• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 1504193928BAB 10 OK ASPEK KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 1504193928BAB 10 OK ASPEK KELEMBAGAAN"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan

penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

BAB X

(2)

Laporan Akhir Bab X - 2 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya, yang berbunyi:“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2016 tentang Organisasi Daerah

PP No. 18 Tahun 2016 ini adalah tindaklanjut dari amanat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta adanya perubahan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota. Dalam Peraturan Perangkat Daerah ini memuat ketentuan-ketentuan dalam pembentukan satuan kerja perangkat daerah, jenis, kriteria tipelogi, hingga pada kedudukan tugas dan fungsi PerangkatDaerah.

Gambar 10.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2015-2019

(3)

perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan dilingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja dilingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand DesignReformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda; c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan

fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government

(4)

Laporan Akhir Bab X - 4 f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan

(5)

pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan

dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

(6)

Laporan Akhir Bab X - 6 formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan

Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam :

1. Peraturan Bupati Nomor ... Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan. (Gambar 10.3)

2. Peraturan Bupati Nomor.... Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Humbang Hasundutan, (Gambar 10.4).

3. Peraturan Bupati Nomor.... Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Humbang Hasundutan, (Gambar 10.5).

4. Peraturan Bupati Nomor.... Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Humbang Hasundutan, (Gambar 10.6).

(7)

BAGAN ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN :

KEPUTUSAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN. NOMOR TAHUN 2016.

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

KEPALA BADAN

SEKRETARIAT JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAG UMUM DAN

KEPEGAWAIAN SUBBAG PERENCANAAN DANKEUANGAN

BIDANG ADMINISTRASI, KESRA, DAN LITBANG

BIDANG PEMERINTAHAN BIDANG EKONOMI DAN

PEMBANGUNAN

SUBBID SEKRETARIAT DAN APARATUR

SUBBID KEWILAYAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYRAKAT

DAN DESA

SUBBID KEPENDUDUKAN, KOMUNIKASI, KETERTIBAN

DAN BENCANA

SUBBID PEKERJAAN UMUM, TATA RUANG DAN

PERHUBUNGAN

SUBBID PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

SUBBID ADMINISTRASI, PENDIDIKAN DAN SOSIAL

SUBBID KESEHATAN, KB DAN KETENAGAKERJAAN

SUBBID PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUBBID EKONOMI

Gambar 10.3 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016

(8)

A. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan fungsi Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

(4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan:

a. penyusunan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Bappeda; b. pelaksanaan DPA Bappeda;

c. perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD;

d. pelaksanaan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA perangkat daerah; e. pengoordinasian kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah; g. pelaksanaan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah; h. pelaksanaan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; i. pemberian dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS;

j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

k. pengoordinasian pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 3

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari : a. Kepala Badan

b. Sekretariat;

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Pemerintahan;

1. Sub Bidang Sekretariat dan Aparatur;

2. Sub Bidang kewilayahan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 3. Sub Bidang Kependudukan, Komunikasi, Ketertiban dan Bencana; d. Bidang Ekonomi dan Pembangunan;

1. Sub Bidang Ekonomi;

(9)

e. Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan; 1. Sub Bidang Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

2. Sub Bidang Kesehatan, KB dan Ketenagakerjan ; 3. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan. f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 1 Kepala Badan

Pasal 4 Kepala Bappeda mempunyai tugas :

a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda;

b. melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang dan kelompok jabatan fungsional;

c. melaksanakan koordinasi, kerjasama dan kemitraan dengan SKPD, Instansi Pemerintah/Swasta dan Pihak ketiga lain yang terkait dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda;

d. melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan fungsi; dan e. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda.

Paragraf 2 Sekretariat

Pasal 5

(1) Sekretariat merupakan unit kerja Bappeda sebagai unsur staf dalam pelaksanaan administrasi badan yang dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala badan.

(2) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi serta koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. pelaksanaan DPA Bappeda;

c. pengoordinasian penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda;

d. pengoordinasian penyusunan kebijakan, rencana strategis, program, kegiatan, dan anggaran Bappeda;

e. pengoordinasian penyusunan dan penyampaian laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Bappeda;

(10)

h. pengelolaan ketatausahaan Bappeda; i. pengelolaan kerumahtanggaan Bappeda; j. pengelolaan perlengkapan Bappeda;

k. pengelolaan dokumentasi dan arsip Bappeda; dan

l. mengoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan.

