Penyesuaian adalah suatu proses dimana pada saat melakukan
pengukuran, pengamat mengukur dan membandingkan performansi
(kecepatan) kerja operator terhadap konsep kecepatan kerja yang dimiliki
pengamat. Sifat dari pemberian faktor penyesuaian ini adalah “judgement”,
yang hanya benar-benar berdasarkan kemampuan pengamat. Sifat ini tidak
dapat dihindarkan dalam melakukan perhitungan waktu normal. Unsur
“subyektif” pengamat akan masuk ke dalam proses penentuan waktu normal
tersebut. Cara pemberian penyesuaian adalah dengan mengalikan waktu siklus
Penyesuaian cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor
yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja,
yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi. Setiap faktor
terbagi ke dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing.
Tabel 2.5 Tabel penyesuaian menurut Westinghouse (Sutalaksana, 1979)
KETERAMPILAN USAHA + 0.15 A1 Superskill + 0.13 A2 + 0.11 B1 Excellent + 0.08 B2 + 0.06 C1 Good + 0.03 C2 0.00 D Average - 0.05 E1 Fair - 0.10 E2 - 0.16 F1 Poor - 0.22 F2 + 0.13 A1 Superskill + 0.12 A2 + 0.10 B1 Excellent + 0.08 B2 + 0.05 C1 Good + 0.02 C2 0.00 D Average - 0.04 E1 Fair - 0.08 E2 - 0.12 F1 Poor - 0.17 F2
KONDISI KERJA KONSISTENSI
+ 0.06 A Ideal + 0.04 B Excellent + 0.02 C Good 0.00 D Average - 0.03 E Fair - 0.07 F Poor + 0.04 A Ideal + 0.03 B Excellent + 0.00 C Good 0.00 D Average - 0.02 E Fair - 0.04 F Poor
2.9.2. Kelonggaran
Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus
diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya
operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan, namun sifatnya
alamiah. Sifat alamiah ini menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung
bertambah, karena gangguan kerja yang muncul dan tidak dapat dihindarkan.
Kelonggaran yang dimaksud terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Yang termasuk dalam kelonggaran untuk kebutuhan pribadi adalah hal-hal
seperti minum sekedar hanya untuk menghilangkan rasa haus, untuk
menghilangkan ketegangan atau kejemuan dalam bekerja. Kebutuhan
seperti ini adalah hal yang alamiah dan mutlak, bila dilarang akan
mengakibatkan pekerja stress dan tidak dapat bekerja dengan baik
sehingga produktivitas menurun.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique / kelelahan
Rasa fatique tercermin bila menurunnya hasil produksi baik jumlah
maupun kualitas. Bila rasa fatique telah dating dan pekerja harus bekerja
untuk menghasilkan performance normalnya maka usaha yang
dikeluarkan pekerja lebih besar dari keadaan normal dan hal ini akan
menambahkan rasa fatique.
Kelonggaran untuk rasa lelah (fatique), yang terdiri dari :
b. Sikap kerja
c. Gerakan kerja
d. Kelelahan mata
e. Temperatur
f. Keadaan atmosfer tempat kerja
g. Lingkungan kerja
3. Kelonggaran untuk hambatan yang tak terhindarkan
Yang termasuk dalam hambatan yang tak tehindarkan adalah
menerima atau meminta petunjuk pengawas, melakukan penyesuaian
mesin, memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat, mengasah peralatan
gerinda, dan lain-lain. Hal-hal seperti ini hanya dapat diusahakan serendah
mungkin.
Tabel 2.6 Tabel besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
Faktor Kelonggaran (%)
A. Tenaga yang Dikeluarkan
1 Dapat diabaikan 0,0 - 6,0 2 Sangat ringan 6,0 - 7,5 3 Ringan 7,5 - 12,0 4 Sedang 12,0 - 19,0 5 Berat 19,0 - 30,0 6 Sangat berat 30,0 - 50,0 7 Luar biasa berat
B. Sikap Kerja
1 Duduk 0,00 - 1,00
2 Berdiri di atas dua kaki 1,0 - 2,5 3 Berdiri di atas satu kaki 2,5 - 4,0
4 Berbaring 2,5 - 4,0 5 Membungkuk 4,0 – 10 C. Gerakan Kerja 1 Normal 0 2 Agak terbatas 0 - 5 3 Sulit 0 - 5
4 Pada anggota-anggota badan terbatas 5 - 10 5 Seluruh anggota badan terbatas 10 - 15
D. Kelelahan Mata
1 Pandangan yang terputus-putus 1,0 - 6,0 2 Pandangan yang hampir terus-menerus 6,0 - 7,5 3 Pandangan terus-menerus dengan fokus berubah-ubah 7,5 - 12,0 4 Pandangan terus-menerus dengan fokus tetap 12,0 -19,0
E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja
1 Beku >10 2 Rendah 10 - 0 3 Sedang 0 - 5 4 Normal 0 - 5 5 Tinggi 5 - 40 6 Sangat tinggi >40 F. Keadaan Atmosfer 1 Baik 0 2 Cukup 0 - 5 3 Kurang baik 5 - 10 4 Buruk 10 -20
G. Keadaan Lingkungan yang Baik
1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0 2 Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0 - 1 3 Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1 -3
4 Sangat bising 0 - 5
5
Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan
kwalitas 0 - 5
7 Keadaan-keadaan yang luar biasa 5 – 15 Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0 - 2,5 % Wanita = 2 - 5 %
Sumber : Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra dan John H. Tjakraatmadja,
Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi
Bandung, Bandung, 1979.
2.10 PETA-PETA KERJA UNTUK ANALISIS KERJA 2.10.1. Definisi Peta Kerja (Sutalaksana, 1979:15)
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta kerja kita bisa
melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari
mulai masuk ke pabrik yang berbentuk bahan baku; kemudian
menggambarkan semua semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi,
operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.
Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja,
maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses
produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan,
antara lain : kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu,
menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu
ekonomis, serta menghilangkan waktu menunggu antar operasi. Pada
dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya
produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta-peta kerja merupakan
alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah
dalam perencanaan perbaikan kerja.
2.10.2. Peta Aliran Proses
Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menunjukkan
urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan
yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta didalamnya
memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu
yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Waktu biasanya dinyatakan dalam
jam dan jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini
tidak terlampau mengikat.
Peta Aliran Proses pada umumnya terbagi dalam 2 tipe, yaitu :
1. Peta Aliran Proses tipe bahan
2. Peta Aliran Proses tipe orang
Peta Aliran Proses tipe bahan ialah suatu peta yang menggambarkan
kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk
jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi. Contoh penggunaan peta ini
dalam praktek, misalnya untuk menggambarkan aliran yang dialami bahan
saat penerimaan, pengepakan, dan pengiriman.
1. Peta Aliran Proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
2. Peta Aliran Proses yang menggambarkan aliran kerja sekelompok
manusia.
Pada umumnya Peta Aliran Proses tipe orang adalah suatu peta yang
menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusianya.
Peta ini merupakan gambar simbolis dan sistematis dari suatu metoda kerja
yang dijalani oleh seseorang atau oleh sekelompok pekerja ketika
pekerjaannya membutuhkan dia (mereka) untuk bergerak dari suatu tempat
ketempat lainnya.
Kegunaan Peta Aliran Proses adalah sebagai berikut :
1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang
mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas
terakhir.
2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu
proses atau prosedur.
3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan
atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
4. Sebagai alat unutk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda
kerja.
5. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan
6. Sebagai alat untuk melaukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda
kerja.
7. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh
suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini
merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk
mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi
ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat
digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi.
2.10.3. Analisa Suatu Peta Aliran Proses
Salah satu cara sederhana yang bisa digunakan untuk menganalisa
suatu Peta Aliran Proses adalah dengan “Dot and Check Technique”. Cara ini
dilaksanakan dengan mengajukan 5 buah pertanyaan dasar (apa, dimana,
kapan, siapa, dan bagaimana) pada setiap “kejadian” dalam Peta Aliran Proses
tersebut, yang kemudian bisa dilaksanakan untuk perbaikan, yaitu :
1. Menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.
2. Menggabungkan atau mengubah tempat kerja.
3. Menggabungkan atau mengubah waktu atau urutan kerja
4. Menggabungkan atau mengubah orang.
5. Menyederhanakan atau memperbaiki metoda kerja.
2.10.4. Peta Tangan Kiri Tangan Kanan
Untuk menyempurnakan cara atau metode kerja yang digunakan dalam
tentunya jika setiap stasiun kerja telah disempurnakan, maka untuk
memperbaiki proses secara keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan.
Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang lebih terperinci, dan terutama
untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan
sehingga diperoleh urutan yang terbaik maka diperlukan suatu studi gerakan.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan
untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang
memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan pada saat bekerja dan pada
saat menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, dan juga
menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan
tangan kanan pada saat melakukan suatu pekerjaan. Peta ini memperlihatkan
semua operasi secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan
operasi tersebut dan sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual
dimana tiap siklus dari pekerja tadi terjadi dengan cepat dan terus berulang.
Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan :
1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan
tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.
2.10.5. Analisa Suatu Peta Tangan Kiri Tangan Kanan
Setelah Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan yang menunjukkan cara
kerja yang ada selesai dibuat, langkah berikutnya, si penganalisa harus
memikirkan bagaimana agar perbaikan cara kerja tersebut bisa diperoleh.
Untuk ini, biasanya elemen gerakan “menganggur” dan “memegang untuk
memakai” merupakan titik yang baik untuk memulai penganalisaan.
Analisa terhadap suatu stasiun kerja, melalui peta ini akan sangat lancar,
apabila si penganalisa sudah mengerti menangani studi gerakan dan
prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Ini penting, karena perbaikan suatu stasiun kerja bias
dicapai, apabila kita melakukan analisa terhadap semua elemen gerakan dalam
pekerjaan tersebut, secara lengkap dan teliti.