• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Melihat hasil analisis temuan penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan:

1. Proses penyelesaian kasus ekonomii syariah tentang perbankan syariah di Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar yaitu secara umum melalui dua tahapan, yakni yang pertama pra persidangan yaitu; Pendaftaran perkara, penetapan majelis hakim, penetapan penunjukan panitera sidang, penetapan hari sidang (PHS), dan pemanggilan para pihak. Dan yang kedua yaitu tahap persidangan dimana terdapat acara pemeriksaan persidangan istimewa terhadap perkara (perkara digugurkan, dibatalkan, dan perkara verstek) dan acara pemeriksaan persidangan biasa (apabila kedua belah pihak yang bersengketa atau melalui kuasanya hadir pada persidangan pertama dan/atau persidangan selanjutnya) sebelum ke persidangan, dilakukan upaya melalui mediasi.

2. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar pada dasarnya mengikuti Peraturan Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, dimana penyelesaian sengketa ekonomi syariah tersebut biasa disebut dengan gugatan biasa dan dianggap tidak efektif dan efisien karena penyelesaian sengketanya yang memakan waktu yang lama

akibat dari pemeriksaan yang sangat formil dan sangat teknis serta memerlukan biaya yang tidak sedikit. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui prosedur acara biasa dan melalui prosedur acara sederhana, tolak ukur perbedaan yang menjadi pertimbangannya yaitu dari nilai gugatan materilnya dimana jika nilai materil kurang atau sama dengan Rp.200 Juta, maka ditangani dengan cara sederhana. Sebaliknya jika nilainya lebih dari itu maka ditangani dengan acara biasa.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan peneliti dari hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Para Akademisi

Di dalam penelitian ini tentang putusan sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar Nomor Perkara Nomor 1/Pdt.G.S/2019/PA.Mks pastinya akan banyak memngandung manfaat dalam hal ilmu pengetahuan kepada para pembaca dengan cara mempelajari isi putusan ini secara teoritis maupun secara empiris. Oleh karna itu agar kiranya dapat kita pelajari secara mendalam segala bentuk putusan hakim dalam penyelesaian kasus sengketa ekonomi syariah.

2. Bagi Para Majelis Hakim

Hendaklah majelis hakim menggunakan dasar atau sumber hukum yang lebih tinggi dalam memutus sengketa ekonomi syariah ini seperti

Fatwa DSN MUI sehingga nantinya putusan ini bisa diterapkan pada suatu keadaan yang konkrit.

3. Bagi Instansi/Lembaga

Pelayanan merupakan suatu unsur yang penting dari suatu instansi/lembaga, untuk itu kepada pihak pengadilan agama agar lebih meningkatkan lagi pelayanan yang efektif dan efisien sehingga masyarakat dapat percaya secara penuh kepada pengadilan agama untuk menyelesaikan kasus perkara sengketa ekonomi syariah.

67

A.Samuelson, Paul. 1937. The Economics, Mc Graw-Hill Book Co. New York.

Yang dikutip oleh Fathurrahman Djamil, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islami.

Anwar, Khoirul. 2018. Peran Pengadilan dalam Arbritase Syariah, Jakarta:

Prenadamedia Group.

As-Syabab, Mukharom. 2019. Teori dan Implementasi Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, Bogor: Pustaka Amma Alamia.

Bapak Drs. H. Ahmad P., M.H., hakim Pengadilan Agama Tingkat Kelas 1A Kota Makassar, Wawancara Pada Tanggal 03 Februari 2022 di Kantor Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Makassar

Chapra, M. Umar. 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi, Surabaya: Risalah Hati Dasar dari penunjukan Panitera Pengganti/Panitera Sidang dan tugasnya didasarkan

pada ketentuan Pasal 17 ayat (3) dan pasal 165 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Defenisi e-Court adalah sebuah instrument Pengadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online, pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan, (Replik, duplik, kesimpulan, jawaban) dan pemanggilan secara online. Aplikasi ini diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dalam fungsinya menerima pendaftaran perkara secara online dimana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya saat melakukan pendaftaran perkara.

Dokumen Resmi Pengadilan Agama Tingkat 1A Makassar, Diakses tanggal 22 April 2022

Dra. Hj. Nurjaya, M.H. Hakim Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Makassar, Wawancara Pada Tanggal 03 Februari 2022 di Kantor Pengadilan Agama kelas 1A Kota Makassar

Dra. Hj. Nurjaya, M.H. hakim Pengadilan Agama Tingkat Kelas 1A Kota Makassar, Wawancara Pada Tanggal 03 Februari 2022 di Kantor Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Makassar

Dra. Hj. Nurjaya, M.H. Panitera Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Makassar, Wawancara Pada Tanggal 03 Februari 2022 di Kantor Pengadilan Agama kelas 1A Kota Makassar

Dra. Hj. Nurjaya, M.H. Panitera Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Makassar, Wawancara Pada Tanggal 03 Februari 2022 di Kantor Pengadilan Agama kelas 1A Kota Makassar

Efendi Bachtiar, Dkk. 1991. Surat Gugat Dan Hukum Pembuktian Dalam Perkara Perdata, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Gusnawati. 2017. “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah (Analisis Putusan Pengadilan Agama Bukit Tinggi Nomor 0236/Pdt.G/PA.Bkt)”, Skripsi:

Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare.

https://pa-makassar.go.id/tentangpengadilan/profil/sejarah-pengadilan, diakses pada tanggal 22 Aprl 2022

Hariyanto, Erie. 2014. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia, Iqtishadia Vol. 1 No. 1.