Pasal 6

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, perlengkapan dan kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris badan.

(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, perlengkapan dan kepegawaian Bappeda;

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penerimaan, pencatatan, pembukuan, pendistribusian, pengendalian dan pengarsipan surat masuk surat masuk Bappeda;

d. melaksanakan penerimaan, taklik, proses penandatanganan, penomoran, pencatatan, pembukuan, distribusi, pengiriman dan pengarsipan surat keluar Bappeda;

e. melaksanakan pemeliharaan keindahan, kebersihan, ketertiban, keteraturan, keamanan dan kenyamanan kantor Bappeda;

f. melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan Bappeda;

g. menghimpun bahan, menyusun dan mengajukan kebutuhan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja Bappeda;

h. memproses penyediaan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja Bappeda;

i. melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pembukuan dan pelaporan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja Bappeda; j. memproses penghapusan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja Bappeda; k. menghimpun bahan, menyusun dan mengajukan kebutuhan ASN Bappeda; l. melaksanakan pengelolaan dokumen ASN baru Bappeda;

m. melaksanakan orientasi-orientasi ASN baru Bappeda; n. memproses pendayagunaan ASN Bappeda;

o. mengurus pengembangan karir ASN Bappeda; p. mengurus kesejahteraan ASN Bappeda;

q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris; dan

(11)

Pasal 7

(1) Subbagian Perencanaan dan Keuangan merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pelaporan serta pengolahan keuangan, dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris badan;

(2) Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan dan pelaporan serta pengolahan keuangan Bappeda;

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan Renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. menghimpun bahan dan menyusun renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda; d. mengoordinasikan penyusunan renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda;

e. melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan DPA, tugas dan fungsi Bappeda;

f. menghimpun bahan dan menyusun LAKIP, LPPD, IPPD dan bahan LKPJ Bappeda; g. menyusun anggaran kas Bappeda;

h. memproses pengajuan SPD dan SPM Bappeda;

i. mempersiapkan pengajuan surat permohonan membayar, surat permohonan penyediaan dana, dan surat pencairan dana Bappeda;

j. menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Bappeda; k. mengoordinasikan pelaksanaan tugas bendahara Bappeda; l. menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Bappeda; m.

memproses penerbitan SKRD dan STRD dari sektor Bappeda;

n.

melaksanakan pencatatan, pembukuan dan pelaporan PAD dari sektor

Bappeda;

o.

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugasnya; dan

p.

melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

Paragraf 3 Bidang Pemerintahan

Pasal 8

(1) Bidang Pemerintahan merupakan unit kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai unsur lini dalam perencanaan pembangunan pada bidang pemerintahan, dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bappeda.

(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan pada bidang pemerintahan.

(12)

a. penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

b. pelaksanan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. perumusan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada bidang pemerintahan;

d. perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada bidang pemerintahan;

e. pelaksanaan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada bidang pemerintahan;

f. pengoordinasian kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada bidang pemerintahan;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada bidang pemerintahan;

h. pelaksanaan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada bidang pemerintahan;

i. pemberian dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada bidang pemerintahan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bappeda sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang pemerintahan.

Pasal 9

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas dan fungsi bidang pemerintahan terdiri dari: 1. Inspektorat Daerah

2. Badan Kepegawaian Daerah;

3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 6. Dinas Komunikasi dan Informasi;

7. Satuan Polisi Pamong Praja; 8. Sekretariat DPRD;

9. Bagian Tata pemerintahan Sekretariat Daerah; 10. Bagian Hukum Sekretariat Daerah;

11. Bagian Organisasi Sekretariat Daerah; 12. Kecamatan; dan

13. Kelurahan.

Pasal 10

(13)

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemerintahan.

(2) Sub Bidang Sekretariat dan Aparatur mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup sekretariat dan aparatur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Sekretariat dan Aparatur mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup sekretariat dan aparatur;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup sekretariat dan aparatur;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup sekretariat dan aparatur;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup sekretariat dan aparatur;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup sekretariat dan aparatur;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup sekretariat dan aparatur;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup sekretariat dan aparatur;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas sub bidang sekretariat dan aparatur.

