Data 10 Penyakit Terbesar di Kabupaten Jombang Tahun 2011
1. Penyakit Menular Langsung a. Penyakit TB Paru
Penyakit Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang golongan usia produktif, anak-anak serta golongan social ekonomi tidak mampu. Penyakit TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang lebih sering menginfeksi organ paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, serta dapat menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak. Penyakit TB ditularkan melalui droplet (percikan dahak penderita). Bersama dengan Malaria dan HIV / AIDs, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
Kabupaten Jombang telah menjalankan strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) sejak tahun 1995 sebagai upaya pemberantasan penyakit TB Paru dan upaya menekan penularan kasus TB.
Dari data yang berhasil dikumpulkan di Kabupaten Jombang menunjukkan kasus BTA (+) pada kohort 2010 yang diobati sebanyak 695 penderita dan yang telah sembuh 676 penderita (88,71%).
Jumlah penderita BTA (+) baru yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 721 orang atau CDR sebesar 53,49%. Capaian ini belum mencapai target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya penemuan kasus TB paru BTA (+). Jika dibandingkan dengan tahun 2011 CDR sebesar 56,53% capaian tahun 2012 mengalami penurunan.
b. Kusta
Penyakit Kusta atau sering disebut penyakit Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan syaraf pusat.
Prevalensi merupakan indicator yang bermanfaat dalam menetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang berlangsung. Tahun 2012 prevalensi rate di Kabupaten Jombang 1,03 per 10.000 jumlah penduduk dengan target <1 per 10.000 jumlah penduduk. Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa kusta
masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat d Kabupaten Jombang.
Pada tahun 2012 ini penderita kusta kasus baru untuk kusta type kering (PB) sebanyak 11 orang, dan dari kusta tipe basah (MB) sebanyak 115 orang. Dengan demikian total kasus baru kusta adalah 126 orang, dengan New Case Detection Rate (NCDR) 10,35 per 100.000 penduduk. Dari jumlah ini dapat diuraikan bahwa 1 dari 11 penderita baru kusta kering (PB) adalah anak-anak. sedangkan dari 115 penderita baru kusta basah (MB) 6 penderitanya adalah anak-anak (usia 0-14 tahun). Jika dikumulatifkan maka penderita kusta anak-anak hanya 5,88%. Hal ini menunjukkan masih ada sumber penularan penyakit kusta.
Jika tingkat penularan kusta di masyarakat dinyatakan dengan indikator proporsi penderita anak (usia 0-14 tahun) maka untuk mengetahui keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakan diagnose digunakan indikator proporsi cacat tingkat II. Menurut data laporan kohort program 2 kusta, diketahui bahwa tahun 2012 ini cacat tingkat II adalah 30 orang dari total penderita baru 126 orang (23,81%).
Berdasarkan kohort 2011 di Kabupaten Jombang terdapat 5 penderita kusta PB dan semuanya telah selesai berobat atau RFT (Release From Treatment) 100%. Sedangkan berdasar kohort 2010 penderita kusta MB 72 penderita, dengan 64 penderita telah RFT (88,89%). Hal ini menunjukkan pada tahun 2011 seluruh penderita kusta tipe PB berhasil menyelesaikan pengobatan. Sedangkan untuk kusta tipe MB berdasar laporan Kohort Program P2 Kusta thun 2010 ada 8 penderita yang tidak menyelesaikan pengobatan.
Gambar 3.5
Proporsi Penderita Kusta Anak dan Proporsi Cacat Tingkat II Kusta di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Seksi P2P Dinkes Kab. Jombang
Target yang harus dicapai dalam penularan (proporsi anak) maupun keberhasilan deteksi kasus baru (cacat tingkat II) adalah <5%.
Sedangkan jumlah penderita kusta baik penderita baru maupun lama per 10.000 penduduk mulai tahun 2009 sampai 2012 dapat dilihat pada grafik Prevalensi Rate pada gambar 3.6 berikut ini.
Gambar 3.6
Prevalensi Rate Kusta per 10.000 Penduduk Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Seksi P2P Dinkes Kab. Jombang
Angka prevalensi kusta tahun 2012 adalah 1,03 per 10.000 penduduk; sedangkan target yang harus dicapai < 1 per 10.000 penduduk. dimana prevalensi penderita kusta laki-laki 1,47 per 10.000 penduduk sedangkan prevalensi penderita perempuan 0,59
per 10.000 penduduk. Artinya penderita kusta laki-laki lebih banyak dari pada dari kalangan perempuan; baik penderita baru maupun lama.
c. Penyakit HIV AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari Human Imunodeficiency Virus. Akibat penurunan daya tahan tersebut adalah penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi (Infeksi Oportunistik).
Penyakit HIV/AIDS merupakan new emerging disease dan menjadi pandemic di semua kawasan beberapa tahun ini. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang bebas dan tidak aman serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Karena itu salah satu target MDGs 6A adalah mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015.
Jumlah kasus baru HIV yang ditemukan di Kabupaten Jombang tahun 2012 adalah 102 orang, sedangkan kasus baru tahun 2011 HIV hanya 33 orang. Penderita AIDS di tahun 2012 sebanyak 45 orang, sudah menurun dibanding tahun 2011 mencapai 52 orang. Jumlah kematian yang diakibatkan AIDS berjumlah 37 orang. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut diperlukan penyuluhan tentang HIV/AIDS lebih sering dilakukan agar masyarakat paham dan dapat melindungi dari penyakit tersebut.
Pendonor darah di UPT PMI Kabupaten Jombang tahun 2012 sebanyak 15.486 pendonor, yang diskreening HIV sebanyak 15.281 sampel darah (98,68%). Hal ini menunjukkan perhatian besar UPT tersebut dalam menjaring kasus HIV.
d. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau yang malnutrisi.
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan balita. Kasus ISPA pada umumnya terjadi pada balita dengan gizi kurang dan berada pada lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, polusi).
Jumlah balita penderita pneumonia yang dilaporkan di Kabupaten Jombang tahun 2012 adalah 1518 sedangkan pneumonia balita diperkirakan tahun ini sebanyak 10.617 balita, tetapi jumlah pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani tahun 2012 ini hanya 1.518 balita (14,3%). Jumlah ini sudah mencakup kegiatan di Puskesmas maupun rumah sakit. Sejumlah 1 (satu) Rumah Sakit Umum Daerah dan 8 (delapan) RS Swasta di Kabupaten Jombang.
Gambar 3.7
Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Sejak tahun 2009 hingga 2012 terjadi fluktuasi penyakit Pneumonia pada balita yang ditemukan dan ditangani.
e. Diare
Penyakit diare adalah penyakit endemis di Kabupaten Jombang dan berpotensi menjadi KLB yang sering disertai kematian. sampai saat ini diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan pada anak terutama balita. Secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga adanya penurunan kasus diare menunjukkan adanya peningkatan kualitas kedua faktor tersebut.
Pada tahun 2012 diperkirakan jumlah penderita diare sebanyak 50.042 orang, ternyata jumlah penderita Diare yang ditemukan dan
ditangani di Kabupaten Jombang tahun 2012 adalah 24.742 atau hanya 49,44% dari perkiraan. Total kasus diare tahun 2012 menurun dibanding jumlah kasus pada tahun 2011 mencapai 32.698 kasus.
Gambar 3.8
Penemuan Penderita Diare di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Seksi P2P Dinkes Kab. Jombang
Sedangkan angka kesakitan (morbiditas) diare pada semua usia pada tahun 2012 adalah 206 per 1.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2011 dimana morbiditas mencapai 250 per 1.000 penduduk. Di tingkat kabupaten, morbiditas diare di Kabupaten Jombang terjadi fluktuasi dari tahun 2008 hingga 2012.
Gambar 3.9
Angka Kesakitan Diare Semua Usia (per 1000 Penduduk) Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Angka kesakitan diare untuk semua usia bersifat fluktuatif dari tahun 2009 hingga 2012. Kasus memuncak pada tahun 2011 (27,2), tetapi berhasil dikendalikan lagi di tahun 2012 ini. Diantara upaya-upaya yang dilakukan untuk mengendalikan laju morbiditas diare antara lain sosialisasi atau penyuluhan tentang diare, program STBM menuju kawasan ODF, serta peningkatan PHBS.