• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian “Panca Usaha Tani: Menuju Swasembada Pangan” Simulasi Menggunakan Permainan Ular Tangga

3. Keris sebagai lambang :

5.4 Penyajian Koleksi Dengan Tema “Prestasi Soeharto”

5.4.6 Penyajian “Panca Usaha Tani: Menuju Swasembada Pangan” Simulasi Menggunakan Permainan Ular Tangga

Penyajian dengan menggunakan permainan ular tangga ini bermaksud untuk mengajak pengunjung secara aktif melakukan simulasi tentang strategi pertanian yang di lakukan Soeharto dalam mencapai Swasembada Pangan. “Panca Usaha Tani: Menuju Swasembada Pangan” merupakan tema permainan. Permainan model ular tangga ini didesain sesuai dengan permainan ular tangga yang sebenarnya. Desain permainan menggunakan intruksi yang berkaitan dengan istilah-istilah permainan istilah pertanian, misalnya menggunakanh instruksi pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pengairan, pemupukan, pemberantasan hama, atau instruksi lainnya maka secara otomatis bola dadu akan naik menuju mendekati Swasembada Beras. Namun sebaliknya apabila menemukan instruksi kekeringan, kurang air, hama/wereng coklat, predator atau instruksi lainnya maka bola dadu akan berjalan menurun, sebagai tanda produksi beras kurang berhasil.

Desain permainan dapat menggunakan dua pilihan. Pilihan pertama adalah menggunakan model permainan dengan menggunakan peralatan atau papan dan kocokan dadu, seperti halnya permainan anak pada umumnya. Pilihan kedua adalah menggunakan perangkat komputer. Penggunaan perangkat tersebut memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi dalam menyampaikan pesan atau pengetahuan tentang tema-tema yang menjadi pilihan (lebih lengkap lihat lampiran 2 dan 3).

Universitas Indonesia 6.1 Kesimpulan

Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan museum salah satu museum tokoh, dengan misi dan sebagai wahana pelestarian benda-benda bersejarah berkaitan dengan perjuangan Soeharto dan Tien Soeharto. Konsep pelestarian perjuangan Soeharto dan Tien Soeharto dilakukan oleh MPBP dengan sebuah pameran. Pameran merupakan cara lembaga museum dalam melakukan komunikasi dengan pengunjung. Menjelang dua dasa warsa MPBP perspektif yang digunakan sebagai dasar dalam eksebisi masih berorientasi pada koleksi. Perkembangan dan perubahan serta kebutuhan masyarakat akan informasi belum dijadikan sebagai perspektif dalam sebuah pameran. Perubahan pandangan dalam sebuah pameran dari orientasi koleksi ke orientasi masyarakat merupakan sebuah kebutuhan. Pameran yang menekankan pada kepentingan masyarakat pada prinsipnya menekankan pada informasi atau pengetahuan. Sementara itu pameran yang dilakukan oleh MPBP tidak diawali dengan sebuah penelitian. Pameran yang tidak awali dengan penelitian tidak akan menjadi sebuah pameran yang informatif, sehingga pameran tidak memiliki makna. Di sisi lain lembaga museum juga tidak dapat menyampaikan visi dan misi dengan baik, dan pengunjung tidak mendapatkan pengetahuan dari sebuah pameran. Kajian museologis memberikan tawaran kepada museum untuk menempatkan penelitian koleksi menjadi prioritas kegiatan. Penelitian koleksi dapat memberikan arah museum pada tujuan awal didirikan, yaitu visi dan misi.

Diakhir tulisan ini perlu kiranya dapat disampaikan kembali hal-hal yang menjadi pokok penyajian tesis ini. Sebagaimana disampaikan pada bab 1 bahwa tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan pemaknaan baru terhadap koleksi cenderamata dari para kepala negara dan kepala pemerintahan. Pemaknaan baru juga dilakukan terhadap koleksi penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penelitian koleksi MPBP dilakukan dengan menggunakan teori interpretasi, dan analisis data menggunakan Method Furst dengan pendekatan kualitatif. Didalam analisis Furst Method ini dilakukan proses kurasi terhadap koleksi dengan komparatif analisis yaitu membandingkan makna budaya dari cenderamata yang diberikan Presiden Soeharto dengan makna budaya cenderamata dari para kepala negara/pemerintahan. Demikian

Universitas Indonesia juga terhadap koleksi penghargaan PBB analisis dilakukan dengan memperbandingkan makna awal penghargaan yang belum memiliki makna, dengan setelah mendapatkan makna baru.

Penelitian koleksi cenderamata dan penghargaan dari PBB mendapatkan kesimpulan berupa pemaknaan baru yaitu; (1) koleksi cenderamata merupakan bentuk diplomasi atau hubungan “persahabatan antarbangsa”; (2) koleksi penghargaan PBB dapat diberikan pemaknaan baru sebagai “prestasi bangsa Indonesia”.

Pemberian makna baru atau rekontekstualisasi koleksi cenderamata dan penghargaan PBB tersebut dapat disampaikan melalui penyajian koleksi dengan menggunakan dua model penyajian pedekatan Stimulus Respon dan Constructivist. Kedua pendekatan tersebut dipilih dengan mempertimbangkan alasan bahwa Stimulus Respon digunakan untuk menyajikan pameran dari hasil penelitian koleksi cenderamata. Penyampaian pameran dengan model belajar Stimulus Respon pada dasarnya adalah metode indoktrinasi. Dalam pameran ini mempertimbangkan; pameran dengan susunan yang jelas, label atau panel menjelaskan apa yang harus dipelajari dari pameran, subjek ditata secara hirarkis mulai dari yang simpel hingga yang kompleks,

isi yang dipelajari dari program pendidikan mempunyai tujuan pembelajaran yang

spesifik. Pada pameran ini pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pesan yang diharapkan oleh kurator. Sedangkan koleksi penghargaan menggunakan pendekatan Constructivist, yaitu pameran yang dirancang dengan melibatkan seluruh indra pengunjung. Pesan yang disampaikan memberikan keleluasaan kepada pengunjung untuk membangun sendiri interpretasinya, dan interpretasi antara pengujung satu dengan yang lainnya tidak harus sama.

6.2 Saran

Penelitian koleksi cenderamata para kepala negara/pemerintahan dan penghargaan PBB tersebut merupakan sebuah langkah awal MPBP dalam melakukan penelitian. Beberapa penelitian koleksi lanjutan perlu dilakukan misalnya;

1. Penelitian koleksi cenderamata dari tinjauan hubungan politis atau ekonomis akan menghasilkan informasi tentang pola-pola kerja sama bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

Universitas Indonesia 2. Penelitian terhadap penghargaan dari para kepala negara dan kepala pemerintahan

merupakan bentuk penghargaan kepada Presiden Soeharto juga akan menghasilkan pemaknaan baru tentang makna penghargaan tersebut bangsa Indonesia

3. Penelitian tentang cenderamata dalam konteks multilateral akan menghasilkan peran Soeharto, Presiden RI dalam organisasi Asean, Gerakan Non Blok, APEC dll 4. Penelitian koleksi wayang, akan menghasilkan falsafah yang memberikan inspirasi

pola kepemimpinan Soeharto.

Sebagai lembaga museum dengan fungsi diantaranya adalah pelestarian dan penyampaian informasi kepada masyarakat, pemahaman tersebut hendaknya dijadikan sebagai landasan dalam menyelenggarakan aktifitas museum. Museum Purna Bhakti Pertiwi hendaknya menjadikan aktivitas penelitian koleksi menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan penelitian akan dapat dengan mudah museum memilih tema-tema pameran dalam kerangka menyampaikan visi dan misi MPBP.

Universitas Indonesia Daftar Pertanyaan Wawancara

Untuk Koleksi Mate, cenderamata dari Augusto Pinochet Ugarte, Presiden Chile

Nara Sumber : Miss Lissa, Staf Atase Kebudayaan Chile Lokasi : Kantor Kedutaan Besar Chile di Jakarta Waktu : 14 Maret 2004

Pukul :11.00 s.d 12.00 Wib

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah nama koleksi dengan no register 00141-097.000 2. Apa kegunaan atau fungsi alat dimaksud bagi masyarakat Chile 3. Apa makna alat tersebut bagi masyarakat Chile

4. Koleksi tersebut merupakan cenderamata dari Augusto Pinochet Ugarte, Presiden Chile, apakah penulisan nama presiden sudah benar.

5. Dalam rangka apakah pertemuan dua kepala negara tersebut berlangsung.

Universitas Indonesia Simulasi Panyajian Dengan Permainan Ular Tangga

Universitas Indonesia Simulasi Panyajian Dengan Permainan Ular Tangga dengan alat Komputer