• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Melalui Metodeceramah Plus Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswi Di Smk Swasta Arjuna Laguboti Tobasamosir Tahun 2015 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Melalui Metodeceramah Plus Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswi Di Smk Swasta Arjuna Laguboti Tobasamosir Tahun 2015 Chapter III VI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya

jawab dan tugas (CPTT) dan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL)

terhadap pengetahuan dan sikap siswi tentang upaya deteksi dini kanker payudara

dengan SADARI. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang

diberi perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan

metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL). Desain penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

O1 : Pretest untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum diberikan perlakuan penyuluhan dengan metod ceramah plus tanya jawab dan

tugas (CPTT)

O2 : Posttest untuk menilai perilaku setelah diberikan perlakuan penyuluhan pertama dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)

56

01

X 1 02

(2)

O3 : Prestest untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah plus demontrasi dan

latihan.

O4 : Posttest untuk menilai pengetahuan dan sikap setelah diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan

latihan (CPDL).

X1 : Perlakuan dengan metode metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

(CPTT)

X2 : Perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan

(CPDL).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kecamatan

Laguboti Kecamatan Toba Samosir . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari

sampai Juli 2015.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMK Swasta Arjuna

(3)

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian.

Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin

(Setiawan, 2007)

Dimana : n =

1 2 + Nd

N

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

d = Galat Pendugaan (galat pendugaan yang digunakan 15% = 0,15)

Dari perhitungan di atas didapat sampel sebanyak 40 siswi. Sampel yang telah

didapat tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok yang mendapat

perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan kelompok

yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan

(CPDL). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana kelompok yang mendapat perlakuan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

(CPTT) adalah siswi kelas X A dan XI A sedangkan yang mendapat perlakuan

(4)

3.4. MetodePengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada

responden sebelum dan setelah penyuluhan kepada kedua kelompok baik kelompok

perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) maupun

kelompok perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari

SMK Swasta Arjuna Laguboti tentang gambaran umum dan data lainnya yang

mendukung data hasil penelitian misalnya data jumlah siswi.

3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi

antara variable atau item dengan skor total variabel. Validitas masing-masing butir

pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total correlation masing-masing butir pertanyaan dengan ketentuan jika nilai r hitung> r tabel, maka dinyatakan valid

atau sebaliknya. Nilai r table dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 30 orang

siswi adalah 0,361 pada α = 5%.

Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur

dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode

(5)

dengan ketentuan jika r alpha > r tabel (0,60) maka dinyatakan reliabel, dan jika nilai

uji Cronbach Alpha yang diperoleh< r tabel (0,60) maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007).

Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada remaja putri di SMK Yapim

Laguboti yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan SMK Swasta

Laguboti sebanyak 30 orang.

3.4.3. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung penelitian seperti

izin penelitian, koordinasi dengan kepala sekolah SMK Swasta Arjuna

Laguboti.

b. Mempersiapkan dan mengkoordinasikan dengan pihak sekolah nama-nama

siswi yang akan dijadikan sampel yang telah dibagi sebelumnya oleh peneliti.

2. Tahap Pelaksanaan

- Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru dalam hal persiapan tempat

dan siswi yang dijadikan peserta.

- Siswi yang akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya

jawab dan tugas (CPTT) berkumpul di ruang kelas sementara siswi yang

akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan

tugas (CPTT) dan ceramah plus demontrasi latihan (CPDL) tetap di dalam

(6)

- Sebelum kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab

dan tugas (CPTT) dilakukan diberikan penjelasan oleh peneliti tentang

kegiatan yang akan dilakukan dan selanjutnya diberikan pretest dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti dan

dibantu oleh rekan peneliti selama 30 menit.

- Selanjutnya diberi penyuluhan tentang SADARI oleh peneliti. Kegiatan

penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)

berlangsung selama 60 menit dan selama kegiatan berlangsung siswi

diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui

tentang SADARI. Alat yang digunakan pada perlakuan ini adalah laptop

dan proyektor dengan bahan yang ditampilkan dengan program power point/LCD proyektor.

- Selanjutnya siswi yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus

tanya jawab dan tugas (CPTT) dipersilahkan menuju kelas masing-masing

dan siswi yang akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus

demontrasi dan latihan (CPDL) dipersilahkan masuk ke ruang simulasi.

