• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2. Penyajian Data

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan analisis terhadap tayangan iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung” yang ditayangkan di televisi. Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil dan memotong setiap perpindahan adegan (scene) dalam iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung” tersebut. Setelah hal tersebut dilakukan maka selanjutnya potongan gambar iklan tersebut akan diinterpretasikan dan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotika John Fiske.

Berdasarkan teori semiotika milik John Fiske, diasumsikan pembuatan film televise sama dengan pembuatan pada sebuah film cerita ataupun iklan. Menurut John Fiske, analisis pada film ini dapat dibagi kedalam :

1. Level Realitas

Pada level ini realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan

make-up yang digunakan oleh pemain, lingkungan perilaku, ucapan, gerak tubuh

(gesture), ekspresi, suara dan sebagainya yang dipahami sebagai kode budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis.

2. Level Representasi

Meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, music dan suara, yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvesional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action, setting, casting, dan sebagainya.

   

4.3. Analisis Data

4.3.1. Analisis Tampilan Visual dalam Scene iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung”dengan Pendekatan Semiotik John Fiske

Tampilan visual dalam scene tentang representasi kenakalan remaja pada iklan Fruit tea versi “Pulo Gadung” ini dianalisis dengan menggunakan semiotik yang dikemukakan oleh John Fiske yang mengkaji tanda-tanda dengan

menentukan pemenggalan scene dengan membaginya dalam dua level yaitu level

realitas (reality), pada level ini realitas dapat dilihat dari setting, kostum pemain

(wardrobe), ekspresi, tata rias, gesture, suara perilaku, dan ucapan. Level

representasi (representation), meliputi kerja kamera, pancahayaan, editing dan casting.

4.3.2. Tampilan Visual dalam Scene

Scene 1

Deskripsi umum :

Dalam scene 1 tampilan visualnya tampak beberapa orang yaitu 6 orang pelajar dan seorang laki-laki sedang duduk di sebuah warung di pinggir jalan.

   

Level Realitas : 1. Setting

Setting yang dipakai adalah luar ruang atau out-Door. Di seluruh scene tampak bahwa lokasi iklan ini mengambil lokasi di luar ruang. Tempat yang digambarkan dalam iklan ini adalah dari pinggir jalan. Tampak dari tata letak dan barang - barang yang ada disekitar tersebut. Seperti : adanya warung, tempat duduk, trotoar, dan kendaraan yang lewat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi atau setting dari iklan tersebut adalah diluar ruang, yaitu berada di jalanan. Jalanan ini ditegaskan dengan terlihatnya trotoar dan warung.

2. Wardrobe

Pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” tersebut pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang secara umum dianggap sebagai pakaian pelajar atau seragam. Model pakaian yang dipakai oleh tokoh tersebut merupakan kostum yang bersifat realitas, karena digunakan pula pada realitas anak – anak pelajar. Selain pelajar, remaja dalam iklan tersebut digambarkan sedang memakai kaos. Kaos dalam yang berada di dalam seragam sekolah yang nantinya dibuat jalan–jalan ketika sudah selesai sekolah, karena bisa dicopot dari posisi terpasangnya semula. Kaos ini dapat dipakai ketika mereka sudah berada di luar sekolah.

3. Property

Property yang dipakai dalam scene 1 adalah sebuah jalanan. Pinggir jalan yang digunakan sebagai lokasi iklan ini untuk memperkuat

   

kesan nilai-nilai jalanan yang ingin direpresentasikan oleh iklan tersebut. Jalanan identik dengan kejahatan dan kenakalan. Dalam kejahatan yang berkaitan dengan hubungan sosial terkait erat dengan kelas sosial, dalam hal ini (sebagaimana digambarkan dalam iklan) nilai-nilai kenakalan remaja tersebut terlihat ketika masih memakai seragam sekolah mereka masih berkumpul dan bercanda di pinggir jalan (sebagaimana digambarkan dalam iklan). Dalam iklan Fruit Tea tersebut lokasi pinggir jalan ditampakkan dari dekorasi atau tata letak barang yang ada.

4. Ekspresi

Ekspresi yang muncul dari kedelapan tokoh dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” adalah ekspresi ketenangan dan kegembiraan. Hal tersebut ditunjukkan dengan asyiknya mereka duduk-duduk di warung pinggir jalan sambil meminum minuman yang mereka sukai setelah melakukan aktivitas mereka.

