• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil Kerajinan Gitar a. Terbukanya Lapangan Kerja

SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

C. Analisis Data

2. Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil Kerajinan Gitar a. Terbukanya Lapangan Kerja

Berdasarkan data yang dikemukakan di atas industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo telah memberi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat bekerja sebagai pengrajin dan menjadi tenaga kerja. Industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo mempunyai karakteristik yaitu alat yang digunakan untuk memproduksi gitar-gitar di Desa Ngrombo masih tergolong tradisional. Pada umumnya masyarakat desa Ngrombo menggunakan rumah mereka masing-masing sebagai lokasi untuk memproduksi kerajinan gitar. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi gitar kebanyakan adalah tenaga kerja yang merupakan anggota dari keluarga sendiri. Jadi peran anggota keluarga sangat penting dalam kelangsungan industri kerajinan gitar ini. Lapangan kerja yang tercipta dapat terisi oleh anggota rumah tangga pelaku industri sendiri.

Melihat karakterisitik industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo maka keberadaan industri tersebut dapat digolongkan sebagai bagian dari sektor informal. Tajdudin Noer Effendi (1995:74) memberikan pengertian tentang sektor informal yaitu sektor informal diartikan sebagai “pekerja yang berusaha sendiri tanpa buruh, berusaha sendiri dengan buruh tak tetap, atau dibantu tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar”. Ini menekankan bahwa keberadaan sektor informal tampak dalam perannya sebagai penyerap tenaga kerja. Adapun ciri-ciri yang dikemukakan mengenai sektor informal adalah sebagai berikut:

commit to user

b. pola kegiatan berusaha tidak beraturan baik dalam arti lokasi maupun jam kerja

c. teknologi yang digunakan bersifat tradisional.

d. modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil.

e. untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja . f. pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri

usahanya dan kalau mengerjakan, buruh berasal dari keluarga.

g. sumber dana modal usaha pada umumnya dari tabungan sendiri atau dari lembaga keungan yang tidak resmi.

Terpenuhinya syarat–syarat industri kecil sebagai bagian sektor informal dikarenakan bahwa industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :

a. dilakukan di rumah sendiri,

b. umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha pada sektor pertanian,

c. teknologi yang digunakan relatif sederhana, dan tradisional d. tenaga kerja berasal dari lingkungan keluarga dan kerabat, e. pendidikan formal tenaga kerja yang relatif rendah,

dari berbagai karakteristik industri kecil kerajinan gitar yang memenuhi syarat sebagai sebuah usaha sektor informal, maka keterkaitan industri kecil dan sektor informal begitu kental. Sehingga dari hal itu dapat dikatakan bahwa keberadaan industri kecil kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari usaha sektor informal.

Industri kecil sebagai sektor informal terlihat manfaatnya sebagai penyerap tenaga kerja karena terbukanya lapangan kerja baru. Industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo telah mampu membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat setempat. Pembukaan lapangan kerja baru tersebut berdampak pada penekanan pengangguran di Desa Ngrombo.. Untuk itu cukup jelas bahwa dengan berdirinya industri kerajinan gitar ini telah mampu memberikan lapangan kerja baru dan sehingga menyerap tenaga kerja dapat mengurangi motivasi masyarakat desa untuk pergi mencari pekerjaan ke kota.

commit to user

Sejalan dengan hal tersebut Irsan Azhary mengemukakan : ”dengan adanya pengembangan industri ada beberapa manfaat yang didapatkan antara lain yaitu terciptanya lapangan kerja baru , semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industru padar karya ”.(Irsan Azhary, 1986:5)

Timbulnya sektor informal sebagai sumber baru dalam penciptaan lapangan kerja dan peluang berusaha merupakan manifestasi dari tidak sebandingnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang ada, serta keterbatasan sektor formal untuk menampung kelebihan tenaga kerja. perpindahan ke sektor informal merupakan solusi di tengah sempitnya kesempatan kerja di sektor formal. Untuk itu diperlukan penanganan yang intensif mengenai perkembangan sektor informal dewasa ini. Dengan demikian sektor ini dapat lebih berfungsi sebagai peluang untuk berusaha dan menciptakan kesempatan kerja bagi penganggur.

b. Memberikan Pendapatan

Adanya industri kerajinan gitar yang berada di Desa Ngrombo telah memberi peningkatan pendapatan bagi masyarakat pelaku industri. pendapatan diperoleh ketika masyarakat masuk dalam sektor ini menjadi pengrajin maupun sebagai tenaga kerja Ingin mencari bayaran atau tambahan pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mubyarto (1985:216), “industri kecil dan rumah tangga memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/ kepala keluarga dan juga anggota keluarga lainnya”.

Masyarakat Desa Ngrombo lebih menyukai bekerja sebagai pengrajin gitar daripada sebagai petani. Hal ini dikarenakan upah yang diperoleh sebagai pengrajin gitar lebih besar dari pada bekerja sebagai petani ataupun buruh tani. Selain itu, buruh industri kerajinan gitar maupun sebagai pengrajin gitar sifatnya tetap dan tidak musiman seperti dalam pertanian. Jadi tidak ada musim paceklik karena setiap hari memperoleh uang terus. Selain itu tenaga kerja dalam bidang industri bersifat tetap, artinya menetap pada satu majikan. Untuk tenaga kerja rata-rata setiap minggunya mendapatkan upah rata-rata mencapai Rp.130-150ribu. Bahkan jika lembur upah itu dapat lebih besar dari nilai itu. Pendapatan

commit to user

yang lebih besar tentunya diperoleh oleh pemilik industri kerajinan gitar. Pendapatan pemilik industri setiap minggunya rata-rata Rp.300-400ribu. Selain itu peningkatan pendapatan juga diperoleh oleh penduduk yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengrajin tanpa meninggalkan profesi mereka sebelumnya yaitu sebagai petani atau buruh tani. Dari pendapatan yang diperoleh mereka di sektor industri kecil kerajinan gitar dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga mereka.

3. Persoalan dan upaya yang dilakukan dalam industri kerajinan kecil gitar Permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin gitar di Desa Ngrombo yaitu tidak stabilnya harga bahan baku, sulitnya memasarkan hasil produksi gitar mereka dan kurangnya wawasan kewirausahaan dari para pengrajin sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Irsan Azhary (1986:32):

a) pemasaran yang kurang lancar diakibatkan karena persaingan dari barang atau bahan pengganti sejenis yang harganya lebih murah

b) model barang yang dihasilkan relatif kurang bervariasi

c) bahan baku untuk jenis-jenis barang tertentu sangat sulit untuk diperoleh karena masih tergantung dengan negara lain.

Dalam mengatasi harga bahan baku yang tidak stabil para pengrajin mengatasinya dengan cara menekan jumlah produksi mereka. Hal ini dilakukan agar pengrajin tidak mengalami kerugian yang terlalu besar. Permasalahan harga bahan baku terkait erat dengan iklim usaha dan kondisi ekonomi suatu negara. Pangusaha kecil pada umumnya sangat rentan terhadap iklim usaha yang kadang tidak menguntungkan bagi mereka. Pihak swasta yang mampu memberikan pinjaman modal nampaknya membebankan bunga pinjaman yang begitu memberatkan para pelaku industri kecil kerajinan gitar. Hal ini nampaknya sesuai dengan pernyataan Irsan Azhary bahwa :

”...beberapa studi memberikan gambaran bahwa pemberi pinjaman non-institusional pada umumnya membebankan tingkat bunga di atas 2,5% perbulan, sehingga memberatkan pengusaha kecil. Belum lagi jika diperhitungkan beban implisit yang harus ditanggung oleh pengusaha yakni, harga bahan baku produksi yang diterima dari pedagang perantara relatif sangat tinggi , sedangkan di pihak lain harga hasil produksi yang

commit to user

dijual kepada pedagang perantara relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasar ”(Irsan Azhary, 1986:7)

Selain usaha dalam mengatasi bergejolaknya harga bahan baku, usaha juga dilakukan para pengrajin dalam mengatasi kendala sistem pemasaran yaitu dengan melakukan pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara lansung ke lokasi industri kerajinan gitar milik pengrajin di Desa Ngrombo. Selain pemasaran secara langsung strategi yang lain yaitu dengan menjalin hubungan kerjasama dengan distributor supaya gitar mereka lebih dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Hubungan kerjasama dilakukan dengan distributor atau tengkulak dengan ketentuan harga barang ditentukan oleh Distributor. Jadi, pengrajin sangat bergantung oleh pihak distributor atau tengkulak dalam hubungan kerjasama ini, hal ini sejalan dengan Hadi Prayitno yang mengungkapkan bahwa:

