• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelaan dengan tujuan meminta informasi yang lebih jelas

Dalam dokumen ANALISIS WACANA PERCAKAPAN DEBAT TV ONE (Halaman 65-75)

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

1) Penyelaan dengan tujuan meminta informasi yang lebih jelas

Penyelaan tersebut sering terjadi apabila lawan tutur belum jelas dengan apa yang diutarakan oleh lawan tutur atau penyela ingin meminta informasi yang lebih jelas. Pada percakapan Debat TV One, penulis menemukan beberapa data yang menunjukkan peristiwa adanya penyelaan langsung. Penyelaan tersebut dilakukan oleh moderator, narasumber dan penonton dikarenakan konteks dari acara tersebut

commit to user

adalah debat, sehingga semua yang terlibat dalam percakapan ingin berbicara mempertahankan argumennya masing-masing dan kedua kelompok ingin menunjukkan kebenaran dari apa yang diutarakannya.

Sebelum sampai pada analisis data nomor (17), percakapan tersebut membahas tentang rencana dikeluarkannya fatwa haram tentang rokok. M1 pada (T1) berusaha menanyakan tujuan dikeluarkannya fatwa tersebut.

Berikut adalah analisis data nomor (17) yang diambil dari debat Tv One episode kontroversi halal haram rokok (KR).

(17) 1 M1 :“Pak kyai, ada rencana tentang fatwa itu kebetulan semangatnya apa sih? bisa disebutkan gambaran umumnya?agar teman saya yang merokok ini bisa berhenti sepenuhnya.

2 NS1 :“Ya, jadi tugas MUI itu adalah memberikan pelayanan kepada umat, jadi misalnya umat mempertanyakan sesuatu maka MUI wajib memberikan jawaban....”

3 M1 : //“Siapa yang bertanya Pak, apakah banyak yang bertanya,

siapa diantaranya?”

(66/KR/I) Data nomor (17) merupakan percakapan antara M1 dengan Ns1. Ns1 pada analisis di atas menjawab pertanyaan dari M1. M1 masih merasa merasa kurang puas dengan jawaban atau tuturan dari Ns1, oleh karena itu M1 melakukan penyelaan dengan menanyakan lebih lanjut kepada M1.

Sesuai dengan aturan 1 (a) pengambilan giliran bicara (Sack, Schegloff, dan Jefferson) M1 (T1) pada data analisis (17) telah memilih narasumber sebagai N, pelanggaran terhadap aturan 1 (a) terlihat dengan adanya penyelaan yang dilakukan oleh M1 terhadap Ns 1. jika M1 pada anallisis data (1) menaati aturan 1 (a), M1 akan berbicara sebagai C setelah Ns 1 menyelesaikan tuturannya.

Data analisis (17) di atas menunjukkan adanya peristiwa penyelaan langsung yang dilakukan oleh M1 (Tu3) terhadap Ns1. M1 melakukan penyelaan itu sebelum

commit to user

Ns1 menyelesaikan tuturannya. Hal itu dilakukan karena M1 ingin meminta informasi yang lebih jelas dari tuturan Ns 1.

(18) 1 M1 :“Tapi sejauh ini bagaimana sih pak, kita mendengar kata haram itu lebih sering di ucapkan di media massa ketimbang yang lain-lain dari MUI”.

2 NS1 : “Kalo itu diucapkan oleh media massa, Tanya aja kepada media masa. Setau saya belum ada keputusan dari MUI, kalaupun ada mungkin itu tanggapan-tanggapan pribadi”.

3 M1 :“Oke, kalau bapak ditanya, pendapat pribadi Bapak gimana?” 4 NS1 :“Saya di sini mewakili MUI jadi saya belum berpendapat.” 5 M1 : “Ngomong-ngomong anda merokok ya?”

6 Ns1 : “Nggak, itu ngggak ada hubungannya”

7 NS2 :// “Karena anda tidak merokok anda tidak suka rokok”.

8 M1 : //“Saya ingin tahu apakah anda merokok?”

9 NS1 : “Ya, saya merokok kebetulan”

(67/KR/I) Data nomor (18) menunjukkan adanya peristiwa penyelaan langsung. M1 menanyakan kepada narasumber apakah dia juga merokok, kemudian Ns1 menjawab itu tidak ada hubungannya dengan pertanyaan sebelumnya. Oleh karena jawaban yang diutarakan oleh Ns1 tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh M1, kemudian moderator bertanya lagi dengan menyela Ns1 seperti pada kalimat yang di cetak tebal. Penyelaan yang dilakukan M1 pada data analisis (18) di atas terjadi karena M1 ingin menanyakan lebih jelas kepada Ns1 apakah dia merokok atau tidak.

Pada saat mencuri giliran bicara Ns1, M1 telah melanggar aturan 1 (a) pergantian giliran bicara Sack, Schegloff, dan Jefferson. M1 sebagai C telah menentukan Ns1 untuk menjadi N. Menurut aturan 1 (a), C baru boleh berbicara setelah N berhenti berbicara, dan C boleh berbicara setelah N berhenti bicara. Pada data analisis (18) di atas, moderator seharusnya menunggu sampai Ns1 menyelesaikan bicara. Akan tetapi, oleh karena M1 menginginkan keterangan yang lebih jelas dari Ns1, M1 melakukan penyelaan pada saat Ns 1 masih berbicara.

(19) 1 M1 : “Silakan-silakan!”

2 Pn6 : “kalau dilihat dari sisi kesehatan, jelas bahwa rokok itu memberikan banyak mudhorot, hal-hal buruk dari kesehatan. Orang yang merokok setiap menghisap sebatang rokok terdapat empat ribu

commit to user

bahan kimia dari bahan yang paling simple sampai bahan bom ada dalam kandungan rokok tersebut. Indikasi penyakit bisa timbul dari ujung rambut sampai ujung kaki, jadi kesimpulanya bagi kesehatan adalah buruk.

3 M1 : //“Jadi anda merekomendasikan?”

4 Pn6 :“Buat saya merokok tidak boleh dilakukan, karena secara kesehatan…”

5 M2 : //“Bahasa kesehatan berarti haram.” 7 Pn6 : “Ya..”

(68/KR/1)

Data nomor (19) di atas, merupakan percakapan antara penonton dan moderator. Pn 6 memaparkan bahwa apabila dilihat dari segi kesehatan, rokok banyak memberikan mudhorot atau dampak negatif. Indikasi penyakit bisa timbul dari ujung rambut sampai ujung kaki apabila kita mengkonsumsi rokok. Kalimat yang di cetak tebal pada data analisis (19) di atas adalah penyelaan langsung yang dilakukan oleh M1. M1 sebenarnya sudah mengetahui maksud Pn6, M1 ingin mengetahui lebih jelas dari apa yang diutarakan lawan bicaranya dengan cara menyela pembicaran dengan pertanyaan tersebut.

Sejenis dengan data analisis (19), M1 telah melanggar aturan 1 (a) pergantian giliran bicara Sack, Schegloff dan Jefferson. M1 sebagai C telah memposisikan Pn6 sebagai N. Menurut aturan 1 (a) jika C memilih N pada giliran sekarang, maka C harus berhenti berbicara sampai N selesai berbicara. Aturan itu dilanggar oleh C yang berbicara pada saat N belum selesai bicara dengan memberikan pertanyaan kepada N. (20) 1 M1 :“Aturan yang anda harapkan dari pemerintah seperti apa?

Melarang peredaran rokok, menutup industri rokok?”

2 NS3 : “Sekarang ini, kita ini hampir tidak ada yang mengatur soal rokok. Pertama, distribusi rokok kita di posisikaan sebagai sembako. Masyarakat bisa membeli kapanpun dan dimanapun dengan harga yang sangat murah.”

3 M1 : //“Sekarang relatif menjadi mahal.”

4 NS3 : “Rokok kita itu sepertujuh dari rokok singapur dan Negara lain.” 5 M1 : //“maksudnya sepertuju apa itu pak?”

6 NS3 : “Harga jualnya.”

commit to user

M1 pada data nomor (20) menanyakan kepada Ns1 tentang aturan yang diharapakan pemerintah tentang rokok, apakah melarang peredaran rokok atau menutup industri rokok. Ns3 menjawab bahwa sekarang ini tidak ada aturan yang mengatur soal rokok, distribusi rokok kita posisikan sebagai sembako, masyarakat bisa memperoleh kapanpun dan dimanapun dengan harga yang murah. Ada penyelaan yang terjadi setelah Ns2 berbicara. Penyelaan tersebut dilakukan secara langsung dan merupakan penyelaan yang membantah lawan tuturnya, dan penyelaan tersebut akan di bahas lebih lanjut pada poin penyela membantah tuturan lawan bicara.

