• Tidak ada hasil yang ditemukan

Thermionic, Cold Cathode and Photo Cathode Valves and Tubes 1 Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Indonesia

BAB 4. PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKAS

4.4. Thermionic, Cold Cathode and Photo Cathode Valves and Tubes 1 Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Indonesia

Ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes

Indonesia ke berbagai negara pada periode tahun 2004 memperlihatkan sedikit kenaikan nilai. Pada tahun 2004, nilai ekspornya mengalami kenaikan sebesar 5,7 % atau kenaikannya setara dengan USD 41 juta. Nilai ekspor ini juga melampaui nilai ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada tahun 2001, 2002, dan 2003.

meningkat selama periode tahun 2001-2004 dengan nilai impor terbesar terjadi pada tahun 2004 dengan nilai sebesar USD 180 juta. Pada tahun 2004, nilai impornya mencapai 23,6 % dari nilai ekspornya.

Neraca perdagangan Indonesia untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes, pada tahun 2004, menurun nilainya jika dibandingkan dengan nilai neraca perdagangan tahun sebelumnya. Nilai neraca perdagangan pada tahun 2004 mencapai lebih dari USD 582 juta (Tabel 4.2). Gambar 4.19 memperlihat perkembangan ekspor impor tersebut.

Gambar 4.19.

Perdagangan LN Komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes, Tahun 2001-2004 0,52 0,10 0,42 0,56 0,11 0,45 0,72 0,11 0,62 0,76 0,18 0,58 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 juta USD 2001 2002 2003 2004 Ekspor Impor NP

Sumber: BPS diolah untuk kepentingan Indikator TIK

Nilai Ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada caturwulan I tahun 2005 masih lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ekspor caturwulan I tahun 2004. Jika kondisi seperti ini tetap berlanjut, maka nilai ekspor tahun 2005 diharapkan akan melebihi nilai ekspor tahun 2004. Akan tetapi, nilai impor pada caturwulan I tahun 2005 secara total melebihi nilai impor caturwulan I tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian, nilai neraca perdagangannya masih lebih besar pada caturwulan I tahun 2005 jika dibandingkan dengan nilai neraca perdagangan tahun 2004 untuk periode waktu yang sama.

Nilai ekspor pada caturwulan I tahun 2005 masih lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2002, 2003, 2004 untuk periode waktu yang sama. Nilai ekspor tertinggi untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada caturwulan I terjadi pada

tahun 2005 (Tabel 4.3, 4.4, 4.5).

Neraca perdagangan yang dihasilkan pada caturwulan I untuk periode tahun 2001-2005, mengalami nilai tertinggi pada tahun 2003. Gambar 4.20 memperlihatkan hal tersebut pada tahun 2005.

Gambar 4.20.

Perdagangan LN Komoditi Thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes, Caturwulan I Tahun 2005

60,3 71,3 51,9 69,5 12,2 14,1 18,1 16,0 48,1 57,2 33,8 53,5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 juta USD

Ekspor Impor Neraca Perdagangan

Januari Pebruari Maret April Sumber: BPS diolah untuk kepentingan Indikator TIK

4.4.2. Perdagangan dengan Negara Lain

Ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes

ke negara-negara ASEAN selama periode tahun 1997-2004 mengalami fluktuasi. Nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan nilai sebesar USD 396 juta. Pada tahun 2004, nilai ekspor komoditi ini turun, hingga nilainya menjadi 94,4 % dari nilai ekspor pada tahun 2003.

Nilai impor dari negara-negara ASEAN pada periode tahun yang sama mencapai titik tertinggi pada tahun 1997 dengan nilai impor mencapai USD 91 juta. Sebagai akibatnya, neraca perdagangan tertinggi untuk periode waktu yang sama dialami pada tahun 2003 (Tabel 4.1).

Gambar 4.21.

Perdagangan LN Komoditi Thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes dengan Negara ASEAN pada Tahun 1997-2004

99 91 7 108 33 75 152 17 135 279 38 242 193 38155 282 47235 396 36 359 374 73 301 0 50 100 150 200 250 300 350 400 juta USD 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Ekspor Impor NP Sumber: BPS diolah untuk kepentingan Indikator TIK

Ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes

ke negara-negara APEC merupakan ekspor terbesar Indonesia jika dibandingkan dengan ekspor ke negara-negara lainnya pada periode tahun 2001-2004. Pada tahun 2004, ekspor komoditi ini ke negara APEC mencapai nilai USD 704 juta atau setara dengan 92 % seluruh ekspor Indonesia untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes. Sedangkan pada tahun 2004, nilai ekspor komoditi ini ke negara ASEAN hanya mencapai USD 374 juta; dan nilai ekspor ke negara lainnya selain ke negara ASEAN dan APEC mencapai USD 59 juta (Tabel 4.15).

Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, dan Cina merupakan enam negara utama tujuan ekspor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada periode tahun 2001-2004. Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama pada tahun 2001; sedangkan Singapura merupakan negara tujuan ekspor utama komoditi ini pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004. Pada tahun 2004, ekspor ke Singapura mencapai nilai USD 267 juta atau setara dengan 34,8 % ekspor Indonesia ke seluruh dunia pada komoditi ini. Gambar 4.22 memberikan informasi mengenai ekspor Indonesia ke beberapa negara tertentu untuk komoditi

tahun 2001-2004.

Gambar 4.22.

Ekspor Komoditi Thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubeske beberapa negara, 2001-2004 0 50 100 150 200 250 300 juta USD Malaysia 52 109 100 74 Singapura 96 143 267 267 Hongkong 41 40 46 91 Jepang 113 67 103 118 Korea Selatan 57 46 35 16 Cina 20 38 54 67 2001 2002 2003 2004

Sumber: BPS diolah untuk kepentingan Indikator TIK

Impor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes

dari negara-negara APEC merupakan impor terbesar Indonesia jika dibandingkan dengan impor dari negara-negara lainnya pada periode tahun 2001-2004. Pada tahun 2004, impor komoditi ini dari negara APEC mencapai nilai USD 148 juta atau setara dengan 82,2 % dari seluruh impor Indonesia untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes. Sedangkan pada tahun 2004, nilai impor komoditi ini dari ASEAN hanya mencapai USD 73 juta; dan nilai impor dari negara lainnya selain dari negara ASEAN dan APEC mencapai USD 32 juta (Tabel 4.16).

Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Cina merupakan lima negara utama asal impor komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada periode tahun 2001-2004. Korea Selatan merupakan negara asal impor utama pada tahun 2001 dan 2004; sedangkan Singapura merupakan negara asal impor utama komoditi ini pada tahun 2002. Cina merupakan negara asal impor utama komoditi ini pada tahun 2003. Pada tahun 2004, impor dari Korea Selatan mencapai nilai USD 35,4 juta atau

setara dengan 19,7 % impor Indonesia dari seluruh dunia pada komoditi ini. Gambar 4.23 memberikan informasi mengenai impor Indonesia dari beberapa negara tertentu pada periode tahun 2001-2004

Gambar 4.23.

Impor Komoditi Thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes dari beberapa negara, 2001-2004 18 24 16 25 14 15 14 22 6 7 5 26 37 22 17 35 8 20 21 26 0 20 40 60 80 100 120 juta USD

Malaysia Singapura Thailand Korea Selatan Cina

2001 2002 2003 2004

Sumber: BPS diolah untuk kepentingan Indikator TIK

Neraca Perdagangan komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes dengan negara-negara APEC merupakan neraca perdagangan terbesar Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya pada periode tahun 2001-2004. Pada tahun 2004, neraca perdagangan komoditi ini dengan negara APEC mencapai nilai USD 556 juta atau setara dengan 95,4 % dari seluruh neraca perdagangan Indonesia untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes. Sedangkan pada tahun 2004, nilai neraca perdagangan komoditi ini dengan ASEAN hanya mencapai USD 301 juta; dan nilai neraca perdagangan dengan negara lainnya selain negara ASEAN dan APEC mencapai USD 27 juta (Tabel 4.17).

Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, dan Cina merupakan lima negara utama yang menghasilkan neraca perdagangan yang sangat menguntungkan Indonesia untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada periode tahun 2001-2004. Jepang merupakan negara perdagangan utama pada tahun 2001. Singapura merupakan negara perdagangan utama pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004.

Di samping itu, Indonesia mengalami neraca perdagangan negatif yang merugikan Indonesia dengan negara Thailand, Australia, Chili, Kanada, Korea Selatan, dan Selandia Baru pada periode tahun 2001-2004. Tetapi pada tahun 2004, Indonesia hanya mengalami defisit neraca perdagangan yang besar dengan negara Thailand dan Korea Selatan saja. Gambar 4.24 memberikan informasi mengenai neraca perdagangan Indonesia dengan beberapa negara tertentu untuk komoditi thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes pada tahun 2004.

Gambar 4.24.

Neraca Perdagangan Komoditi Thermionic, cold cathode and photocathode valves and tubes dengan beberapa negara pada tahun 2004

49,2 244,5 -15,6 86,2 112,3 -19,0 41,3 -50,0 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 juta USD

Malaysia Thailand Jepang Cina

BAB 5. PATEN DAN HAK CIPTA TEKNOLOGI INFORMASI DAN