- Sebelum dilakukan penyuluhan pada siswi yang mendapat perlakuan

dengan metode ceramah plus demontrasi dan latihan (CPDL) diberikan

(7)

- Selanjutnya diberikan penyuluhan dengan metode CPDL tentang SADARI

oleh peneliti. Kegiatan penyuluhan dengan metode CPDL berlangsung

selama 60 menit dan selama kegiatan berlangsung siswi diberikan

kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui tentang

SADARI. Alat yang digunakan pada perlakuan ini adalah cermin dan

phantom. Selanjutnya setelah perlakuan dengan metode CPDL siswi

dipersilahkan masuk ke kelas masing-masing.

a. Kegiatan pada hari kedua

- Kegiatan yang dilakukan sama seperti pada hari pertama. Kegiatan pada

hari kedua meliputi posttest pertama dan selanjutnya pemberian

penyuluhan dengan materi yang sama oleh peneliti baik dengan metode

CPTT maupun metode CPDL.

b. Setelah kegiatan berlangsung, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih

kepada siswi yang dijadikan sampel penelitian.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan

dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dengan

metode CPTT dan metode CPDL. Sedangkan variabel dependennya adalah

(8)

3.5.2. Defenisi Operasional

1. Pendidikan kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan

kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan

organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan

yang kondusif bagi kesehatan.

2. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT) ini yaitu metode

mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian

tugas SADARI dengan lisan.

3. Metode Ceramah Plus Demontrasi dan Latihan (CPDL) ini merupakan

kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan

memperagakan dan latihan dalam bentuk demonstrasi.

4. SADARI adalah suatu tehnik pemeriksaan dimana seorang wanita

memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan

jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya.

5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswi mengenai

upaya deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI).

6. Sikap adalah reaksi/respon tertutup dari siswi mengenai upaya deteksi dini

(9)

3.6.MetodePengukuran Data

Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada jawaban responden

terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner yang disesuaikan dengan skor seperti

diuraikan di bawah ini.

1. Pengetahuan diukur dengan menggunakan 15 pertanyaan. Benar diberi nilai 1 dan

salah diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 15 sehingga dapat

dikategorikan menjadi 3 (Arikunto, 2006) :

2= Baik (Memiliki skor 75%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 12-15

1 = Cukup (Memiliki skor 55%-74% dari nilai tertinggi) yaitu skor 9-11

0= Kurang (Memiliki skor <55% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-8

Skala :Ordinal

2. Sikap diukur dengan menggunakan 15 pernyataan. Sangat setuju diberi nilai 3,

setuju diberi nilai 2, tidak setuju diberi nilai 1 dan sangat tidak setuju diberi nilai

0 untuk pernyataan positif dan sangat setuju diberi nilai 0, setuju diberi nilai 1,

tidak setuju diberi nilai 2 dan sangat tidak setuju diberi nilai 3 untuk pernyataan

negatif. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 45 sehingga dapat dikategorikan

menjadi 3 (Arikunto, 2006) :

2 = Baik (Memiliki skor 75%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 34-45

1 = Cukup (Memiliki skor 55%-74% dari nilai tertinggi) yaitu skor 25-34

0 = Kurang (Memiliki skor <55% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-24

(10)

3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

2. Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entri data.

3. Entridata, setelah proses coding dilakukan pemasukan data kekomputer.

4. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk.

3.7.2. Analisis Data

Analisis data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistic

memakai bantuan program komputer.

a. Analisis Univariat merupakan analisis yang menitik beratkan kepada

penggambaran atau deskriptif data yang diperoleh.

b. Analisis Bivariat untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap akibat

penyuluhan dengan metode CPTT dan metode CPDL tentang SADARI dengan

(11)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum dan Lokasi SMK Swasta Arjuna Laguboti

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten

Tobasamosir berdomisili di Jalan Arjuna Laguboti Tobasa (Kompleks Arjuna)

berdiri pada tahun 1988. Batasan wilayah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta

Arjuna Laguboti Kecamatan Laguboti adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Napitupulu

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sianipar

- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Pangaribuan

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Pintubosi.

Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti adalah milik Yayasan Tenaga

Pembangunan Arjuna Laguboti.

Visi SMK Swasta adalah mewujudkan SMK Swasta Arjuna Laguboti unggul

dalam prestasi dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,untuk

menghasilkan lulusan yang mampu bersaing mengisi lapangan kerja sesuai tuntutan

dunia usaha /dunia industri bertaraf nasional dan internasional.

Misi SMK Swasta menerapkan system manajemen ISO 9001:2008,

meningkatkan kompetensi tenaga edukatif dan non edukatif, mengembangkan

kurikulum secara fleksibel , meningkatkan kompetensi siswa bertaraf nasional dan

(12)

internasional, menghasilkan tamatan yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kompetensi yang unggul.

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung visi, misi dan tujuan

SMK Swasta Arjuna Laguboti dengan ruang kelas, ruang perkantoran, ruang

laboratorium (bahasa, komputer, internet dan lab school), perpustakaan, aula,asrama

putri, lapangan olah raga, kantin dan taman.

4.2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas an Umur

No. Karakteruistik Responden

CPTT CPDL

n % n %

1.

2.

Kelas

Kelas X

Kelas XI

Total Umur

16 tahun

17 tahun

18 tahun

19 tahun

Total

11

9

20

2

10

7

1

20

55, 0

45, 0

100, 0

10, 0

50, 0

35, 0

5, 0

100, 0

11

9

20

1

9

8

2

20

55, 0

45, 0

100, 0

5, 0

45, 0

40, 0

10, 0

(13)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui karakteristik responden

yang meliputi kelas dan umur. Berdasarkan tingkatan kelas diketahui bahwa kelas 1

masing kelompok berjumlah 11 siswi (55,0) pada sedangkan kelas 2

masing-masing kelompok berjumlah 9 siswi (45,0%). Berdasarkan umur diketahui bahwa

responden berumur antara 16 sampai 19 tahun dengan proporsi terbanyak pada umur

17 tahun dengan jumlah 10 orang (50,0%) pada kelompok kontrol dan 9 orang

(45,0%) pada kelompok perlakuan.

4.3. Analisa Univariat 4.3.1. Variabel Pengetahuan

Variabel pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban

yang bervariasi sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dan dibobot dengan

alternatif jawaban benar dan salah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

diketahui bahwa ada peningkatan pengetahuan siswi tentang SADARI setelah diberi

penyuluhan baik dengan menggunakan metode CPTT maupun dengan metode CPDL.

(14)

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pretest Kelompok yang akan mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL

berdasarkan Variabel Pengetahuan

No. Pengetahuan

CPTT CPDL

Definisi kanker payudara

Penyebab kanker payudara

Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan

Cara mendeteksi kanker payudara

Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI

Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin

Metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara

Tujuan perabaan ketiak

9

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak

mengetahui secara tepat jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sebagian besar

(15)

penyebab kanker payudara, stadium kanker payudara dan pencegahan primer yang

dapat dilakukan.

Pada pertanyaan tentang definisi kanker payudara sebanyak 11 orang

(55,0%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 10

orang (50,0%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL

menjawab dengan benar. Pada pertanyaan tentang penyebab kanker payudara

sebanyak 17 orang (85,0%) baik pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan

metode CPTT maupun dengan metode CPDL menjawab dengan benar.

Pada pertanyaan tentang stadium kanker payudara sebanyak 11 orang (55,0%)

baik pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT maupun

dengan metode CPDL menjawab dengan benar dan pada pertanyaan tentang

pencegahan primer yang dapat dilakukan sebanyak 13 orang (65,0%) pada kelompok

yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 15 orang (75,0%) pada

kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan

benar.

Pada pertanyaan yang lain sebagian besar menjawab salah. Pertanyaan yang

paling banyak dijawab dengan tidak tepat (salah) oleh responden dengan persentase

lebih 75% adalah pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, tujuan gerakan

SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan

cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara pada

(16)

Pada pertanyaan tentang cara melakukan SADARI sebanyak 16 orang

(80,0%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 15

orang (75,0%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL

menjawab dengan salah. Pada pertanyaan tentang tujuan gerakan SADARI dengan

posisi berbaring sebanyak 13 orang (65,0%) pada kelompok yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT dan 16 orang (80,0%) pada kelompok yang

mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah.

Pada pertanyaan tentang tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan

cermin sebanyak 16 orang (80,0%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan

dengan metode CPTT dan 17 orang (85,0%) pada kelompok yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah. Pada pertanyaan tentang

metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara pada saat

berdiri depan cermin sebanyak 18 orang (90,0%) pada kelompok yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT dan 17 orang (85,0%) pada kelompok yang

mendapat penyuluhan dengan metode simulasi menjawab dengan salah dan pada

pertanyaan tentang tujuan perabaan ketiak sebanyak 15 orang (75,0%) pada

kelompok yang mendapat penyuluhan dengan ceramah dan 17 orang (85,0%) pada

(17)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Post Test Pertama pada Kelompok yang mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL

yang berdasarkan Variabel Pengetahuan

No. Pengetahuan

CPTT CPDL

Definisi kanker payudara

Penyebab kanker payudara

Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan

Cara mendeteksi kanker payudara

Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI

Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin

Metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara

Tujuan perabaan ketiak 1

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa pada posttest pertama terjadi

(18)

dengan tepat masing-masing item pertanyaan bertambah. Pada kelompok yang

diberikan penyuluhan dengan metode CPTT terjadi peningkatan antara 10% sampai

45%. Pertanyaan yang mengalami peningkatan tertinggi (45%) yakni pertanyaan

tentang gejala kanker payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan (pretest)

jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (40,0%) dan setelah

diberikan penyuluhan meningkat menjadi 17 orang (85,0%).

Pertanyaan yang mengalami peningkatan terendah (10%) yakni pertanyaan

tentang penyebab kanker payudara dan metode yang dapat digunakan untuk melihat

(19)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode

CPTT dan CPDL

No. Pengetahuan

CPTT CPDL

Definisi kanker payudara

Penyebab kanker payudara

Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan

Cara mendeteksi kanker payudara

Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI

Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin

Metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara

Tujuan perabaan ketiak

1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest kedua ada sebagian

(20)

dengan tepat dan sebagian mengalami peningkatan namun tidak sesignifikan

kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan

metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar 25% yakni pertanyaan tentang

cara melakukan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest

pertama) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 7 orang (35,0%) dan

setelah diberikan penyuluhan kedua meningkat menjadi 12 orang (60,0%).

Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan adalah tentang definisi kanker

payudara, penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat dilakukan, cara

mendeteksi kanker payudara, tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk

melakukan SADARI.

Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi

peningkatan tertinggi sebesar 20% yakni pertanyaan tentang cara mendeteksi kanker

payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest pertama) jumlah

responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (40,0%) dan setelah diberikan

penyuluhan kedua meningkat menjadi 12 orang (60,0%). Pertanyaan yang tidak

mengalami peningkatan ada pertanyaan penyebab kanker payudara, stadium kanker

payudara, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI

pada saat berdiri depan cermin dan metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest kedua ada sebagian

item pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan responden yang menjawab

(21)

kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan

metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar 25% yakni pertanyaan tentang

cara melakukan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua jumlah

responden yang menjawab benar sebanyak 7 orang (35,0%) dan setelah diberikan

penyuluhan kedua meningkat menjadi 12 orang (60,0%). Pertanyaan yang tidak

mengalami peningkatan adalah tentang definisi kanker payudara, penyebab kanker

payudara, pencegahan primer yang dapat dilakukan, cara mendeteksi kanker

payudara, tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk melakukan SADARI.

Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi

peningkatan tertinggi sebesar 20% yakni pertanyaan tentang cara mendeteksi kanker

payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest pertama) jumlah

responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (40,0%) dan setelah diberikan

penyuluhan kedua meningkat menjadi 12 orang (60,0%). Pertanyaan yang tidak

mengalami peningkatan ada pertanyaan penyebab kanker payudara, stadium kanker

payudara, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI

pada saat berdiri depan cermin dan metode yang dapat digunakan untuk melihat

(22)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden pada Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan

Metode CPTT dan Metode CPDL

No. Pengetahuan

CPTT CPDL

Definisi kanker payudara

Penyebab kanker payudara

Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan

Cara mendeteksi kanker payudara

Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI

Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin

Metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara

Tujuan perabaan ketiak

1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest ketiga ada sebagian

(23)

dengan tepat dan sebagian mengalami peningkatan namun tidak sesignifikan

kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan

metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar 10% yakni pertanyaan tentang

tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk melakukan SADARI. Pada

pertanyaan tentang tujuan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan ketiga

(posttest kedua) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 14 orang (70,0%)

dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 16 orang (80,0%). Pada

pertanyaan tentang alat yang digunakan untuk melakukan SADARI, dimana sebelum

diberikan penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 11

orang (55,0%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 13 orang

(65,0%).

Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi

peningkatan tertinggi sebesar 15% yakni pertanyaan tentang definisi SADARI dan

tujuan SADARI. Pada pertanyaan tentang definisi SADARI, dimana sebelum

diberikan penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 11

orang (55,0%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 14 orang

(70,0%). Pada pertanyaan tentang tujuan SADARI, dimana sebelum diberikan

penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 14 orang

(70,0%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 17 orang

(24)

4.3.2. Variabel Sikap

Variabel sikap dalam penelitian ini terdiri dari 15 pernyataan dengan alternatif

jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada perubahan sikap siswi tentang

SADARI setelah diberi penyuluhan baik dengan menggunakan metode CPTT

maupun dengan metode CPDL. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa

ada perbedaan perubahan antara siswi yang diberi dengan metode CPTT dengan

metode CPDL. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.11,

4.12 dan 4.13.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Pretest Penyuluhan dengan Metode CPTT

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

(25)

8.

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode ceramah pada pretest, sebagian besar responden

menjawab tidak setuju pada pernyataan pada usia remaja, wanita juga harus

waspada terhadap bahaya kanker payudara sebanyak 12 orang (60,0%),

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah sebanyak 14

(26)

perubahan yang terjadi pada payudara kita sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI

harus dilakukan setiap bulan sebanyak 15 orang (75,0%), tehnik pelaksanaan

SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari

secara kontinyu sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI dilakukan setelah menstruasi

karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan

sebanyak 11 orang (55,0%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi

pada payudara sebanyak 14 orang (70,0%).

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Pretest pada Kelompok yang Akan Mendapat Penyuluhan dengan

Metode CPDL

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah

SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara

Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

(27)

9.

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan

Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara

Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPDL pada pretest, sebagian besar responden menjawab

tidak setuju pada pernyataan SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 11

orang (55,0%), Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan

pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar sebanyak 12 orang (60,0%),

manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin

sebelum sampai pada stadium lanjut sebanyak 12 orang (60,0%), tehnik pelaksanaan

SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari

(28)

karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan

sebanyak 11 orang (55,0%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi

pada payudara sebanyak 15 orang (75,0%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Pertamapada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan

dengan Metode CPDL

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

Dalam pelaksanaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan

(29)

11.

12.

13.

14.

15.

longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest pertama mengalami perubahan sikap,

sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita

juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan

sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI

harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani

dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI

adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada

(30)

dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi

karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan,

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan

mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker

maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI

secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras,

tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

Berdasarkan tabel dibawah diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPDL pada posttest pertama mengalami perubahan

sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada pernyataaan pada usia remaja,

wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya

dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita,

SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan

ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari

SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai

pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah

diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan

setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga

memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada

payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata

adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya

(31)

adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga

kesehatan. Perubahan sikap yang dialami responden yang mendapat penyuluhan

dengan metode CPLD hampir sama dengan yang dialami responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan

dengan Metode CPTT

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

(32)

10.

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest kedua, beberapa item pertanyaan

tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan

tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden

menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada

terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita

yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan

setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan

(33)

dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium

lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam

kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena

jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan,

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan

mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker

maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI

secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras,

(34)

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan

dengan Metode CPDL

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

(35)

13.

14.

15.

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

0

0 0,0

0,0 0

0 0,0

0,0 19

8

95,0

40,0 1

12

5,0

60,0 Tabel 4.10 (Lanjutan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPDL pada posttest kedua, beberapa item pertanyaan

tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan

tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden

menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada

terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena

kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus

dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani

dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari

SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum

sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan

mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI

(36)

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan

mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker

maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI

secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras,

tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang

dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL hampir sama

dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT.

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan

Metode CPTT

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

(37)

9.

pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

0 Tabel 4.11 (Lanjutan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest ketiga, beberapa item pertanyaan

tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan

tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden

menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada

terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena

(38)

dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani

dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI

adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada

stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan

dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi

karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan,

perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan

mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker

maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI

secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras,

tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Ketiga pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan

Metode CPTT dan CPDL

No. Sikap STS TS S SS

Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita

SADARI harus dilakukan setiap bulan

Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar.

(39)

7.

dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita

Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan

SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara

Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur

Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat

(40)

tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan

tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden

menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada

terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita

yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan

setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan

pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah

dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium

lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam

kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena

jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan,

SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan

mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker

maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI

secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras,

tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang

dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode simulasi hampir sama

dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT. 4.3.2. Perbedaan Tingkat Pengetahuan pada Hasil Pretest, Posttest Pertama, dan Posttest Kedua

Berdasarkan hasil pretest, posttest pertama,dan posttest kedua dapat diketahui

(41)

penyuluhan baik dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Perbedaan

pengetahuan dapat dilihat berdasarkan kategori seperti di bawah ini.

Tabel 4.13. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden pada Pretest, Posttest Pertama dan Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat

Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL

No. Tindakan

Pretest Posttest 1 Posttest 2

n % n % n %

Metode CPTT Baik

Cukup Kurang

Metode CPDL Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan

secara signifikan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan baik dengan metode

CPTT maupun dengan metode CPDL. Sebelum pemberian perlakuan diketahui

bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dengan jumlah 15 orang

(75,0%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPTT dan 16 orang (80,0%) pada

kelompok yang diberikan perlakuan CPDL. Setelah diberikan penyuluhan diketahui

bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup dengan jumlah 15 orang

(75,0%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPTT dan berpengetahuan baik

(42)

Perbedaan peningkatan pengetahuan antara metode CPTT dan CPDL dapat

dilihat dengan menggunakan uji mann whitney test seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 4.14. Perbedaan Pengetahuan Responden pada Pretest dan Posttest pada

Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL

No. Metode

Pretest Posttest

Mean

Rank Z p

Mean

Rank Z p

1. 2.

CPTT CPDL

21,20

19,80 0,520 0,630

16,00

25,00 2,814 0,005

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum penyuluhan tidak ada

perbedaan antara pengetahuan siswi yang mendapat penyuluhan dengan metode

CPTT dan CPDL (p = 0,630) dan setelah penyuluhan ada perbedaan antara

pengetahuan siswi yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan CPDL

(p = 0,005).

4.3.3. Perbedaan Tingkat Sikap pada Hasil Pretest,Postest Pertama dan Postest Kedua

Berdasarkan hasil pretest, posttest pertama dan posttest kedua dapat diketahui

bahwa ada pebedaan antara sikap tentang SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan

baik dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Perbedaan sikap dapat

(43)

Tabel 4.15. Frekuensi Tingkat Sikap Responden pada Pretest, Posttest Pertama dan Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat

Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL

No. Tindakan Pretest Posttest 1 Posttest 2

Metode CPTT Baik

Cukup Kurang

Metode CPDL Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan sikap secara

signifikan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan baik dengan metode CPTT

maupun dengan metode CPDL. Sebelum pemberian perlakuan diketahui bahwa

sebagian besar responden bersikap kurang dengan jumlah 17 orang (85,0%) baik pada

kelompok yang diberi perlakuan CPTT maupun CPDL. Setelah diberikan penyuluhan

selama 3 kali diketahui bahwa sebagian besar responden bersikap cukup dengan

jumlah 17 orang (85,0%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPTT sedangkan

pada kelompok yang diberi perlakuan CPDL bersikap baik dengan jumlah 8 orang

(40,0%) dan bersikap cukup 12 orang (60,0%).

Perbedaan peningkatan sikap antara metode CPTT dan CPDL dapat dilihat

(44)

Tabel 4.16. Perbedaan Sikap Responden pada Pretest dan Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan

Metode CPTT dan CPDL

No. Metode

Pretest Posttest

Mean

Rank Z p

Mean

Rank Z p

1. 2.

CPTT CPDL

20,50

20,50 0,000 1,000

18,00

23,00 1,748 0,080

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum dan setelah penyuluhan

tidak ada perbedaan antara sikap siswi yang mendapat penyuluhan dengan metode

CPTT dan CPDL dengan nilai p = 1,000 sebelum penyuluhan dan p = 0,080 setelah

penyuluhan.

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh penyuluhan dengan menggunakan metode CPTT dan CPDL dalam

meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang SADARI menggunakan statistik uji

wilcoxon.

Untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel

dependen dilakukan analisa bivariat menggunakan uji Paired sampel t-test bila data

berdistribusi normal (p<0,005) dan uji wilcoxon bila data tidak berdistribusi tidak

(45)

4.4.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data berfungsi untuk menentukan tipe data yang digunakan

untuk menentukan jenis uji bivariat yang akan dipilih. Jika tipe data antara pretest dan

postest berdistribusi normal maka akan menggunakan uji bivariat dengan paired

sampel t-test, sedangkan jika salah satu tipe data antara pretest dan posttest

berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji wilcoxon. Uji normalitas

menggunakan uji skepiro wilks dengan alasan sampel < 50 orang,jika nilai p <0,005

maka dapat dikatakan tipe data berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Pengetahuan dan Sikap

Variabel

Metode

CPTT CPDL

p Keterangan p Keterangan

Pengetahuan Pretest Posttest Sikap Pretest Posttest

0,049 0,239

0,504 0,041

Tidak normal Normal

Normal

Tidak normal

0,417 0,011

0,111 0,045

Normal Tidak normal

Normal Tidak normal

4.4.2. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan dengan Metode CPTT terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang SADARI

Tahapan pertama dalam penelitian kuasi eksperimen setelah data terdisribusi

tidak normal adalah melihat ada atau tidak efektifitas metode CPTT terhadap

(46)

Tabel 4.18. Efektifitas Penyuluhan Kesehatan dengan Metode CPTT terhadap Pengetahuan dan Sikap

Variabel Mean p

Pengetahuan

Sebelum metode CPTT Sesudah metode CPTT Sikap

Sebelum metode CPTT Sesudah metode CPTT

8,35 12,55

50,75 52,70

0,001

0,001

Berdasarkan tabel diatas terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan metode CPTT yaitu 8,35 menjadi 12,55 dengan nilai

p=0,001<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada efektifitas metode CPTT terhadap

pengetahuan siswi tentang SADARI.

Terdapat peningkatan rata-rata sikap sebelum dan sesudah diberikan metode

CPTT yaitu 50,75 menjadi 52,70 dengan nilai p=0,001<0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa ada efektifitas metode CPTT terhadap sikap siswi tentang SADARI.

4.4.3. Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode CPDL terhadap Pengetahuan dan Sikap

Tahapan pertama dalam penelitian kuasi eksperimen setelah data terdistribusi

tidak normal adalah melihat ada atau tidak efektifitas metode CPDL terhadap

(47)

Tabel 4.19. Efektifitas Penyuluhan Kesehatan dengan Metode CPDL terhadap Pengetahuan dan Sikap

Variabel Mean p

Pengetahuan

Sebelum metode CPDL Sesudah metode CPDL Sikap

Sebelum metode CPDL Sesudah metode CPDL

8,15 13,55

49,70 53,55

0,001

0,001

Berdasarkan tabel terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan metode CPDL yaitu 8,15 menjadi 13,55 dengan niai

p=0,001<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat efektifitas metode CPDL

terhadap pengetahuan siswi tentang SADARI.

Terdapat pebingkatan rata-rata sikap sebelum dengan sesudah diberikan

metode CPDL yaitu 49,70 menjadi 53,55 dengan nilai p=0,001<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat efektifitas metode CPDL terhadap sikap siswi tentang

SADARI.

4.4.4. Efektifitas Penyuluhan Kesehatan dengan Metode CPTT dan CPDL terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswi tentang SADARI

Tahapan kedua dalam penelitian adalah melihat perbedaan efektifitas metode

CPTT dan CPDL terhadap pengetahuan dan sikap dengan menggunakan uji

(48)

Tabel 4.20. Efektifitas penyuluhan kesehatan dengan metode CPTT dan CPDL tentang SADARI

Variabel Mean p

Perubahan Pengetahuan CPTT

CPDL

Perubahan Sikap CPTT

CPDL

4,20 5,40

1,95 3,85

0,040

0,009

Terdapat perbedaan efektifitas perubahan pengetahuan tentang SADARI

antara metode CPTT dan CPDL ( p=0,040 ) perubahan pengetahuan lebih besar pada

metode CPDL .

Terdapat perbedaan efektifitas perubahan sikap tentang SADARI antara

metode CPTT dan CPDL ( p = 0,009) perubahan sikap lebih besar pada metode

(49)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode CPTT

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan

pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum penyuluhan sebagian besar

pengetahuan responden pada kategori kurang. Sebelum diberikan penyuluhan

diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada semua item

pertanyaan. Pertanyaan yang sebagian besar menjawab dengan tepat adalah

pertanyaan tentang penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat

dilakukan, definisi kanker payudara dan stadium kanker payudara. Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan tentang cara

mendeteksi kanker payudara, cara melakukan SADARI, tujuan melakukan SADARI

pada saat berdiri di depan cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat

perubahan bentuk payudara dan tujuan perabaan ketiak.

Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa peningkatan pengetahuan di

setiap item pertanyaan sebesar 20-50 %. Pertanyaan yang mengalami perubahan yang

signifikan adalah pertanyaan tentang gejala kanker payudara, dimana sebelum

sebelum penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 8 orang (40,0%) dan

setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 18 orang (90,0%),

sedangkan pertanyaan yang mengalami perubahan yang tidak signifikan adalah

pertanyaan tentang tujuan perabaan ketiak, dimana sebelum penyuluhan yang

(50)

menjawab dengan tepat sebanyak 5 orang (25,0%) dan setelah penyuluhan yang

menjawab dengan tepat sebanyak 9 orang (45,0%).

Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan kurang dengan jumlah sebanyak 15 orang (75,0%) dan setelah

diberikan penyuluhan sebanyak 3 kali diketahui bahwa terjadi perubahan

pengetahuan dimana sebagian besar responden berpengetahuan cukup dengan jumlah

15 orang (75,0%).

Hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan dengan metode CPTT diketahui

bahwa semua pernyataan sikap mengalami peningkatan. Sebelum penyuluhan

diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada pernyataan

pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara

sebanyak 12 orang (60,0%), SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah

menikah sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena

kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita sebanyak 14 orang (70,0%),

SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 15 orang (75,0%), tehnik

pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan

sehari hari secara kontinyu sebanyak 14 orang (70,0%), SADARI dilakukan setelah

menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan

perabaan sebanyak 11 orang (55,0%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati

infeksi pada payudara sebanyak 14 orang (70,0%).

Setelah diberikan penyuluhan dengan metode CPTT diketahui bahwa

(51)

mengalami perubahan sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada

pernyataan pada usia remaja wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker

payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan

yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini

ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan

kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker

payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan

SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari

secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara

sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan

untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya

benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan

lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam

pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya

berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Berdasarkan tingkatan sikap responden diketahui bahwa sebelum penyuluhan

sebagian besar responden bersikap kurang dengan jumlah 17 orang (85,0%) dan

setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa terjadi perubahan sikap dimana

sebagian besar responden bersikap cukup dengan jumlah sebanyak 17 orang (85,0).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan sikap siswi sebelum

(52)

Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest

disebabkan karena jumlah siswi yang melakukan SADARI setelah diberikan

penyuluhan berjumlah sedikit. Berdasarkan wawancara dengan siswi yang tidak

melakukan SADARI diketahui bahwa siswi tidak melakukan SADARI disebabkan

karena lupa untuk melakukannya dan merasa belum menjadi hal yang penting untuk

dilakukan.

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap

menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian

informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan

kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan

pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi

penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar

informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok masyarakat

dan efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap terhadap penyakit demam berdarah

dangue.

Hal ini sesuai dengan penelitian Munawaroh (2012) yang menyimpulkan

bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode CPTT pada siswa SMA terhadap

peningkatan pengetahuan tentang seks bebas dengan nilai p = 0,009. Hal ini sejalan

dengan Citra (2012) yang mendapatkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan

metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok pada

(53)

Metode CPTT merupakan salah satu cara menerangkan atau menjelaskan

suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang

disertai diskusi dan tanya jawab. Pada metode ini penyuluh lebih banyak memegang

peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit

memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya

(Hikmawati, 2011).

Menurut Depkes (2008), CPTT digunakan apabila ingin memberikan suatu

informasi kepada peserta yang dibagi dalam beberapa topik bahasan. Adapun

kelebihan metode ini adalah 1) Mudah mengorganisasinya sehingga relatif efisien dan

sederhana, 2) Waktu dapat dibatasi dan dalam waktu singkat dapat memberikan

banyak informasi, 3) Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan, 4) Dapat

dilakukan secara sistematis dengan menggunakan macam-macam alat-alat bantu, 5)

Dapat memengaruhi suasana emosi peserta.

Metode CPTT merupakan salah satu metode yang baik untuk kelompok besar.

Kelompok besar yang dimaksud disini adalah apabila peserta itu lebih 15 orang.

Metode ini cocok untuk sasaran pendidikan tinggi dan rendah. Metode ini

menguntungkan bila dipergunakan untuk memperkenalkan suatu subjek dengan

memberikan gambaran, sehingga menuntun orang untuk mengambil suatu tindakan,

bersifat informatif dan dapat menghemat waktu karena sebagia peserta dapat diberi

pemahaman pada suatu waktu serta dapat diulang kembali jika ada peserta yang

(54)

5.2. Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode CPDL

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan

pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum penyuluhan sebagian besar

pengetahuan responden pada kategori kurang. Sebelum diberikan penyuluhan

diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada semua item

pertanyaan. Pertanyaan yang sebagian besar menjawab dengan tepat adalah

pertanyaan tentang penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat

dilakukan, definisi kanker payudara dan stadium kanker payudara. Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan tentang cara

melakukan SADARI, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan

melakukan SADARI pada saat berdiri di depan cermin, metode yang dapat digunakan

untuk melihat perubahan bentuk payudara dan tujuan perabaan ketiak.

Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa peningkatan pengetahuan di

setiap item pertanyaan sebesar 10-70 %. Pertanyaan yang mengalami perubahan yang

signifikan adalah pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, dimana sebelum

sebelum penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 5 orang (25,0%) dan

setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 19 orang (95,0%) dan

tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, dimana sebelum sebelum

penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 4 orang (20,0%) dan setelah

penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 18 orang (90,0%), sedangkan

pertanyaan yang mengalami perubahan yang tidak signifikan adalah pertanyaan

(55)

menjawab dengan tepat sebanyak 15 orang (75,0%) dan setelah penyuluhan yang

menjawab dengan tepat sebanyak 17 orang (85,0%).

Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan kurang dengan jumlah sebanyak 16 orang (80,0%) dan setelah

diberikan penyuluhan diketahui bahwa terjadi perubahan pengetahuan dimana

sebagian besar responden berpengetahuan baik dengan jumlah 14 orang (70,0%).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, sebelum pemberian penyuluhan

dengan metode CPDL diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak

setuju pada pernyataan SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 11 orang

(55,0%), Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan

maka harapan kesembuhan semakin besar sebanyak 12 orang (60,0%), manfaat dari

SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai

pada stadium lanjut sebanyak 12 orang (60,0%), tehnik pelaksanaan SADARI simpel,

murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu

sebanyak 16 orang (80,0%), SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan

payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan sebanyak 11

orang (55,0%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara

sebanyak 15 orang (75,0%).

Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa responden yang mendapat

penyuluhan dengan metode CPDL mengalami perubahan sikap, sebagian besar

responden menjawab setuju pada pernyataaan pada usia remaja, wanita juga harus

Gambar

Tabel 4.1  Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden  Berdasarkan Kelas  an Umur
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pretest Kelompok yang akan mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL berdasarkan Variabel Pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Post Test Pertama
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden pada Posttest Kedua            pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini berisikan sebuah program aplikasi sederhana yang membahas tentang proses check in tamu, penginputan data tamu, penginputan data kamar serta pencarian data

[r]

PUNAKAWAN, yaitu tempat dimana kita bisa melakukan berbagai pemesanan multimedia yang disediakan, seperti pemesanan foto wedding, pembuatan video klip, pemesanan e-year book,

Aplikasi pencatatan tagihan jasa angkutan kontainer selama ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan berbagai masalah antara lain kesalahan dalam mencatat laporan

PPID dapat mengembangkan dalam format lain, misalnya secara komputerisasi yang harus tetap dapat diakses oleh publik serta mencakup unsur-unsur yang termuat dalam

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA