• Tidak ada hasil yang ditemukan

d penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan;

d.

penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan

kesehatan dan sumber daya kesehatan;

c. pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan;

d. pelaksanaan kegiatan kefarmasiaan dan prasarana dan sarana kesehatan;

e. pelaksanaan pengembangan SDM kesehatan dan penyelanggaraan perizinan dibidang kesehatan;

f. pelaksanaan pembinaan administrasi dan teknis terhadap rumah sakit umum daerah;

g. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan administrasi dan teknis terhadap puskesmas dan gudang farmasi kabupaten;

h. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap sarana kesehatan swasta;

i. pemantauan evaluasi dan pelaporan pelayanan kesehatan, kefarmasian dan sarana prasarana serta sdm kesehatan dan perizinan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan; k. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas dan fungsi.

Pasal 17

(1) Seksi Pelayanan dan Jaminan Kesehatan merupakan satuan pelaksana bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan.

(2) Seksi Pelayanan dan Jaminan Kesehatan sebagaimana pada ayat (1) mempunyai tugas :

a. menyusun bahan Renstra, RKA dan DPA sesuai dengan lingkup kerja; b. melaksanakan DPA sesuai dengan lingkup kerja;

c.

penyiapan perumusan dan pelaksanaan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional serta pemantauan, evaluasi, dan laporan di bidang pelayanan dan jaminan kesehatan;

d.

menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan dan jaminan kesehatan;

e.

mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan/data untuk menyempurnakan dan penyusunan standar pelaksanaan;

f.

menyelenggarakan sosialisasi, standar pelayanan kesehatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

g.

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pelayanan dan jaminan kesehatan;

h.

menyelenggarakan upaya kesehatan komunitas;

i.

menyelenggarakan upaya kesehatan rujukan /spesialistik;

j.

menyelenggarakan upaya sistem rujukan;

k.

menyelenggarakan akreditasi sarana pelayanan kesehatan;

l.

melaksanakan program kesehatan mata;

m.

melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut;

n.

melaksanakan pembinaan administrasi dan teknis terhadap rumah sakit;

o.

melaksanakan pembinaan, pengawasan administrasi dan teknis terhadap puskesmas dan gudang farmasi kabupaten;

p.

menyelenggarakan kegiatan jaminan kesehatan nasional;

r.

menyelenggarakan kegiatan bantuan operasional kesehatan;

s.

melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala bidang pelayanan dan jaminan kesehatan;

t.

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 18

(1) Seksi Kefarmasian dan Sarana Prasarana merupakan satuan pelaksana bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian dan sarana prasarana yang dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan.

(2) Seksi Kefarmasian dan Sarana Prasarana sebagaimana pada ayat (1) mempunyai tugas :

a. menyusun bahan Renstra, RKA dan DPA sesuai dengan lingkup kerja; b. melaksanakan DPA sesuai dengan lingkup kerja;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional serta pemantauan, evaluasi, dan laporan di bidang kefarmasian dan sarana prasarana;

d. menyusun program kerja dan rencana anggaran seksi;

e. menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan program farmasi dan sarana dan prasarana;

f. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data serta mengelola sarana dan prasarana kesehatan;

g. menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan standar sarana dan prasarana kesehatan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan; h. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelayanan kefarmasian di seluruh

sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta;

i. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Usaha Jamu dan Pengobatan Tradisional;

j. melaksanakan pengawasan terhadap sediaan farmasi di sarana kesehatan dan makanan/minuman di sarana umum;

k. penerbitan/pencabutan sertifikasi Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) serta sertifikasi Penyuluhan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan produk IRT

l. penerbitan/pencabutan sertifikasi produksi alat kesehtan kelas 1 tertentu dan PKRT kelas 1 tertentu perusahaan rumah tangga serta tindak lanjut hasil pengawasan;

m. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala bidang pelayanan dan jaminan kesehatan;

Pasal 19

(1) Seksi Sumber Daya Manusia dan Perizinan merupakan satuan pelaksana bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan penyelenggaraan perizinan yang dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan.

