• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN LEMBAGA MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI DI INDONESIA

A. Penyelesaian Sengketa Asuransi Menurut Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)

Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) adalah lembaga independen dan imparsial yang memberikan pelayanan untuk penyelesaian sengketa klaim (tuntutan ganti rugi atau manfaat) asuransi antara Perusahaan Asuransi dengan Tertanggung atau pemegang polis.56

Pendirian Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) digagas oleh industri asuransi dan semua Asosiasi Perusahaan Perasuransian Indonesia (FAPI) yaitu Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI), serta didukung oleh pemerintah. Tujuan pendirian Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berbasis pada kepuasaan dan perlindungan serta penegakan hak- hak tertanggung atau pemegang polis.Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) secara resmi didirikan pada tanggal 12 Mei 2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 September 2006.57

Adapun Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) ini beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-45/M.EKON/07/2006, Gubernur Bank Indonesia Nomor 8/50/KEP.GBI/2006, Menteri Keuangan Nomor 357/KMK.012/2006, dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-75/MBU/2006 Tentang

56

BMAI, Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia, (Jakarta : BMAI, 2006), hal.64.

57

Paket Kebijakan Sektor Keuangan dan ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 2006.58

Sedangkan tujuan dari Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) yaitu untuk memberikan pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berbasis pada kepuasan dan perlindungan serta penegakan hak-hak tertanggung atau pemegang polis.Setiap lembaga atau badan pasti mempunyai struktur organisasi dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya. Adapun struktur organisasi dari Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)

Setiap lembaga atau badan pasti mempunyai fungsi dan tujuan. Begitu juga dengan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) yang mempunyai fungsi akan selalu bertindak independen dalam memberikan pelayanan dan sebagai media yang tidak memihak (imparsial) dan penengah perselisihan dan tidak akan bertindak sebagai penasihat hukum baik bagi anggota, pemohon, ataupun pihak- pihak lainnya yang mengajukan sengketa kepadanya.

59 yaitu: 58 Ibid.,65. 59

Struktur Organisasi Badan Mediasi Asuransi Indonesia, diunduh dari

KETUA FRANS LAMURY SEKRETARIS KETUT SENDRA BENDAHARA FIRDAUS ANWAR

Menurut Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) sengketa adalah perselisihan yang timbul sehubungan dengan penolakan tertulis oleh anggota atas klaim asuransi yang diajukan oleh pemohon kepada anggota yang menjadi penanggung berdasarkan perjanjian asuransi, yang diajukan oleh pemohon kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal surat penolakan.

Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui upaya musyawarah dan mufakat antara pemohon dan anggota yang difasilitasi oleh mediator. Sedangkan mediator adalah karyawan tetap Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) yang berwenang untuk melakukan investigasi dan proses mediasi sengketa yang diajukan pemohon kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).60

Pemohon adalah nasabah yang mempunyai hubungan dengan anggota atau seseorang yang mempunyai kepentingan untuk menerima manfaat dari perjanjian asuransi termasuk seseorang yang atas dirinya dibuat sebuah perjanjian asuransi atau seseorang yang mempunyai hak untuk menerima manfaat dari suatu klaim asuransi yang timbul karena adanya perjanjian, undang-undang atau subrogasi, atua seorang tertanggung yang disebutkan dalam polis asuransi atau pihak ketiga yang mempunyai hak yang disebutkan dalam perjanjian asuransi untuk mengajukan klaim atas sebuah perjanjian asuransi yang menjamin atau diperluas untuk menjamin pertanggungan terhadap pihak ketiga. Sedangkan anggota adalah perusahaan asuransi dan reasuransi yang terdaftar dan memenuhi syarat-syarat keanggotan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).61

60

Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Op.Cit.,hal.7.

61

Ibid.,hal.8.