Pasal 11

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang sekretariat dan aparatur terdiri dari:

1. Inspektorat Daerah;

2. Badan Kepegawaian Daerah; 3. Sekretariat DPRD;

4. Bagian Tata pemerintahan Sekretariat Daerah; 5. Bagian Hukum Sekretariat Daerah; dan

6. Bagian Organisasi Sekretariat Daerah.

Pasal 12

(14)

Kepala Subbidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemerintahan.

(2) Sub Bidang Kewilayahan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup Kewilayahan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Kewilayahan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang kewilayahan dan pemberdayaan masyarakat dan desa.

Pasal 13

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang kewilayahan dan Pemberdayaan masyarakat dan desa terdiri dari:

1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 2. Seluruh Kecamatan; dan

3. Kelurahan.

Pasal 14

(15)

(2) Sub Bidang Kependudukan, Komunikasi, Ketertiban dan Bencana mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Kependudukan, Komunikasi, Ketertiban dan Bencana mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang kependudukan, komunikasi, ketertiban dan bencana.

Pasal 15

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang kependudukan, Komunikasi, Ketertiban dan Bencana terdiri dari:

1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 3. Dinas Komunikasi dan Informasi;dan 4. Satuan Polisi Pamong Praja.

Paragraf 4

Bidang Ekonomi dan Pembangunan

Pasal 16

(16)

(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Ekonomi dan Pembangunan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Ekonomi dan Pembangunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b.pelaksanan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. perumusan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada bidang ekonomi dan pembangunan;

d. perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada bidang ekonomi dan pembangunan;

e. pelaksanaan pembinaan penyusunan renstra, renja dan RKA SKPD pada bidang ekonomi dan pembangunan;

f. pengoordinasian kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada bidang ekonomi dan pembangunan;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada bidang ekonomi dan pembangunan;

h. pelaksanaan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada bidang ekonomi dan pembangunan;

i. pemberian dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada bidang ekonomi dan pembangunan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bappeda sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang ekonomi dan pembangunan.

Pasal 17

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas dan fungsi bidang Ekonomi dan pembangunan terdiri dari:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

3. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 4. Dinas Ketahanan Pangan;

5. Dinas Pertanian dan Perkebunan; 6. Dinas Peternakan Perikanan; 7. Dinas Pariwisata;

8. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

9. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; 10. Dinas Perhubungan;

(17)

Pasal 18

(1) Sub Bidang Ekonomi merupakan satuan pelaksana bidang Ekonomi dan Pembangunan dalam pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan pada lingkup ekonomi, dipimpin oleh seorang Kepala Sub bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan.

(2) Sub Bidang Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup ekonomi.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Ekonomi mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup ekonomi;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup ekonomi;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup ekonomi;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup ekonomi;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup ekonomi;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup ekonomi;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup ekonomi; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang ekonomi dan

Pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang ekonomi.

Pasal 19

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang Ekonomi terdiri dari: 1. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 3. Dinas Ketahanan Pangan;

4. Dinas Pertanian dan Perkebunan; 5. Dinas Peternakan Perikanan;dan 6. Dinas Pariwisata.

Pasal 20

(18)

(2) Sub Bidang Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup pekerjaan umum, tata ruang dan perhubungan;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang ekonomi dan Pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan.

Pasal 21

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Perhubungan terdiri dari:

1. Badan Perencanaan Pembangunan;

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; 3. Dinas Perhubungan;dan

4. Bagian Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah.

Pasal 22

(19)

(2) Sub Bidang Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang perumahan, permukiman dan lingkungan hidup mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup perumahan, permukiman dan lingkungan hidup;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang ekonomi dan Pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang perumahan, permukiman dan lingkungan hidup.

Pasal 23

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas Sub Bidang Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup terdiri dari:

a. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; dan b. Dinas Lingkungan Hidup.

Paragraf 5

Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan

Pasal 24

(20)

(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pembangunan pada lingkup Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. Pelaksanan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. Perumusan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

d. perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

e. pelaksanaan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

f. pengoordinasian kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

h. pelaksanaan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

i. pemberian dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bappeda sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan.

