3.4.1. Latar Belakang
Proyek Pembangunan Rumah Dinas, Gedung Arsip, Kantor Kas dan Aula Serbaguna ini sebenarnya belum didapatkan oleh PT.ASTRI ARENA. PT. ASTRI ARENA lulus seleksi untuk babak seleksi pertama proyek tersebut. Perusahaan akan bersaing dengan 8 konsultan lain yang juga lulus pada tahap seleksi pertama proyek ini.
Pada proses seleksi selanjutnya, PT. ASTRI ARENA diminta untuk mengajukan dokumen penawaran kepada PT. BANK TABUNGAN NEGARA selaku klien dari proyek ini.
Dokumen penawaran yang diajukan dalam dua sampul. Sampul pertama merupakan dokumen administrasi dan teknis, seperti kelengkapan
surat-surat perusahaan, serta untuk dokumen teknis adalah daftar nama dan data teknisi yang akan terlibat pada proyek tersebut. Sampul kedua berupa usulan biaya, usulan biaya ini berupa nilai jasa yang diajukan oleh konsultan
Dokumen terakhir merupakan dokumen sketsa desain pra rancangan, dengan keluaran siteplan, denah lengkap, tampak, perspektif eksterior dan Interior dan detail khusus.
Team leader pada proyek ini adalah Ir. Bachtiar Wairooy, dibantu dengan divisi perancangan. Pada produksi desain pra-rancangan ini, praktikan
belum mendapat kesempatan untuk mengetahui susunan struktur organisasi dan teknisi yang terlibat pada proyek ini.
3.4.2. Pengalaman Kerja Praktikan
1. Rapat dengan Staff untuk mekanisme pembagian kerja penyusunan tender proyek kantor kas BTN dan perumahan BTN.
Disini praktikan masuk pada saat penyusunan dokumen tender yang akan dimasukkan pada 23 Agustus 2010. Untuk penyusunan dokumen administratif yang menjadi syarat dokumen prakualifikasi sebagaimana telah dipaparkan pada bab latar belakang, telah ditangani oleh staff administrasi kantor. Staff administrasi kantor sendiri biasanya telah memiliki nama-nama staff ahli yang akan dikerahkan untuk proyek ini. Praktikan bertindak sebagai arsitek junior dibimbing oleh Arsitek senior, Ir. Bachtiar wairroy.
Pertama, praktikan mendapat kesempatan untuk rapat bersama staff yang mengikuti proses anuwzing atau penjelasan pekerjaan, arsitek senior serta staff ahli out-source yang akan terlibat dalam produksi dokumen prakualifikasi tender. Rapatnya sendiri dimulai dengan pembagian dokumen hasil prakualifikasi awal yang merupakan TOR untuk perancangan. Kemudian, rapat ini membahas sebagian tentang pembagian kerja dan jadwal produksi. Dalam rapat ini, praktikan mendapat kesempatan untuk banyak berbicara dan
mengemukakan pendapatnya, walaupun pada akhirnya, banyak usulan yang disempurnakan oleh staf ahli yang lebih berpengalaman.
Hasil rapat pertama adalah pembagian kerja, jadwal produksi dan mekanisme perkerjaan, tentunya tidak membicarakan upah kerja proyek ini. Dari rapat ini juga praktikan berkesempatan untuk mencoba mencari alternatif desain bangunan, yang selanjutnya akan dikerjakan oleh tim produksi dan mengerjakan gambar tiga dimensi.
2. Membuat Siteplan kantor dan perumahan BTN untuk kelengkapan Dokumen tender.
Penyusunan desain prakualifikasi membutuhkan waktu yang relatif singkat, sehingga pengerjaan desainnya pun sangat padat. Praktikan langsung bekerjasama dengan arsitek senior mencoba merancang tata letak bangunan. Sebelumnya, arsitek senior mencoba meletakkan bangunan dalam tapak seperti gambar di bawah :
Kemudian, praktikan juga mencoba membuat alternatif denah tapak
Dari kedua alternatif tersebut, Akhirnya didapat kesepakatan untuk pembagian zoning seperti gambar di bawah ini :
Gambar 54: Zoning Fungsi
Dari peletakan massa sebelumnya, arsitek senior meminta praktikan untuk melakukan studi massa. Praktikan pun mencoba untuk melakukan studi massa, sekaligus mencoba merancang fasad secara skematik. Praktikan membuat 2 alternatif yang kemudian di asistensikan kepada arsitek senior.
Pada alternatif pertama dari pengembangan desain zoning skematik, arsitek senior meminta meletakkan massa bangunan berdekatan dengan pintu masuk ke dalam perumahan berada di sebelah kanan bangunan. Namun, praktikan mencoba untuk mengusulkan jalan masuk untuk ke perumahan berada di bagian tengah bangunan fungsi utama. Praktikan juga mengusulkan
arsip yang terpisah dengan kantor kas dan aula serbaguna seperti gambar dibawah ini.
Gambar 55 : Alternatif Siteplan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Gambar 56 : Alternatif Massa Bangunan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Pada alternatif satu studi massa dan perancangan siteplan yang praktikan ajukan, arsitek senior setuju dengan perletakkan zona perumahan dan gabungan fungsi
guna yang diletakkan di bawah kantor kas. Alasan arsitek senior untuk tidak menyepakati usulan praktikan adalah,
1. Jalan masuk mobil yang ditengah, dengan bentuk bangunan yang seperti gerbang, mengisyaratkan bangunan utama hanya menjadi gerbang untuk masuk ke dalam perumahan.
Gambar 57 : Alternatif Menggunakan Aplikasi SketchUp yang diminta Arsitek Senior untuk Direvisi.
Warna merah pada gambar merupakan bagian yang diminta untuk direvisi. Selain bangunan yang seperti gerbang masuk keperumahan, fungsi gedung arsip terlihat terbuka dan terbuka untuk publik, padahal gedung arsip memiliki fungsi utama sebagai gudang penyimpanan yang sebaiknya tidak menstimulus publik untuk masuk ke dalamnya.
2. Massa bangunan yang terpisah. Arsitek senior mempertanyakan, apakah massa bangunan yang terpisah ini efektif, Terutama untuk fungsi kantor Kas BTN dengan aula serba guna. Arsitek senior berpendapat bahwa, kantor Kas BTN ini seharusnya ada hubungan dengan fungsi gedung arsip.
Setelah asistensi pertama dengan arsitek senior, praktikan melakukan revisi gambar sebelumnya. Praktikan merevisi bagian yang dianggap seperti gerbang dan fungsi bangunan kantor yang terpisah. Praktikan meletakkan pintu masuk di sebelah kanan bangunan, seperti perancangan skematik yang sebelumnya di sepakati, dan menempatakan fungsi bangunan kantor Kas BTN,
Gambar 58 : Revisi Site Plan
Gambar 59 : Revisi Massa dan Jalan Masuk ke Dalam Perumahan dengan Menggunakan Aplikasi Sketch Up.
Secara konsep perancangan skematik, arsitek senior telah menyetujui usulan praktikan. Setelah member masukan kepada praktikan, arsitek senior
3. Merancang Denah dan fasad fungsi kantor kas, gedung arsip dan ruang serba guna BTN untuk kelengkapan dokumen lelang.
Pada perancangan Site Plan sebelumnnya, arsitek senior meminta mengembangkan denah dengan pembagian zona seperti gambar dibawah.
Gambar 60 : Zona Skematik Fungsi Kantor kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
Arsitek senior meletakkan fungsi kantor kas di tengah sebagai fungsi utama pada proyek BTN Medan ini. Sedangkan untuk fasilitas gedung arsip, arsitek senior meminta praktikan untuk merancang gedung arsip yang terlihat seperti latar dari kantor kas BTN. Karena kantor kas BTN memiliki perbedaan luas yang berbeda jauh dengan gedung arsip, yaitu 150 m2 dan 800 m2, arsitek senior mengusulkan untuk meletakkan fungsi bangunan kantor kas berdampingan dengan gedung arsip. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan megah pada bangunan kantor kas sendiri. Arsitek senior juga memberikan masukan untuk meninggikan lantai bangunan, sehingga bangunan berkesan megah. Untuk memudahkan perancangan, arsitek senior
meminta praktikan untuk merancang luasan ruang dengan modul 3m.
Dalam perancangan denah, praktikan langsung mengasistensikan denah hasil produksi menggunakan program AutoCAD. Dengan
menggunakan program ini, proses perancangan menjadi lebih cepat dan akurat dalam perhitungan luasan.
Gambar alternatif denah fungsi kantor Kas BTN, aula serba guna dan gedung arsip yang praktikan ajukan.
Gambar 61 : Denah Lantai Dasar Fungsi kantor Kas, Ruang Serba Guna dan Gedung Arsip.
Gambar 62 : Denah Lantai 2 Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip
Gambar 63 : Denah Semi Basement, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip
Pertama, praktikan mengusulkan untuk menambahkan ruang semi basement. Praktikan melihat luasan gedung arsip cukup besar dan 800 meter persegi tidak dapat diakomodasi dengan luasan lantai dasar sebagaimana pada perancangan skematik. Praktikan juga melihat bahwa dengan menaikkan lantai bangunan pada lantai dasar, sangat
memungkinkan untuk meletakkan ruang di bagian basement .
Praktikan mengusulkan untuk menutup akses dari kantor kas dan aula serba guna dengan tidak meletakkan tangga ke area semi basement yang diperuntukkan untuk fungsi gedung arsip. Praktikan
lantai dua untuk mengakomodasi keinginan arsitek senior untuk meminjam massa bangunan gedung arsip untuk memerikan kesan megah pada bangunan kantor kas.
Alternatif satu disetujui oleh arsitek senior dengan beberapa catatan. Arsitek senior meminta praktikan untuk mengembangkan kembali denah skematik yang telah praktikan rancang. Setelah perhitungan luas masing, masing fungsi bangunan, ternyata, luasan aula serba guna kurang memadai untuk fungsi yang yang diminta pada TOR dari BTN Medan. Aula serba guna kurang luas untuk difungsikan sebagai tempat untuk mini-futsal atau bulu tangkis. Oleh karena itu, praktikan diminta untuk merevisi kembali denah yang telah praktikan
rancang.
Gambar 64 : Hasil Revisi Denah Lantai Dasar, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
Gambar 65 : Hasil Revisi Denah Lantai Dua, Fungsi Kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
Gambar 66 : Hasil revisi Denah Lantai Semi Basement, Fungsi kantor Kas, Aula Serba Guna dan Gedung Arsip.
Denah ini direvisi dengan mengurangi 2 trafe massa bangunan gedung arsip, dan meletakkan bangunan langsung bersebelahan dengan tembok pembatas lahan.
Gambar 67 : Usulan Revisi, Hasil Asistensi dengan Arsitek Senior.
Setelah direvisi, praktikan diminta untuk membuat kelengkapan denah dengan ukuran dan keterangan lainnya.
Setelah denah disetujui oleh arsitek senior, praktikan diminta untuk merancang fasad bangunan. Untuk mempercepat proses produksi, praktikan merancang fasad menggunakan program SketchUp. Program ini juga membantu praktikan untuk studi massa bangunan. Pada perancangan fasad, arsitek senior
meminta praktikan untuk merancang fasad yang memiliki kesan megah, moderen, namun memiliki ke khasan Sumatera Utara.
Praktikan diminta untuk melihat referensi bangunan gedung BTN yang sebelumnya pernah dibuat dan mencari referensi tampak rumah adat Sumatera Utara. Pencarian referensi dan preseden ini dilakukan dengan menggunakan media elektronik Internet, dengan kata kuci “ kantor BTN” dan “Arsitektur Sumatera Utara”.
Gambar 69 : Preseden yang Dijadikan Referensi Fasad Bangunan Sumber : www. Google. com
Gambar Fasad Bangunan Alternatif Pertama.
Praktikan mencoba meletakkan atap hasil adopsi dari atap bangunan Sumatera Utara. Praktikan juga meletakkan bidang transparan yang memiliki pola hasil adopsi dari arsitektur Sumatera Utara yang kaya akan detail dan ukiran. Untuk memberi kesan moderen dari bangunan, praktikan menurunkan simbol ukiran khas arsitektur Sumatera Utara ke dalam pola kaca tersebut. Sedangkan kekhasan gedung BTN praktikan terapkan dengan menggunakan warna-warna biru yang merupakan warna logo BTN. Untuk menanggapi keinginan arsitek senior yang ingin menjadikan bangunan kantor kas sebagai fungsi utama, praktikan merancang ata p tambahan pada
muka bangunan
.
Dari alternatif yang praktikan usulkan, arsitek senior kurang setuju dengan model tampak tersebut. Arsitek senior beranggapan bahwa atap tersebut dirasa terlalu “men-jawa”. “Men-jawa” disini diakibatkan oleh skala atap yang kurang tinggi dan terlihat distorsi. Arsitek senior sebenarnya setuju dengan perancangan pola kaca yang diajukan. Namun, arsitek senior meminta praktikan untuk mepertimbangkan kembali usulan desain tersebut, karena kemungkinan ketersediaan material relatif kecil dan hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan klien dalam penentuan pemberi pekerjaan.
Gambar Fasad Bangunan Alternatif Kedua,
Untuk membantu praktikan, arsitek senior mencoba menggambarkan ide fasad bangunan dengan menggunakan sketsa tangan.
Gambar 72 : Tampak Sketsa Tangan Arsitek Senior.
Sebenarnya, praktikan cukup kesulitan untuk membaca keinginan arsitek senior. Arsitek senior memberikan sketsa tangan tanpa ukuran ataupun skala yang memudahkan praktikan untuk menggambar. Praktikan juga kesulitan untuk menerjemahkan maksud gambar sketsa yang diberikan arsitek senior. Namun, praktikan mencoba menerjemahkan sketsa tersebut ke gambar tiga dimensi
Gambar 73: Alternatif Fasad Menggunakan Program SketchUp, Finishing Menggunakan Photoshop.
Gambar 73 : Alternatif Fasad Menggunakan Program SketchUp, Finishing Menggunakan Photoshop.
Dalam mengajukan usulan fasad, praktikan mencoba menyempurnakannya dengan menggunakan program komputer Photoshop. Selain bertujuan untuk memperlihatkan kesan yang ditampilkan oleh bangunan, arsitek senior juga dapat
Arsitek senior masih kurang setuju dengan usulan fasad tersebut. Arsitek senior beranggapan betuk atap masih kurang terlihat khas Sumatera Utara, warna merah yang sebelumnya arsitek senior usulkan untuk mengaplikasikannya pada perancangan juga dianggap memberikan kesan berlebihan. Fungsi kantor kas yang ingin ditunjukkan menjadi redup akibat warna merah yang sama diaplikasikan pada fungsi aula serba guna dan gedung arsip.
Gambar Fasad Bangunan Alternatif Ketiga,
Setelah melakukan revisi pada muka bangunan. Praktikan dan arsitek senior bekerjasama untuk merancang muka bangunan tersebut. Kesepakatan antara praktikan
arsitek senior adalah meletakkan atap tambahan pada bagian kantor kas yang bertujuan untuk menegaskan fungsi utama dari proyek ini, yaitu kantor Kas.
(a)
(b)
4. Produksi gambar untuk dokumen tender.
Penyusunan dokumen tender sendiri dilakukakan oleh staff kantor. Sedangkan untuk penyusunan dokumen yang berupa gambar sketsa dilakukan oleh teknisi out sourcing .
Dalam penyusunan gambar sketsa ini, praktikan mendapat kesempatan untuk mengerjakan siteplan, denah dengan keterangan, gambar tiga dimensi, tampak bangunan dan tampak kluster perumahan, serta gambar perspektif interior.
Pengerjaan produksi sendiri kurang 3 hari, karena proses desain dan membuat konsep yang cukup memakan waktu. Disini praktikan mendapat pengalaman untuk berlatih mengeluarkan gambar sketsa yang maksimal dengan waktu yang terbatas.
Pengerjaan siteplan ini relatif cepat, atau sekitar 3 jam. Gambar site plan ini sebelumnya merupakan hasil dari desain yang dibuat praktikan dan hasil revisi dengan arsitek senior, sehingga produksi untuk menjadi sketsa desain l ebih mudah.
Dibawah ini adalah gambar yang dikerjakan oleh praktikan sebelum berakhirnya kerja praktek.
Gambar 77 : Sketsa Perspektif 3 Dimensi Menggunakan Program SketchUp dan Photoshop
Gambar 78 : Sketsa Perspektif 3 Dimensi Menggunakan Program SketchUp dan Photoshop
Gambar 79 : Tampak Rumah Menggunakan Program Sketch Up dan Photoshop
Gambar 80 : Sketsa Perspektif Interior Bangunan Menggunakan Program Sketch Up dan Photoshop
3.2.3 Kesimpulan Awal :
• Pada penyusunan dokumen lelang, ternyata dibutuhkan kecepatan dalam melakukan perancangan. Karena proses perancangan dan produksi hanya diberikan waktu dua
minggu dari waktu pemberian TOR pekerjaan.
• Pada pengerjaan desain untuk kelengkapan dokumen tender, pengerjaan desain dituntut untuk lebih cepat dan tidak mendetail, hal ini disebabkan pada proses
BAB IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang praktikan dapat simpulakan dari bekerja praktek di PT ASTRI ARENA ini. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perancangan dalam biro konsultan tidak hanya memperhatikan olah rupa bangunan atau impresi bangunan yang terlihat baik dengan kasat mata. Namun, aspek fungsi dan keterbangunan, seperti struktur dan mekanikal elektrikal juga harus menjadi pertimbangan perancang dalam mendesain bangunan.
b. Perancangan dalam biro kunsultan juga sangat memperhatikan aspek estimasi biaya. Perancangan tidak hanya didasarkan pada keinginan perancang, namun perancang dituntut untuk menghasilkan desain yang baik dengan biaya yang
sesuai.
c. Pada proses perancangan di biro konsultan, kebanyakan pengerjaan desain dilakukan dengan program AutoCAD untuk memudahkan perbaikan desain. d. Pada proses perancangan di biro konsultan arsitektur, arsitek bekerja sama
dengan disiplin lain seperti struktur, makanikal dan elektrikal, landsekap, bahkan ahli hukum dan manajemen untuk mengerjakan proyek perancangan. e. Mekanisme lelang pemerintah merupakan proses yang cukup panjang untuk
mendapatkan proyek pekerjaan. Dimulai dengan pendaftaran perusahaan, pemasukan dokumen tender hingga penandatanganan kontrak kerja.
f. Pada mekanisme lelang pemerintah, perusahaan yang ditunjuk untuk mengerjakan pekerjaan tidak hanya dilihat dari desain yang diajukan, namun, dokumen administrasi dan teknis yang berkenaan tentang performa perusahaan menjadi pertimbangan penting.
g. Pada mekanisme lelang pemerintah, terkadang hasil desain sendiri tidak terlalu dipermasalahkan. Desain tidak hanya berdasarkan bagus atau tidaknya, namun desain terkadang hanya didasarkan kepada fungsinya.
h. Kerja perusahaan jasa konsultan, relatif fleksibel, tidak ada waktu yang terlalu mengikat. Hal ini sebenarnya baik untuk meningkatkan inisiatif pekerja,
i. Sistem manajemen pada biro konsultan yang cukup lama berkiprah di dunia konsultan biasanya didasari oleh kedudukan orang-orang yang berkiprah di dalamnya, sistem kerja perusahaan, serta kepiawaan bagian pemasaran dan pengembangan dalam mendapatkan pekerjaan.
j. Untuk manajemen pada biro konsultan, dalam penanganan proyek, biasanya tidak hanya menggunakan teknisi ahli tetap dari konsultan tersebut. Namun, terkadang biro meminta tenaga out source yang berpengalaman.
k. Dalam mengembangkan biro konsultan, dibutuhkan kepiawaian dalam berkomunikasi dengan dunia luar, diantaranya pemerintah.
l. Pada proses penanganan proyek, terdapat divisi-divisi yang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk keberjalanan pengerjaan pekerjaan, seperti divisi perancangan untuk merancang, divisi struktur untuk pertimbangan struktur, dll. Hal tersebut menyebabkan proses pengerjaan proyek lebih cepat dan efisien, karena masing-masing divisi hanya mengerjakan pekerjaan yang menjadi keahliannya.
m. Lingkup kerja pada biro konsultan tidak hanya berkisar pada perancangan atau pembuatan DED. Biro konsultan juga terkadang menjadi manajemen
konstruksi dan supervisor, biro konsultan juga terkadang menangani lingkup kerja studi kelayakan dan pengembangan sumber daya manusia. Hal inilah yang membuat, kebanyakan staff dalam biro konsultan adalah tenaga ahli dalam suatu bidang.
4.2. Rekomendasi untuk Perusahaan
a. Kerja tim sebaiknya diperbaiki, seperti lebih sering rapat, baik rapat setiap proyek, ataupun rapat rutin. Pertemuan ini, selain dapat menginformasikan
semua data kepada staff, juga meningkatkan etos kerja staff.
b. Kedisiplinan pada jam kerja, sebaiknya lebih ditekankan. Kedisiplinan ini yang sebenarnya dapat meningkatkan performa perusahaan dan mepercepat durasi pengerjaan proyek.
c. Sebaiknya perusahaan menjadikan pegawai praktikan atau magang selayaknya pegawai perusahaan, sehingga para praktikan benar-benar mendapatkan ilmu
d. Sebaiknya dalam mendesain, arsitek senior berani untuk mendapat masukan dari arsitek-arsitek junior yang baru belajar. Karena terkadang, masukan dari junior lebih baru dan menarik untuk dikembangkan
e. Sebaiknya perusahaan turut mencoba proyek-proyek baru yang belum pernah dikerjakan sebelumnya, sehingga memperkaya portofolio dan ilmu untuk perusahaan sendiri.
4.3. Rekomendasi untuk Pendidikan Arsitektur
a. Sebaiknya sebelum mahasiswa kerja praktek, Fakultas Arsitektur memberikan rujukan langsung pekerjaan yang sebaiknya didapat dari perusahaan. Hal ini akan sangat membantu perusahaan dalam mengajarkan ilmu kepada praktikan di tempat kerja. Praktikan juga tentunya akan mendapat kesempatan belajar yang sama dan lingkup kerja yang jelas selama kerja praktek.
b. Pengenalan program komputer sebaiknya dilakukan sejak dini, sehingga pada dunia professional praktikan dapat menguasai progr komputer yang mendukung keberjalanan proyek.
c. Banyak dari praktikan yang kurang mengerti perusahaan yang akan menjadi tempat kerja praktek, dan banyak juga praktikan yang tidak banyak tahu tentang kualifikasi biro yang dapat dijadikan tempat kerja praktek. Disini seharusnya peran Fakultas Arsitektur untuk memberikan rekomendasi tempat kerja praktek bagi calon praktikan.
d. Sebaiknya ada tugas studio yang dikerjakan secara tim seperti di biro konsultan. Selain meningkatkan kemampuan berinteraksi dalam tim, hal ini juga dapat menstimulus mahasiswa untuk belajar presentasi dengan lebih baik.