Masih pada data analisi (20) di atas, Ns3 mengatakan, "rokok kita itu sepertujuh rokok singapura dan negara lain". Sebelum Ns3 selesai mengatakan itu, moderator melakukan penyelaan dengan bertanya (T5) kepada narasumber dengan maksud menginginkan informasi yang lebih jelas apa yang dimaksud sepertuju dari tuturan Ns3.

Pada saat mencuri giliran bicara Ns3, moderator telah melanggar aturan 1 (a) pergantian giliran bicara Sack, Schegloff, dan Jefferson. M1 sebagai C dan menunjuk Ns3 sebagai N. Menurut aturan 1 (a) jika C memilih N pada giliran sekarang, maka C harus berhenti berbicara sampai N selesai berbicara. Aturan itu dilanggar oleh C yang berbicara pada saat N belum selesai bicara dengan memberikan pertanyaan kepada N.

(21) 1 M1 :”Ada yang mau menyampaikan pendapat! Silakan ibu berdiri!” 2 Pn1 :”bapak bilang tolak aja, sedangkan kami bayar aja kami masih

digusur

3 Pn2 ://”Betuul itu, betul.” 4 M1 :”Siapa itu bu?”

5 Pn1 :”Kan ada yang menagih… 6 NS1 : //Siapa?

7 Pn : Ada

8 M1 :Yang menagih siapa itu bu? 9 NS1 :Pake baju apa itu bu, baju dinas? 10 Pn3 :Yang mengutip retribusi itu lho 11 NS2 :O, ga boleh itu

commit to user 12 M1 :Silakan ibu

13 NS1 : Itu namanya resmi. kalau resmi ga apa-apa, itu namanya resmi.

(70/KPKL/II) Pada data nomor (21), M1 menawarkan penonton untuk menyampaikan pendapat. Ada salah satu orang yang berdiri dan menyampaikan pendapat mengenai pungutan liar, dia mengatakan kepada Ns3 bahwa mereka sudah membayar, akan tetapi masih di gusur. M1 kemudiaan menanyakan siapa yang menarik tagihan atau pungutan itu. Pn1 menjawab,"kan ada yang menagih...". sebelum Pn1 menyelesaikan tuturannya, Ns1 menyela dengan bertanya untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas siapa yang memungut itu. Pertanyaan Ns1 adalah penyelaan langsung karena saat itu bukan dia yang mendapatkan gliran bicara.

Pada saat mengambil giliran bicara Ns1 telah melanggar aturan 1 (b) pergantian giliran bicara Sack, Schegloff dan Jefferson. Jika C tidak memilih N, kemudian grup atau kelompok lain bisa memilih sendiri, pembicara pertama berusaha mendapatkan hak untuk mendapatkan giliran berikutnya. Pada data analsisi nomor (26) di atas, M1 sebagai C menunjuk penonton 1 sebagai N, dan narasumber berada pada posisi orang atau grup lain. Ns1 melakukan penyelaan pembicaraan Pn1 dan M1 dengan pertanyaan "siapa", padahal yang berhak bertanya menurut aturan 1 (b) adalah M, karena moderator mempunyai peran sebagai C.

(22) 1 M1 : ”Oke, kitadengerin.

2 Pn4 :”Contohnya saya sendiri pak, saya berjualan mie ayam, saya itu baru datang, baru satu mangkok dua mangkok...”

3 M1 :”//Bapak berjualan dimana pak.”

4 Pn4 :”Di kaki lima pak.” 5 M1 ://”Di mana pak?”

6 Pn :”Di daerah pasar tapi [agak minggir dikit].

7 M1 ://”[Daerah mana pak]?” 8 Pn4 :”Jakarta utara pak.”

commit to user

10 Pn4 :”Kemarin yang dibongkaran kaca-kaca itu, nah itu saya baru jualan semangkok sudah ditarik, saya kalau tidak meminta memohon-mohon sudah di bawa. Ya contohnya itu.

(71/KPKL/I) Penyelaan yang terjadi pada data nomor (22) adalah penyelaan langsung yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari lawan tutur. Data nomor (22) merupakan percakapan antara M1 dengan Pn4, berisi mengenai seorang penonton menceritakan keluhannya. Pn4 menceritakan bahwa dia adalah penjual mie ayam yang baru datang, baru menjual satu atau dua mangkok sudah digusur. M1 ingin menanyakan dimana dia berjualan akan tetapi Pn4 tidak langsung menjawab pertanyaan M1, dia menjawab di kaki lima padahal yang di tanyakan tempat dia berjualan. Untuk yang kedua kalinya penonton menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan maksud M1. Setelah 3 kali pertanyaan dia baru mengetahui maksud M1 dengan menjawab bahwa Pn4 berjualan di Jakarta utara. Penyelaan yang di lakukan tersebut terjadi karena M1 ingin meminta informasi yang lebih dari Pn4.

Pelanggaran tentang aturan 1 (a) dilakukan oleh M1. M1 sebagai C, menempatkan Pn4 sebagai N, M1 dikatakan melakukan pelanggaran aturan tersebut karena N belum selesai bicara, C sudah berbicara dengan memberikan pertanyaan. (23) 1 M2 : “Sebentar satu-satu dulu Coba tanggapan anda!

2 NS2 : “Saya khawatir yang itu kemudian langsung mau itu saja padahal belum keliatan buktinya, kan begitu?”

3 NS1 : kawan –kawan ini kan hanya bisa membuktikan adanya pertemuan, yang perlu dibuktikan adalah sia dari pertemuan itu membicarakan apa kan tidak terbukti membicarakan apa-apa, apakah dalam pertemuan itu membicarakan soal perencanaan pembunuhan? Kan tidak. Kalau tidak jangan dikatakan ada pertemuan itu sudah bukti.

4 M2 : “Jangan-jangan pertemuan itu cuma makan-makan.” 5 Pn1a : “Jangan-jangan hanya mau makan-makan."

6 NS2 : “Kalau tidak? kalau tidak ada kontek bahwa indra setyawan meminta pertemuan itu, meminta surat tersebut, memang siapapun yang...

7 M2 : “//Sorry, isi surat itu apa?

8 NS2 :"Rekomendasi surat itu meminta policarpus, meminta Garuda untuk mengangkat policarpus dari pilot menjadi officer security.

commit to user

Itu satu, kedua hubungan yang penting antara muhdi PR di akui oleh majelis hakim tentang kloning. Kloning itu sumbernya dari hardisk di komputer Muhdi jadi ini nggak ada hubungannya. Kok bisa surat yang sepenting itu dikatakan tidak ada hubungannya dengan Muhdi, itu di ketik di komputernya Muhdi kan suatu hal yang aneh. Itu di penggal oleh majelis hakim, muhdi mengakui, as'ad juga mengakui. Kedua, kenapa kok garuda disebut-sebut dalam masalah ini? Udah tenang aja saya yang ngatur, tenang." 9 M1 :”//Itu as'ad?”

10 NS2 : “Itu as'ad yang mengatakan.” 11 M2 :”//Bukan Muhdi ya?”

12 NS1 : “Sandainya itu benar, seandainya terbukti apakah ada kejahatan berhubungan dengan BIN?pertama yang harus kita fokuskan disini adalah...”

13 M2 :”//Sebentar pak, kenapa harus berbohong dulu?”

(72/KPM/ III) Ada dua jenis penyelaan yang terdapat pada data nomor (23) di atas, yaitu penyelaan langsung dan penyelaan dengan tanda. Penyelaan langsung terdapat pada (T9 dan T11), sedangkan penyelaan dengan tanda terdapat pada (T7 dan T13) dengan ditandai pada kata “sorry pak dan sebentar Pak” pada (T7 dan T 13). Penyelaan dengan tanda akan dibahas pada pembahasan lebih lanjut di bagian lain.

Pada data (23), Ns1 mengatakan “...kenapa garuda kok di sebut-sebut dalam masalah ini? Udah tenang aja saya yang ngatur, tenang” (T8). M1 merasa kurang jelas dengan maksud Ns1 kemudian dia menyela dengan menanyakan apakah itu As’ad (T9). Ns2 menjawab benar bahwa itu As’ad. Sesuai dengan tujuan M1 sebagai penyela, dia bertujuan untuk memperoleh kejelasan yang lebih dari apa yang diutarakan oleh Ns2 dikarenakan apa yang diungkapkan Ns2 dianggap kurang jelas oleh M1. Penyelaan juga dilakukan oleh M2 (Tn11) dengan maksud yang sama, yaitu untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dari sang penutur mengenai siapa yang berbicara apakah itu As’ad atau bukan.

Sesuai dengan aturan giliran 1 (a), pengambilan giliran bicara sack, schegolff dan Jefferson, M1 pada analisis data (7) sebelumnya telah menentukan M2 sebagai N.

commit to user

pelanggaran terhadap aturan 1 (a) terlihat dengan adanya penyelaan yang dilakukan oleh M1 terhadap tuturan Ns 2 (Tn9). M1 sebagai C, menempatkan Ns2 sebagai N, M1 dikatakan melakukan pelanggaran aturan tersebut karena N belum selesai bicara, C sudah menyela dengan memberikan pertanyaan.

Sebelum sampai pada data nomor (24), M1 pada data analisis (24) mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memberi kesempatan kepada Pn1 untuk memberikan usulan, pertanyaan atau instruksi. Hal itu ditandai dengan adanya kata- kata “saya harus memberikan instruksi, silakan”. Kata instruksi di sini bukan berarti penonton harus memberikan instruksi, bisa berupa pertanyaa, pernyataan, ungkapan sanggahan ataupun apa saja yang bisa memberikan gambaran bahwa penonton juga aktif dalam pembicaraan debat.

(24) 1 M1 :"Saya harus memberikan interupsi. Silakan.."

2 PN1 :"Pertama saya kira kejahatan ini harus kita letakkan pada konteksnya, bahwa konteks dari kejahatan ini adalah kejahatan yang melibatkan intelegen. Saya kira kalau tentara memberikan perintah misalnya...

3 M1 :"Dari mana anda tau kalau intelegen ini terlibat dalam masalah ini?"

4 PN1 :" Karena Muhdi ini kan salah satu deputi V BIN ya!" 5 M1 : "Ada ada pernyataan seperti itu?"

6 NS2 :"Ada komunikasi antara indra setyawan dan policarpus yang menggunakan kata-kata sandi, sebagai hak-hak, sebagai Muhdi gitu loh...."

7 M1 :”//Anda menyimpulkan lagi kalau gitu?"

8 NS2 : “Itu tidak menyimpulkan.." 9 NS1 : “Dia menyimpulkan...” 10 NS2 : “Itu fakta hukum." 11 NS1 : “Dia menyimpulkan..." 12 NS2 : “Ada pengakuan."

13 NS1 : “Anda menyimpulkan dari fakta." 14 NS2 : “Itu faktanya seperti itu."

(73/KPM/III) Pada data nomor (24), penulis menemukan adanya penyelaan langsung yang dilakukan oleh M2. konteks dari potongan data nomor (24) adalah sebagai berikut.

commit to user

Pn1 yang memberikan interupsi berada di pihak Munir yang tergabung dalam kelompok solidaritas masyarakat terhadap pembunuhan Munir yang di pelopori oleh salah satu LSM. Dalam debat episode ini membahas tentang pembebasan Muhdi PR yang dianggap sebagai pembunuh Munir. Penonton beranggapan bahwa pembunuhan Munir adalah kejahatan yang melibatkan intelegen, hal ini dikarenakan Muhdi adalah seorang anggota deputi V Badan Intelegen Negara (BIN) sehingga akan ada hubungan yang erat antara pembunuhan munir dan BIN (hal itu menurut pendapat dari penonton), kenyataan yang sesungguhnya masih diserahkan pada pihak berwajib.

Pada pergantian giliran bicara (turn talking) nomor 1 sampai dengan 6 sudah sesuai pada aturan pergantian giliran bicara yang dibuat oleh Sack, Schegloff dan Jefferson. M1 (Tn1) sebagai C telah menunjuk PN1 sebagai N, dan N berbicara pada saat C telah memberikan kesempatan kepadanya. Sampai pada Tn 4 berjalan sesuai dengan aturan tersebut, setelah sampai pada T 5 pada saat M1 memberi kesempatan berbicara kepada pembicara lain terjadi penyimpangan aturan giliran bicara Sack, Schegloff dan Jefferson, yaitu M1 (Tn5) secara tidak langsung memberikan kesempatan Ns 2 sebagai pembicara berikutnya dengan memberikan pernyataan. Pernyataan tersebut ditangkap oleh Ns 2 sebagai perintah untuk mengeluarkan ujaran sebagaimana konteks yang ada pada tuturan penonton 1 (Tn4) bahwa Muhdi adalah anggota deputi V BIN.

M1 menyela tuturan Ns2 (T7), dikatakan menyela karena sebelum Ns2 selesai berbicara, M1 sudah memulai bicara sehingga memotong pembicaraan Ns2. penyelaan yang dilakukan oleh M2 merupakan pelanggaran aturan 1 (a) giliran bicara Sack, Schegloff dan Jefferson. Tujuan M1 melakukan penyelaan adalah untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dari tuturan Ns2. M1 menanyakan “anda menyimpulkan lagi kolo gitu?”.

commit to user

Dalam dokumen ANALISIS WACANA PERCAKAPAN DEBAT TV ONE (Halaman 65-75)

Dokumen terkait