• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Penyebab Permohonan Ijin Gangguan Tidak Mendapatkan

Pemerintah memiliki fungsi utama secara umum, yaitu fungsi pemberdayaan, fungsi pengaturan dan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Melalui pemberian pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah, maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat.88

Hal tersebut sangat sesuai dengan tujuan dan sasaran dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Karanganyar, yaitu antara lain :

a. Tujuan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Karanganyar yaitu :

1) Meningkatkan kualitas layanan publik;

2) Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik;

3) Meningkatkan investasi di daerah.

b. Sasaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Karanganyar adalah :

1) Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau;

2) Meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.

Dalam wawancara penulis dengan Bapak Dheny, mengatakan bahwa :

”Dalam melaksanakan tugasnya dalam lingkup ijin gangguan, BPPT Karanganyar mempunyai peraturan yang dijadikan pedoman pelaksanaan yaitu Perda Nomor 4 Tahun 2007 tentang Retribusi Ijin Gangguan. Dalam menilai layak atau tidaknya sebuah tempat usaha mendapatkan perijinan HO, BPPT Karanganyar menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten

88

Hanif Nurcholis, Teori dan Pemerintahan dan Otonomi Daerah, PT. Gramedia Media Sarana Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 175

commit to user

Karanganyar Nomor 2 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar sebagai bahan pertimbangan.”

Perda Nomor 2 Tahun 1999 dibuat dengan maksud sebagai pedoman bagi semua kegiatan dalam pemanfaatan ruang di Wilayah Kabupaten Karanganyar yang perlu dilaksanakan secara optimal seimbang, terpadu, tertib, lestari serta berkesinambungan. Sedangkan dasar yuridis yang dijadikan sebagai acuan hukum keberadaan perda ini adalah :

o Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043).

o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Repubiik Indonesia tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2923).

o Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Repubiik Indonesia tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Neaara Nomor 2831).

o Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

o Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 (Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186).

o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia tanun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran -Negara Nomor 3274).

o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Hayati (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419).

commit to user

o Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427).

o Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470).

o Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501).

o Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3690).

o Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839)

o Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Cara Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225).

o Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226).

o Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293).

o Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 39: Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294)

o Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1987 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3352).

commit to user

o Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang (oordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6378)

o Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1993 nomor 84 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3638).

o Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengaturan Pengelolaan Kawasan Lindung.

o Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah Bagi Pembangunan Kawasan Industri.

o Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1993 tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional.

o Peraturan. Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.

o Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 1992 tentang Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

o Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan.

o Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun 1994 Nomor 3)

o Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 7 Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Tahun 1991 Nomor 49)

commit to user

o Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Tahun 1994 Nomor 47).

Ditinjau dari substansi, perda tersebut di dalamnya telah memuat antara lain :

a. Bab I berisi Ketentuan Umum;

b. Bab II berisi Azaz, Tujuan, Sasaran dan Fungsi;

c. Bab III tentang Kedudukan, Wilayah Perencanaan dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah;

d. Bab IV tentang Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang; e. Bab V mengenai Alokasi Pemanfaatan Ruang;

f. Bab VI mengenai Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah;

g. Bab VII berisi Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Rencana Tata Ruang;

h. Bab VIII berisi Hak dan Kewajiban Masyarakat; i. Bab IX tentang Peninjauan Kembali;

j. Bab X tentang Ketentuan Pidana;

k. Bab XI mengenai Ketentuan Penyidikan; l. Bab XII mengenai Ketentuan Peralihan; m. Bab XIII berisi Ketentuan Lain-Lain; dan n. Bab XIV berisi Ketentuan Penutup.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar didasarkan atas azas89 :

a. Manfaat yaitu pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam penentuan jenjang fungsi peiayanan kegiatan dan sistem jaringan; b. Keseimbangan dan keserasian yaitu menciptakan keseimbangan dan

keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah;

89

Pasal 2 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar.

commit to user

c. Kelestarian yaitu menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang; d. Berkelanjutan yaitu bahwa penataan ruang menjamin Kelestarian kemampuan daya dukung sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan batin antar generasi;

e. Keterbukaan yaitu bahwa setiap orang/pihak dapat memperoleh perlindungan hukum dan keterangan mengenai produk perencanaan tata ruang serta proses yang ditempuh dalam penataan ruang.

Suatu rencana tata ruang wilayah Kabupaten Karanganyar memiliki beberapa tujuan yang pada dasarnya untuk mengembangkan pembangunan, yaitu antara lain90 :

a. Mewujudkan kebijaksanaan pokbk pemanfaatan ruang di Wilayah Daerah:

b. Mewujudkan keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar Wilayah Daerah;

c. Menetapkan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan masyarakat di daerah;

d. Menyusun rencana rinci Tata Ruang di Daerah. serta pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perizinan lokasi pembangunan.