(2) Seksi Sumber Daya Manusia dan Perizinan sebagaimana pada ayat (1) mempunyai tugas :

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA sesuai dengan lingkup kerja; b. melaksanakan DPA sesuai dengan lingkup kerja;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional serta pemantauan, evaluasi, dan laporan di bidang sumber daya manusia dan perizinan;

d. menyusun program kerja dan rencana anggaran seksi;

e. menyelenggarakan pengelolaan sumber daya manusia untuk UKM dan UKP meliputi perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembangunan sumber daya manusia;

f. pengelolaan potensi sumber daya dalam rangka kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia (UKBM);

g. menyelenggarakan penerbitan izin praktek dan izin kerja tenaga kesehatan;

h. menyelenggarakan penerbitan izin dan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C dan D serta fasilitas pelayanan kesehatan daerah kabupaten;

i. menyelenggarakan penerbitan izin usaha kesehatan swasta (apotek, toko obat, toko alat kesehatan, optik, balai pengobatan/klinik, sarana praktik dokter bersama, dan UMOT);

j. menyelenggarakan penerbitan izin produk IRT, UMOT, jamu dan Peralatan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);

k. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala bidang pelayanan dan jaminan kesehatan;

l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 6 Unit Pelaksana Teknis

Pasal 20

(1) Dinas Kesehatan mempunyai Unit pelaksana teknis kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan sebagai berikut :

a. rumah sakit umum daerah; b. puskesmas;

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, kedudukan, susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum daerah, puskesmas dan gudang farmasi kabupaten diatur dengan Peraturan Bupati

Paragraf 7

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 21

(1) Dinas Kesehatan memiliki kelompok jabatan fungsional kesehatan dan jabatan fungsional tertentu lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh ketua kelompok jabatan fungsional yang dipilih dari pejabat fungsional dan diajukan pengangkatannya kepada kepala dinas.

(3) Pejabat fungsional yang dapat dipilih dan diajukan untuk diangkat sebagai ketua kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang- kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. mempunyai etos kerja yang baik;

b. tidak pernah melanggar disiplin dan etika profesi;

c. mempunyai sasaran kinerja pegawai dengan nilai rata-rata baik selama 2 (dua) tahun terakhir;

d. dihormati dikalangan pejabat fungsional dinas kesehatan; e. memberikan sikap keteladanan; dan

f. dapat menjadi perekat dikalangan fungsional dinas kesehatan.

(4) Ketua kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diangkat untuk masa kerja 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih dan diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa kerja berikutnya, dan diberikan insentif bulanan sesuai kemampuan keuangan daerah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok jabatan fungsional dinas kesehatan diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB III TATA KERJA

Pasal 22

Dinas Kesehatan sebagai bagian dari perangkat daerah wajib melaksanakan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya serta hubungan dinas antar SKPD.

Pasal 23

Kepala Dinas Kesehatan sebagai pimpinan SKPD wajib mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien, objektif dan produktif dalam rangka pencapaian visi dan misi dinas kesehatan sebagai bagian dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pasal 24

Seluruh pejabat struktural dinas kesehata wajib mendayagunakan, membina, mengembangkan, mengordinasikan, membimbing, dan/atau memfasilitasi setiap bawahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 25

Setiap pejabat struktural dan fungsional dinas kesehatan wajib menjalankan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam hubungan internal dan eksternal.

Pasal 26

Setiap pejabat struktural dan fungsional dinas kesehatan yang memangku jabatan managerial wajib mengambil tindakan sedini mungkin apabila ditemukan atau ada indikasi penyimpangan dalam lingkup tugas, fungsi dan kewenangan serta tanggung jawab masing-masing.

BAB IV KEPEGAWAIAN

Pasal 27

Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di dinas kesehatan merupakan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Daerah.

Pasal 28

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, objektif dan produktif.

Pasal 29

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di dinas kesehatan dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan prasarana dan sarana kerja secara tepat guna, tertib, teratur, bersih dan rapi.

BAB V KEUANGAN

Pasal 30

Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber lainnya yang sah.

Pasal 31

Setiap penerimaan keuangan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi dinas kesehatan merupakan penerimaan Daerah dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32

Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan baik yang bersumber dari APBD, APBN atau sumber lainnya yang sah wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, ekonomis, kehati-hatian, ketelitian, tertib, kepastian dan taat azas.

BAB VI ASET Pasal 33

3) Prasarana dan sarana yang dipergunakan oleh dinas kesehatan merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.

4) Dinas kesehatan wajib melaksanakan pengelolaan, pencatatan, pembukuan, pelaporan dan pertanggungjawaban prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prinsip standar akuntansi pemerintah.

Pasal 34

Setiap penerimaan prasarana dan sarana baik berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak dari pemerintah pusat, swasta atau pihak lainnya melalui hibah atau bantuan merupakan penerimaan penambahan kekayaan daerah sehingga harus disampaikan dan dilaporkan kepada Bupati melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sekaligus sebagai Bendahara Umum Daerah untuk dicatat dan dibukukan sebagai barang milik daerah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 35

Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Pasal 28 sampai dengan Pasal 49 Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 12 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Pada Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Lembaran Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2008 Nomor 239), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 36

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

10.2.1. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya .

fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

10.3 Masalah, Analisisa Kelembagaan dan Usulan Program 10.3.1. Masalah yang Dihadapi

Permasalahan yang banyak terjadi di suatu struktur kelembagaan adalah:

- Terjadinya tumpang tindih antara tugas dan fungsi pokok yang menjadi tanggung jawab suatu pemimpin di dalam struktur organisasi itu sendiri;

- Kurangnya SDM pegawai pemerintah dan non pemerintah, baik dalam tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri, sehingga masing- masing individu kurang menguasai lingkup pekerjaannya;

- Kurangnya prasarana, sarana maupun fasilitas kelembagaan, seperti ruangan, perangkat komputer, alat survey, maupun inventaris lainnya, sehingga dapat menghambat kinerja pegawai kelembagaan.

10.3.2. Analisis Permasalahan Kelembagaan

Adanya tumpang tindih dalam tugas dan fungsi pokok instansi tersebut disebabkan kurangnya jumlah pegawai yang menguasai bidang-bidang khusus, tertutama sektor yang berkaitan dengan pengembangan investasi jangka menengah Kabupaten Humbang

Hasundutan, sehingga satu orang dipaksakan untuk menangani beberapa bidang, yang bahkan bidang tersebut tidak dikuasinya.

Sedangkan adanya kekurangan di bidang SDM pegawai pemerintah dan non pemerintah tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dala perkembangan zaman yang semakin maju dan tidak diimbanginya dengan sarana dan prasrana yang memadai terutama di dalam hal sarana teknologi.

10.3.3. Usulan Program

Beberapa program yang disulkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah: - Diadakannya penseleksian pegawai yang benar-benar berkualitas sesuai dengan

bidang yang dibuthkan di instansi pemerintah dan non pemerintah;

- Diberlakukannya sistem satu kepala bagian untuk satu bidang khusus, sehingga kepala bagian tersebut dapat berkonsentrasi dalam mengawasi dan memajukan bidangnya tersebut;

- Peningkatan kualitas pegawai dengan rutinnya diadakan pelatihan-pelatihan mapun kursus yang dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM;

- Adanya penyaluran dana khusus dan wajib untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana maupun fasilitas yang dibutuhkan.

10.4 Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi

10.4.1. Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPI2-JM

Kedudukan Kepala BAPPEDA Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pelaksanaan RPI2- JM adalah sebagai Ketua Satgas Kabupaten Humbang Hasundutan yang berfungsi :

1. Mengkoordinasikan proses penyiapan dan pelaksanakan penyusunan Berita penilaian Draft Final Dokumen RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Humbang Hasundutan ;

2. Mengkoordinasi porsi dana APBN dan APBD Kabupaten Humbang Hasundutan dalam dokumen RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Humbang Hasundutan;

3. Membuat laporan tentang permasalahan, kendala hingga perkembangan hasil kegiatan tentang permasalahan, kendala hingga perkembangan hasil kegiatan penyusunan kepada Pembina dan Pengarah.

Dinas Cipta Karya sebagai ketua harian dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten Humbang Hasundutan bertugas :

1. Membantu Ketua dalam penerapan kebijakan dan pelaksanaan pengendalian tugas seharihari Sataun Tugas;

2. Melaporkan pelaksanaan, tugasnya kepada Ketua. 10.4.2. Hubungan Antar Instansi

Dalam pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017 – 2021 ini melibatkan banyak instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/ kegiatan dan pelaksanaan di lapangan. Dinas teknis/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani RPI2-JM Kabupaten Humbang Hasundutan

adalah Dinas Pekerjaan Umum, BAPPEDA, Dinas TRPK, Kantor Lingkungan Hidup dan Masyarakat. Untuk keterkaitan keseluruhan Dinas-Dinas tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :