• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Perlindungan Konsumen terhadap Kendaran Bekas

2. Penyelesaian Melalui Jalur Litigasi

63

2. Penyelesaian Melalui Jalur Litigasi

.

62

Wawancaradengan Drs. Ariestoteles Sitanggang (Pemilik Showroom Mobil 78)

63

Jalur ini ditempuh apabila jalur non-litigasi tidak dapat dilakukan. Penyelesaian kredit bermasalah di pengadilan tercantum dalam klausul perjanjian yang telah disepakati oleh kedua pihak.Konsumen yang tidak puas akan penyelesaian kredit yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan dapat menggugat perusahaan pembiayaan ke pengadilan jika konsumen merasa dirugikan atas cara yang digunakan oleh perusahaan pembiayaan untuk menyelesaikan kreditnya.

Penyelesaian ke pengadilan sedikit sekali jumlahnya, hal ini dikarenakan konsumen memandang bahwa secara finansial mereka tidak akan kuat untuk melawan lembaga pembiayaan yang mempunyai tim legal sendiri dan dukungan dana yang kuat. Terlebih lagi mereka telah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia64

Sebenarnya seperti yang diuraikan pada pembahasan pertama bahwa kegiatan usaha pinjaman tunai ini yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan secara administratif belum mempunyai landasan hukum administratif yang mendasari berjalannya kegiatan usaha pinjaman dana tunai ini sehingga belum ada pengaturan penyelesaian kredit bermasalah yang menjadi pedoman bagi perusahaan pembiayaan. Diharapkan nanti apabila pemerintah akan membuat aturan baru mengenai perusahaan pembiayaan dapat juga mengatur mengenai pedoman penyelesaian kredit bermasalah yang dapat melindungi hak konsumen dan perusahaan pembiayaan.

.

64

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Pelaksanaan perjanjian jual beli mobil Bekas di Showroom 78 Medan, Penyebarluasan informasi merupakan kegiatan untuk memasarkan produk kepada calon konsumen. Penawaran kepada konsumen, dilakukan apabila antara Showroom jual beli yang akan di laksanakan, namun beberapa hal yang sering di bicarakan sebelum transaksi. Transaksi jual-beli dan Pelayanan purna transaksi

2. Kedudukan konsumen dalam perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom 78 Medan. Kedudukan konsumen dalam UUPK berada pada pihak yang diuntungkan karena pelaku usaha lebih bergantung kepada konsumen. Bisa dibayangkan kalau praktek monopoli dan hal-hal lain yang dilarang dalam undang-undang ini terjadi, bagaimana pengaruhnya terhadap harga, ketersediaan barang, kualitas barang, dan pilihan barang

3. Perlindungan Konsumen terhadap Kendaraan Bekas, Bentuk perlindungan yang di berikan oleh Showroom dalam transaksi jual-beli mobil bekas adalah: Memberikan keterangan terkait mobil bekas secara jelas dan lengkap. Memberikan keterangan terhadap produk yang di tawarkan menggunakan istilah/ frasa dan kalimat yang di mengerti oleh konsumen. Menjamin mutu barang atau jasa yang diperdagangkan sesuai dengan standar mutu barang

yang berlaku. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji atau mencoba barang tertentu serta memberikan jaminan atau garansi barang yang diperdagangkan. Memberi kompensasi ganti rugi apabila mobil bekas yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian.

4. Penyelesaian perjanjian jual beli mobil bekas di Showroom 78 Medan jika terjadi debitur wanprestasiPenyelesaian masalah apabila terjadi kredit bermasalah di perusahaan pembiayaan ditempuh dengan dua cara yaitu dengan jalur litigasi dan non-litigasi. Jalur non-litigasi, penyelesaian kredit bermasalah ditempuh di luar jalur hukum seperti negosiasi, mediasi, konsultasi, penilaian/meminta pendapat ahli,evaluasi netral dini (early neutral evaluation), pencarian fakta netral (neutral fact finding). Yang banyak dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah adalah negoisasi dan musyawarah yaitu perusahaan pembiayaan selalu berusaha untuk menyelesaikan kredit bermasalah dengan cara persuasif yaitu melakukan pendekatan kepada konsumen untuk membayar angsuran atau menyelesaikan kreditnya dengan perusahaan pembiayaan. Sedangkan jalur litigasi, penyelesaian masalah ditempuh melalui jalur hukum yaitu dengan mengajukan gugatan ke pengadilan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran :

1. Dalam jual – beli mobil bekas pelaku usaha hendaknya menyediakan suatu sistem jual beli secara tertulis agar lebih menimbulkan kepastian hukum bagi para pihak dalam jual – beli mobil bekas tersebut

2. Konsumen diharapkan lebih berhati-hati dan selektif untuk melakukan pembelian kendaraan bermotor bekas, seperti melakukan cek atas nomor mesin dan nomor rangka kendaraan, hal ini mengingat banyaknya kasus tentang kendaraan curian sehingga dimungkinkan antara surat-surat kendaraan dengan keadaan nomor tersebut tidak sesuai atau dipalsukan, sehingga berakibat terjadinya kerugian pada pembeli atau konsumen.

3. Dalam hal perlindungan hukum, negara hendaknya menyediakan instrument hukum yang mengatur perjanjian jula beli barang-barang bekas khususnya dalam hal ini adalah mobil bekas agar tercipta keteraturan dalam transaksi mobil bekas sehingga tidak merugikan konsumen maupun pelaku usaha.

Aditya Bakti, 2001

Darus Badrulzaman Mariam, KUHPERDATA Buku III Bandung: Alumni, 2006 H.S.Salim,Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar

Grafika, 2003.

Hanitijo Soemitro Ronny, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta: Cetakan kelima,1994.

Harahap, Yahya M., Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni,1986

Krstiyanti Celina Tri Siwi, Hukum Perlindungan Konsumen. Malang : Sinar Grafika.2008.

Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Liberti, 1986.

Muhammad Abdulkadir, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 1986 hal. 93 Miru Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:

Rajawali Pers, 2010

Miru Adrian, Tanggung Jawab Produk Dalam Perlindungan Konsumen, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008

Miru Ahmadi dan Sakka Pati, Hukum Perikatan (Penjelasan Makna Pasal 1233 Sampai 1456 BW), Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011

Nasution Az.. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Jakarta : Diadit Media, 2007.

Natasya Sirai Ningrum, Asosiasi dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2003.

Nyoman Serikat Putra Jaya, Politik Hukum, Semarang: Undip, 2007.

Rahardjo Handri, Hukum Perjanjian di Indonesia, Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009 Raharjo Handri, Hukum Perusahaan , Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2009.

Syahrani Ridhuan, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni, 1992.

Syaufii Syamsuddin Mohd., Perjanjian-Perjanjian dalam Hubungan Industrial, Jakarta:Sarana Bhakti Persada, 2005

Subekti, Hukum Perjanjian, cetakan 19, Jakarta: Intermasa, 2001

Soekanto Soerjono,Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 2007

Siahaan N.H.T.. Hukum Konsumen. Perlindungan konsumen dan tanggung jawab produk. Jakarta: Panta Rei. 2005.

B. Peraturan Perundang-Undangan