“rantai terlemah dari industri kecil pada umumnya terletak dibidang pemasaran. Kebanyakan dari para pengrajin kia misalnya pengrajin kulit dan penenun kecil, lebih tepat disebut “buruh”” borongan dari tengkulak yang bertindak sebagai suplpier bahan baku, pemberi modal, dan penyalur hasil-hasilnya. Dalam masalah harga para pengusaha kecil atau pengrajin tersebut adalah “price taker” atau hanya menerima upah.kontinuitas usaha mereka tergantung pada hubungan baik mereka dengan para tengkulak tersebut. Keadaan yang sudah berlangsung turun-temurun seperti ini menimbulkan ketergantungan dari pengusaha kecil kita kepada para tengkulak. (Hadi Prayitno, 1987:67)

Sistem kerja yang digunakan dalam pembuatan kerajinan gitar di Desa Ngrombo yaitu menggunakan sistem kerja yang terpola-pola menjadi beberapa unsur bagian, namun dalam sistem kelompok tersebut antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Ada kelompok pengrajin yang saat ini hanya membuat bagian stang gitar, ada pengrajin yang menggarap bodi gitar saja dan beberapa kelompok pengrajin mengerjakan bagian penyelesaian atau pengecatan. Kerjasama menjadi unsur penting dalam kelangsungan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Kesadaran untuk berkelompok mulai tumbuh di masyarakat tersebut. Kerjasama yang terbangun dalam kegiatan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo terbina mulai dari lingkungan keluarga hingga sampai pada lingkungan

commit to user

masyarakat. Peran anggota keluarga menjadi sangat pening bagi kelangsungan industri kecil kerajinan gitar. Anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak memberikan kontribusi yang cukup berarti. Pada umumnya kegiatan di industri kecil kerajinan gitar sebagian besar di dominasi oleh kalangan laki-laki. Namun peran perempuan dalam kegiatan industri tersebut juga tidak kalah pentingnya. Biasanya perempuan- perempuan membangtu para suami mereka dalam proses penyelesaian. Proses penyelesaian tersebut meliputi pengecatan serta pengeringan. Begitu juga dengan anak perempuan di Desa tersebut. Dari sini dapat di katakan bahwa solidaritas kelompok mulai terbangun dari lingkungan keluarga hingga akhirnya solidaritas yang telah ada tersebut terbangun dalam lingkungan yang lebih luas yaitu pada masyarakat Desa Ngrombo. Kesadaran berkelompok tersebut di lihat sebagai kemauan untuk bekerja sama dalam mengambangkan industri kerajinan gitar. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan sebagai berikut :

”Relasi antar perusahaan yang ada di dalam kluster akan bersifat dinamis manakala perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya mengadakan aksi bersama (joint action). Di dalam aksi bersama itu bukan berarti bahwa semua perusahaan yang ada di dalam kluster serentak melakukan hal yang sama. Aksi bersama itu bisa dilakukan oleh sekelompok kecil perusahaan. Di dalam proses produksi, misalnya, ada perusahaan yang melakukan penggarapan sampai setengah jadi, sedangkan proses penyelesaiannya (finishing) bisa dilakukan oleh perusahaan yang lain. (http:://www.ekonomirakyat.org/edisi_10/artikel_3.htm )

Sulitnya pemasaran hasil kerajinan gitar mereka karena para pengrajin masih mempunyai wawasan wirausaha yang sedikit. Untuk menambah wawasan kewirausahaan para pengrajin maka Pemerintah setempat senantiasa melakukan upaya. Upaya yang selama ini dilakukan yaitu dengan memberikan pembinaan-pembinaan tentang kewirausahaan bagi mereka. Pembinaan yang selama ini diberikan yaitu pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi. Sejalan dengan hal tersebut di atas Hadi Prayitno menyatakan :

“pembinaan pengusaha kecil jelas merupakan usaha yang perlu terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah.

commit to user

Pembinaan itu semestinya dimulai dari apa yang dimiliki pengrajin itu sendiri untuk mengembangkan potensi yang ada. kunci pembinaan usaha kecil dewasa ini terletak di bidang pemasaran yang bertujuan agar hasil produksi industri kecil dapat terjual. (Hadi Prayitno,1987:70) ”

Berbagai strategi yang dilakukan oleh pengrajin dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri kecil kerajinan gitar tidak lain merupakan upaya dalam rangka menjaga agar keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo tetap bisa berlangsung dan mampu bertahan. Dari hal tersebut diharapkan keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo mampu memberikan kontribusi yang bernilai positif bagi masyarakat Desa Ngrombo khususnya dan masyarakat luas

commit to user

BAB V