• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyampaian Program BPJS/JKN dengan Menggunakan Bahasa Daerah

4.3 Penggunaan Bahasa Daerah dalam Komunikasi .1Aspek Komunikasi .1Aspek Komunikasi

4.3.3 Penyampaian Program BPJS/JKN dengan Menggunakan Bahasa Daerah

adalah sebuah bahasa austronesia dari rumpun melayu yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Bahasa banjar tak hanya digunakan oleh suku Banjar saja, tapi sudah sering digunakan oleh berbagai kalangan di Kalimantan dikarenakan penyebaran masyarakat Kalimantan Selatan yang sudah tersebar diberbagai tempat di Kalimantan, salah satu faktor pendukung penyebaran itu adalah karena perniagaan. Maka dari itu, bahasa banjar sering dikatakan sebagai bahasa nasional di pulau Kalimantan.

4.3.3 Penyampaian Program BPJS/JKN dengan Menggunakan Bahasa Daerah

Program BPJS sangat banyak sekali mulai dari BPJS Kesehatan sampai BPJS Ketenagakerjaan pun ada. Kalimantan selatan, sebagai salah satu provinsi yang ada di Indonesia pun tidak ketinggalan terkait program BPJS yang dikeluarkan pemerintah melalui BUMN-nya ini. Program BPJS ini diharapkan bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia mulai dari kalangan menegah keatas sampai kalangan menengah kebawah. BPJS sudah melakukan berbagai tindakan untuk sosialisasi berbagai

program yang ada didalamnya, baik melalui media televisi sampai media cetak seperti koran, atau majalah.

Diasumsikan melalui upaya ini seluruh masyarakat mengetahui dan mengikuti berbagai program BPJS ini, masyarakat Kalimantan Selatan juga bisa menjadi pelopor untuk program ini di regional Kalimantan sendiri. Berdasarkan Statistik yang dikeluarkan terjadi peningkatan secara umum di Indonesia terkait program ini dengan angka 31,6 Juta jiwa untuk program jamkesda, dan 76,4 juta jiwa untuk program jamkesmas dengan total peserta 108 juta jiwa (PPJK Depkes, 2010).

Posisi Kalimantan Selatan termasuk kategori propinsi dengan peserta Jamkesmas dibawah 1 juta jwa atau lebih tepatnya berada pada angka 843.837 jiwa pada tahun 2010 hal itu berarti untuk pengelolaan jamkesmas sekarang diganti BPJS terendah di Indonesia berada pada angka 25,52 % dengan perbandingan jumlah penduduk di Kalimantan Selatan dan terendah bila dibandingkan dengan Propinsi lain yang ada di Pulau Kalimantan. Hal ini semakin membuktikan bahwa tingkat penggunaan program BPJS masyarakat Kalimantan Selatan masih rendah bila diakumulasikan secara totoal dengan rerata di Indonesia tiap propinsinya berada pada angka 34,58% (PPJK Depkes RI, 2011).

Rendahnya penggunaan atau pengaplikasian program BPJS yang dikeluarkan pemerintah dikalangan masyarakat Kalimantan Selatan dibuktikan dengan hasil kuesioner yang dibagikan tim peneliti dengan 76 responden dalam kurun waktu yang relatif singkat, yakni selama 3 hari. Dari hasil respondensi didapat sebanyak 37 orang bukan merupakan peserta BPJS dan 39 orang merupakan peserta BPJS. Sebanyak 39 peserta BPJS ini sebagian besarnya menyatakan tidak mengetahui terkait program apa saja yang ada dalam program BPJS ini. Pada kuesioner juga tim peneliti menyanyakan terkait penggunaan bahasa daerah saat penyampaian program BPJS tersebut, sebanyak 15 orang menyatakan tidak setuju dan sebanyak 61 orang menyatakan setuju apabila dalam sosialisasinya menggunakan bahasa daerah.

Merujuk pada hasil kuesioner tersebut dan data statistik yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan disimpulkan penggunaan bahasa yang sangat aplikatif diperlukan agar tujuan dari program BPJS bisa tersampaikan keseluruh masyarakat, hal ini juga berarti Pihak pemerintah melalui program BPJS-nya untuk meningkatkan peserta bisa menggunakan bahasa daerah, untuk masyarakat Kalimantan Selatan penggunaan bahasa banjar bisa dipertimbangkan.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sistem pelayanan kesehatan Indonesia sudah sangat tersistematis dan terstandar profesional yang mengikutsertakan berbagai kalangan profesional mulai dari tenaga perawat sampai tenaga medis lainnya. Berbagai produk kebijakan kesehatan sudah dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia, salah satunya melalui program BPJS dan JKN yang dikuatkan berbagai aturan pemerintah. Kalimantan Selatan sebagai provinsi yang integritas arus transfortasi dan komunikasinya cukup baik di Kalimantan seharusnya menjadi pelopor penegakkan program BPJS.

Menurut data statistik yang didapat, angka peserta BPJS/Jamkesmas masih rendah dibanding dengan provinsi lain di Kalimantan. Hal ini didukung dengan kuesioner yang tim peneliti bagikan, faktor utamanya adalah kendala dalam penyampaian informasi yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baku. Penggunaan bahasa daerah, yakni Bahasa Banjar sebagai sarana penyampaian informasi sangat aplikatif karena digunakan semua orang di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan Pulau Kalimantan secara umumnya.

5.2. Saran

Dalam proses penerapan Standarisasi Penyampaian Informasi Alur Pelayanan Kesehatan untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat terkait Program BPJS dengan Menggunakan Bahasa Daerah di Kalimantan Selatan diperlukan komitmen yang intens dari berbagai kalangan. Komitmen antara pemerintah, masyarakat dan pihak ketiga yang melaksanakan program bisa ditegakkan demi terintegrasinya Program BPJS dan bisa menyentuh semua lapisan masyarakat secara luas dengan berbagai tingkat ekonomi dan pendidikan.

Abdul wahab, S. 1996. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Rineka Cipta.

Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika.

Arianto, Kurniawan. Jaminan Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia. Jurnal Administrasi Publik. 2011.

Bungin, M. Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi : Terori, Paradigma, dam Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Group.

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta : Erlangga.

Edi, S. Pengaruh Pelayanan Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Adiarsa Karawang Timur. Jurnal Manajemen Januari 2012; 09 (02): 609-621.

International Labor Organization, Recommendation No. 202 of 2012 regarding the National Floors of Social Protection Kasim, Felix. Tinjauan Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Melalui Sistem

Asuransi Kesehatansi Rs Prof. Dr. WZ Yohannes Kupang. 2009. Indonesian Journal of Health Sevice Management. Volume 13. Nomor 02. Hal 99 – 104 .

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung : Widya Padjajaran.

Martha, Merry Mahayu Prana. 2013. Kualitas Pelayanan Kesehatan Penerima Jamkesmas di RSUD Ibnu Sina Gresik. Jurnal FISIP. 173-185.

Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan . Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan oleh BPJS Kesehatan. 2013. Jakarta: BPJS Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. 2014. Peraturan BPJS

Kesehatan Nomor 1 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Republik Indonesia

Pinontoan, Monalisa Eirene. Dengo, Salmin. Ruru, Joorie. Implementasi Standar Operasional Prosedur Dalam Pelayanan BPJS Kesehatan di RSU Prof. Dr. Kandou Manado.

Pohan IS. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Prakoso, Sigit Budhi. Efektivitas Pelayanan Kesehatan Bpjs Di Puskesmas Kecamatan Batang. Economics Development Analysis Journal. 2015 Putri R. Kesiapan PT Askes (Persero) Cabang Manado dalam Bertransformasi

Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado, 2008.

Putri, Asih Eka. 2014. Buku Saku 4 : Paham JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional ). Jakarta : Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia.

Rahman, Fauzie. Pujianti, Nita. Yulia Anhar, Vina. Riana Sari, Ayu. The Implementation Of BPJS Health Program At Public Health Center Martapura In Banjar Regency . International Refereed Journal of Engineering and Science. Volume 4. April 2015. PP.26-28

Retnowati, Dinik. 2008. Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bringin Kabupaten Semarang(Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat). Jurnal FISIP.

Santosa, Heru. 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Binjai Kota. Jurnal IKM. 166-171.

Saputra, Tri Agus. 2010. Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Pengguna Kartu Jamkesmas Dalam Pelayanan Keperawatan di RSUD Cenkareng. Jakarta Barat.

Approah. 2011

Swayne LE., Duncan WJ., and Ginter. 2005. Strategic Management Of Health Care Organization. Blackwell Business.

Vivian John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Fajar Putra Grafika

Winarno, Budi, 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Presindo.

World Health Organization, the 58th World Health Assembly of 2005 Regarding Sustainable Financing, Universal Health Coverage, and Social Health Insurance.

Dokumen terkait