• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Perkara Dalam Islam dan Penyelesaian Perkara Menurut Teori Konflik

BAB III : HASIL PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA A Mediator

C. Penyelesaian Perkara Dalam Islam dan Penyelesaian Perkara Menurut Teori Konflik

1. Penyelesaian Perkara Dalam Islam

“Perdamaian dalam syariat islam sangat dianjurkan. sebab dengan perdamaian akan terhindarlah kehancuran silaturahmi (hubungan kasih sayang) sekaligus permusuhan diantara pihak- pihak yang bersengketa akan dapat diakhiri” (http://alawiyahtuti18.blogspot.com/2011/04, 2 Januari 2015)

Perdamaian dalam Islam dikenal dengan istilah sulh, yang artinya “suatu proses penyelesaian sengketa dimana para pihak

bersepakat untuk mengakhiri perkara mereka dengan

damai.”(Abbas, 2011:156) Di dalam Al-Qur‟an dan hadist Nabi Muhammad menganjurkan pihak yang bersengkete menempuh jalur sulh dalam menyelesaikan sengketa, baik di depan pengadilan maupun di luar pengadilan. Sulh memberikan kesempatan para pihak untuk memikirkan jalan terbaik penyelesaian sengketa, dan

mereka tidak lagi terpaku secara ketat pada pengajuan alat bukti. Para pihak memiliki kebebasan mencari jalan keluar agar sengketa mereka dapat di akhiri. (Abbas, 2011)

Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman dalam surat an-Nisa : 114 yang artinya :

tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh memberikan sedekah, atau berbuat makruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mencari keridhan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.(QS. an-Nisa‟ : 114)

Dalam ayat lain Allah SWT memerintahkan kita untuk mendamaikan saudara kita sesama mukmin yang berperang atau bersengketa, Allah SWT berfirman dalam surat al-Hujurut (49) : 9- 10 yang artinya :

Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah lembali (kepada perintah Allah), maka damaikanllah antara keduanya dan berlaku adilah.”sesungguhnya, orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua sadaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.(QS. Al- Hujurat (49) : 9-10)

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Anas, Rasulullah SAW. Bersabda yang artinya : “tolonglah saudaramu (sesama mukmin) dalam ia berbuat zalim atau dizalimi.” Kemudia Anas ra. Bertanya kepada Rasulullah SAW. “ya Rasulullah, ini aku menolongnya dalam keadaan ia dizalimi, maka bagaimana aku menolinganya

dalam keadaan ia yang zalim?” Rasulullah pun menjawab : “dengan mencegahnya berbuat kezaliman.” (katsir, 2004 : 357-358)

Anjuran sekaligus perintah Allah SWT yang tertulis dalam Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW diatas dalam penyelesian perkara/kasus untuk memilih sulh sebagai sarana penyelesaian sengketa yang didasarkan pada pertimbangan bahwa, sulh dapat memuaskan para pihak, dan tidak ada para pihak yang merasa menang atau kalah dalam penyelesaian sengketa mereka. sulh mengantarkan pada ketentraman hati, kepuasan dan memperkuat tali silaturahmi para pihak yang bersengketa. (Abbas, 2011 :160)

Dalam hal ini proses perdamaian dalam Islam juga tegas dalam memberikan batasannya, yaitu larangan perjanjian menghalalkan yang haram ataupun sebaliknya, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan at-Tirmizi yang artinya :

Sulh adalah sesuatu yang harus ada di antara kaum muslimin, kecuali suatu perdamaian yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, dan kaum muslimin terikat dengan janji mereka, kecuali janjin yang menharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram”.(at-Tirmidzi). (Abbas, 2009 : 161) 2. Penyelesaian Perkara Berdasarkan Teori Konflik

a. Pengertian Konflik

Berikut ini pengertian konflik yang relefan dengan penelitian ini menurut beberapa ahli, diantaranya :

1) Menurut Taquiri dalam Nemstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat dari pada berbangkitnya keadaan ketidak setujuan, kontroversi dan pertentangan dua pihak atau lebih secara berterusan.

2) Menurut pace dan faules (1994), Konflik merupakan ekpresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekpresikan, diingat dan dialami.

3) Menurut soerjono soekanto, konflik merupakan dimana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.

b. Teori konflik

Berikut ini akan dipaparkan beberapa teori penyebab konflik, sebagai berikut :

1) Teori hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

2) Teori negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

3) Teori kebutuhan manusia

Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia fisik, mental, dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi, keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering menjadi inti pembicaraan.

4) Teori kesalah pahaman antar budaya

Berasumsi bahwa konflik desebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang ada.

5) Teori tranformasi konflik

Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidak setaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya, dan ekonomi.

c. Faktor-faktor penyebab konflik

1) Perbedaan indivudu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda

satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani kehidupan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

2) Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola- pola pemikiran dan pendirian kelomponya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menimbulkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3) Perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok manusia memiliki perasaan, pendir, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang dapat melekukan hal yang sama, namun untuk tujuan yang berbeda-beda.

4) Perubahan nilai-nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlansung cepat bahkan

mendadak, perubahan itu dapat memicu munculnya konflik sosial.

d. Akibat Konflik

1) Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain. 2) Keretakan hubungan kelompok yang bertikai.

3) Perubahan kepribadian pada individu.

4) Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.

5) Dominasi bahkan penahklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

e. Solusi penyelesaian konflik

1) Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik.

2) Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada di dalamnya.

3) Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka, dari pada posisi yang sudah tetap.

4) Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan mengahasilkan pilihan-

pilihan untuk memenihi kebutuhan itu. (http://jeckprodeswijaya.blogspot.com/2013)

BAB III

Dokumen terkait