Di dalam Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) ada sengketa yang dapat ditangani dan ada pula sengketa yang dikecualikan yaitu sebagai berikut:

Dalam Pasal 3 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI), sengketa yang dapat ditangani oleh BMAI diantaranya62

a. Semua bentuk keluhan atau keberatan (disebut sebagai sengketa) dari pihak yang mempunyai kepentingan atas suatu jaminan polis asuransi (selanjutnya disebut sebagai pemohon) berkaitan dengan tuntutan ganti rugi atau manfaat asuransi dapat diajukan oleh Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) dengan ketentuan:

adalah:

(a) Pemohon yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan

(b) Anggota yang terlibat dalam sengketa harus merupakan pihak yang tunduk pada yurisdiksi Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) karena masih terdaftar sebagai BMAI

(c) Sengketa yang timbul dari permasalahan berkaitan dengan hubungan pemohon dengan anggota

(d) Ruang lingkup sengketa yang diajukan harus berada dalam yurisdiksi BMAI sejak BMAI didirikan

(e) Anggota tidak dapat menyelesaikan sengketa secara langsung dengan pemohon sesuai dengan tuntutan pemohon dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak disampaikannya keberatan oleh pemohon kepada anggota

b. Jumlah tuntutan ganti rugi atau manfaat polis yang dipersengketakan tidak melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk asuransi kerugian/umum dan Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) untuk asuransi jiwa atau asuransi jaminan sosial.

c. Semua sengketa yang belum pernah diajukan oleh pemohon kepada anggota sehingga anggota belum mendapat kesempatan untuk menyelesaikannya secara langsung akan dianggap sebagai keluhan dan bila diajukan kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) maka BMAI akan mengembalikannya kepada anggota untuk mendapat pertimbangan lebih dahulu.

62

d. Lingkup daerah yurisdiksi BMAI hanya mencakup sengketa terhadap aktifitas anggota atau perwakilannya yang melakukan kegiatan usaha dalam wilayah Republik Indonesia.

Sedangkan dalam Pasal 4 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI), sengketa yang dikecualikan artinya sengketa yang tidak dapat diproses oleh BMAI yaitu63

a. Keputusan yang dibuat atas dasar pertimbangan komersial. :

b. Kebijakan harga (pricing) dan kebijakan lainnya, seperti suku premi, biaya, dan kurs valuta asing.

c. Kasus yang sedang dalam proses investigasi oleh pihak yang berwajib, termasuk kasus-kasus dengan tuduhan adanya penipuan atau tindak kriminal dan kasus tersebut telah dilaporkan kepada yang berwajib untuk dilakukan investigasi.

d. Sengketa berkaitan dengan permasalahan hubungan antara agen dan/atau pialang dengan anggota.

e. Sengketa yang telah lebih dari 6 (enam) bulan sejak anggota memberikan jawaban penolakan final.

f. Sengketa yang telah terjadi sebelum berdirinya Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI), kecuali bila sengketa tersebut diajukan ke BMAI dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak beroperasinya BMAI.

g. Sengketa yang sebelumnya telah diselesaikan secara langsung antara pemohon dengan anggota.

h. Sengketa yang pernah atau sedang disidangkan di pengadilan.

Selama Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) berdiri sejak tanggal 12 Mei 2006 dan beroperasi pada tanggal 25 September 2006. Sudah banyak kasus sengketa yang masuk ke Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) kurang lebih sekitar 100 kasus sengketa asuransi, dan 15% dari kasus tersebut sudah dapat diselesaikan oleh BMAI. Tetapi, tidak dapat disebutkan perusahaan apa saja

63

yang pernah masuk ke BMAI, karena menyangkut kode etik nama baik perusahaan.64

Dalam Pasal 27 tentang kerahasiaan pada Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) disebutkan bahwa65

a. Pemohon dan anggota harus menyimpan semua informasi, dokumen, korespondensi (termasuk email), hal-hal atau permasalahan yang dibahas, proposal dan balasan proposal, keputusan adjudikasi, dan lain-lain, secara keseluruhan sangat rahasia dan tidak akan membukakan atau membocorkan rahasia tersebut (baik secara langsung maupun tidak langsung) kepada pihak lain, kecuali diperlukan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku atau perintah pengadilan atau ketentuan administratif yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah lainnya, atau sebagaimana mestinya untuk melaksanakan perjanjian penyelesaian atau adjudikasi.