5. Suara dan Ucapan

Dalam scene ini tidak ada suara ataupun ucapan dari tokoh yang ada dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung”, yang ada hanya background suara kendaraan yang padat untuk menambah kesan bahwa setting lokasi iklan ini adalah di sebuah warung di pinggir jalan yang ramai.

Level Representasi :

1. Teknik Kamera

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Extreme

Long Shot (LES), mulai dari sedikit ruang dibawah kaki hingga ruang tertentu  

di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh (termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki) yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 1 pada iklan Fruit Tea versi

“Pulo Gadung” ini tampak terang sehingga scene tersebut menunjukkan

bahwa latar belakang dari adegan tersebut adalah siang hari. 3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 1 di layar lebar ini menggunakan suara yang lantang keras dan semangat antusias untuk dapat memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton.

4. Teknik Editing

Teknik Editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi

menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan

dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini penataan musik antara lain background suara musik serta hingar bingar suara jalanan yang sedang ramai untuk memperkuat kesan bahwa lokasi dalam iklan ini adalah pinggir jalan yang ramai akan lalu lalang kendaraan yang padat.

   

Analisis

Analisis yang diperoleh dari scene 1 yakni menampilkan kenakalan remaja. Melalui setting yang semuanya bersifat realistis, yaitu seperti yang tampak pada realitas objektif sesungguhnya berupa background yang berada di pinggir jalan, dimana dalam tempat tersebut sudah terdapat anak – anak SMU atau pelajar SMU yang masih memakai seragam. Sehingga tempat yang digambarkan adalah tempat publik yakni jalanan dengan kata lain bahwa yang berada di jalanan sudah pasti kebanyakan terkait dengan tindakan kriminal. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup normal. Ringkasnya, delinkuen terisolasi itu mereaksi terhadap tekanan dari lingkungan sosial, mereka mencari panutan dan rasa aman dari kelompok gangnya, namun pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal ini meninggalkan perilaku kriminalnya, paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan perilakunya pada usia 21-23 tahun. Hal ini disebabkan oleh proses pendewasaan dirinya sehingga remaja menyadari adanya tanggung jawab sebagai orang dewasa yang mulai memasuki peran sosial yang baru. Dalam realitas objektif, karakteristik kenakalan remaja yang digambarkan iklan tersebut ditampakkan melalui relasi antara anak – anak remaja yang masih labil dan masih senang untuk hura – hura tanpa memikirkan nantinya mereka bakal seperti apa.

   

Scene 2

Deskripsi umum :

Dalam scene 2 tampilan visualnya tampak lima orang pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah mereka sedang duduk-duduk dan asyik mengobrol di sebuah warung di pinggir jalan.

Level Realitas : 1. Setting

Setting yang ditampilkan adalah segerombolan pelajar sedang berada di pinggir jalan setelah mereka pulang sekolah. Hal tersebut tampak dari pakaian mereka yang sudah tidak tertata dengan rapi.

2. Wardrobe

Pakaian yang dikenakan tokoh dalam iklan ini yaitu para pelajar adalah satu stel seragam sekolah berwarna putih abu-abu yang memperkuat identitas mereka bahwa mereka adalah pelajar yang duduk di bangku SMU lengkap dengan atribut tas punggung atau tas ransel yang masih melekat di punggung mereka.

3. Property

Property yang dipakai dalam shot ini adalah bangku yang digunakan sebagai tempat mereka duduk-duduk di pinggir jalan serta pohon

   

yang memberikan keteduhan sehingga mereka tidak merasa panas meskipun sedang duduk-duduk atau nongkrong di pinggir jalan di siang hari yang cukup terik.

4. Ekspresi

Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 2 adalah gembira dan sedikit kaget karena tiba-tiba salah seorang teman mereka datang dan

meneriakkan kata “Hei..Nongkrong Gini Serunya, Fruit Tea Dulu” yang

memang sengaja dilakukan untuk mengagetkan teman-temannya yang lain.

