1.3. Internet di Indonesia
1.3.1. Penyedia Jasa Internet
Perkembangan internet tidak lepas pula dari keberadaan penyedia jasa internet (internet service provider/ISP) yang berfungsi sebagai penghubung antara pengguna internet dengan internet dunia (ISP global).
Izin yang Dikeluarkan oleh Dirjen Postel
1999 2000 2001 2002 2003 2004
ISP 50 139 172 180 190 228
NAP - 5 16 8 22 36
Multi-Media 8 18 24 24 24 24
Sumber : APJII
Dari sejumlah lisensi ISP dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan, diketahui sekitar 94 ISP memiliki ijin penyelenggaraan namun diantaranya hanya 84 ISP yang aktif beroperasi. Sisanya baik dalam persiapan maupun aktif terjun ke dalam bisnis yang berkaitan seperti penyedia isi (Internet Content Provider/IC], web-hosting, e-commerce dan Voice Over Internet Protocol (VoIP). (Sumber: APJII, PT. Indocisc & Mars).
Semakin sedikit pelanggan yang dimiliki suatu ISP, semakin berat beban ISP itu, karena dia harus menanggung biaya koneksi ke ISP global (upstream provider). Dengan data yang ada saat ini, pada tahun 2004 tersedia sekitar 8 ISP untuk 100.000 pelanggan di Indonesia, dibandingkan kondisi tahun 2003 dimana tersedia 10 ISP untuk 100.000 pelanggan.
Negara tetangga, Malaysia dan Singapura pada tahun 2001 telah memiliki 3 dan 4 ISP untuk memperebutkan masing-masing 100.000 pengguna (Mars-e).
Persaingan antar ISP, mendorong setiap ISP untuk membangun strategi guna meningkatkan kinerjanya masing-masing. Kinerja ISP dipengaruhi oleh :
Biaya backbone (telkom dan ISP global) Bandwidth
Regulasi internet Pelayanan dan pasar Promosi
Pada saat ini konektivitas ISP atau Penyelenggara Jasa Internet (PJI) ke jaringan Internet Internasional adalah melalui Indosat/Satelindo dan sebagian terhubung langsung ke super ISP di luar negeri.
Untuk mengembangkan pasar internet Indonesia, dikembangkan suatu interkoneksi nasional antar PJI di Indonesia yang dikelola oleh APJII dan memiliki manfaat antara lain :
Relatif lebih murah
Menjadi jalur alternatif bagi PJI untuk koneksi internasional Pita Lebar (bandwidth) yang tinggi.
Keterbatasan dalam bandwidth disebabkan karena kemampuan PT. Telkom yang baru mampu menyediakan kecepatan 24 kilo byte per detik (Kbps), sedangkan seharusnya paling sedikit 64 Kbps untuk menunjang teknologi internet. Sedangkan regulasi internet, antara lain mengenai
harga, telah diatur sedemikian rupa oleh Dirjen Pos dan Telekomunikasi.
Sebagian besar ISP berlokasi di Jakarta dan mempunyai daerah pelayanan hanya di Jakarta. Hal ini disebabkan pasar pengguna terbesar ada di Jakarta. The Indonesian Telecom Industry at Crossroad melaporkan bahwa sebanyak 75% pelanggan dan pengguna internet berlokasi di Jakarta, 15% di Surabaya, 5% di kota-kota lain di pulau Jawa dan 5% sisanya di propinsi lainnya.
Hanya beberapa ISP yang memiliki daerah pelayanan di daerah atau di kota-kota besar selain Jakarta. ISP tersebut antara lain Telkomnet, Wasantara-net (ISP milik PT. Pos Indonesia) serta IndosatNet. Hal tersebut terutama disebabkan oleh karena ketiga ISP ini berinduk perusahaan yang bergerak di bidang pos dan telekomunikasi yang sebelumnya telah memiliki jaringan yang luas, seperti Indosat sampai tahun 2003 telah memperluas jaringannya ke 17 kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2002 terdapat sekitar 154 kantor pos di seluruh Indonesia yang telah terkoneksi ke internet atau sekitar 50% dari 314 kantor pos besar di seluruh Indonesia yang berpotensi menjadi POP (Point of Presence) Wasantara-net (ITU, Maret 2002). Wasantara-net sendiri berrencana mengembangkan backbone jaringannya sampai sekitar 288 lokasi, namun terhambat krisis ekonomi yang melanda Indonesoa. Saat ini daerah layanan Wasantara-net mencakup sekitar 72 kota di 33 propinsi di Indonesia.
Salah satu ISP yang mendominasi pasar penyelenggaraan internet, khususnya untuk pasar retail adalah TelkomNet Instant yang dikelola oleh Telkom. Pelayanan jasa internet ini banyak digemari karena mudah diakses
melalui saluran telpon tanpa harus berlangganan. Biaya layanan akses internet ini dihitung berdasarkan penggunaan pulsa telepon komersil (0809) sebesar Rp. 165 ,- per menit. TelkomNet Instant yang melayani sekitar 165 kota /kabupaten di seluruh Indonesia ini, pada tahun 2003 melayani rata- rata 366.130 pengguna per bulan dan jumlah akses internet yang dilayani dalam tahun 2003 mencapai 1,95 milyar menit.
Satu penyedia jasa internet di Indonesia adalah IPTEKnet. IPTEKnet adalah ISP tanpa keuntungan (non-profit) yang dikelola oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk kepentingan badan- badan pemerintahan, dunia pendidikan dan institusi penelitian.
Banyak hal yang menjadi faktor dalam penentuan harga pemakaian jasa internet ini. Untuk menjaga variasi harga yang tidak terlalu berbeda jauh antara setiap ISP, pemerintah mengeluarkan suatu regulasi yang mengatur nilai minimum dan maksimum untuk dial-up internet yaitu SK Menparpostel R.I. No.KM.59/PR.301/MPPT-96.
Beberapa faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih ISP, berdasarkan penelitian yang dilakukan Mars-e antara lain :
Akses yang cepat Informasi lengkap Cepat tersambung Registrasi mudah
Harga murah Perusahaan terpercaya dan terkenal Tidak mudah putus Feature banyak
Pelayanan memuaskan Account e-mail banyak Bandwidth besar Tersedia website Jaringan luas
InfoKomputer, menyebutkan bahwa masalah utama dalam pelayanan yang diberikan para ISP di Indonesia antara lain akses yang lambat (42,34%) serta koneksi yang sering putus (24.32%).
Gambar 1.21
Faktor Ketidakpuasan Layanan ISP
6,32% 3,60% 3,60% 7,21% 12,61% 24,32% 42,34% 0% 10% 20% 30% 40% 50%
Kombinasi berbagai faktor Call center kurang sigap Fasilitas terbatas Serv er sering dow n Susah masuk Koneksi sering putus Akses lambat
Sumber : InfoKomputer, 2003
Berdasarkan survei tersebut, dari beberapa ISP terkemuka tampak bahwa Telkomnet merupakan pilihan terbanyak (49,59%), diikuti oleh CBN (20,25%) serta Centrin (8,26%) dan IndosatNet (6,20%).
TelkomNet Instan yang memberikan layanan koneksi dial-up dengan cara pembayaran sesuai dengan penggunaan (pulsa) dan tidak perlu berlangganan secara khusus sebagaimana ISP lainnya tampak menjadi pilihan utama bagi pengguna.
Gambar 1.22 ISP yang Digunakan
15,70% 6,20% 8,26% 20,25% 49,59% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Lainny a IndosatNet Centrin CBN TelkomNet Instan Sumber : InfoKomputer, 2003 1.3.2. Pengguna Internet
Dilihat dari penggunaan internet secara nasional, beberapa tahun belakangan terjadi pertumbuhan pengguna internet yang cukup pesat. Prosentase rata-rata pertumbuhan jumlah pelanggan pada periode tahun 2000-2004 adalah 34%, sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah pengguna pada periode tersebut lebih besar yaitu mencapai sekitar 67%.
Perkembangan yang pesat pada awal masuknya internet di Indonesia mengakibatkan terjadinya pergeseran dalam komposisi pengguna. Pada bulan Juni 1995, pengguna internet yang semula 60% dari institusi pendidikan (tahun 1994) menjadi 42,8% dari dunia komersil (http://www.ee.itb.ac.id/~yc1dav/indo-net.asc).
Gambar 1.23
Estimasi Komposisi Pengguna Internet di Indonesia (Juni 1995)
Sumber: http://www.ee.itb.ac.id/~yc1dav/indo-net.asc
Berdasarkan hasil penelitian Mars-e yang diambil dari buku Potensi Bisnis dan Perilaku Penggunaan Internet di Indonesia, di Indonesia diperkirakan lebih banyak pengguna internet adalah pria (75.86%) daripada wanita (24.14%). Hal tersebut sesuai dengan data pengguna internet kawasan Asia Pasifik dimana pengguna pria 78% dan pengguna wanita 22%, namun berbeda dengan Amerika dimana pengguna pria 51% dan pengguna wanita 49%.
Ditinjau dari jenjang pendidikan, tingkat Sarjana adalah pengguna terbanyak (43%) yang diikuti dengan pengguna dari tingkat SLTA (41%). Sedangkan komposisi pengguna berdasarkan profesi menunjukkan bahwa kalangan pekerja paling banyak menggunakan internet (56%) dibandingkan dengan mahasiswa (39%). Dalam kalangan pekerja, staff biasa (22%) adalah pihak yang paling banyak mengakses internet dibandingkan pihak manajerial Pem erintah 21% Univ. 30% Ris et 6% Kantor Non Pem erintah 1% Kom ers il 42%
Gambar 1.24
Pengguna Internet Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Potensi Bisnis & Perilaku Penggunaan Internet di Indonesia(Mars-e, Juni 2000)
Gambar 1.25
Pengguna Internet Berdasarkan Profesi
Sumber : Potensi Bisnis & Perilaku Penggunaan Internet di Indonesia(Mars-e, Juni 2000)