuk menanggulangi berbagai kemungkinan risiko kerugian yang akan terjadi di kemudian hari.

3. Rasio Profitabilitas : Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perbankan dalam menghasilkan profit atau laba dari aset yang dimiliki. Dengan tujuan untuk melihat seberapa efektif perbankan dalam menggunakan asetnya dalam menghasilkan pendapatan.

Rumus mencari ROA adalah:

Sumber: Sujarweni (2020:101)

Semakin besar nilai ROA maka bank semakin efektif dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Standar terbaik ROA menurut Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tahun 2011 yang menggantikan PBI sebelumnya Nomor 6/10/PBI/2004 adalah 1,5%. Berikut adalah grafik pertumbuhan ROA Bank Permata selama 3 tahun terakhir:

ROA = Laba Kotor

Total Aset X 100%

Grafik 3.3

Pertumbuhan ROA Kuartal PT. Bank Permata Tbk Tahun 2018-2020

Sumber : Peneliti, 2021

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Return On Assets (ROA) pada Bank Permata cenderung berfluktuasi selama tiga tahun terakhir setiap kuartalnya. Nilai Return On Assets (ROA) tertinggi terjadi pada kuartal pertama (Q1) dan keempat (Q4) tahun 2019 dan terendah terjadi pada kuartal kedua (Q2) tahun 2018. Selama tahun 2018 hingga tahun 2019, nilai Return On Assets (ROA) konsisten meningkat tiap kuartalnya.

Namun justru terjadi penurunan nilai ROA selama tahun 2020. Meski begitu dalam kurun waktu 2018-2020, Bank Permata belum pernah menyentuh standar terbaik ROA yang ditetapkan PBI.

Nilai Return On Assets (ROA) yang kecil ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aset yang dimiliki dalam meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

4. Rasio Profitabilitas : Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

31

ROE = Laba Bersih

Total Ekuitas X 100%

mengukur kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. Rumus mencari ROE adalah:

Sumber: Kasmir (2018:206)

Semakin besar nilai ROE maka bank semakin efektif dalam menghasilkan laba dari modal keseluruhan yang dimilikinya. Seperti halnya ROA, standar ROE menurut Bank Indonesia (BI) adalah 12%. Berikut adalah grafik pertumbuhan ROE Bank Permata selama 3 tahun terakhir:

Grafik 3.4

Pertumbuhan ROE Kuartal Bank Permata Tahun 2018-2020

Sumber : Peneliti, 2021

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Return On Equity (ROE) pada Bank Permata cenderung berfluktuasi selama tiga tahun terakhir setiap kuartalnya. Nilai Return On Equity (ROE) tertinggi terjadi pada kuartal pertama (Q1) tahun 2019 dan terendah terjadi pada kuartal pertama (Q1) tahun 2020. Selama tahun 2018 hingga tahun 2019, nilai Return On

Equity (ROE) cenderung meningkat tiap kuartalnya. Namun justru terjadi

penurunan drastis nilai ROE diawal tahun 2020. Meski mengalami kenaikan di tiga kuartal terakhir, dalam kurun waktu 2018-2020, Bank Permata belum pernah menyentuh standar terbaik ROE yang ditetapkan dalam PBI.

Nilai Return On Equity (ROE) yang kecil ini mengindikasikan belum tercapainya efesiensi biaya-biaya operasional bank yang telah dikeluarkan.

5. Rasio Profitabilitas : Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam mendapatkan pendapatan bunga dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan. Rasio ini dapat mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan bunga dari aset produktifnya. Rumus mencari NIM adalah:

Sumber: (Farida dan Warno, 2017)

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Semakin besar nilai NIM maka bank semakin efektif dalam menghasilkan laba dari modal keseluruhan yang dimilikinya. Batasan NIM untuk perbankan diatur dalam Surat Edaran Nomor 15/07/DPNP Tahun 2013 yaitu sebesar 4,5% yang berlaku bagi semua Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU). Berikut adalah grafik pertumbuhan NIM Bank Permata selama 3 tahun terakhir:

NIM = (Pendapatan Bunga-Beban Bunga)

Rata-rata Total Aset X 100%

33

Grafik 3.5

Pertumbuhan NIM Kuartal Bank Permata Tahun 2018-2020

Sumber : Peneliti, 2021

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Net Interest Margin (NIM) pada Bank Permata cenderung mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir setiap kuartalnya. Nilai Net Interest Margin (NIM) tertinggi dan terbaik terjadi pada kuartal keempat (Q4) tahun 2020 sedangkan terendah terjadi pada kuartal pertama (Q1) tahun 2018. Terlihat bahwa sepanjang tahun 2020 NIM berada diatas standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dibanding menilik kinerja rasio NIM tahun 2018 dan 2019, pertumbuhan dan peningkatan NIM yang konsisten pada Bank Permata perlu diapresiasi.

Nilai Net Interest Margin (NIM) yang baik ini mengindikasikan kinerja manajemen Bank Permata yang baik dalam mengelola aset produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

6. Rasio Profitabilitas : Belanja Operasional terhadap Pendapatan

Dokumen terkait