5. Suara dan Ucapan

Suara yang diucapkan oleh salah seorang tokoh pelajar dalam iklan tersebut sangat keras yaitu meneriakkan kata “Hei..Nongkrong Gini Serunya, Fruit Tea Dulu” sehingga mengagetkan teman-temannya yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa sopan-santun yang ada pada generasi muda saat ini sudah mulai luntur karena mereka melupakan tata cara untuk berkomunikasi yang baik dan sopan tanpa harus mengagetkan lawan bicaranya.

Level Representasi

1. Teknik Kamera

Pengambilan gambar dalam shot ini menggunakan teknik ShotFull Body. Dengan ambilan kamera jenis ini penampilan tokoh nampak jelas dari atas hingga bawah. Fungsinya adalah agar posisi duduk, gaya berpakaian, aktivitas yang dilakukan oleh tokoh iklan dapat dilihat dengan jelas untuk dimaknai. Dari penampilan dan posisi duduk tokoh, makna yang ingin

   

disampaikan adalah bahwa tokoh pelajar berperawakan cuek, dan muda.

Dengan shot ini maka sosok pelajar dapat digambarkan dengan jelas,

sehingga dapat diartikan pula keterkaitannya dengan representasi kenakalan pelajar. Pelajar adalah sosok muda, dan terlihat percaya diri. Namun terkait dengan representasi kenakalan remaja, sosok pelajar tetap berada ini tidak berada di bawah guru atau orang tuanya, walaupun sosoknya yang cuek memiliki kesempatan untuk tidak tunduk patuh terhadap kontrol dari guru.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 2 tampak terang sehingga nampak jelas bahwa setting dari scene ini dilakukan pada siang hari yang diperkuat pula dengan kostum tokoh yang mengenakan seragam sekolah. 3. Penata Suara

Dalam penataan suara pada scene 2 di iklan ini menggunakan suara yang lantang yaitu teriakan untuk mengagetkan teman-temannya yang lain. 4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi

menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan

dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini penataan musik antara lain background suara musik serta hingar bingar suara jalanan yang

   

sedang ramai untuk memperkuat kesan bahwa lokasi dalam iklan ini adalah pinggir jalan yang ramai akan lalu lalang kendaraan yang padat.

Analisis :

Secara umum, scene pada iklan ini menggambarkan bahwa

gambaran pelajar saat ini sudah mulai bergeser. Umumnya jika mereka selesai bersekolah, mereka akan langsung pulang namun kebiasaan yang terjadi saat ini adalah adanya aktivitas nongkrong di tempat-tempat yang menurut mereka enak untuk bersantai sambil menikmati minuman yang segar. Penggambaran dalam iklan tersebut nampak bahwa kegiatan nongkrong lebih enak jika dilakukan sambil menikmati minuman yang dingin dalam hal ini adalah minuman teh botol fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan. Scene 3

Deskripsi umum :

Dalam scene 3 tampilan visualnya tampak seorang tokoh yang

sedang mengambil sebotol minuman dingin merek fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan.

   

Level Realitas : 1. Setting

Setting yang ditampilkan adalah sebuah kotak atau box tempat minuman dingin dimana didalamnya terdapat beberapa botol minuman dingin merek fruit tea dengan beberapa bongkah es batu.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan oleh tokoh dalam scene ini adalah gelang aksesoris yang terbuat dari tali sehingga memperkuat kesan bahwa remaja yang berstatus sebagai pelajar dalam iklan ini berkesan urakan dan memperkuat representasi kenakalan remaja karena menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang seharusnya tidak mereka gunakan ketika mereka bersekolah.

3. Property

Pada scene ini properti yang digunakan adalah sebuah kotak atau box tempat minuman dingin dimana di dalamnya terdapat beberapa botol minuman dingin merek fruit tea dengan beberapa bongkah es batu.

4. Ekspresi

Pada scene ini tidak nampak ekspresi dari tokoh pelajar karena dalam scene ini hanya ditampilkan adegan sebuah tangan yang sedang mengambil sebotol minuman dari sebuah kotak atau box tempat minuman dingin.

   

5. Suara dan Ucapan

Suara yang terdapat dalam scene ini adalah suara background

musik pengiring untuk memberi kesan santai dan gembira dari aktivitas yang dilakukan oleh para tokoh pelajar dalam iklan tersebut.

Level Representasi :

1. Teknik Kamera

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan teknik Close Up Shot. Close Up Shot muncul pada sebagian besar durasi iklan

tersebut. CU shot adalah pengambilan gambar dengan memfokuskan pada

area tertentu. Pengambilan CU terutama untuk tokoh utama iklan. Dalam hal ini yang ingin ditekankan adalah aktivitas atau gerakan mengambil sebotol minuman dingin merek fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan.

2. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada scene 3 tampak terang sehingga dapat menunjukkan bahwa setting atau latar belakang dari iklan ini dilakukan pada siang hari.

3. Penata Suara

Penataan suara pada scene 3 pada iklan ini menggunakan suara background musik pengiring untuk memberi kesan santai dan gembira dari aktivitas yang dilakukan oleh para tokoh pelajar dalam iklan tersebut.

   

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi

menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan

dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Dalam film ini penataan musik yang terdapat pada scene 3 adanya musik yang mengiri adegan tersebut.

Analisis

Analisis yang dipeloreh dari scene 3 yakni penonjolan utama dari brand produk yang diiklankan yaitu adanya sensasi kenikmatan rasa dingin dan menyegarkan untuk menambah keasyikan nongkrong di kalangan remaja saat ini walaupun dilakukan di sebuah warung di pinggir jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk fruit tea tersebut merupakan produk bersegmen remaja dan memang dihadirkan untuk menambah keasyikan remaja di berbagai aktivitas padat mereka.

Scene 4

 

Deskripsi gambar :

Dalam scene tersebut tampak 3 orang tokoh pelajar yang sedang asyik menikmati minuman mereka di sebuah warung di pinggir jalan.

Level Realitas : 1. Setting

Setting atau gambaran lokasi dalam scene ini tetap mempergunakan warung yang terletak di pinggir jalan. Hal tersebut nampak dari adanya background atau latar belakang berupa penggunaan property tambahan seperti rak untuk tempat menyimpan makanan ataupun rak untuk menyusun botol-botol minuman.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan dalam scene ini adalah pakaian seragam sekolah dilengkapi dengan kaos di bagian dalam serta tambahan jaket pada tokoh pelajar yang lain. Pakaian seragam yang dikenakan oleh tokoh dalam iklan menunjukkan bahwa para tokoh yaitu para pelajar memiliki kebiasaan nongkrong di warung di pinggir jalan sehingga memperkuat kesan bahwa gambaran remaja saat ini khususnya yang berstatus pelajar adalah nongkrong di tempat-tempat kesukaan mereka setelah selesai sekolah dan tidak langsung pulang kembali ke rumah masing-masing.

3. Property

Property yang digunakan dalam scene ini ada beberapa diantaranya adalah rak tempat menyusun makanan, rak tempat menyusun botol minuman, botol kemasan fruit tea yang menjadi simbol produk yang diiklankan,

   

kemasan minuman langsung saji. Beberapa property pendukung tadi berfungsi untuk mengekspresikan bahwa kegiatan meminum fruit tea tersebut dilakukan di sebuah warung di pinggir jalan. Adanya kemasan minuman langsung saji seperti yang digunakan oleh tokoh yang bertubuh agak gemuk juga menunjukkan bahwa pada lokasi yang enak untuk nongkrong lebih asyik jika meminum minuman yang menyegarkan.

4. Ekspresi

Ekspresi yang ditunjukkan oleh tiga tokoh dalam scene tersebut cukup beragam. Tokoh pertama yang sedang mengenakan seragam yang ditutupi jaket tampak sedang memalingkan muka ke arah kanan seperti sedang mengobrol dengan teman di sisi yang lain. Tokoh kedua yang juga mengenakan seragam yang dibuka kancingnya sehingga terlihat kaos dalam nampak sedang meminum minuman yang dingin dan menyegarkan dan memperlihatkan ekspresi haus serta kenikmatan setelah meminum minuman fruit tea tersebut. Gerakan minum pada tokoh kedua tersebut menggambarkan cara minum yang tidak sopan karena tidak menggunakan gelas sebagai alat yang umum digunakan untuk tempat seseorang meminum sesuatu, sehingga hal tersebut memberikan kesan bahwa pelajar tersebut tidak tahu sopan santun. Tokoh ketiga yang juga mengenakan seragam serta bertubuh gemuk dan berkacamata juga menampakan ekspresi kesegaran karena telah meminum minuman yang menyegarkan.