:

b. Sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku, perintah pengadilan atau sebagaimana mestinya untuk melaksanakan suatu perjanjian penyelesaian atua keputusan adjudikasi, semua pihak yang terlibat dalam proses mediasi dan ajudikasiharus menjaga kerahasiaan dan tidak menggunakan untuk tujuan apapun dalam proses-proses persidangan lainnya:

a) Fakta bahwa proses mediasi dan ajudikasi akan, sedang atau telah berlangsung.

b) Hal-hal yang muncul dalam proses mediasi dan ajudikasi.

c) Pendapat yang dikemukakan atau usulan-usulan atau proposal yang disampaikan untuk penyelesaian sengketa oleh para pihak selama proses mediasi dan ajudikasi.

d) Proposal yang diusulkan oleh mediator dan ajudikasi.

64

Rekapitulasi Sengketa Badan Mediasi Asuransi Indonesia, Op.Cit.

65

e) Semua bahan yang diserahkan dan pembicaraan yang dilakukan selama proses mediasi dan ajudikasi.

f) Apabila pemohon tidak menerima keputusan yang dibuat oleh majelis ajudikator, kenyataan bahwa majelis ajudikator telah membuat keputusan dan substansi dan persyaratan dari keputusan dan pemohon atau pemohon menolak keputusan.

g) Semua bahan-bahan, informasi, korespondensi (termasuk email), masalah yang didiskusikan, proposal dan tanggapan yang disampaikan berkaitan dengan proses mediasi dan ajudikasi, termasuk dan tidak terbatas pada suatu perjanjian penyelesaian kecuali bila diperlukan untuk pelaksanaan perjanjian penyelesaian tersebut.

c. Kecuali untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau perintah pengadilan, semua bahan, dokumen, atau informasi lainnya yang diserahkan untuk keperluan proses mediasi dan ajudikasi bersifat khusus dan tidak dapat dipergunakan sebagai bukti dalam persidangan lainnya atas sengketa yang sama, kecuali bila dokumen tersebut dapat diterima oleh persidangan tersebut.

d. Para pihak tidak dapat meminta anggota majelis ajudikator Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) (karyawan, pejabat atau wakilnya) sebagai saksi, konsultan, arbiter atau ahli dalam suatu persidangan atas sengketa yang sama.

e. Kewajiban pemohon dan anggota untuk menjaga kerahasiaan tidak berkurang dan tetap berlaku secara penuh setelah selesainya proses mediasi dan ajudikasi yang dilakukan oleh Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).

f. Anggota menjamin semua pejabat karyawan, wakil-wakil dan/atau agen- agennya juga mematuhi ketentuan.

Menurut Ketut Sendra selaku sekretaris Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI), penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi mempunyai banyak keuntungan yaitu66

a) Cepat, tidak memakan waktu yang lama. :

b) Gratis, tidak ada biaya.

c) Rahasia dan tidak untuk publik.

d) Ditangani oleh mediator yang memang ahli dalam bidang asuransi.

Dalam Pasal 14 Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) jangka waktu penyelesaian sengketa oleh mediator, seorang mediator harus mengupayakan untuk menyelesaikan sengketa dalam jangka waktu yang wajar, dengan mempertimbangkan kompleksitas dari sengketa.

Apabila sengketa asuransi dapat diselesaikan melalui mediasi, maka mediator harus mencatat secara tertulis semua persyaratan penyelesaian yang dicapai oleh kedua belah pihak. Tapi sebaliknya apabila sengketa tidak dapat diselesaikan melalui mediasi, maka mediator akan meminta persetujuan ketua untuk melanjutkan sengketa ke tingkat Ajudikasi sesuai tata cara yang diatur dalam Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI).67

66

Artikel Mediasi Melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia, diunduh dari situs

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) merupakan tempat penyelesaian sengketa yang mempunyai kontribusi yang sangat penting, terutama untuk penyelesaian sengketa dalam bidang asuransi. Karena proses mediasi sangat tepat untuk penyelesaian sengketa asuransi dibandingkan alternatif penyelesaian sengketa lain. Penyelesaian sengketa melalui mediasi mempunyai banyak keuntungan selain proses mediasi yang cepat, gratis (tidak ada biaya), mediator yang memang ahli dibidangnya, juga kerahasiaannya terjaga karena bukan untuk publik.

67

B. Prosedur Penyelesaian Sengketa Asuransi Pada Badan Mediasi Asuransi