Perda Tata Ruang ini mempunyai beberapa fungsi dan sasaran seperti yang dipaparkan dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Perda Nomor 2 Tahun 1999, yaitu antara lain :

a. Fungsi rencana tata ruang adalah :

1) Sebagai dasar bagi Pemerintah Daerah Tingkat II untuk menetapkan lokasi dalam menyusun program-program dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pernanfaatan ruang di daerah;

90

Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar.

commit to user

2) Sebagai dasar dalam pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang.

b. Sasaran rencana tata ruang wilayah adalah sebagai berikut : 1) Tertatanya kawasan yang berfungsi lindung;

2) Tertatanya jenjang pusat-pusat pelayanan; 3) Tertatanya sistem transportasi;

4) Tertatanya prasarana dan sarana fasilitas sosial, ekonomi dan lainnya;

5) Tertatanya kawasan budidaya;

6) Tertatanya kawasan pemukiman perkotaan dan pedesaan; 7) Tertatanya kawasan tertentu.

Ditambahkan lagi penjelasan dari Bapak Dheny, staff khusus bagian ijin HO yang mengatakan bahwa :

”Selain mengenai ketidak sesuaian dengan tata ruang, gugurnya permohonan ijin gangguan di Kabupaten Karanganyar banyak disebabkan oleh permohonan yang tidak ditindak lanjuti oleh pemohon. Jangka waktu penyelesaian ijin adalah selama 12 (dua belas) hari terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar, setelah lebih dari 12 hari secara otomatis permohonan dinyatakan gugur.”

Adapun persyaratan permohonan baru HO yang harus dipenuhi oleh pemohon adalah sebagai berikut :

a. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan/ Badan Hukum yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;

b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Bukti Kewarganegaraan RI;

c. Fotocopy bukti pemilikan/ penguasaan hak atas tanah;

commit to user

e. Surat pernyataan persetujuan warga masyarakat di sekitar lokasi tempat usaha yang diketahui oleh Kepala Desa/ Kelurahan dan Camat setempat;

f. Bukti lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

g. Studi kelayakan lingkungan bagi usaha tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku (AMDAL, UKL, UPL);

h. Fotocopy NPWP/ NPWPD.

Setelah semua persyaratan di atas didaftarkan, maka BPPT Kabupaten Karanganyar khususnya bagian perijinan HO akan melakukan pengecekan langsung ke tempat usaha yang didaftarkan. Apabila kriteria tempat usaha sesuai dengan perincian Wilayah Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 10 Perda Nomor 2 Tahin 1999, maka permohonan akan diterima dan diproses selanjutnya akan terbit surat keputusan kurang lebih 1 minggu.

Hal tersebut diperjelas dengan wawancara penulis dengan Bapak Dheny selaku staff khusus bagian perijinan HO, yang mengatakan :

”Untuk mendapatkan perijinan HO disini tidak susah kok mbak, masyarakat cukup mematuhi prosedur yang sudah ditetapkan saja. Mempersiapkan persyaratan yang diminta, yaitu seperti fotocopy KTP, fotocopy akta pendirian perusahaan/ badan hukum yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, fotocopy bukti pemilikan hak atas tanah, denah tempat usaha beserta ukurannya, surat pernyataan dari masyarakat setempat dengan mengetahui Lurah/ Kades dan Camat setempat, bukti lunas pajak bumi dan bangunan (PBB), dan fotocopy NPWP/ NPWPD.bagi usaha tertentu harus disertai dengan studi kelayakan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setelah berkas dimasukkan, kita akan melakukan survei lapangan. Apakah benar masyarakat setempat mengetahui dan tidak keberatan akan adanya tempat usaha tersebut, serta harus dipertimbangkan pula dengan potensi pengembangan pembangunan pada wilayah tersebut seperti yang telah ditetapkan pada Pasal 10 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar. Pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan program utama dan program penunjang yang dirinci dalam kurun waktu 5 tahunan selama 10 tahun masa perencanaan. Pemanfaatan fungsi dan pengelolaan kawasan ini bertujuan untuk mengarahkan investasi masyarakat dan dunia usaha dalam

commit to user

pengembangan kawasan. Pelaksanaan tata ruang ini diselenggarakan melaui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang, tidak hanya para pejabat tetapi masyarakat Kabupaten Karanganyarpun berhak berperan serta. Masyarakat juga berhak untuk mendapatkan informasi mengenai rencana tata ruang wilayah secara tepat dan mudah. Terhadap pengajuan izin yang sudah dilakukan pemeriksaan lapangan, diadakan rapat pembahasan ajuan izin yang dihadiri oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Tim Teknis Pelayanan Perizinan Kabupaten Karanganyar yang akan memberikan persetujuan/ penolakan permohonan izin yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan permohonan izin. Setelah permohonan perizinan disetujui oleh Tim Pelayanan Perizinan Kabupaten Karanganyar, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu menandatangani SK pemberian izin atas nama Bupati Karanganyar. Apabila permohonan perizinan tidak disetujui oleh Tim Pelayanan Perizinan Kabupaten Karanganyar, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu memberikan surat penolakan izin disertai dengan alasan penolakan.”

Hal tersebut didukung dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Baroroh, pemilik penyiaran radio di Bibis yang mengatakan bahwa :

”Mengenai perda tata ruang Kabupaten Karanganyar saya tau mbak muatan di dalamnya, tapi nomor dan tahun berapa saya lupa. Usaha saya ini berada di Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karanganyar termasuk dalam sub wilayah pembangunan I. Pada initinya perda tata ruang itu ditujukan untuk pengembangan wilayah di Kabupaten Karanganyar yang tentunya prioritas setiap wilayah berbeda-beda sesuai dengan potensi yang dimiliki, apabila dilaksanakan dengan benar maka Kabupaten Karanganyar akan sangat berkembang 5 tahun ke depan nanti.”

Hal senada dikatakan oleh Bapak Sutrisno, pengusaha industri mebel yang mengatakan :

”Kurang lebih saya tau isi perda tata ruang itu mbak, Kecamatan Jaten itu ke depan potensi yang akan dikembangkan adalah di bidang perdagangan, perhubungan, pertanian dan industri. Selain bidang tersebut di atas saya rasa BPPT Karanganyar tidak akan menyetujui.”

Begitu juga dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Rita yang permohonan ijinnya tidak disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar, yang mengatakan :

commit to user

”Usaha saya ini bergerak di bidang industri mebel di Colomadu mbak, setahun yang lalu saya mengajukan permohonan ijin HO di BBPT Kabupaten Karanganyar. Tetapi permohonan ijin saya itu ditolak karena tempat usaha saya tidak sesuai dengan potensi pengembangan di Kecamatan Colomadu, pokoknya intine di Colomadu itu nggak boleh ada industri mbak.”

Ditambahkan lagi penjelasan dari Bapak Dheny, staff khusus bagian ijin HO yang mengatakan bahwa :

”Selain mengenai ketidak sesuaian dengan tata ruang, gugurnya permohonan ijin gangguan di Kabupaten Karanganyar banyak disebabkan oleh permohonan yang tidak ditindak lanjuti oleh pemohon. Jangka waktu penyelesaian ijin adalah selama 12 (dua belas) hari terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar, setelah lebih dari 12 hari secara otomatis permohonan dinyatakan gugur.”

Sebenarnya gugurnya permohonan retribusi ijin gangguan di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh 2 faktor utama, seperti yang disampaikan Bapak Dheny dalam wawancaranya dengan penulis :

”Penyebab gugurnya permohonan ijin HO di Kabupaten Karanganyar ada 2 hal, yang pertama adalah karena tidak sesuainya tempat usaha dengan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar dan yang kedua adalah karena habisnya jangka waktu penyelesaian ijin. Mengenai penyebab yang kedua, motif utamanya adalah masalah keuangan. Banyak pemohon yang mundur atau sengaja tidak melanjutkan permohonan ijinnya karena keterbatasan biaya, kemudian kami memberikan arahan untuk meminta keringanan kepada Bupati Kabupaten Karanganyar.”

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Anton selaku pemilik toko supermarket di Kecamatan Karanganyar, yang mengatakan bahwa :

”Setau saya, ijin saya diterima oleh BPPT Karanganyar itu ya karena usaha saya termasuk ke dalam hal yang dikembangkan atau diprioritaskan di Kecamatan Karanganyar ini.”

Lain halnya dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Mariam, pemilik industri mebel di Kecamatan Colomadu yang mengatakan :

commit to user

”Kurang lebih 4 bulan yang lalu saya mendaftarkan tempat usaha saya ini untuk mendapatkan ijin gangguan di BPPT mbak, persyaratan semua sudah saya masukkan komplit. Tetapi permohonan ijin saya itu ditolak, di surat penolakan itu ditulis alasan ijin saya ditolak adalah karena usaha saya ini nggak sesuai sama pembangunan jangka panjang disini. Kira-kira kaya gitu mbak, saya lupa pastinya. Ya udah mbak, saya tetap menjalankan usaha saya ini meski perijinan saya ditolak. Yang penting kan dulu saya udah pernah mengajukan permohonan ijin to mbak, tapi sejauh ini gak apa-apa kok.”

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Dian yang mengatakan bahwa :

”2 minggu yang lalu saya mendaftarkan usaha penggilingan padi saya ini mbak, saya masukkan semua persyaratannya. Tapi setelah saya tau biayanya, saya kok kaget. Besar banget mbak, setelah saya rundingan sama suami akhirnya saya putuskan buat ninggalin aja ijin itu karena nggak kuat biayanya. Kira-kira setelah 10 hari ada petugas datang, tanya tentang perijinan saya itu sudah lama kok nggak diurus-urus. Ya saya jawab aja uang saya nggak cukup buat mbayar ijin itu, trus petugasnya ngasih saran kalo saya bisa minta surat keterangan dari Bupati Karanganyar. Tapi saya males mbak, nanti pasti panjang urusannya kalo sama pemerintahan itu.”

Begitu juga dengan Ibu Erna yang berhasil diwawancarai oleh penulis dengan hasil sebagai berikut :

”Dulu saya sudah pernah mendaftarkan usaha saya ini mbak, tetapi saya tu lupa kalo jatuh temponya 12 hari harus sudah ngurus yang lain. Jadi ya gugur mbak, saya males mau mengajukan lagi.”

Dokumen terkait