   

5. Suara dan Ucapan

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut.

Level Representasi :

1. Teknik Kamera

Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium

Shot. Dalam hal ini menunjukkan bahwa shot gambar yang jika objeknya

adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit ruang diatas kepala.

2. Pencahayaan

Pencahayaan dalam scene ini cukup terang sehingga memperkuat

gambaran iklan bahwa adegan ini dilakukan di siang hari yang terik sehingga di tengah suasana yang panas tersebut akan sangat nikmat bila menenggak minuman yang dingin dan menyegarkan seperti yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan tersebut.

3. Penata Suara

Pada scene ini suara atau dialog yang muncul adalah efek suara kesegaran setelah meminum minuman produk yang diiklankan yaitu fruit tea. Suara tersebut adalah “glek…”. Kemunculan suara tersebut memperkuat

   

kesan kenikmatan atau sensasi yang timbul setelah menenggak minuman dingin tersebut.

4. Teknik Editing

Teknik editing pada iklan Fruit Tea versi “Pulo Gadung” ini dibagi

menjadi 9 scene sesuai gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan

dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-masing yang merepresentasikan kenakalan remaja saat ini.

5. Penataan Musik

Pada scene ini diiringi dengan background musik serta suara lalu lalang kendaraan sehingga memperkuat kesan bahwa kenikmatan menenggak minuman fruit tea ini sangat menambah keasyikan nongkrong para pelajar serta lebih enak bila dilakukan di warung di pinggir jalan.

Analisis

Secara umum, scene 4 ini memberikan gambaran bahwa para

pelajar saat ini telah melupakan norma-norma kesopanan di masyarakat. Kebiasaan langsung pulang ke rumah setelah sekolah telah mulai luntur karena umumnya para pelajar lebih memilih nongkrong terlebih dahulu sebelum pulang ke sekolah. Pada scene ini juga nampak bahwa kebiasaan nongkrong tersebut telah membuat dampak buruk bagi kehidupannya maupun untuk lingkungan sekitar yang merasa terganggu dengan keadaan yang dilakukan oleh pelajar tersebut.

   

Scene 5

Deskripsi gambar :

Dalam scene tersebut tampak 5 orang tokoh pelajar yang sedang asyik menikmati minuman mereka di sebuah warung di pinggir jalan dan masih memakai seragam sekolah dengan semua kancing baju terbuka.

Level Realitas : 1. Setting

Setting atau gambaran lokasi dalam scene ini tetap mempergunakan warung yang terletak di pinggir jalan. Hal tersebut nampak dari adanya background atau latar belakang berupa penggunaan property tambahan seperti rak untuk tempat menyimpan makanan ataupun rak untuk menyusun botol-botol minuman, selain itu juga terdapat kursi untuk duduk mereka berlima dan memegang botol Fruit Tea yang sedang mereka minum.

2. Wardrobe

Wardrobe yang digunakan dalam scene ini adalah pakaian seragam sekolah dilengkapi dengan kaos di bagian dalam serta tambahan jaket pada tokoh pelajar yang lain. Pakaian seragam yang dikenakan oleh tokoh dalam iklan menunjukkan bahwa para tokoh yaitu para pelajar memiliki kebiasaan

   

nongkrong di warung di pinggir jalan sehingga memperkuat kesan bahwa gambaran remaja saat ini khususnya yang berstatus pelajar adalah nongkrong di tempat-tempat kesukaan mereka setelah selesai sekolah dan tidak langsung pulang kembali ke rumah masing-masing, serta dengan tidak rapinya baju yang mereka pakai dapat diartikan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan bahwa mereka adalah seorang pelajar, mereka seakan cuek dengan keadaan sekitar yang menurutnya biasa saja, padahal harusnya mereka sebagai pelajar dapat menjadi panutan bahwa mereka merupakan masa depan bangsa ini nantinya.

3. Property

Property yang digunakan dalam scene ini ada beberapa diantaranya adalah rak tempat menyusun makanan, rak tempat menyusun botol minuman, serta adanya warung yang mengisyaratkan bahwa tempat nongkrong mereka adalah sebuah warung yang biasa dibuat mereka nongkrong, serta adanya

Dokumen terkait