• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN .1. Penyesuaian

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 47-57)

Penyesuaian adalah suatu proses dimana pada saat melakukan

pengukuran, pengamat mengukur dan membandingkan performansi

(kecepatan) kerja operator terhadap konsep kecepatan kerja yang dimiliki

pengamat. Sifat dari pemberian faktor penyesuaian ini adalah “judgement”,

yang hanya benar-benar berdasarkan kemampuan pengamat. Sifat ini tidak

dapat dihindarkan dalam melakukan perhitungan waktu normal. Unsur

“subyektif” pengamat akan masuk ke dalam proses penentuan waktu normal

tersebut. Cara pemberian penyesuaian adalah dengan mengalikan waktu siklus

Penyesuaian cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor

yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja,

yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi. Setiap faktor

terbagi ke dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing.

Tabel 2.5 Tabel penyesuaian menurut Westinghouse (Sutalaksana, 1979)

KETERAMPILAN USAHA + 0.15 A1 Superskill + 0.13 A2 + 0.11 B1 Excellent + 0.08 B2 + 0.06 C1 Good + 0.03 C2 0.00 D Average - 0.05 E1 Fair - 0.10 E2 - 0.16 F1 Poor - 0.22 F2 + 0.13 A1 Superskill + 0.12 A2 + 0.10 B1 Excellent + 0.08 B2 + 0.05 C1 Good + 0.02 C2 0.00 D Average - 0.04 E1 Fair - 0.08 E2 - 0.12 F1 Poor - 0.17 F2

KONDISI KERJA KONSISTENSI

+ 0.06 A Ideal + 0.04 B Excellent + 0.02 C Good 0.00 D Average - 0.03 E Fair - 0.07 F Poor + 0.04 A Ideal + 0.03 B Excellent + 0.00 C Good 0.00 D Average - 0.02 E Fair - 0.04 F Poor

2.9.2. Kelonggaran

Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus

diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya

operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan, namun sifatnya

alamiah. Sifat alamiah ini menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung

bertambah, karena gangguan kerja yang muncul dan tidak dapat dihindarkan.

Kelonggaran yang dimaksud terdiri atas tiga jenis, yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Yang termasuk dalam kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah hal-hal

seperti minum sekedar hanya untuk menghilangkan rasa haus, untuk

menghilangkan ketegangan atau kejemuan dalam bekerja. Kebutuhan

seperti ini adalah hal yang alamiah dan mutlak, bila dilarang akan

mengakibatkan pekerja stress dan tidak dapat bekerja dengan baik

sehingga produktivitas menurun.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique / kelelahan

Rasa fatique tercermin bila menurunnya hasil produksi baik jumlah

maupun kualitas. Bila rasa fatique telah dating dan pekerja harus bekerja

untuk menghasilkan performance normalnya maka usaha yang

dikeluarkan pekerja lebih besar dari keadaan normal dan hal ini akan

menambahkan rasa fatique.

Kelonggaran untuk rasa lelah (fatique), yang terdiri dari :

b. Sikap kerja

c. Gerakan kerja

d. Kelelahan mata

e. Temperatur

f. Keadaan atmosfer tempat kerja

g. Lingkungan kerja

3. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan

Yang termasuk dalam hambatan yang tak tehindarkan adalah

menerima atau meminta petunjuk pengawas, melakukan penyesuaian

mesin, memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat, mengasah peralatan

gerinda, dan lain-lain. Hal-hal seperti ini hanya dapat diusahakan serendah

mungkin.

Tabel 2.6 Tabel besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

Faktor Kelonggaran (%)

A. Tenaga yang Dikeluarkan

1 Dapat diabaikan 0,0 - 6,0 2 Sangat ringan 6,0 - 7,5 3 Ringan 7,5 - 12,0 4 Sedang 12,0 - 19,0 5 Berat 19,0 - 30,0 6 Sangat berat 30,0 - 50,0 7 Luar biasa berat

B. Sikap Kerja

1 Duduk 0,00 - 1,00

2 Berdiri di atas dua kaki 1,0 - 2,5 3 Berdiri di atas satu kaki 2,5 - 4,0

4 Berbaring 2,5 - 4,0 5 Membungkuk 4,0 – 10 C. Gerakan Kerja 1 Normal 0 2 Agak terbatas 0 - 5 3 Sulit 0 - 5

4 Pada anggota-anggota badan terbatas 5 - 10 5 Seluruh anggota badan terbatas 10 - 15

D. Kelelahan Mata

1 Pandangan yang terputus-putus 1,0 - 6,0 2 Pandangan yang hampir terus-menerus 6,0 - 7,5 3 Pandangan terus-menerus dengan fokus berubah-ubah 7,5 - 12,0 4 Pandangan terus-menerus dengan fokus tetap 12,0 -19,0

E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja

1 Beku >10 2 Rendah 10 - 0 3 Sedang 0 - 5 4 Normal 0 - 5 5 Tinggi 5 - 40 6 Sangat tinggi >40 F. Keadaan Atmosfer 1 Baik 0 2 Cukup 0 - 5 3 Kurang baik 5 - 10 4 Buruk 10 -20

G. Keadaan Lingkungan yang Baik

1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0 2 Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0 - 1 3 Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1 -3

4 Sangat bising 0 - 5

5

Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan

kwalitas 0 - 5

7 Keadaan-keadaan yang luar biasa 5 – 15 Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0 - 2,5 % Wanita = 2 - 5 %

Sumber : Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra dan John H. Tjakraatmadja,

Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi

Bandung, Bandung, 1979.

2.10 PETA-PETA KERJA UNTUK ANALISIS KERJA 2.10.1. Definisi Peta Kerja (Sutalaksana, 1979:15)

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara

sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta kerja kita bisa

melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari

mulai masuk ke pabrik yang berbentuk bahan baku; kemudian

menggambarkan semua semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi,

operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk

jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.

Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja,

maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses

produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan,

antara lain : kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu,

menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu

ekonomis, serta menghilangkan waktu menunggu antar operasi. Pada

dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya

produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta-peta kerja merupakan

alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah

dalam perencanaan perbaikan kerja.

2.10.2. Peta Aliran Proses

Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menunjukkan

urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan

yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta didalamnya

memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu

yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Waktu biasanya dinyatakan dalam

jam dan jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini

tidak terlampau mengikat.

Peta Aliran Proses pada umumnya terbagi dalam 2 tipe, yaitu :

1. Peta Aliran Proses tipe bahan

2. Peta Aliran Proses tipe orang

Peta Aliran Proses tipe bahan ialah suatu peta yang menggambarkan

kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk

jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi. Contoh penggunaan peta ini

dalam praktek, misalnya untuk menggambarkan aliran yang dialami bahan

saat penerimaan, pengepakan, dan pengiriman.

1. Peta Aliran Proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang

operator.

2. Peta Aliran Proses yang menggambarkan aliran kerja sekelompok

manusia.

Pada umumnya Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang

menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusianya.

Peta ini merupakan gambar simbolis dan sistematis dari suatu metoda kerja

yang dijalani oleh seseorang atau oleh sekelompok pekerja ketika

pekerjaannya membutuhkan dia (mereka) untuk bergerak dari suatu tempat

ketempat lainnya.

Kegunaan Peta Aliran Proses adalah sebagai berikut :

1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang

mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas

terakhir.

2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu

proses atau prosedur.

3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan

atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.

4. Sebagai alat unutk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda

kerja.

5. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan

6. Sebagai alat untuk melaukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda

kerja.

7. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh

suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini

merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk

mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi

ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat

digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.

2.10.3. Analisa Suatu Peta Aliran Proses

Salah satu cara sederhana yang bisa digunakan untuk menganalisa

suatu Peta Aliran Proses adalah dengan “Dot and Check Technique”. Cara ini

dilaksanakan dengan mengajukan 5 buah pertanyaan dasar (apa, dimana,

kapan, siapa, dan bagaimana) pada setiap “kejadian” dalam Peta Aliran Proses

tersebut, yang kemudian bisa dilaksanakan untuk perbaikan, yaitu :

1. Menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.

2. Menggabungkan atau mengubah tempat kerja.

3. Menggabungkan atau mengubah waktu atau urutan kerja

4. Menggabungkan atau mengubah orang.

5. Menyederhanakan atau memperbaiki metoda kerja.

2.10.4. Peta Tangan Kiri Tangan Kanan

Untuk menyempurnakan cara atau metode kerja yang digunakan dalam

tentunya jika setiap stasiun kerja telah disempurnakan, maka untuk

memperbaiki proses secara keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan.

Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang lebih terperinci, dan terutama

untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan

sehingga diperoleh urutan yang terbaik maka diperlukan suatu studi gerakan.

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan

untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang

memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Peta ini menggambarkan semua gerakan pada saat bekerja dan pada

saat menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, dan juga

menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan

tangan kanan pada saat melakukan suatu pekerjaan. Peta ini memperlihatkan

semua operasi secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan

operasi tersebut dan sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual

dimana tiap siklus dari pekerja tadi terjadi dengan cepat dan terus berulang.

Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan :

1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.

2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan

tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.

3. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.

2.10.5. Analisa Suatu Peta Tangan Kiri Tangan Kanan

Setelah Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan yang menunjukkan cara

kerja yang ada selesai dibuat, langkah berikutnya, si penganalisa harus

memikirkan bagaimana agar perbaikan cara kerja tersebut bisa diperoleh.

Untuk ini, biasanya elemen gerakan “menganggur” dan “memegang untuk

memakai” merupakan titik yang baik untuk memulai penganalisaan.

Analisa terhadap suatu stasiun kerja, melalui peta ini akan sangat lancar,

apabila si penganalisa sudah mengerti menangani studi gerakan dan

prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Ini penting, karena perbaikan suatu stasiun kerja bias

dicapai, apabila kita melakukan analisa terhadap semua elemen gerakan dalam

pekerjaan tersebut, secara lengkap dan teliti.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 47-57)

Dokumen terkait