Hasanuddin, H., Mansyur, F., Amri, U., & Mustamin, S. W. (2018). Penyaluran Kredit USAha Kecil terhadap Pengusaha Ekonomi Lemah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 2(1), 43-54.

Ikhsan Al Hakim. 2013. “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengedilan Agama Purbalingga (Studi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Pengadilan Agama oleh Pengadilan Agama Purbalingga), Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

Ketentuan memilih Pengadilan Agama sebagai tempat pengajuan gugatan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 142 ayat (1) dan (2) RBg.

Khan, Akram. 1996. Economic Message of The Qur’an, Kuwait: Islamic Book Publlisher.

Manan, Abdul. 2016. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana.

Mannan, Abdul. 1993. Ekonomi Islam Teori dan Praktel Dasar-dasar Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Ismail. 2019. Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aspek Hukum, Surabaya: ITS Press.

Pasal 1 ayat (6) Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa “Akad Ekonomi Syariah adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih atas dasar sukarela yang menimbulkan hak dan kewajiban berdasarkan prinsip syariah”.

Rifa‟I, Akhmad. 2010. Konflik Dan Resolusinya Dalam Perspektif Islam, Millah Edisi Khusus, Desember, Fak. Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sania Nurfatihah. 2018. “Implementasi Gugatan dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Purbalingga”. Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

Sarwono. 2016. Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta: Sinar Grafika.

Sembiring, Jimmy Joses. 2011. Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan:

Negoisasi, Mediasi, Konsiliasi & Arbitrase, (Jakarta: Visimedia)

Sembiring, Jimmy Joses. 2011. Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan:

Negoisasi, Mediasi, Konsiliasi & Arbitrase, (Jakarta: Visimedia)

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2004. Penelitian Hukum Normatif, Cetakan ke-8, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis:

Suaka Media, Yogyakarta: Suaka Media.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang tentang Peradilan Agama setelah keluarnya UU No. 7 Tahun 1989 telah mengalami dua kali perubahan, pertama yaitu UU No. 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua yaitu UU No. 50 Tahun 2009. Dikutip dari Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014)

Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2004). 894-896.

Putusan tersebut dijatuhkan oleh Majelis Hakim karena dalil-dalil yang dijatuhkan penggugat terbukti, baik melalui pembuktian maupun diakui oleh pihak lawan.

L A M

P

I

R

A

N

LAMPIRAN 1: PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana proses pengaduan perkara yang diajukan oleh masyarakat di Pengadilan Agama Makassar?

2. Bagaimana proses pendaftaran gugatan perkara di Pengadilan Agama Makassar?

3. Apakah dalam proses penyelesaian suatu perkara yang bertugas menangani perkara tersebut hanya ada 1 panitera saja?

4. Bagaimana proses penetapan atau penunjukan majelis hakim dalam penyelesaian suatu perkara?

5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana proses penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak yang berperkara di Pengadilan Agama Makassar?

6. Menurut Bapak/Ibu, apa sajakah pertimbangan para majelis hakim sebelum menerima, memutus serta menyelesaikan suatu gugatan perkara?

7. Terkait Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, berapa perkara sengketa ekonomi Syariah yang sudah diterima?

8. Berapa perkara sengketa ekonomi Syariah yang telah putus?

9. Menurut Bapak/Ibu, mengapa selama ini banyak perkara ekonomi syariah banyak yang ditolak dan hanya sebagian yang dikabulkan?

10. Apakah semua perkara sengketa ekonomi Syariah termasuk kedalam gugatan acara biasa atau gugatan sederhana?

11. Dalam setiap perkara terdapat 2 pihak, bagaimana perkara sengketa ekonomi Syariah jika salah satu pihaknya tidak setuju?

12. Terkait perkara sengketa ekonomi Syariah di Pengadilan Agama banyak contohnya, rata-rata contoh perkara apa yang sering diajukan?

13. Apakah bisa disebutkan satu contoh perkara sengketa ekonomi Syariah yang termasuk ke dalam gugatan acara biasa dan sederhana?

14. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara sengketa ekonomi Syariah?

15. Apa yang membedakan proses penyelesaian perkara sengketa ekonomi Syariah yang termasuk dalam gugatan acara biasa dan gugatan sederhana?

LAMPIRAN 2 : SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 3 : KETERANGAN BEBAS PLAGIAT

LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI

Wawancara dengan ibu Dra. Nurjaya, M.H. Hakim Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar.

Wawancara dengan Bapak Drs. Ahmad P., M.H. Hakim Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar.

RIWAYAT HIDUP

Rezky Amalia Syam. Lahir di Makassar pada tanggal 24 November 1999. Anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Syamsul Arifin dan Andi Herawati. Penulis mengawali Pendidikan di bangku Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Al-Ashri Makassar 2004, lulus tahun 2006. Sekolah Dasar di SD Unggulan Toddopuli Makassar 2006, lulus pada tahun 2012.

Kemudian peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTsN 03 Bombana, lulus pada tahun 2015. Selanjutnya menempuh Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bombana, dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis melanjutkan Pendidikan pada program Strata 1 (S1) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Atas Ridho Allah SWT dan dengan kerja keras, pengorbanan, serta kesabaran, pada tahun 2022 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan judul skripsi “Analisis Implementasi Gugatan dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pada Pengadilan Agama Makassar”.

Dokumen terkait