Pasal 25

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas dan fungsi bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan terdiri dari:

a. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah; b. Dinas Pendidikan;

c. Dinas Kesehatan; d. Dinas Sosial; e. Dinas Tenaga kerja;

f. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; g. Dinas Pemuda dan Olahraga;

h. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan; i. Bagian Umum Sekretariat Daerah;

(21)

Pasal 26

(1) Sub Bidang Administrasi, Pendidikan dan Sosial merupakan satuan pelaksana bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat, Penelitian dan Pengembangan dalam kegiatan perencanaan Pembangunan pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial, dipimpin oleh seorang Kepala Sub bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan.

(2) Sub Bidang Administrasi, Pendidikan dan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Administrasi, Pendidikan dan Sosial mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup Administrasi, Pendidikan dan Sosial;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Administrasi, Kesra dan Litbang sesuai dengan tugas dan fungsinya;

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang administrasi, pendidikan dan sosial.

Pasal 27

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang Administrasi, Pendidikan dan Sosial terdiri dari:

a. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah; b. Dinas Pendidikan;

c. Dinas Sosial;

d. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan; e. Bagian Umum Sekretariat Daerah;dan

(22)

Pasal 28

(1) Sub Bidang Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan merupakan satuan pelaksana Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan, dipimpin oleh seorang Kepala Sub bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan.

(2) Sub Bidang Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan perencanaan pembangunan pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

d. melaksanakan perumusan, penyusunan dan pembahasan RPJPD dan RPJMD pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

e. melaksanakan pembinaan penyusunan Renstra, Renja dan RKA SKPD pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

f. mengoordinasikan kebijakan perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

g. melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

h. melaksanakan pembinaan kebijakan perencanaan pembangunan, daerah pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

i. memberikan dukungan dalam penyusunan KUA dan PPAS pada lingkup Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Administrasi, Kesra dan Litbang sesuai dengan tugas dan fungsinya;

k. melaporkan dan pertanggungjawaban tugas Sub bidang kesehatan, KB dan ketenagakerjaan.

Pasal 29

SKPD dan UKPD yang menjadi lingkup tugas sub bidang Kesehatan, KB dan Ketenagakerjaan terdiri dari:

a. Dinas Kesehatan; b. Dinas Tenaga kerja;dan

c. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

(23)

(1) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan merupakan satuan pelaksana Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan dalam penelitian dan pengembangan, dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Administrasi, Kesejahteraan Rakyat dan Penelitian Pengembangan.

(2) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya; b. melaksanakan DPA Bappeda sesuai lingkup tugasnya;

c. mengumpulkan, mengolah, menyediakan dan menyajikan data informasi perencanaan pembangunan daerah;

d. membina dan mengembangkan kerjasama Bappeda dengan mitra internal dan eksternal;

e. mengelola sistem informasi Bappeda dan perencanaan pembangunan daerah; f. melaksanakan pelayanan rekomendasi/izin kegiatan penelitian dan pengembangan

di daerah;

g. melaksanakan pelayanan tamu kunjungan kerja/studi banding ke Bappeda; h. menghimpun bahan dan menyusun laporan perencanaan pembangunan daerah; i. menghimpun bahan dan menyusun bahan paparan/ekspose/sambutan/kertas

kerja/makalah/proposal Bappeda baik untuk internal maupun eksternal;

j. menyusun rencana kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; k. melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; l. menyajikan hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah;

m. mendokumentasikan hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah; n. melakasanakan pembinaan tenaga fungsional peneliti;

o. melaksanakan pendokumentasian dan pengelolaan dokumen perencanaan pembangunan daerah;

p. melaksanakan pembinaan terhadap kegiatan kajian pada SKPD;

q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Administrasi, Kesra dan Litbang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

r. melaporkan dan mempertanggungjawabkan tugas sub bidang penelitian dan pengembangan pembangunan daerah;

Paragraf 6

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 31

(24)

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua Kelompok Jabatan Fungsional yang dipilih dari pejabat fungsional dan diajukan pengangkatannya kepada Kepala Badan.

(3) Pejabat fungsional yang dapat dipilih dan diajukan untuk diangkat sebagai Ketua Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. mempunyai etos kerja yang baik;

b. tidak pernah melanggar disiplin dan etika profesi;

c. mempunyai Sasaran Kinerja Pegawai dengan nilai rata-rata baik selama 2 (dua) tahun terakhir;

d. dihormati dikalangan pejabat fungsional Bappeda; e. memberikan sikap keteladanan; dan

f. dapat menjadi perekat dikalangan fungsional Bappeda.

(4) Ketua Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diangkat untuk masa kerja 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih dan diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa kerja berikutnya, dan diberikan insentif bulanan sesuai kemampuan keuangan daerah.

(5) Ketentuan lebihlanjut mengenai Kelompok Jabatan Fungsional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

BAGIAN KETIGA TATA KERJA

Pasal 32

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai bagian dari Perangkat Daerah wajib melaksanakan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya serta hubungan dinas antar SKPD.

Pasal 33

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai pimpinan SKPD wajib mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien, objektif dan produktif dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai bagian dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pasal 34

Seluruh pejabat struktural Badan Perencanaan Pembangunan Daerah wajib mendayagunakan, membina, mengembangkan, mengordinasikan, membimbing, dan/atau memfasilitasi setiap bawahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 35

(25)

akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam hubungan internal dan eksternal.

Pasal 36

Setiap pejabat struktural dan fungsional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang memangku jabatan managerial wajib mengambil tindakan sedini mungkin apabila ditemukan atau ada indikasi penyimpangan dalam lingkup tugas, fungsi dan kewenangan serta tanggung jawab masing-masing.

BAB III KEPEGAWAIAN

Pasal 37

Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Daerah.

Pasal 38

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, objektif dan produktif.

Pasal 39

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan prasarana dan sarana kerja secara tepat guna, tertib, teratur, bersih dan rapi.

BAB IV KEUANGAN

Pasal 40

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber lainnya yang sah.

Pasal 41

(26)

Pasal 42

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan baik yang bersumber dari APBD, APBN atau sumber lainnya yang sah wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, ekonomis, kehati-hatian, ketelitian, tertib, kepastian dan taat azas.

BAB V ASET

Pasal 43

(1) Prasarana dan sarana yang dipergunakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah wajib melaksanakan pengelolaan, pencatatan, pembukuan, pelaporan dan pertanggungjawaban prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prinsip standar akuntansi pemerintah.

Pasal 44

Setiap penerimaan prasarana dan sarana baik berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak dari pemerintah pusat, swasta atau pihak lainnya melalui hibah atau bantuan merupakan penerimaan penambahan kekayaan daerah sehingga harus disampaikan dan dilaporkan kepada Bupati melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sekaligus sebagai Bendahara Umum Daerah untuk dicatat dan dibukukan sebagai barang milik daerah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45

Pada saat peraturan bupati ini berlaku, Pasal 19 sampai dengan Pasal 31 Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas pada Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Berita Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2008 Nomor 240), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 46

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(27)

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN UMUM

BIDANG PENATAAN RUANG DAN BANGUNAN GEDUNG BIDANG BINA MARGA BIDANG SUMBER DAYA AIR

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN

SEKSI PERALATAN, PENGUJIAN DAN LABORATORIUM

SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN

SEKSI PEMBANGUNAN IRIGASI, SUNGAI DAN RAWA

SEKSI PEMELIHARAAN SARANA IRIGASI, SUNGAI DAN RAWA

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN DRAINASE, PENGELOLAAN AIR LIMBAH

DAN PERSAMPAHAN

SEKSI PENATAAN RUANG

SEKSI PENATAAN BANGUNAN GEDUNG

SEKSI PERKOTAAN DAN PEDESAAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, UPTD

JABATAN FUNGSIONAL

Gambar 10.4 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016

(28)

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Humbang Hasundutan

Pasal 2

(1) Dinas PUPR merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

(2) Dinas PUPR dipimpin oleh Kepala Dinas PUPR yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dalam pelaksaan tugas dan fungsinya dibawah kordinasi asisten perekonomian dan pembangunan sekretaris daerah.

(3) Dinas PUPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.

(4) Dinas PUPR dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai fungsi :

a. penyusunan Renstra, Renja, RKA, dan DPA dinas PUPR; b. pelaksanaan DPA dinas PUPR;

c. perumusan kebijakan di bidang PUPR; d. pelaksanaan kebijakan di bidang PUPR;

e. penyusunan kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, dan pengembangan jalan, jembatan, irigasi, bangunan gedung dan penataan ruang yang menjadi kewenangan pemerintah daerah;

f. penyelenggaran pembangunan, pemeliharaan, dan pengembangan: jalan, jembatan, irigasi bangunan gedung dan penataan ruang yang menjadi kewenangan pemerintah daerah;

g. pengamanan drainase, bahu jalan dan jembatan.

h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan, jembatan, drainase, bahu jalan, irigasi, bangunan gedung dan penataan ruang yang menjadi kewenangan pemerintah daerah;

i. pelaksanakan monitoring dan pelaporan pengamanan dan kelaikan jalan, jembatan, irigasi, bangunan gedung dan penataan ruang yang menjadi kewenangan propinsi dan nasional.

j. pemberian dukungan teknis bidang PUPR kepada SKPD, dunia usaha dan masyarakat.

k. penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi tugas bantuan/dekonsentrasi;

l. pengumpulan bahan dan penyusunan peraturan tentang rencana tata ruang RTRW dan RDTR;

m. pengawasan, pengendalian dan evaluasi pemanfaatan ruang; n. evaluasi peraturan perundangan tentang RTRW dan RDTR;

o. pelaksanaan proses pemberian izin pemanfaatan ruang dan bangunan; p. pengelolaan kepegawaian dinas PUPR;

(29)

u. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya;

v. pelaporan pelaksanaan pertanggunjawaban dinas PUPR.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 3

(1) Susunan Organisasi Dinas PUPR terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum;

2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Bina Marga terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan; 2. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan; 3. Seksi Peralatan, Pengujian, dan Laboratorium. d. Bidang Sumber Daya Air terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan Irigasi, Sungai dan Rawa; 2. Seksi Pemeliharaan Sarana Irigasi, Sungai dan Rawa;

3. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Drainase, Pengelolaan Air Limbah dan Persampahan.

e. Bidang Penataan Ruang dan Bangunan Gedung terdiri dari: 1. Seksi Penataan Ruang;

2. Seksi Penataan Bangunan Gedung; 3. Seksi Perkotaan dan Pedesaan. f. Kelompok Jabatan Fungsional. g. UPTD terdiri dari :

1. Kepala UPTD;

2. Kasubbag Tata Usaha.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas PUPR sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 1 Kepala Dinas

Pasal 4

Kepala PUPR mempunyai tugas :

a. memimpin dan mengordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ;

(30)

c. mengembangkan dan melaksanakan koordinasi, kerjasama dan kemitraan dengan SKPD/UKPD, instansi pemerintah, swasta dan/atau pihak ketiga lainnya dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi PUPR;

d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati; dan

e. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi PUPR.

Paragraf 2 Sekretariat

Pasal 5

(1) Sekretariat merupakan unit kerja PUPR sebagai unsur staf dalam pelaksanaan administrasi dinas yang dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(2) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi serta koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi dinas PUPR.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

m. penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA dinas PUPR sesuai lingkup tugasnya;

n. pelaksanaan DPA dinas PUPR;

o. pengoordinasian penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA dan DPA dinas PUPR; p. pengoordinasian penyusunan kebijakan, rencana strategis, program, kegiatan, dan

anggaran dinas PUPR;

q. pengoordinasian penyusunan dan penyampaian laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas PUPR;

r. pengelolaan kepegawaian Dinas PUPR; s. pengelolaan keuangan Dinas PUPR; t. pengelolaan ketatausahaan Dinas PUPR; u. pengelolaan Kerumahtanggaan Dinas PUPR; v. pengelolaan perlengkapan Dinas PUPR;

w. pengelolaan dokumentasi dan arsip Dinas PUPR;

x. mengoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan.

Pasal 6

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kepegawaian, arsip, dan dokumentasi Dinas PUPR yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, arsip, dokumentasi, dan kepegawaian Dinas PUPR.

(31)

a. menyusun bahan renstra, renja, RKA dan DPA dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. melaksanakan penerimaan, pencatatan, pembukuan, pendistribusian, pengendalian dan pengarsipan surat masuk surat masuk dinas PUPR;

d. melaksanakan penerimaan, taklik, proses penandatanganan, penomoran, pencatatan, pembukuan, distribusi, pengiriman dan pengarsipan surat keluar dinas PUPR;

e. melaksanakan pemeliharaan keindahan, kebersihan, ketertiban, keteraturan, keamanan dan kenyamanan kantor dinas PUPR;

f. melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan dinas PUPR;

g. menghimpun bahan, menyusun dan mengajukan kebutuhan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja dinas PUPR;

h. memproses penyediaan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja dinas PUPR; i. melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan,

pembukuan dan pelaporan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja dinas PUPR; j. memproses penghapusan perlengkapan dan peralatan kantor/kerja dinas PUPR; k. menghimpun bahan, menyusun dan mengajukan kebutuhan ASN dinas PUPR; l. melaksanakan pengelolaan dokumen ASN baru dinas PUPR;

m. melaksanakan orientasi-orientasi ASN baru dinas PUPR; n. memproses pendayagunaan ASN dinas PUPR;

o. mengurus pengembangan karir ASN dinas PUPR; p. mengurus kesejahteraan ASN dinas PUPR;

q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh dinas PUPR;

r. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 7

(4) Subbagian Perencanaan dan Keuangan merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pelaporan serta pengolahan keuangan, dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas;

(5) Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan dan pelaporan serta pengolahan keuangan Dinas PUPR;

(6) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan renstra, Renja, RKA dan DPA Dinas PUPR sesuai lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Dinas PUPR sesuai lingkup tugasnya;

c. menghimpun bahan dan menyusun renstra, Renja, RKA dan DPA Dinas PUPR; d. mengordinasikan penyusunan renstra, Renja, RKA dan DPA Dinas PUPR;

(32)

f. menghimpun bahan dan menyusun LAKIP, LPPD, IPPD dan bahan LKPJ Dinas PUPR;

g. menyusun anggaran kas Dinas PUPR;

h. memproses pengajuan SPD dan SPM Dinas PUPR;

i. mempersiapkan pengajuan surat permohonan membayar, surat permohonan penyediaan dana, dan surat pencairan dana Dinas PUPR;

j. menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Dinas PUPR; k. mengordinasikan pelaksanaan tugas bendahara Dinas PUPR; l. menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Dinas PUPR; m. memproses penerbitan SKRD dan STRD dari sektor Dinas PUPR;

n. melaksanakan pencatatan, pembukuan dan pelaporan PAD dari sektor Dinas PUPR;

o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugasnya;

p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

Paragraf 3 Bidang Bina Marga

Pasal 8

(1) Bidang Bina Marga merupakan unit kerja Dinas PUPR sebagai unsur dalam pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengamanan jalan, jembatan, peralatan, dan laboratorium, dipimpin Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengamanan jalan, jembatan dan peralatan, pengujian dan laboratorium.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:

a. penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. penyusunan kebijakan jalan, jembatan, dan peralatan, pengujian dan laboratorium d. pelaksanaan kebijakan jalan, jembatan, dan peralatan, pengujian dan laboratorium e. penyusunan rencana kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan jalan,

jembatan dan peralatan, pengujian dan laboratorium;

f. penyusunan petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan serta pemeliharaan jalan dan jembatan;

g. penyusunan perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jalan dan jembatan;

(33)

i. penilaian tingkat pencapaian kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jalan dan jembatan;

j. pelaksanaan monitoring pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan kabupaten;

k. pelaksanaan monitoring pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan propinsi dan nasional;

l. penyusunan petunjuk teknis pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan dan jembatan;

m. pelaksanaan koordinasi dan konsultasi kepada instansi terkait atas pengembangan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan dan jembatan;

n. penyusunan rencana tindak lanjut pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan dan jembatan berdasarkan hasil analisa dan evaluasi;

o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas;

p. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan bidang Bina Marga.

Pasal 9

(1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan merupakan satuan pelaksana bidang Bina Marga dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga.

(2) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Pembangunan, Pemeliharaan, dan Peningkatan Jalan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. menyusun rencana kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan jalan ; d. menyusun petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan serta

pemeliharaan jalan ;

e. menyusun petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan serta pemeliharaan jalan;

f. menyusun perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jalan;

g. mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jalan;

h. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan yang menjadi kewenangan kabupaten;

q. melaksanakan monitoring, mengendalikan dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan yang menjadi kewenangan propinsi dan nasional;

(34)

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

Pasal 10

(1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan merupakan satuan pelaksana bidang Bina Marga dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan, Pemeliharaan dan Peningkatan Jembatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga.

(2) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Pembangunan, Pemeliharaan dan Peningkatan Jembatan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. menyusun rencana kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan jembatan ;

d. menyusun petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan serta pemeliharaan jembatan ;

e. menyusun petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan serta pemeliharaan jembatan;

f. menyusun perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jembatan;

g. mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan jembatan;

h. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan yang menjadi kewenangan kabupaten;

i. melaksanakan monitoring, mengendalikan dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jalan yang menjadi kewenangan propinsi dan nasional;

j. menyusun petunjuk teknis pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jembatan;

k. melaporkan seluruh pelaksanan tugas kepada Kepala Bidang;

l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

Pasal 11

(1) Seksi Peralatan, Pengujian dan Laboratorium merupakan satuan pelaksana bidang Bina Marga dalam pelaksanaan kegiatan Peralatan, Pengujian dan Laboratorium yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Marga.

(2) Seksi Peralatan, Pengujian dan Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Peralatan, Pengujian dan Laboratorium.

(35)

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun rencana kebutuhan peralatan, pengujian dan laboratorium ;

d. menyusun petunjuk teknis penggunaan peralatan, pengujian dan laboratorium; e. menyusun perencanaan pengadaan peralatan, pengujian dan laboratorium;

f. mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan peralatan, pengujian dan laboratorium;

g. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan peralatan, pengujian dan laboratorium;

h. melaporkan seluruh pelaksanan tugas kepada Kepala Bidang; i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

Paragraf 4 Bidang Sumber Daya Air

Pasal 12

(1) Bidang Sumber Daya Air merupakan unit kerja Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai unsur dalam pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan yang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengamanan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. penyusunan kebijakan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

d. pelaksanaan kebijakan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

e. penyusunan rencana kebutuhan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

f. penyusunan petunjuk teknis dan pembinaan dalam perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

(36)

h. pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

i. penilaian tingkat pencapaian kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

j. pelaksanaan monitoring pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan yang menjadi kewenangan kabupaten;

k. pelaksanaan monitoring pengendalian dan evaluasi ketersediaan dan kelaikan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan yang menjadi kewenangan propinsi dan nasional;

l. penyusunan petunjuk teknis pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

m. pelaksanaan koordinasi dan konsultasi kepada instansi terkait atas pengembangan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan;

n. penyusunan rencana tindak lanjut pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi, sungai, rawa, drainase, pengolahan air limbah dan persampahan berdasarkan hasil analisa dan evaluasi;

o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas;

p. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan bidang Sumber Daya Air.

Pasal 13

(1) Seksi Pembangunan Irigasi, Sungai dan Rawa merupakan satuan pelaksana bidang Sumber Daya Air dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan dan peningkatan Irigasi, Sungai dan Rawa yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air.

(2) Seksi Pembangunan Irigasi, Sungai dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Pembangunan Irigasi, Sungai dan Rawa.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pembangunan Irigasi, Sungai dan Rawa mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan Renstra, Renja, RKA, dan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan DPA Dinas PUPR sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. menyusun rencana kebutuhan Pembangunan dan peningkatan Irigasi, Sungai dan Rawa ;

Gambar

Gambar 10.1.  Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU
Gambar 10.3 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016
Gambar 10.4 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keberhasilan pelatihan kerja da- pat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti : reaksi karyawan, bahan pembelaja- ran,

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dapat digunakan pada banyak.. mikrokontroler,

Hasil yang diperoleh dari kajian dan analisis teori yang terkait terhadap kondisi lapangan dengan kajian teori mengenai fungsi dan aktifitas ruang publik di Taman

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar- syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang

melakukan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja pada setiap langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap stasiun kerja

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya katni mcnr;ucapkan tcrinl'1

Kemudian, baginda menyuruh orang pergi ke rumah istri Ajdewan untuk mengambil harta perempuan jalang yang sudah dibunuhnya!. Harta perempuan jalang itu pun dibawanya ke hadapan

Menetapkan kegiatan pembelajaran yang tepat yang mampu mengaktualisasikan potensi dan kreativitas peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai