• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggulungan Core

Gambar 5.14 Fault Tree Analysis Kecelakaan pada Saat Pengeboran

6.1. Penyebab Kecelakaan Kerja dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap kecelakaan yang pernah terjadi pada PT. Morawa Electric Transbuana maka terdapat beberapa akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada operator baik dari tindakan yang tidak aman (Unsafe Human Action) dari operator maupun kondisi dari lingkungan atau kondisi di luar diri operator (Unsafe Conditions). Oleh karena itu pemecahan masalah dari setiap penyebab kecelakaan adalah sebagai berikut:

Tabel 6.1. Penyebab Kecelakaan Kerja dan Pemecahan Masalah

Kondisi Penyebab kecelakaan Solusi

Unsafe Human Action

a. Operator tidak leluasa bekerja bila menggunakan APD.

Melatih dan mendisiplinkan operator untuk menggunakan seluruh APD yang dibutuhkan pada saat bekerja dengan pengawasan yang ketat dari pengawas lantai produksi. b. Kurangnya kesadaran operator

tentang pentingnya

menggunakan APD pada saat bekerja

Memberikan pengarahan- pengarahan mengenai bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada saat bekerja dan pentingnya penggunaan APD untuk menghidari terjadinya kecelakaan kerja melalui forum pertemuan khusus kepada operator lantai produksi. c. Operator bekerja tidak sesuai

dengan prosedur yang ada

Memberikan pengarahan dan pelatihan oleh pengawas lantai produksi mengenai prosedur kerja yang baik yang telah ditetapkan. Dan apabila operator dengan sengaja bekerja tidak sesuai dengan prosedur, maka diberikan sanksi.

Tabel 6.1. (Lanjutan)

Kondisi Penyebab kecelakaan Solusi

Human Unsafe Action

d. Operator kurang berhati-hati, terburu-buru, kurang

berkonsentrasi dan bercanda pada saat bekerja

Pengawas lantai produksi melakukan pengawasan yang ketat pada saat operator sedang bekerja. Untuk operator yang bekerja sambil bercanda diberikan teguran dan peringatan langsung dari pengawas.

e. Operator tidak melapor kepada pengawas mengenai APD yang sudah tidak layak pakai

Menegaskan dan memberiakan perintah kepada operator untuk melaporkan kondisi APD yang digunakan secara berkala terkhusus ketika APD sudah tidak layak pakai. f. Operator tidak menggunakan alat

bantu angkut (forklift) pada saat mengangkat beban berat

Pengawas lantai produksi menegaskan kepada operator untuk menggunakan alat bantu angkut (forklift) untuk mengangkat beban yang berat. g. Operator kurang teliti dalam

mempersiapkan peralatan yang digunakan

Sebelum memulai kegiatan proses produksi operator terlebih dahulu memeriksa dan memastikan peralatan yang akan digunakan dalam kondisi baik dan aman pada saat digunakan. h. Operator kurang berhati-hati

dalam menggunakan alat bantu angkut (hoist crane)

Pada saat menggunakan hoist crane disarankan agar operator benar-benar memastikan tali pengikat dalam kondisi baik dan aman pada saat memindahkan barang dan

menyarankan agar berkonsentrasi pada saat menggunakan hoist crane.

Unsafe Conditions

a. Kuranganya pemantauan APD dari bagian K3 perusahaan

Pemilik perusahaan lebih tegas untuk mengingatkan bagian K3 perusahaan dalam hal pemantauan penggunaan dan persediaan APD yang digunakan oleh operator.

b. Tidak ada peraturan yang tegas dari perusahaan tentang penggunaan APD pada saat bekerja

Peraturan yang ada harus dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh operator dan tidak ada toleransi untuk tidak melaksanakan peraturan. c. Tidak ada sanksi yang jelas dari

perusahaan bagi operator yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja

Untuk setiap operator yang tidak menaati peraturan yang ada harus diberikan sanksi yang tegas dan nyata, bukan hanya sekedar surat peringatan tetapi ditindaklanjuti.

Tabel 6.1. (Lanjutan)

Kondisi Penyebab kecelakaan Solusi

Unsafe Conditions

d. Lingkungan kerja yang tidak mendukung kenyamanan dan keamanan operator pada saat bekerja (licin, kurang tertata dan sempit)

1. Setelah menyelesaikan aktivitas produksi, operator harus

membersihkan dan merapikan kembali area sekitar tempat kerja. 2. Melakukan penataan kembali

mengenai letak atau susunan mesin dan peralatan terkhusus untuk stasiun kerja bengkel. 3. Membuat jadwal penanggung

jawab kebersihan pada setiap stasiun kerja, dan bagi yang tidak bertanggung jawab dengan kebersihan lingkungan kerja dikenakan sanksi.

e. Kurangnya pemantauan pengawas lantai produksi mengenai kondisi APD yang digunakan oleh operator

Pemilik perusahaan melakukan pemantauan secara berkala untuk melihat kondisi lantai produksi dan kinerja karyawannya serta memberi peringatan kepada pengawas lantai produksi untuk memperhatikan kondisi APD yang digunakan oleh operator.

f. Permukaan plat besi yang tajam.

1.Pada saat melakukan pengangkatan untuk

memindahkan plat besi dengan menggunakan hoist crane, maka permukaan plat terlebih dahulu dilapisi oleh bahan yang terbuat dari kain untuk menghindari terjadinya pergesekan antara plat dengan tali dan akhirnya pada saat diangkat tali tidak putus. 2.Membuang sisa potongan plat

besi keluar dari lingkungan kerja operator.

g. Letak bahan dan peralatan yang kurang baik

Sebelum memulai aktivitas produksi, operator meletakkan peralatan dan bahan tepat pada tempatnya dan menyusun serta mengembalikan pada tempatnya setelah selesai digunakan.

Berdasarkan akar penyebab permasalahan dari potensi terjadinya kecelakaan, maka pemecahan masalah untuk menanggulanginya adalah sebagai berikut:

Tabel 6.2. Penyebab Potensi Kecelakaan dan Pemecahan Masalah

Kondisi Penyebab kecelakaan Solusi

Human Unsafe Action

a. Operator tidak melapor kepada pengawas mengenai persediaan APD yang telah habis

Pengawas lantai produksi perlu menjalin kerjasama yang baik dengan operator dalam hal

melaporkan persediaan APD yang telah habis.

b. Kurangnya kesadaran

operator tentang keselamatan kerja

Memberikan pengarahan-pengarahan mengenai bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada saat bekerja dan pentingnya penggunaan APD untuk menghidari terjadinya kecelakaan kerja melalui forum pertemuan khusus kepada operator lantai produksi.

c. Operator kurang

memperhatikan kenyamanan dan keamanan area kerjanya

Pengawas lantai produksi mengingatkan kepada seluruh operator pada masing-masing produksi untuk membersihkan area kerjanya setelah proses produksi selesai.

d. Operator kurang

berkonsentrasi dan berhati- hati pada saat bekerja

Pengawas lantai produksi melakukan pengawasan yang ketat pada saat operator sedang bekerja dan selalu mengingatkan operator untuk bekerja hati-hati untuk menghindari

kecelakaan kerja yang mungkin terjadi

e. Terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan

Pengawas lantai produksi

memperhatikan dan mengingatkan operator untuk tidak bekerja terburu- buru

f. Operator bekerja tidak sesuai dengan prosedur yang ada

Memberikan pengarahan dan pelatihan oleh pengawas lantai produksi mengenai prosedur kerja yang baik yang telah ditetapkan. Dan apabila operator dengan sengaja bekerja tidak sesuai dengan prosedur, maka diberikan sanksi.

Tabel 6.2. (Lanjutan)

Kondisi Penyebab Kecelakaan Solusi

Human Unsafe Action

g. Kondisi fisik operator tidak sesuai dengan berat beban yang diangkat

Operator diwajibkan untuk menggunakan alat bantu angkut seperti (forklift) untuk mengangkat beban yang berat dan operator juga diwajibkan untuk menjaga kondisi kesehatan fisik selama bekerja.

Unsafe Conditions

a. Manajemen perusahaan kurang memperhatikan pengadaan APD

Pemilik perusahaan lebih tegas untuk mengingatkan bagian manajemen perusahaan dalam hal pengadaan persediaan APD yang digunakan oleh operator.

b. Tidak ada peraturan yang tegas tentang penggunaan APD

Peraturan yang ada harus dijalankan dengan sungguh- sungguh oleh seluruh operator dan tidak ada toleransi untuk tidak melaksanakan peraturan. c. Tidak ada sanksi yang jelas

bagi operator yang tidak menggunakan APD

Untuk setiap operator yang tidak menaati peraturan yang ada harus diberikan sanksi yang tegas dan nyata, bukan hanya sekedar surat peringatan tetapi ditindaklanjuti. d. Pengawas kurang

memperhatikan operator yang tidak menggunakan APD

Pemilik perusahaan lebih tegas untuk mengingatkan pengawas dalam hal pemantauan penggunaan APD yang digunakan oleh operator. e. APD yang tersedia sudah tidak

layak pakai

Pengawas mewajibkan kepada seluruh operator untuk melaporkan kondisi APD yang sudah tidak layak pakai.

f. Pengawas kurang

memperhatikan kondisi area kerja operator

a.Pengawas mengingatkan operator untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan area kerja selama bekerja dan setelah bekerja. b.Membentuk tim kebersihan yang

bertanggungjawab untuk kebersihan area kerja masing- masing stasiun kerja. Bagi tim kebersihan yang tidak

bertanggungjawab dikenakan sanksi oleh pengawas lantai produksi.

Tabel 6.2. (Lanjutan)

Kondisi Penyebab kecelakaan Solusi

Unsafe Conditions

g. Permukaan benda yang tajam Membuang sisa potongan plat besi keluar dari lingkungan kerja operator.

h. Peralatan yang digunakan menghasilkan kebisingan

Operator menggunakan alat

pelindung telinga untuk mengindari gangguan kebisingan dari peralatan sesuai dengan intensitas bunyi yang dihasilkan (ear muff atau ear plug). i. Lantai pabrik terkena

tumpahan minyak atau air

Operator pada masing-masing stasiun kerja harus segera membersihkan lantai jika lantai terkena tumpahan minyak atau air. 6.2. Perbaikan Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja pada PT. Morawa

Electric Transbuana

Perbaikan usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada operator dibedakan dari empat aspek yaitu sebagai berikut:

1. Manusia/pekerja

a. Operator harus benar-benar mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental sebelum melakukan pekerjaan. Pihak perusahaan dalam hal ini pengawas lantai produksi dapat meningkatkan motivasi bekerja dengan aman bagi pekerjanya.

b. Setiap pekerja wajib menggunakan perlindungan diri dan merawat alat perlindungan diri yang telah diterima dari perusahaan.

c. Pendidikan bagi operator mendapat perhatian penuh dari perusahaan, dan mengutamakan pendidikan karyawan untuk bertindak, berpikir dan bekerja dengan aman. Adapun cara yang di tempuh untuk melakukan pendidikan ini adalah:

• Pelatihan karyawan baru.

• Penekanan keselamatan kerja selama latihan, khususnya dalam pelatihan di tempat atau area kerja.

• Pengadaan pertemuan-pertemuan khusus untuk membahas tentang keselamatan kerja operator.

d. Mempertegas fungsi dan tugas bagian K3 perusahaan antara lain :

• Memberi saran atau pertimbangan mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja kepada perusahaan baik diminta maupun tidak.

• Mengadakan penelitian terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja untuk mendapatkan data tentang bahaya potensial yang ada serta pencegahannya.

• Meneliti dan menganalisa setiap kecelakaan dengan tujuan mencari pencegahan yang tepat.

• Mengadakan dan penyimpanan catatan statistik kecelakaan kerja yang pernah terjadi pada perusahaan.

• Berhak memerintah dan memaksakan perintahnya untuk menjalankan peraturan-peraturan dalam bidang keselamatan kerja.

e. Perbaikan-perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja yang dapat menumbuhkan motivasi kerja dan meningkatkan kemampuan fisik karyawan.

f. Pelaksanaan peraturan

Pelaksanaan peraturan pada PT. Morawa Electric Transbuana diharapkan agar usaha pencegahan kecelakaan kerja lebih efektif. Peringatan, denda,

pemberhentian sementara, dan pemecatan dalam keadaan tertentu bertujuan agar karyawan atau operator lebih disiplin dalam melaksanakan peraturan-peraturan keselamatan.

2. Mesin, peralatan, dan perlengkapan alat pelindung diri.

a. Setiap kerusakan dan kehilangan alat perlindungan diri harus di laporkan kepada pengawas lantai produksi dengan tujuan perbaikan atau mendapat penggantian alat perlindungan diri yang baru.

b. Mengatur dan merapikan peralatan dan perlengkapan sebelum dan sesudah operator bekerja.

c. Memastikan kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan baik setelah selesai digunakan dan siap digunakan kembali untuk proses produksi esok hari.

d. Pemasangan tanda-tanda peringatan pada bagian produksi seperti: peringatan berhati-hati terhadap jalan yang licin, mesin yang berbahaya, selalu menggunakan alat perlindung diri pada saat bekerja, mengutamakan kesehatan dan keselamatan pada saat bekerja dan lain sebagainya.

e. Memberikan peringatan berupa tulisan dan gambar pada dinding mengenai hukuman dan sanksi berupa denda terhadap karyawan yang bertanggung jawab (ketua regu) masing-masing bagian jika ada yang tidak membersihkan lantai, memakai alat perlindungan diri, dan merapikan peralatan dan mesin.

3. Lingkungan kerja

a. Pencegahan kebisingan dapat menggunakan alat-alat perlindungan diri yang berupa alat pelindung pendengaran yaitu:

Ear plug (sumbat telinga), alat pelindung pendengaran ini harus

dipakai dalam melaksanakan tugas, dimana kebisingan yang relatif masih rendah. Alat ini dapat menurunkan tingkat kebisingan kurang lebih 15 dB (A).

Ear muffs (tutup telinga), alat pelindung pendengaran yang sedikit

peka dari ear plug dimana alat ini dapat menurunkan tingkat kebisingan antara 20-25 dB (A).

b. Membersihkan area kerja setelah proses produksi selesai terkhusus dalam hal membersihkan lantai pabrik yang licin dan berair.

c. Menambah ventilasi-ventilasi udara pada stasiun kerja dengan tujuan agar terjadi pertukaran udara di dalam ruangan area kerja.

d. Penerangan

Kondisi lantai produksi terkesan masih gelap. Hal ini disebabkan karena pencahayaan dari lampu listrik masih kurang dan kondisi dinding lantai produksi yang berwarna gelap yang menyebabkan kondisi lantai produksi semakin gelap. Oleh karena itu untuk meningkatkan keselamatan kerja maka perlu perbaikan sistem penerangan yaitu dengan penambahan lampu,, penggantian lampu-lampu yang semakin kurang intensitas cahayanya atau tidak berfungsi dan pengecatan kembali dinding dalam ruangan lantai produksi dengan warna yang lebih terang.

4. Tata cara kerja atau prosedur kerja yang baik dan aman

Operator dilatih untuk mendisiplinkan diri bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perlu pengawasan yang ketat dari pengawas lantai produksi untuk melihat apakah operator bekerja secara aman dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Operator yang bekerja dengan prosedur kerja yang kurang baik perlu diberikan arahan mengenai bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi dengan kondisi tersebut dan memberitahu kepada operator sikap kerja yang baik pada saat operator melakukan pekerjaannya. Untuk operator atau pekerja yang baru perlu dilakukan trainning terhadap operator yang belum terlatih atau terampil bekerja pada bagiannya. Pada pelatihan ini diusahakan selalu menekankan nilai kesehatan dan keselamatan pada saat bekerja dengan mengikuti prosedur-prosedur kerja yang telah ditetapkan. Penggunaan APD juga perlu ditekankan untuk mendukung pencegahan terjadinya kecelakaan kerja pada saat bekerja. Untuk memaksimalkan pengawasan terhadap kerja operator perlu kerjasama yang baik dengan bagian K3 perusahaan atau kerjasama langsung dengan pemimpin perusahaan dalam hal menangani potensi- potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan pada saat bekerja misalnya pengadaan APD yang baik dan sesuai dengan standart, melakukan standarisasi prosedur kerja yang baik dan aman bagi pekerja dan lain sebagainya.

BAB VII

Dokumen terkait