• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum penyuluhan sebagian besar pengetahuan responden pada kategori kurang. Sebelum diberikan penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada semua item pertanyaan. Pertanyaan yang sebagian besar menjawab dengan tepat adalah pertanyaan tentang penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat dilakukan, definisi kanker payudara dan stadium kanker payudara. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan tentang cara mendeteksi kanker payudara, cara melakukan SADARI, tujuan melakukan SADARI pada saat berdiri di depan cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara dan tujuan perabaan ketiak.

Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa peningkatan pengetahuan di setiap item pertanyaan sebesar 20-50 %. Pertanyaan yang mengalami perubahan yang signifikan adalah pertanyaan tentang gejala kanker payudara, dimana sebelum sebelum penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 8 orang (40,0%) dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 18 orang (90,0%), sedangkan pertanyaan yang mengalami perubahan yang tidak signifikan adalah pertanyaan tentang tujuan perabaan ketiak, dimana sebelum penyuluhan yang 104

menjawab dengan tepat sebanyak 5 orang (25,0%) dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 9 orang (45,0%).

Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dengan jumlah sebanyak 15 orang (75,0%) dan setelah diberikan penyuluhan sebanyak 3 kali diketahui bahwa terjadi perubahan pengetahuan dimana sebagian besar responden berpengetahuan cukup dengan jumlah 15 orang (75,0%).

Hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan dengan metode CPTT diketahui bahwa semua pernyataan sikap mengalami peningkatan. Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada pernyataan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara sebanyak 12 orang (60,0%), SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 15 orang (75,0%), tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan sebanyak 11 orang (55,0%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara sebanyak 14 orang (70,0%).

Setelah diberikan penyuluhan dengan metode CPTT diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest pertama

mengalami perubahan sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada pernyataan pada usia remaja wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Berdasarkan tingkatan sikap responden diketahui bahwa sebelum penyuluhan sebagian besar responden bersikap kurang dengan jumlah 17 orang (85,0%) dan setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa terjadi perubahan sikap dimana sebagian besar responden bersikap cukup dengan jumlah sebanyak 17 orang (85,0). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan sikap siswi sebelum diberikan penyuluhan menggunakan metode CPTT.

Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest disebabkan karena jumlah siswi yang melakukan SADARI setelah diberikan penyuluhan berjumlah sedikit. Berdasarkan wawancara dengan siswi yang tidak melakukan SADARI diketahui bahwa siswi tidak melakukan SADARI disebabkan karena lupa untuk melakukannya dan merasa belum menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok masyarakat dan efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap terhadap penyakit demam berdarah dangue.

Hal ini sesuai dengan penelitian Munawaroh (2012) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode CPTT pada siswa SMA terhadap peningkatan pengetahuan tentang seks bebas dengan nilai p = 0,009. Hal ini sejalan dengan Citra (2012) yang mendapatkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok pada siswa SMP.

Metode CPTT merupakan salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan tanya jawab. Pada metode ini penyuluh lebih banyak memegang peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya (Hikmawati, 2011).

Menurut Depkes (2008), CPTT digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi kepada peserta yang dibagi dalam beberapa topik bahasan. Adapun kelebihan metode ini adalah 1) Mudah mengorganisasinya sehingga relatif efisien dan sederhana, 2) Waktu dapat dibatasi dan dalam waktu singkat dapat memberikan banyak informasi, 3) Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan, 4) Dapat dilakukan secara sistematis dengan menggunakan macam-macam alat-alat bantu, 5) Dapat memengaruhi suasana emosi peserta.

Metode CPTT merupakan salah satu metode yang baik untuk kelompok besar. Kelompok besar yang dimaksud disini adalah apabila peserta itu lebih 15 orang. Metode ini cocok untuk sasaran pendidikan tinggi dan rendah. Metode ini menguntungkan bila dipergunakan untuk memperkenalkan suatu subjek dengan memberikan gambaran, sehingga menuntun orang untuk mengambil suatu tindakan, bersifat informatif dan dapat menghemat waktu karena sebagia peserta dapat diberi pemahaman pada suatu waktu serta dapat diulang kembali jika ada peserta yang kurang memahami (Trianto, 2013).

Dokumen terkait