BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Fi
Fisisika ka di di UnUniviverersisitatas s NeNegegeri ri JaJakakartrta. a. PaPada da mamata ta kukuliliah ah inini i mamahahasisiswswa a didibeberiri pengetahuan mengenai karir dalam dunia Fisika. Mahasiswa juga berkesempatan pengetahuan mengenai karir dalam dunia Fisika. Mahasiswa juga berkesempatan
untu
untuk k memprmempraktekaktekkan kan secara langsung ilmu secara langsung ilmu yang dipelajari selama yang dipelajari selama perkuperkuliahanliahan untuk terjun langsung ke dalam dunia Fisika secara profesional.
untuk terjun langsung ke dalam dunia Fisika secara profesional. Un
Untutuk k memememenunuhi hi pepersrsyayaratratan an mamata ta kukuliliah ah PrPrakaktek tek KerKerja ja LaLapapangngan an inini,i, Prakti
Praktikan melaksanakan melaksanakan kan kerja praktek di kerja praktek di PTM BPPT (Pusat PTM BPPT (Pusat TeknoTeknologi Materiallogi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Praktikan memilih kerja praktek di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Praktikan memilih kerja praktek di BPP
BPPT T dendengan gan tujtujuan uan untuntuk uk memmempelpelajarajari i pekpekerjaerjaan an yanyang g dildilakuakukan kan oleoleh h seoseoranrangg peneliti. Praktikan juga ingin menguji kompetensi pengetahuan yang telah praktikan peneliti. Praktikan juga ingin menguji kompetensi pengetahuan yang telah praktikan pelajari di Program Studi Fisika, menambah pengalaman dalam bekerja secara tim pelajari di Program Studi Fisika, menambah pengalaman dalam bekerja secara tim dan lebih jauh ingin menambah pengetahuan tentang standar kompetensi dan lingkup dan lebih jauh ingin menambah pengetahuan tentang standar kompetensi dan lingkup keahlian yang sebaiknya dimiliki untuk bersaing
keahlian yang sebaiknya dimiliki untuk bersaing di dunia Fisika.di dunia Fisika. Prakti
Praktikan memilih kerja kan memilih kerja praktek di praktek di BPPT karena badan ini BPPT karena badan ini merupmerupakan badanakan badan yang
yang menaungi peneliti-peneliti di Indonesia yang menaungi peneliti-peneliti di Indonesia yang sudah cukup diksudah cukup dikenal di mata duniaenal di mata dunia deng
dengan an hasil-hhasil-hasil asil penelipenelitiannytiannya a yang dapat yang dapat bersaibersaing ng dengadengan n NegaraNegara-negar-negara a lain.lain. Prakt
Praktikan tertarik untuikan tertarik untuk mempelajak mempelajari ri dan terjun langdan terjun langsung dalasung dalam suatu proyek yangm suatu proyek yang dimiliki oleh peneliti di BPPT dengan harapan dapat menjadi acuan nantinya ketika dimiliki oleh peneliti di BPPT dengan harapan dapat menjadi acuan nantinya ketika praktikan telah lulus untuk menghadapi dunia Fisika
praktikan telah lulus untuk menghadapi dunia Fisika professional.professional. Pa
Pada da kekerjrja a prprakaktek tek inini i prprakaktitikakan n tetelalah h babanynyak ak memendndapapat at babanynyak ak ililmumu peng
pengetahuaetahuan n teori dan teori dan terapaterapan n yang sangat bermanfaat dan yang sangat bermanfaat dan praktpraktikan berharap dapatikan berharap dapat me
menjnjadadi i pepelalajajararan n babagi gi prprakaktitikakan n dadan n pipihahak-k-pipihahak k yayang ng iningigin n memendndapapatatkakann pengetahuan tentang dunia Fisika.
1.2 Tujuan
1.2 Tujuan
Pra
Praktiktikan kan memmemilih ilih kerkerja ja prapraktektek k didi Pusat Teknologi MaterialPusat Teknologi Material BPPT dengan tujuanBPPT dengan tujuan
ingin belajar mengenai: ingin belajar mengenai:
a.
a. ProseProses perancas perancangan arsitngan arsitektur padektur pada biro konsua biro konsultan arsitltan arsitekturektur..
b.
b. MekaniMekanisme lelansme lelang proyeg proyek banguk bangunan pemenan pemerintahrintah..
c.
c. MaMananajejememen n pepekekerjrjaaaan n peperanrancacangngan an dadan n lilingngkukup p pepekekerjrjaan aan kokonsnsulultatan n papada da bibiroro konsultan yang cukup matang dan stabil.
konsultan yang cukup matang dan stabil.
1.3 Jadwal Kerja Praktek
1.3 Jadwal Kerja Praktek
Pra
Praktiktikan mulai kan mulai bekbekerja prakteerja praktek k di di PT PT ASTASTRI RI AREARENA NA sejsejak ak 14 14 JunJuni i 2012010 0 selselamaama semb
sembilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima ilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima hari dalam satuhari dalam satu ming
minggu yaitu Senin-Jgu yaitu Senin-Jumat belum dengumat belum dengan an Jam kerja yaitu pukul 09.Jam kerja yaitu pukul 09.00-1700-17.00 WIB. Dalam.00 WIB. Dalam ja
jangkngka a wakwaktu tu tertersebsebut, ut, prapraktiktikan kan hanhanya ya menmendapdapat at keskesempempatan atan untuntuk uk kerkerja ja dildiluar uar wakwaktutu sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
1.4 Lingkup Kerja Praktek
1.4 Lingkup Kerja Praktek
Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja mem
membanbantu tu arsiarsitek tek dibdibawaawah h bimbimbinbingan gan arsarsitek itek tertersebsebut, ut, kepkepala ala divdivisi isi arsarsitekitektur tur maumaupunpun principa
principal l architecarchitect.t. PadPada a orgorganianisassasi i perperususahaahaan an PT PT ASTASTRI RI AREARENA NA iniini, , kepkepala ala divdivisiisi perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan. banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan.
1.2 Tujuan
1.2 Tujuan
Pra
Praktiktikan kan memmemilih ilih kerkerja ja prapraktektek k didi Pusat Teknologi MaterialPusat Teknologi Material BPPT dengan tujuanBPPT dengan tujuan
ingin belajar mengenai: ingin belajar mengenai:
a.
a. ProseProses perancas perancangan arsitngan arsitektur padektur pada biro konsua biro konsultan arsitltan arsitekturektur..
b.
b. MekaniMekanisme lelansme lelang proyeg proyek banguk bangunan pemenan pemerintahrintah..
c.
c. MaMananajejememen n pepekekerjrjaaaan n peperanrancacangngan an dadan n lilingngkukup p pepekekerjrjaan aan kokonsnsulultatan n papada da bibiroro konsultan yang cukup matang dan stabil.
konsultan yang cukup matang dan stabil.
1.3 Jadwal Kerja Praktek
1.3 Jadwal Kerja Praktek
Pra
Praktiktikan mulai kan mulai bekbekerja prakteerja praktek k di di PT PT ASTASTRI RI AREARENA NA sejsejak ak 14 14 JunJuni i 2012010 0 selselamaama semb
sembilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima ilan minggu sampai tangal 20 Agustus 2010. Hari kerja adalah lima hari dalam satuhari dalam satu ming
minggu yaitu Senin-Jgu yaitu Senin-Jumat belum dengumat belum dengan an Jam kerja yaitu pukul 09.Jam kerja yaitu pukul 09.00-1700-17.00 WIB. Dalam.00 WIB. Dalam ja
jangkngka a wakwaktu tu tertersebsebut, ut, prapraktiktikan kan hanhanya ya menmendapdapat at keskesempempatan atan untuntuk uk kerkerja ja dildiluar uar wakwaktutu sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
sehari, yaitu dari jam 09.00 hingga jam 22.00 WIB.
1.4 Lingkup Kerja Praktek
1.4 Lingkup Kerja Praktek
Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja Posisi Praktikan pada saat kerja praktek adalah sebagai asisten arsitek. Praktikan bekerja mem
membanbantu tu arsiarsitek tek dibdibawaawah h bimbimbinbingan gan arsarsitek itek tertersebsebut, ut, kepkepala ala divdivisi isi arsarsitekitektur tur maumaupunpun principa
principal l architecarchitect.t. PadPada a orgorganianisassasi i perperususahaahaan an PT PT ASTASTRI RI AREARENA NA iniini, , kepkepala ala divdivisiisi perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain perancangan menjadi Arsitek utama dalam perancangan bangunan, baik perancangan desain ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ataupun perancangan DED atau gambar kerja. Karena proyek yang didapat oleh PT ASTRI ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada ARENA mayoritas merupakan bangunan pemerintah, pekerjaan perancangan bangunan pada proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih proses perancangan skematik memiliki waktu yang relatif cepat, dan waktu pengerjaan lebih banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan. banyak dialokasikan untuk pengerjaan gambar kerja dan penyusunan manajemen pengerjaan.
Dalam kesempat
Dalam kesempatan an kali ini, kali ini, praktpraktikan mendapat kesempatan untuk memulai ikan mendapat kesempatan untuk memulai pengapengalamanlaman pekerjaan dengan proyek kantor BAPEDDA PADANG, dimulai dengan pengerjaan denah pekerjaan dengan proyek kantor BAPEDDA PADANG, dimulai dengan pengerjaan denah
Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman, pengembangan desain yang berupa fasad dan Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman, pengembangan desain yang berupa fasad dan potongan skematik, sebelum dikembangkan menjadi gambar kerja. Praktikan juga mendapat potongan skematik, sebelum dikembangkan menjadi gambar kerja. Praktikan juga mendapat peng
pengalaman untuk alaman untuk menyumenyusun sun rujukrujukan an peranperancangan sendiri cangan sendiri yang memiliki referensi yang memiliki referensi padapada bangunan-bangunan pemerintahan yang telah ada, diantaranya mengenai luasan ruang sesuai bangunan-bangunan pemerintahan yang telah ada, diantaranya mengenai luasan ruang sesuai jabatan, atau program ruang pendukung yang seharusnya ada dalam gedung pemerintahan jabatan, atau program ruang pendukung yang seharusnya ada dalam gedung pemerintahan
daerah. Kemudian, Praktikan
daerah. Kemudian, Praktikan juga berkesempatan untuk juga berkesempatan untuk mengikuti pameran bahan bmengikuti pameran bahan bangunanangunan te
terbrbararu, u, ununtutuk k memencncarari i kakatatalolog g prprododukuk-p-proroduduk k babahahan n babangngununan an teterbrbararu u yayang ng dadapapatt dimanfaatkan dalam perancangan. Selain itu, Praktikan juga mendapat kesempatan untuk ikut dimanfaatkan dalam perancangan. Selain itu, Praktikan juga mendapat kesempatan untuk ikut ser
serta ta daldalam am proproyek yek AkaAkademdemi i PerPerkerkeretapetapianian, , di di MadMadiuniun, , RumRumah ah tintinggaggal l di di KanKanayaayakankan,, Bandung, serta Pengerjaan presentasi dokumentasi prakualifikasi lelang untuk proyek kantor Bandung, serta Pengerjaan presentasi dokumentasi prakualifikasi lelang untuk proyek kantor BTN dan rumah dinas BTN di kota Medan. Penjabaran tentang lingkup pekerjaan praktikan BTN dan rumah dinas BTN di kota Medan. Penjabaran tentang lingkup pekerjaan praktikan akan di bahas di BAB
BAB II PERUSAHAAN
BAB II PERUSAHAAN
2.1
2.1 Profil
Profil Perusahaan
Perusahaan
PT. ASTRI ARENA
PT. ASTRI ARENA adalah perusahaan konsultan yang memiliki pengalamanadalah perusahaan konsultan yang memiliki pengalaman cuk
cukup up lualuas s daldalam am pekpekerjerjaan aan stustudi di kelkelayaayakankan, , penpenyusyusunaunan n masmasterpterplanlan, , penpenyiayiapanpan peren
perencanaan canaan tekniteknis, s, perencperencanaan anaan DED, DED, PekerjPekerjaan aan ManajemManajemen en KonsKonstrukstruksi, i, maupmaupunun Pek
Pekerjerjaan aan PenPengawgawasaasan n TekTeknisnis. . PT. PT. ASTASTRI RI AREARENA NA diddidirikirikan an sejsejak ak tahtahun un 1971976.6. Perus
Perusahan ini ahan ini dipimdipimpin pin oleh tenaga-tenoleh tenaga-tenaga aga yang handal dan yang handal dan berpenberpengalamagalaman, n, dandan relatif kecil dalam perubahan Manajemen, sehingga kesinambungan pola kerja dan relatif kecil dalam perubahan Manajemen, sehingga kesinambungan pola kerja dan perkembangan perusahan, sangat terjaga. Hal ini ditandai dengan perubahan Pimpinan perkembangan perusahan, sangat terjaga. Hal ini ditandai dengan perubahan Pimpinan
Perusahan sejak 1976, hanya sampai 3 (tiga)kali saja. Perusahan sejak 1976, hanya sampai 3 (tiga)kali saja.
Dalam pengalamannya
Dalam pengalamannya PT. ASTRI ARENA juga pernah terlibat bekerja samaPT. ASTRI ARENA juga pernah terlibat bekerja sama dengan konsultan luar negeri seperti Prof. Dr. Lackner & Partners GmBh Co.KG, dengan konsultan luar negeri seperti Prof. Dr. Lackner & Partners GmBh Co.KG, Breme
Bremen n – – GermanGermany; y; EPOS Health ConsultEPOS Health Consultant, Homburg – ant, Homburg – GermanGermany; y; TOP ConsulTOP Consultt Kol
Koln n GmbGmbH, H, KolKoln n – – GermGermanyany; ; GITGITEC EC ConConsulsult t GmbGmbH, H, DueDuessesseldoldorf rf –Ge–Germarmany;ny; SOFR
SOFREAVIAEAVIA, , Les MoulineaLes Moulineaux – ux – FranceFrance; ; NippoNippon Koei n Koei – Japan; – Japan; HMC – HMC – PakisPakistan;tan; Trive
Triveni ni EnginEngineering – eering – IndiaIndia; ; Lie Hoe Lie Hoe – – MalaysMalaysia; ia; AustrAustralian Construcalian Construction Services,tion Services, Melbo
Melbourne – urne – AustrAustralia; alia; dan dan lain-lalain-lainnyinnya a dalam menangandalam menangani i pekerjpekerjaan-pekaan-pekerjaan yangerjaan yang dibiaya oleh
dibiaya oleh dana dari dana dari luar negeri sluar negeri seperti : eperti : KfW, ADB, KfW, ADB, IBRD, IBRD, IDB, OECF IDB, OECF dan lain-dan lain-lainnya.
lainnya.
Sumber : ( Profil Perusahaan PT.ASTRI ARENA ) Sumber : ( Profil Perusahaan PT.ASTRI ARENA )
2.2 Lingkup Layanan Perusahaan
2.2 Lingkup Layanan Perusahaan
Se
Sejajalalan n dedengngan an beberkrkemembabangngnynya a peperurusasahahaanan. . PT PT ASASTRTRI I ARARENENA A tetelalahh men
mengergerjakjakan an berberagaagam m proproyekyek. . DarDari i funfungsi gsi banbangugunan nan rumrumah ah saksakit, it, kankantortor, , hinhinggagga hotel. Luas jangkauan jasa perusahaan ini juga tidak hanya di daerah Ibu Kota Jakarta, hotel. Luas jangkauan jasa perusahaan ini juga tidak hanya di daerah Ibu Kota Jakarta, na
namumun n memenjnjanangkgkau au dadaererahah-d-daeraerah ah di di InIndodonenesisia a dadari ri mumulalai i SuSumamatetera ra hihingnggaga Kalimantan.
Lingkup jasa konsultan ini meliputi :
• Perencanaan, pada jasa perencanaan perusahaan terlibat dalam penyusunan
TOR proyek, atau usulan proposal lanjutan dari fungsi proyek yang pernah dikerjakan.
• Perancangan, jasa perancangan meliputi desain skematik bangunan hingga
pengembangan desain yang siap dijadikan gambar kerja, serta perancangan struktur, mekanikal, elektrikal dan perancangan ruang luar.
• Penyusunan DED, perusahaan menawarkan jasa peyusunan Detail
Engineering Design, yang berupa estimasi biaya, penyusunan spec, hingga membantu pelelangan pada pelaksana proyek.
• Pengadaan studi kelayakan, jasa pengadaan studi kelayakan biasanya
merupakan lingkup jasa penelitian. PT. ASTRI ARENA sendiri menyediakan jasa untuk penelitian, baik penelitian mengenai kondisi proyek hingga penelitian tentang sumber daya manusia.
• Manajemen konstruksi dan pengawasan( supervising ), jasa manajemen
konstruksi ini melingkupi pelayanan perusahaan untuk membantu keberjalanan suatu proyek.
PT. ASTRI ARENA sendiri lebih banyak mengerjakan jasa perancangan dan penyusunan DED. Namun, perusahaan sendiri tidak jarang
2.3 Organisasi Perusahaan
Organisasi kerja pada biro konsultan ini relatif kecil. Terhitung hingga saat ini terdapat 15 pegawai tetap dari PT. ASTRI ARENA. Dari 15 pegawai, diantaranya terdapat 3 orang divisi asministrasi, serta 1 orang resepsionis dan 1 pesuruh kantor. Sedangakan 11 lainnya merupakan 3 direktur divisi dan staff. Struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : Profil Perusahaan PT. ASTRI ARENA
2.4 Cara Mendapatkan Proyek
Proyek didapat dari Direktur pemasaran dan pengembangan, divisi ini bertugas mencarai informasi tentang suatu proyek dan berusaha melakukan perundingan
dengan calon klien. Divisi Pemasaran dan Pengembangan ini juga banyak berhubungan dengan klien dalam pengerjaan suatu proyek. Untuk pengerjaan pekerjaaan yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan PT. ASTRI ARENA, seperti penyusunan gambar skematik, penyusunan DED, ataupun pengawasan, divisi ini dipimpin oleh Direktur operasional dan tehnik. Di PT. ASTRI ARENA ini, Direktur operasional dan tehnik ini juga menjabat sebagai arsitek senior. Tugas Direktur operasional dan tehnik ini adalah mengkordinir keberjalanan proyek, hal ini menyebabkan walaupun Direktur operasional dan tehnik juga memiliki pekerjaan sebagai arsitek senior, pekerjaan tersebut dapat dikerjakan secara bersamaan.
Mayoritas proyek yang diperoleh oleh PT. Asri Arena ini berasal dari hasil lelang di media cetak ataupun papan pengumunan. PT. Asri Arena ini juga cukup berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pemerintah, hal ini yang membuat perusahaan ini memiliki performa untuk berani bersaing dalam mendapatkan proyek- proyek lelang umum. Dalam mendapatkan proyek sendiri, perusahaan memiliki divisi yang bertugas untuk mencari informasi dan pengumuman lelang yang sesuai dengan minat dan kemampuan perusahaan. Divisi yang bertugas dalam hal ini adalah divisi pemasaran dan pengembangan usaha. Keberadaan divisi tersebut memiliki peranan
yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan kinerja perusahaan.
2.5 Sistem Kerja Perusahaan
Mekanisme kerja perusahaan dimulai dengan divisi pemasaran dan pengembangan yang bertugas untuk mencari informasi dan pengumuman yang berkaitan dengan pekerjaan. Divisi pemasaran dan pengembangan ini biasanya mencari informasi tentang lelang yang sesuai untuk dikerjakan oleh perusahaan. Dalam kenyataannya, divisi pemasaran ini biasanya memilih lelang yang sesuai dengan minat perusahaan dan kemampuan perusahaan. Setelah divisi pemasaran menemukan lelang yang cukup sesuai dengan perusahaan, divisi pemasaran mendaftarkan perusahaan untuk mengikuti lelang tersebut. Kemudian setelah perusahaan terdaftar dan terpilih untuk ke tahap prakualifikasi, Divisi operasional dan tehnik kemudian bekerja untuk menyusun dokumen prakualifikasi. Divisi operasional dan tehnik ini biasanya bekerjasama dengan divisi lainnya untuk menyusun dokumen
terlibat ke dalam proyeknya. Divisi administrasi ini bertanggung jawab untuk mendapatkan semua data teknisi, dari mulai resume kerja, surat kontrak kerja, hingga sertifikat yang didapat.
Dalam pengajuan proposal untuk proyek pemerintahan, kelengkapan data teknisi yang terlibat akan sangat mempengaruhi pertimbangan penyelenggara. Setelah penyusunan proposal pengajuan proyek ini diberikan kembali kepada penyelenggara, Divisi pemasaran dan pengembangan kembali bekerja untuk mengawasi informasi yang berkenaan dengan proyek. Di perusahaan PT. ASTRI ARENA ini, Divisi pemasaran dan pengembangan juga terkadang bertugas untuk melakukan presentasi dalam tahap prakualifikasi lelang. Teknisi ahli dalam divisi ini tidak hanya berasal dari latar belakang Arsitektur, Teknik Sipil, atau Mekanikal, Elektrikal. Namun, di PT.ASTRI ARENA, Divisi pemasaran dan pengembangan ini mayoritas memiliki latar belakang ilmu marketing dan manajemen. Setelah proyek didapat oleh perusahaan hingga persetujuan kontrak kerja, proyek ini kembali diberikan kepada
divisi operasional dan tehnik.
Setiap proyek biasanya memiliki team leader yang berbeda, namun, tidak jarang juga satu team leader memimpin beberapa proyek. Team leader ini bekerjasama dengan divisi operasional dan tehnik untuk mengerjakan pekerjaan sesuai surat kontrak kerja dengan klien. Seperti, pengerjaan desain skematik, penyusunan DED atau pengawasan. Untuk satu proyek, rata-rata memakan waktu sekitar 4 bulan hingga menjadi gambar kerja yang siap dilelang kembali. Dalam proses 4 bulan pengerjaan, perusahaan juga berkewajiban melakukan presentasi kepada klien untuk
meminta persetujuan. Untuk di PT. ASTRI ARENA ini, biasanya yang melakukan presentasi kepada klien adalah arsitek senior. Sedangkan untuk pengerjaan desain
sendiri, biasanya arsitek senior memiliki minimal 2 arsitek junior yang dapat membantunya untuk menangani proyek, tergantung frekuensi pekerjaan yang didapat oleh perusahaan.
Proses pengerjaan sendiri dimulai dengan desain skematik oleh divisi perancangan, kemudian diberikan kepada teknisi struktur untuk disesuaikan, dan yang terakhir penyempurnaan oleh divisi mekanikal dan elektrikal. Sistem kerja perancangan terkadang juga berjalan bersamaan, dimana saat pengerjaan perancangan juga turut dilibatkan ahli struktur atau persetujuan ahli mekanikal elektrikal. Bahkan pada pengerjaan gambar kerja, gambar diperiksa berulang oleh para teknisi untuk
2.6 Pengalaman Perusahaan
PT. ASTRI ARENA ini banyak mengerjakan proyek-proyek di daerah. Proyek- proyeknya juga cukup beragam, dimulai dari bangunan rumah sakit, sekolah, kantor, hotel,
hingga perancangan bandara. 1. Proyek Rumah Sakit
Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Desain dan Penyusunan DED, 2001
(a)
Rumah Sakit Pirngadi, Medan Penyusunan Masterplan, 2002 Desain dan Penyusunan DED, 2003 Pengawas pembangunan, 2004
(b)
2. Sekolah
SLTP Pangudi Luhur, Jakarta Desain dan Penyusunan DED, 2002
Gambar 3 : Proyek Sekolah yang Dikerjakan PT.ASTRI ARENA
3. Kantor
PITO TRAKINDO UTAMA, Balik papan. Desain dan DED, 2005
(a)
Kantor Badan Pemerintah Penjam, Kalimantan Bart Desain dan Penyusunan DED, 2007
(b)
4. Proyek Bantuan Pemerintah
Bangunan Puskesmas Proyek Dukungan Pemerintah untuk Jambi, Irian dan Sumatera Selatan, 2007
2.7
Fasilitas Perusahaan
Kantor perusahaan berlokasi di jalan Kalibata Utara nomer 73 A, Jakarta Selatan. Kantor merupakan rumah dua lantai dengan luas 420 m2. Lantai dasar digunakan untuk resepsionis, ruang tamu, ruang administrasi, ruang rapat, ruang direksi, ruang direktur , serta fasilitas penunjang seperti dapur, mushola dan ruang makan. Lantai atas terdapat studio kerja serta ruang manajemen perusahaan.
Gambar 5 : Kantor PT. ASTRI ARENA
a. Studio Kerja
Di PT.ASTRI ARENA ini, terdapat satu studio kerja yang berukuran masing2 36 m2 dengan meja berukuran 1x 1,5 meter dengan 7 komputer yang memiliki spesifikasi berbeda. Tiap meja diperuntukkan untuk satu orang pegawai. Studio memiliki fasilitas penunjang kerja berupa mesin plot A1, 2 printer dan fasilitas internet. Di perusahaan ini, sudah tidak ditemukan meja gambar teknik. Pengerjaan desain lebih banyak menggunakan media komputer.
Gambar 6 : Suasana Studio Perancangan
Untuk mengadakan pertemuan harian yang bersifat semi-formal biasanya staff mengadakan pertemuan di ruang rapat disebelah ruang studio
yang hanya diberi sekat. Sedangkan untuk rapat formal seperti rapat dengan direksi atau komisaris, serta klien dari pemerintah, biasanya diadakan rapat di ruang rapat formal.
Gambar 8 : Ruang Rapat Formal
b. Katalog Bahan / Material
Di perusahaan ini tidak terdapat perpustakaan khusus untuk bahan referensi, namun perusahaan ini memiliki lemari yang didalamnya terdapat pustaka berupa katalog bahan yang cukup lengkap, referensi proyek yang pernah dikerjakan, pustaka preseden arsitektur, hingga pustaka yang berkenaan
dengan hukum dan peraturan.
BAB III PROYEK YANG DIIKUTI PRAKTIKAN
3.1
Kantor Bapedda Padang
3.1.1 Latar Belakang Proyek
Klien proyek ini adalah Dinas Prasarana jalan, Tata Ruang dan Permukiman Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. Proyek kantor Bapedda Padang ini juga didapatkan dari proses prakualifikasi tender yang diinformasikan melalui media cetak nasional. Lingkup pekerjaan proyek kantor Bapedda Padang ini dimulai dari desain skematik, pengembangan rancangan, pembuatan gambar kerja, sampai pengawasan berkala. Bangunan kantor Bapedda Padang sebelumnya, telah hancur akibat gempa
Padang pada tahun 2009. Oleh karena itu, aspek ketahanan gempa sangat diperhatikan pada perancangan bangunan ini, bahkan kliennya sendiri meminta bangunan ini tidak
memiliki ketinggian lebih dari 3 lantai, karena banyak pegawai pemerintah daerah Padang yang mengalami trauma akibat gempa sebelumnya yang cukup banyak menelan korban.
perusahaan dari proyek ini adalah desain skematik, pengembangan rancangan, penyusunan DED ( termasuk Spec, BQ, RAB, Dokumen Konstruksi ), membantu pelelangan, hingga pengawasan berkala. Waktu pelaksanaan proyek dibagi sebagai berikut, pra rancangan selama 2 minggu, skematik pra perancangan 2 minggu, pengembangan rancangan 2 minggu, dan penyusunan DED 6 minggu. Proyek ini
melibatkan 2 arsitek senior, 2 arsitek junior, 6 orang juru gambar, 2 penghitung rencana anggaran biaya, 1 penulis spec, dan sisanya 1 ahli struktur, 1 ahli mekanikal dan elektrikal.
Dalam proyek ini, survey dan penyelidikan, serta studi kelayakan dilakukan oleh konsultan. Kordinasi dan komunikasi dilakukan dengan tatap muka langsung dengan klien dan menggunakan fax atau via telepon. Media desain yang dipergunakan adalah komputer, yaitu Auto Cad maupun Sketch up untuk modeling. Pengawasan berkala dilakukan oleh arsitek senior dan engineer ( sipil, ME, dll) dan tetap dilakukan meskipun tidak ada perubahan detail desain yang berarti. Pada saat ini proyek telah mencapai waktu 2 bulan dari 4 bulan yang direncanakan dikerjakan.
Untuk produk keluaran dari proyek ini adalah produk keluaran skematik yang berupa hasil analisa, sketsa, gambar skematik, gambar perspektif dengan komputer, serta laporan prarancangan. Sedangkan produk keluaran akhir dari proyek ini adalah, laporan pengembangan rancangan, perkiraan biaya bangunan, outline spec, dan terakhir adalah dokumen DED yang meliputi gambar kerja, laporan rancangan final, perkiraan biaya bangunan, BQ dan spek teknis dan administratif.
Gambar 10 : Diagram Struktur Organisasi Pengerjaan Proyek Bapedda Sumber : Proposal pengajuan penawaran
3.1.2. Pengalaman Praktikan dalam Proyek .
Arsitek senior yang mengerjakan proyek ini dan menjadi pembimbing praktikan adalah Ir. Leo Hutahuruk. Pada proyek ini, praktikan diminta untuk membantu perancangan kantor secara keseluruhan, baik bangunan dan lingkungan pendukungnya, serta mengerjakan presentasi yang akan diasistensikan kepada klien.
1. Menyusun Program Ruang Bangunan Bapedda
Tugas pertama yang yang praktikan dapat dari biro ini adalah menyusun program ruang yang sesuai dengan fungsi kantor Bapedda Padang, beserta luasannya. Acuan penyusunan program kantor bapedda ini adalah struktur organisasi dari Bapedda Padang
jabatannya. Selain luasan ruang, kedudukan jabatan ini juga menentukan fungsi pendukung yang ada di masing-masing ruang. Acuan yang dipergunakan dalam penentuan program ruang yang diberikan pembimbing praktikan adalah :
Jabatan Luas Ruang ( m 2) No
.
R.kerja R.tamu R.rapat R.rapat utama
R.sekertaris R.tunggu R.simpan R.istirahat toilet total
Menteri 28 40 40 140 58 60 14 20 6 406 Eselon 1A 16 14 12 90 20 18 5 10 4 197 Eselon 1 B 16 14 20 0 10 9 5 5 3 82 Eselon 2A 14 12 14 0 5 12 3 5 3 73 Eselon 2B 14 12 10 0 3 6 3 5 3 58 Eselon 3A 12 6 0 0 0 0 3 0 0 24 Eselon 3 B 12 6 0 0 0 0 2 0 0 21 Eselon 4 A 8 0 0 0 0 0 2 0 0 10 Eselon 4 B 4 0 0 0 0 0 2 0 0 5 Staff 4 0 0
Tabel 1 : Luasan Ruang Berdasarkan Jabatan
Dengan acuan tersebut, praktikan dapat menentukan luasan ruang sesuai dengan jabatan. Contoh ketua Bapedda memiliki tingkat Eselon 1 A, dengan demikian ruang Kepala Bapedda adalah 197 m2. Sedangkan untuk menentukan luasan ruang perdivisinya, luas ruang adalah hasil penambahan dari standar luas ruang Kabid yang berkedudukan Eselon 2A, Kasubid yang berkedudukan Eselon 3 B dan jumlah staff per divisi. Dalam menentukan fungsi ruang, praktikan juga diberi arahan untuk meyusun program ruang sesuai dengan divisi yang ada pada Badan Pemerintah Daerah Padang.
Dalam strukturnya sendiri, Pemerintah Daerah kota Padang memiliki 12 divisi, Diantaranya adalah, Divisi kesekertariatan yang bertugas untuk mengatur administrasi Bapedda. Divisi LPSE atau kemasyarakatan yang bertugas untuk pelayanan masyarakat, serta
divisi lain seperti keuangan, sosial budaya, penelitian dan pengembangan, dan lain sebagainya.
Pada awalnya, praktikan kurang mengerti bagaimana mengatur area sub divisi yang beragam dan memiliki fungsi yang sangat berbeda. Namun, arsitek senior membantu praktikan dengan memberi masukan yang berguna bagi praktikan.
No. Nama Ruang Jumlah Orang Standar Jumlah Ruang Luas Ruang Keterangan 1. R. Kepala Bapedda -R.Kerja 1 16m2 -R.Tamu 1 14m2 -R.Sekertaris 1 8m2 -R.Rapat 1 20m2 -R.Istirahat 1 10m2 -toilet 1 4m2 72m2 2. R. Sekertaris Bapedda -R.Kerja 1 16m2 -R.Rapat 1 20m2 -R.Tamu 1 14m2 -Toilet 1 3m2 53m2
3. R. Kerja Subbag program
-R.Kepalabagian 1 12m2 1 12m2 -R.Staff 2 8m2 1 16m2 28m2 4. R. Kerja Subbag keuangan -R.Kepalabagian 1 12m2 1 12m2 -R.Staff 12 8m2 1 96m2 108m2
5. R. Kerja Subbag umum dan kepegawaian -R.Kepalabagian 1 12m2 1 12m2 -R.Staff 22 8m2 1 176m2 188m2 6. R. Kelompok jabatan fungsional 2 16m2 1 16m2
7. R. Bidang koreen dan KSP sos-bud
-R.Kabid 1 16m2 1 16m2
-R.Kasubid 2 12m2 1 12m2
-R.Staff 7 8m2 1 8m2 36m2
8. R. Bidang koreen dan KSB perekonomian -R.Kabid 1 16m2 1 16m2 -R.Kasubid 2 12m2 2 24m2 -R.Staff 9 8m2 1 72m2 112m2 9. R. Bidang pengembangan wilayah lingkungan hidup -R.Kabid 1 16m2 1 16m2 -R.Kasubid 2 12m2 2 24m2 -R.Staff 13 8m2 1 104m2 144m2
10. R.Bidang statistik dan pengendalian
pembangunan
12. R.Rapatbesar 60 1,3/org 1 96m2 96m2
13. Perpustakaan 50 1,3/org 1 80m2 80m2
Fungsi Penunjang
No. Nama Ruang Jumlah Orang Standar Jumlah Ruang Luas Ruang Keterangan
1. Kafetaria 1 128m2 2. Koperasi 1 24m2 3. Minimarket 1 20m2 4. R.Fotocopi 1 16m2 5. Mushola 1 32m2 6. R.supir 1 16m2 Fungsi Servis
No. Nama Ruang Jumlah Orang Standar Jumlah Ruang Luas Ruang Keterangan
1. R.Pegawaiservis 1 12m2
2. Pantry 1 6m2
3. R.Security 1 12m2
4. GudangPeralatan 1 12m2
Fungsi Utilitas
No. Nama Ruang Jumlah Orang Standar Jumlah Ruang Luas Ruang Keterangan
1. R.Genset 1 60m2
2. R.Pompa 1 48m2
3. R.Panel 1 18m2
4. R.ME 1 12m2
Tabel 2 : Program Ruang
Pada mekanisme pengerjaan proyek ini, program ruang dan luasannya sendiri terus berubah seiring dengan perkembangan desain. Hal ini disebabkan, klien sendiri tidak
memberikan acuan dalam perancangan. Contohnya, pada awalnya acuan praktikan dalam program ruang adalah luasan sesuaijabatan, dengan asumsi setiap divisi memiliki jumlah orang sekitar 5-7 orang. Kemudian, pada kenyataannya, klien baru memberikan jumlah dan divisi pegawai pada proses perancangan skematik. Dari daftar karyawan yang diberikan oleh Bapedda Padang sendiri, akhirnya, praktikan dan 2 praktikan lain yang juga bekerja praktek di PT ASTRI ARENA mencoba membuat program ruang yang akan dipresentasikan kepada klien pada asistensi pertama kepada klien.
Pada pengembangan perancangan hasil masukan dari klien, yaitu Bapedda Padang dan Dinas Pekerjaan Umum, luasan ruang semakin besar. Hal ini disebabkan karena perbedaan pendapat dari kedua klien. Dari setiap asistensi yang langsung dilaksanakan di Padang dengan klien, akhirnya mendapat persetujuan bahwa luas ruangan per-divisi disesuaikan dengan jumlah pegawai yang diperkirakan masing-masing divisi adalah 15 orang. Penambahan jumlah pegawai ini, pada akhirnya sangat mempengaruhi desain skematik secara keseluruhan.
2. Membuat Rencana Tapak dan Denah Kantor Bapedda
Praktikan diberi kesempatan untuk melakukan studi desain sendiri, baik dari bentuk dan peletakan masa bangunan. Pembimbing praktikan memberikan kebebasan kepada praktikan untuk merancang bangunan pemerintah ini, kemudian pembimbing akan
memberikan masukan dan penyelesaian desain yang tidak dapat diselesaikan oleh praktikan. Pembimbing juga banyak memberikan masukan kepada praktikan bagaimana perancangan standar pada bangunan pemerintah. Hal ini merupakan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi praktikan, karena menstimulus praktikan untuk berpikir lebih praktis dan kreatif dalam
merancang bangunan dengan banyak batasan dan unsur politik.
Sebelumnya, praktikan bersama 2 praktikan lainnya, bersama mencoba membuat alternatif siteplan dan zoning divisi. Disini, pembimbing memberikan ide awalnya tentang zoning yang dikehendaki pada fungsi Bapedda seperti gambar di bawah :
Gambar 11 : Zoning Kantor Bapedda
Dari konsep yang diberikan pembimbing, Pembimbing juga memberikan gambaran gedung Bapedda sebelum terkena Gempa.Setelah proses eksplorasi desain selama 3 hari, dan bertukar pendapat dengan 2 praktikan lain, praktikan mengajukan alternatif denah skematik
Gambar 12 : Denah Skematik Sketsa Tangan Kantor Bapedda
Dari rancangan skematik menggunakan sketsa tangan, pembimbing meminta praktikan untuk mengembangkan denah skematik ke dalam denah yang lebih terukur dan skalatis. Dalam pengembangan desain skematik ini, praktikan menggunakan program komputer autocad 2010. Ide awal praktikan adalah, praktikan mengusulkan untuk membagi bangunan yang memiliki luasan besar dengan innercourt atau taman antara yang dapat berfungsi sebagai penghawaan dan pembangun suasana bagi pegawai Pemda Padang. Praktikan juga mengusulkan untuk merancang massa bangunan yang tipis untuk menghindari bentang besar yang kurang resisten terhadap gempa. Praktikan juga melakukan pendekatan perancangan dengan acuan gambar perancangan skematik yang dibuat pada saat desain prakualifikasi.
Kebanyakan dari ide praktikan diterima oleh arsitek senior, sehingga pada setiap asistensi, praktikan mendapat timbal balik yang baik untuk terus mengembangkan perancangan bangunan. Pada perancangan alternatif bangunan Pemda ini, akhirnya dipilih dua alternatif lay out denah yang sesuai dengan luas dan fungsi ruang yang sekiranya sesuai dengan keinginan klien, yaitu alternatif rancangan praktikan, dan alternatif lain dari
Pada prosesnya, sebelum mencapai kesepakatan denah yang akan dibuat gambar kerja, terjadi dua kali revisi pada proses pengembangan desain skematik, dan dua kali pada pengembangan desain sebelum DED. Kebanyakan perubahan tata letak denah dari gedung
Bapedda ini disebabkan, penambahan luasan ruang yang ekstrem dari klien, serta pertimbangan aspek kebergunaan lahan yang terlalu banyak dipergunakan untuk area hijau
atau sirkulasi yang disediakan oleh biro. Perubahan ini juga banyak disebabkan oleh perbedaan modul struktur dan pertimbangan mekanikal-elektrikal gedung, yang sebelumnya
tidak dibuat oleh praktikan.
Mekanisme kerja praktikan dalam merancang bangunan ini adalah, praktikan diminta mengembangkan denah skematik yang telah praktkan ajukan sebelumnya. Dari denah skematik yang praktikan rancang, arsitek senior mencoba mengasistensi selayaknya dosen pembimbing di perkuliahan. Dari hasil asistensi bersama arsitek senior, yang biasanya
dilakukan sehari sekali, kemudian praktikan diminta memberikan file kepada staff yang ahli di bidang struktur dan mekanikal-elektrikal. Staff ini biasanya turut memberikan masukan untuk standar ruang dan perhitungan struktur yang kemungkinan besar sangat mempengaruhi desain. Setelah desain diasistensikan kepada staff ahli, arsitek senior biasanya kembali meminta praktikan untuk memperbaiki tata letak denah. Praktikan juga sangat dibantu oleh Arsitek senior dalam menyelesaikan tata letak ruang bangunan yang sebelumnya belum pernah dirancang oleh praktikan.
Dibawah ini adalah proses perancangan denah yang dikerjakan oleh praktikan. Praktikan bersama 2 praktikan lain mengerjakan proyek yang sama dan membuat alternatif denah yang berbeda, sehingga pengerjaan denah ini, selain diasistensikan kepada arsitek senior dan klien, praktikan juga bekerja sama dengan praktikan lain untuk menyusun alternatif denah tersebut.
Denah
Denah Alternatif Alternatif Bangunan Bangunan Kantor BapKantor Bapeddaedda
(b
( c
( c )) DeDenanah Ah Altlterernanatitif f BaBangngununan an KaKantntor or BaBapepeddddaa
Ga
Gambmbar ar 1313, , (a(a), ), (b(b), ), (c(c) ) : : DeDenanah h AlAlteternrnatatif if BaBangngununan an KaKantntor or BaBapepeddddaa
De
Denanah h alalteternrnatatif if sasatu tu inini i memerurupapakakan n prpresesenentatasi si dedenanah h sesetetelalahh diasistensikan kepada arsitek senior. Sebelumnya, praktikan secara periodik meminta diasistensikan kepada arsitek senior. Sebelumnya, praktikan secara periodik meminta mas
masukaukan n kepkepada ada arsarsiteitek k senseniorior. . ArsArsiteitek k sensenior ior jugjuga a memmemberberikaikan n masmasukaukan n padpadaa rancangan praktikan seperti gambar di bawah ini,
Ga
Gambmbar 1ar 14 4 : K: Keteteraerangngan an AsAsisistetensnsi oi oleleh Ah Arsrsititek ek SeSeninior or
Untuk modul area
Untuk modul area servis tiap lantai, servis tiap lantai, arsitearsitek k seniosenior r membmemberikan sketsaerikan sketsa tangan kepada praktikan. Arsitek senior meminta praktikan untuk meletakkan area tangan kepada praktikan. Arsitek senior meminta praktikan untuk meletakkan area servis pada bagian belakang bangunan.
servis pada bagian belakang bangunan.
Ga
Denah ini kemudian diasistensikan kepada klien di Padang bersama Denah ini kemudian diasistensikan kepada klien di Padang bersama alternatif denah dari praktikan lain. Dari denah yang di asistensikan kepada alternatif denah dari praktikan lain. Dari denah yang di asistensikan kepada kl
klieien, n, prprakaktitikakan n didibeberikrikan an nonotutulelensnsi i raprapat at ololeh eh ararsisitetek k seseninior or lanlangsgsunung.g. No
Notultulensensi i raprapat at ini ini mermerupaupakan kan masmasukaukan n dardari i kliklien en menmengengenai ai ranrancancangangan praktikan dan arsitek senior.
praktikan dan arsitek senior.
(b) (b)
Dari konsultasi pertama dengan klien proyek yang dilakukan dengan bertatap muka, arsitek senior memberikan kesimpulan bahwa klien banyak komentar
mengenai letak ruang Kepala Bapedda yang berada pada lantai 2 serta area parkir yang dirasa kurang. Arsitek senior juga menyampaikan bahwa klien Dinas Tata Kota Padang bahkan mengungkapkan ketidaksetujuannya pada area hijau yang cukup luas. Setelah asistensi dan penjelasan langsung dari arsitek senior, praktikan diminta untuk merevisi desain alternatif satu. Pada kesempatan kali ini, arsitek senior juga menyampaikan bahwa desain yang akan dikembangkan adalah desain rancangan dari praktikan.
Sebelumnya, arsitek senior langsung mengevaluasi desain dengan memberikan keterangan pada gambar denah hasil rancangan praktikan.
Gambar 18 : Keterangan Asistensi oleh Arsitek Senior Sumber : Dokumen Pribadi
Denah Setelah Revisi,
Arsitek senior pada denah revisi ini meminta praktikan untuk mengubah modul strukturnya menjadi 7.2 meter. Sebelumnya, modul struktur yang dikerjakan praktikan adalah 8 meter dan 4 meter. Arsitek senior menyarankan bahwa sebaiknya modul struktur adalah kelipatan 30 cm untuk efisiensi material pada konstruksinya nanti.
Dalam revisi ini juga terjadi perubahan ruang yang sangat signifikan, karena permintaan dari klien untuk memaksimalkan masing-masing divisi dengan kapasitas staff 15 orang. Penambahan fungsi ruang terjadi pada
• R. Bidang Koreen dan KSP Sos-Bud,
• R. Bidang pengembangan Wilayah Lingkungan Hidup, • R.Bidang Statistik dan Pengendalian Pembangunan, • R.Bidang Pengembangan dan Pelatihan
Gambar 19 : Gambar Letak Ruang yang Mengalami Perubahan Kapasitas
Setelah melakukan asistensi, praktikan merevisi gambar pertama menjadi gambar denah seperti di bawah ini.
Gambar 20 : Denah Lantai Dasar Hasil Revisi
Gambar 22 : Denah Lantai Tiga Hasil Revisi
Praktikan mengurangi taman gantung pada bangunan, meletakkan ruang Kepala Bapedda pada lantai dasar bangunan, serta meletakkan ruang LPSE yang berfungsi untuk pelayanan publik di lantai dasar. Sebagai konsekuensi dari penambahan luas beberapa fungi, terdapat beberapa ruang yang dipindahlan ke lantai paling atas, seperti cafeteria dan mushola.
Setelah melakukan asistensi kepada arsitek senior, praktikan diminta untuk mengembangkan denah kembali dengan tata letak furnitur dan menambahkan fungsi standar pada ruang perdivisi, seperti toilet, ruang rapat perdivisi ataupun fungsi ruang administrasi, ruang lelang dan ruang tunggu pada fungsi ruang LPSE.
Gambar 24 : Denah Lantai Dua Hasil Revisi 2
Sejalan dengan konsultasi dengan klien, baik dengan tatap muka langsung ataupun via media elektronik, keraguan klien adalah bentuk massa yang terlalu memaksakan berbentuk bulat pada bagian yang berhadapan dengan tepi lahan. Hal ini terus menjadi perhatian tim perancangan, begitu juga arsitek senior. Bentuk massa bulat yang awalnya praktikan ajukan juga dianggap klien menjadi bentuk bangunan yang kurang formal. Dari sini, arsitek senior meminta praktikan untuk mencoba mengulik kembali bentuk massa bangunan tanpa mengulang kembali letak atau susunan ruang yang sebelumnya dibuat. Arsitek senior juga meminta praktikan untuk mengkaji bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan diharapkan memberikan kesan megah pada kantor Bapedda Padang.
Dari asistensi tersebut, praktikan akhirnya mencoba kembali membuat bentukan massa yang sangat berbeda dengan massa denah skematik. Proses ini
memakan waktu yang cukup lama dan membuat arsitek senior menugaskan praktikan untuk mengerjakan proyek lain. Namun sejalan dengan hal tersebut, praktikan tetap diminta untuk mencoba mengajukan usulan denah revisi.
Denah yang praktikan kerjakan sebelum beralih ke tugas lain adalah gambar di bawah ini.
Gambar revisi akhir yang dikerjakan praktikan.
Gambar 27 :Denah Lantai Dua Hasil Revisi 3
Massa bangunan bulat yang awalnya praktikan usulkan akhirnya harus dikalahkan dengan pertimbangan efisiensi dan kemudahan perancangan. Area green roof juga harus dikalahkan untuk penambahan fungsi ruang.
Pengerjaan tata letak ruang ini sangat mendominasi jadwal pengerjaan desain bangunan Bapedda Padang ini. Hal ini disebabkan karena pada perancangan tata letak
ruang pada bangunan ini, perancangan tidak hanya sekedar memberikan ruang kepada pengguna ataupun klien, tetapi perancang juga menentukan tata letak furniture
per-ruang yang sangat menentukan kedudukan pengguna atau dalam kasus ini klien.
Praktikan mendapat ilmu baru disini, dimana setiap garis yang perancang letakkan sangatlah bermakna dan harus memiliki alasan. Terkadang praktikan lebih memikirkan Aspek estetis suatu bangunan dibandingkan fungsinya, begitu juga dengan pertimbangan keinginan klien yang sangat beragam, terutama keinginan klien yang ingin memanfaatkan sebesar-besarnya lahan yang dimilikinya sehingga aspek-aspek lingkungan terkadang sering dikesampingkan.
Waktu pengerjaan pra-rancangan dari proyek ini adalah 4 minggu. Sebenarnya arsitek senior menghendaki praktikan mempelajari proses perancangan hingga gambar kerja dan pengawasan berkala. Namun, diakibatkan durasi kerja praktek yang cukup singkat, sebelum gambar kerja praktikan diminta untuk mencoba terlibat di proyek lain yang akan dibahas di Bab selanjutnya.
3. Studi Massa Bangunan dan Fasad Kantor Bapedda
Sebelumnya, praktikan telah mengajukan denah skematik bersama alternatif massa kepada Arsitek senior. Namun, karena asistensi dan perubahan yang berlangsung secara simultan, massa bangunan juga berganti seiring dengan kebutuhan pengguna. Dibawah ini adalah eksplorasi massa yang dilakukan oleh praktikan yang
Gambar 29 : Studi Massa Menggunakan Program SketchUp
Gambar 30 : Studi Massa Menggunakan Program SketchUp
Pada studi massa awal dengan pertimbangan denah alternatif pertama, praktikan banyak menggunakan atap datar dak beton pada perancangan bangunan ini. Hal tersebut menuai kritikan oleh klien. Klien berpendapat atap dak beton lebih mahal dan perawatannya sendiri lebih sulit dibandingkan atap miring. Atap dak beton ini juga dianggap tidak mengakomodasi ke-khasan daerah Sumatera Barat. Oleh karena
itu, praktikan diminta oleh arsitek senior mengubah bentuk atap menjadi miring dengan material atap corrugated metalsheet .
memberikan katalog bahan material atap untuk mengkaji kemungkinan kemiringan atap yang memungkinkan untuk dirancang.
Gambar 31 : Revisi Atap Bangunan Bapedda yang dikerjakan praktikan
Gambar 32 : Revisi Atap Bangunan Bapedda yang dikerjakan praktikan
Studi massa dengan menggunakan aplikasi program komputer ini tidak hanya bertujuan untuk studi bentuk atap. Namun, studi massa tiga dimensi ini juga praktikan pergunakan untuk mempelajari penampilan bangunan. Pada proses perancangan, praktikan mencoba memberikan alternatif fasad kepada arsitek senior.
Gambar 33 : Tampak Samping Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Gambar 34 :Tampak Depan Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Arsitek senior sendiri tidak banyak meminta praktikan untuk mengubah tampak bangunan. Arsitek senior hanya memberikan masukan tentang bentuk atap seperti yang dikemukakan sebelumnya, dan skala manusia yang terlihat
Gambar 35 : Revisi Tampak Samping Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Gambar 36 : Revisi Tampak Depan Kantor Bapedda Menggunakan Program SketchUp
Pada pengerjaan studi massa ini, praktikan hanya mengerjakan hingga penampilan massa pada denah revisi tiga. Untuk studi massa pada denah revisi yang akan dikerrjakan sebagai gambar kerja, dikerjakan oleh staff lain perusahaan tersebut.
Sistem kerja dari perusahaan ini cukup fleksibel. Arsitek senior sedang terlibat di proyek lain, seperti pada saat proses proyek ini berlangsung. Arsitek senior juga memegang proyek Rumah Sakit, sehingga praktikan diberi kebebasan untuk
menentukan jadwal sendiri dalam pengerjaan proyek ini, tentunya dengan acuan jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini membuat praktikan terkadang sedikit bingung dengan pekerjaan yang seharusnya praktikan lakukan, karena praktikan
Selama proyek ini berlangsung, praktikan mendapat kesempatan untuk membuat bahan presentasi kepada klien. Bahan presentasi ini biasanya berupa hand out yang diberikan kepada klien. Kliennya sendiri berada di kota Padang, sehingga dalam proyek ini, praktikan belum pernah menyaksikan presentasi langsung desain yang telah dikembangkan. Dari beberapa waktu asistensi kepada klien, praktikan berkesempatan untuk membuat 2 kali hand out presentasi. Hand out presentasi pertama, praktikan berkesempatan untuk menyusun satu kesatuan handout yang berisi: peta lokasi proyek, struktur organisasi Bapedda Padang, program ruang dan
luasannya, serta alternatif desain yang berisi usulan site plan, denah dan image impression. Praktikan dibantu oleh staff administrasi untuk memenuhi dokumen adminsitratif yang juga dicantumkan pada hand out presentasi.
Gambar hand out yang praktikan kerjakan untuk presentasi klien,
Gambar 37 : Halaman Pertama Lembar Presentasi
Halaman satu merupakan ringkasan dari konsep desain dari bangunan dan data awal perancangan bangunan, seperti lokasi dan peraturan yang mendukung bangunan tersebut. Pengerjaan halaman ini dikerjakan oleh praktikan atas arahan arsitek senior dengan menggunakan program Adobe Photoshop CS 3.
Gambar 38 : Halaman Kedua Lembar Presentasi
Halaman kedua adalah gambar rencana tapak yang juga dikerjakan oleh praktikan. Pada tahap awal praktikan menggunakan program Auto Cad dan pengerjaan pewarnaannya menggunakan Adobe Photoshop.
Lembar selanjutnya adalah hasil perancangan selama dua minggu yang merupakan rencana skematik dan telah diasistensikan kepada pembimbing.
(b)
(c)
(b)
Gambar 39, (a), (b) : Lembar Perancangan Tiga Dimensi Lembar Presentasi
Praktikan menggunakan program autocad untuk membuat presentasi denah, kemudian program SketchUp untuk presentasi 3 dimensi. Untuk sentuhan akhirnya, praktikan menggunakan program Adobe Photoshop CS 3 untuk menambah kualitas gambar dari presentasi. Hand out ini sangat menambah nilai presentasi kepada klien, karena klien
tentunya akan lebih tertarik dengan presentasi yang berwarna dan menyenangkan untuk dilihat.
Untuk asistensi berikutnya, praktikan tidak membuat hand out sendiri. Presentasi klien dibuat oleh drafter, karena pra-rancangan yang telah praktikan buat dan diasistensikan dikembangkan dan diperjelas oleh drafter. Namun, pada presentasi ini, praktikan tetap diminta bantuannya untuk membuat gambar tiga dimensi, dengan sedikit
revisi dari gambar tiga dimensi hasil presentasi sebelumnya.
3.1.3. Kesimpulan Awal :
• Pada pekerjaan proyek pemerintah, sangat dibutuhkan staff yang dapat berkomunikasi
dengan baik sehingga pekerjaannya dapat dipergunakan untuk menjebatani keinginan klien dan proses desain. Kekurangan kemampuan negosiasi ini yang terkadang membuat desain di revisi terus menerus dan menghambat staff perancangan, yang tentunya akan menghambat pekerjaan selanjutnya.
• Dengan tidak adanya TOR perancangan yang jelas pada pengerjaan proyek,
pengerjaan proyek akan terhambat. Hal ini disebabkan, perubahan akan terus terjadi dan tidak ada kontrol dalam pemenuhan kebutuhan klien.
• Keinginan klien sebenarnya sangat penting dalam penyempurnaan perancangan.
Namun, perancang sebaiknya tetap menerapkan idealisme perancangan yang sebenarnya baik untuk perancangan. Disini perancang sebaiknya, tidak semata-mata menerima masukan klien ke dalam desain, namun, perancangan yang baik adalah memenangkan kedua belah pihak, baik idealism desain dan kebutuhan klien.
• Mekanisme kerja dalam satu proyek dalam biro kosultan sangat definitif dan terbagi
sesuai keahlian, seperti arsitek hanya bekerja menangani bidang perancangan, struktur untuk tugas struktur, dan ME bekerja menyempurnakan ME bangunan, dan seterusnya. Hal ini sangat membutuhkan kerjasama yang baik antara masing-masing pihak untuk mewujudkan perancangan yang sempurna.
• Dalam mekanisme kerja di dunia professional, ternyata jadwal kerja sangat fleksibel.
Pegawai inisiatif untuk mengatur jadwalnya masing-masing sesuai jadwal acuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keinisiatifan pegawai ini yang dapat menunjang keberjalanan proyek.
3.2. Proyek Akademi Perkeretaapian , Madiun, Jawa Timur.
3.2.1. Latar Belakang
Akademi Perekeratapian adalah proyek yang direncanakan oleh Direktorat Perhubungan Darat dengan tujuan untuk melatih tenaga kerja yang akan bekerja di bidang perkeretaapian, seperti menjadi masinis kereta api atau tenaga ahli lainnya.
Fasilitas yang direncanakan pada proyek ini bukan hanya bangunan dan fasilitas gedung pendukung sekolah, namun didalamnya terdapat fungsi pelatihan untuk praktek mengendarai kereta api. Fasilitas di dalamnya juga dibuat sedemikian rupa
untuk menyerupai suasana pendukung fungsi kereta api ( stasiun, bengkel kereta api, dan lain-lain )
Lingkup tugas konsultan dam tahap ini adalah penyusunan DED Akademi Perkeretaapian lanjutan yang kegiatan pokoknya, meliputi :
1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.
2. Review Master Plan dan DED Tahap Awal. 3. Penyusunan Pra Rencana Tahap Lanjutan.
4. Penyusunan Pengembangan Rencana Tahap Lanjutan.
5. Penyusunan Rencana Detail / Dokumen Lelang Tahap Lanjutan.
6. memberikan penjelasan hasil perencanaan pada waktu rapat penjelasan pelelangan dan membantu evaluasi pelelangan pelelangan pekerjaan
fisik.
7. Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan pekerjaan fisik.
3.2.2 Pengalaman kerja Praktikan
Pada saat praktikan terlibat dalam proyek ini, praktikan berada pada pengerjaan pengembangan desain. Pengerjaan proyek ini sendiri telah dilakukan
selama 2 bulan dari 6 bulan waktu yang ditetapkan dan telah mencapai kemajuan 20 persen dari keseluruhan lingkup. Praktikan dalam proyek ini diminta untuk membuat desain kolam renang dan lapangan tenis yang menjadi salah satu fungsi yang direncanakan pada pengembangan tingkat selanjutnya.
Gambar 41 : Zona yang akan Dirancang oleh Praktikan
1. Membuat Desain Fasilitas Pendukung Kolam Renang.
Pada pengerjaan proyek ini praktikan berada pada tahap pengembangan desain. Namun, praktikan mengerjakan perancangan skematik
dari fungsi yang akan dikembangkan pada proses pengembangan desain proyek ini. Pengerjaan proyek ini relatif lama, karena perusahaan sebelumnya diminta untuk mendesain masterplan dari Akademi Perkereta apian ini. Namun, dari pengerjaan Master Plan untuk proyek ini, banyak bangunan-bangunan yang hanya diletakkan massanya saja tanpa fungsi bangunan di dalamnya. Diantaranya, bangunan pendukung kolam renang. Kolam renang ini, sebenarnya merupakan fungsi pilihan atau tambahan dari Akademi Perkeretaapian ini. Praktikan mendapat kesempatan untuk mendesain fungsi pendukungnya dengan arahan Arsitek senior yaitu Ir. Leo Hutahuruk. Arsitek
senior hanya memberikan arahan untuk membuat desain kolam renang standar olimpiade dan memberikan acuan desain berupa proposal pengajuan proyek, serta gambar Master Plan yang berupa AutoCAD kepada praktikan.
referensi fungsi yang menjadi standar pendukung fungsi kolam renang, yaitu : kamar mandi, kamar ganti, loker, ruang penerima, kantor, kantin, serta fasilitas servis dan gudang. Praktikan menambah fungsi yang ada dengan fasilitas ruang klub, sebagaimana preseden praktikan yang pernah dilihat sebelumnya, yaitu kolam renang Sasana Budaya Ganesha Bandung.
Seperti biasanya, praktikan memulai dengan desain skematik, menggunakan sketsa tangan seperti gambar di bawah :
Gambar 42 : Denah Skematik Menggunakan Sketsa Tangan
Kemudian, setelah diasistensikan kepada Arsitek senior tentang perletakan fungsi-fungsinya, praktikan mencoba membuatnya secara terukur
Gambar 42 : Rancangan Fungsi Pendukung Kolam Renang
Dari desain yang perancang ajukan, arsitek senior tidak terlalu banyak komentar dan setuju dengan desain praktikan dan pada akhirnya, desain kemudian diserahkan kepada drafter untuk dikembangkan menjadi gambar kerja.
Gambar 43 : Rancangan Fungsi Lapangan Tenis Sebelum Revisi Sumber : PT. ASTRI ARENA
Gambar 44 : Rancangan Fungsi Lapangan Tenis Setelah Revisi
Pada revisi fasilitas lapangan tenis ini, praktikan mengubah letak lapangan dan fungsi bangunan pendukung, serta meletakkan fungsi ruang untuk fungsi pendukung lapangan tenis.
o Dalam membuat desain bangunan yang berada pada kawasan tertentu, aspek
keberadaan bagunan pada Master Plan sebaiknya dipertimbangkan dalam perancangan.
o Perancangan dengan skala besar dan durasi yang panjang ini biasanya dimulai
dengan feasibility study yang mendalam. Seperti pada proyek ini, perusahaan konsultan juga diminta untuk menangani pembebasan lahan yang akan dijadikan lahan proyek. Permasalahan administratif seperti ini juga terkadang menghambat sistem kerja suatu proyek.
o Perancangan Proyek Master plan dalam proyek ini, banyak menggunakan
modul-modul bangunan yang sebelumnya pernah dikerjakan perusahaan, sehingga durasi waktu tidak hanya dialokasikan untuk merancang.
o Untuk proyek besar, terkadang, perusahaan bekerjasama dengan konsultan lain
untuk menangani proyek.
3.3. Proyek Rumah tinggal di Kanayakan, Bandung
3.3.1. Latar Belakang
Pemilik proyek ini adalah Ir. Ida Nuraida, selaku direksi PT.ASTRI ARENA. Proyek ini sebenarnya sebelumnya telah dikerjakan oleh arsitek junior perusahaan Namun pembimbing praktikan memberikan kesempatan kepada praktikan untuk
mengerjakan proyek rumah tinggal ini. Praktikan diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung merancang bangunan dimulai dengan rumah tinggal.
Pembimbing juga memberikan pelajaran kepada praktikan tahapan-tahapan dalam mendirikan bangunan dari skala kecil, dari mulai kelengkapan dokumen untuk mendirikan bangunan, hingga pengerjaan gambar kerja sebelum pembangunan.
Lokasi proyek ini adalah di jalan Kanayakan, Bandung. Pada lahan telah dilakukan pengerjaan pengurukan untuk meratakan kontur yang relatif terjal, serta pencarian sumber air untuk sumur pompa. Pemilik proyek meminta rumah yang
ramah lingkungan, bernuansa pedesaan dan memiliki halaman yang luas. Pemilik meminta bangunan dengan fungsi 4 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar pembantu, ruang serba guna dan mushola. Dengan luas tanah kurang lebih 1900 m2, pemilik menghendaki perancangan rumah yang dapat
Praktikan terlibat pada proyek ini dalam pengembangan desain skematik. Pengalaman pekerjaan yang dilakukan praktikan diantaranya, adalah :
1. Mengerjakan Denah , Tampak dan Potongan rumah tinggal
Karena skala proyek ini relatif kecil dan pemiliknya sendiri adalah direksi dari perusahaan ini, praktikan diizinkan berhubungan langsung dengan pemilik proyek. Dalam kasus ini, arsitek senior tetap membimbing praktikan untuk menjadi tempat bertanya hal yang praktikan kurang mengerti. Sebelumnya, praktikan sedikit
kesulitan untuk menangkap keinginan pemilik, hal ini disebabkan pemilik juga berprofesi sebagai arsitek sehingga pemilik cukup memiliki banyak keinginan dalam mewujudkan desain rumahnya. pemilik awalnya memberikan praktikan acuan sketsa denah dan denah skematik dari pemilik sendiri. Selain itu, pemilik menyampaikan keinginannya untuk memiliki rumah yang bernuansa country, dengan halaman luas, banyak bukaan pada rumah, serta menggunakan bahan-bahan yang memiliki kesan natural. Dalam kesempatan kali ini, untuk fungsi denah, praktikan mencoba mengusulkan denah revisi dari denah sebelumnya.
(b)
Gambar 45, (a), (b) : Denah Sebelum Revisi
(b)
Gambar 46 , (a), (b) : Denah Setelah Revisi yang Dikerjakan Praktikan
Revisi denah yang praktikan kerjakan adalah, mengubah bentuk miring pada kamar utama. Hal ini dilakukan oleh praktikan untuk menyederhanakan
kemungkinan struktur atap nantinya. Sebagaimana yang telah dikemukakan klien, klien tidak menghendaki menggunakan plafon untuk menutupi rangka atap rumahnya. Dengan menyederhanakan bentuk massa, kemungkinan untuk mendapatkan sambungan rangka atap yang rapih semakin besar. Praktikan juga mengurangi ruang-ruang yang seperti tambahan pada bidang-bidang bangunan, karena untuk rumah di kawasan yang memiliki kontur terjal permainan maju-mundur permukaan yang tidak teratur tentunya akan berdampak negatif pada kekuatan bangunan.
Denah ini sebelumnya diasistensikan kepada arsitek senior yang ikut terlibat pada perancangan rumah ini, yaitu Ir. Archie Ariendo. Beliau menyetujui usulan denah yang praktikan usulkan dengan dua kali revisi. Setelah denah diasistensikan kepada arsitek senior, praktikan mencoba membuat potongan dari denah yang dirancang sebelumnya
(a)
(c)
Gambar 47 , (a), (b), (c) : Gambar Potongan yang Dikerjakan Praktikan
Gambar potongan dengan menggunakan AutoCAD tersebut kembali diasistensikan kepada arsitek senior. Pada pengerjaan gambar potongan ini, praktikan kesulitan untuk merancang rangka atap. Karena keinginan klien
yang ingin menampilkan struktur atapnya, praktikan berfikiran untuk merancang rangka kayu pada rumah ini. Namun, karena praktikan kurang mengerti struktur, praktikan bertanya pada divisi struktur perusahaan dan mengasistensikan kembali pada arsitek senior. Ternyata pada atap pelana satu arah sebaiknya diberi kantilever atap yang berlawanan arah dengan atap pelananya. Hal ini berfungsi untuk melindungi bangunan, baik dari cuaca
Gambar potongan hasil revisi,
(b)
(c)
Selain diberi kantilever pada atap pelana searah, praktikan juga menurunkan ketinggian tembok rumah. Penurunan tembok rumah ini bertujuan untuk menyeimbangkan skala ketinggian bangunan agar sesuai dengan skala manusia. Sebelumnya, ternyata saat dibuat potongan dari rumah ini, derajat kemiringan atap kurang sesuai dengan derajat atap dengan material genteng plentong. Oleh karena itu, dalaM mengatur kemiringan atap ini, praktikan
meminta banyak masukan dari arsitek senior dan pada akhirnya dirancang kemiringan atap 27,5 derajat untuk menanggulangi resistensi atap terhadap cuaca.
Setelah perancangan potongan selesai, praktikan diminta kembali meneruskan desain rumah tinggal ini. Praktikan berkesempatan untuk merancang muka bangunan rumah ini. Dalam merancang muka bangunan, praktikan menggunakan program komputer SketchUp.
Gambar alternatif tampak yang dikerjakan praktikan .
Gambar 50 : Tampak Menggunakan Aplikasi SketchUp
Karena praktikan menunjukkan fasad rumah ini menggunakan gambar 3 dimensi yang cukup menarik, arsitek senior menyetujui usulan tersebut dan meminta praktikan untuk membuat gambar tersebut menjadi gambar dua dimensi yang terukur dan skalatis dengan menggunakan aplikasi program AutoCAD.
(b)
Gambar 51, (a), (b) : Tampak Menggunakan Program AutoCAD
2. Menyusun Gambar Denah, tampak dan potongan yang akan diajukan untuk kepada Pemerintah Daerah untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan
3.3.3. Kesimpulan awal :
• Untuk mengajukan izin pembangunan rumah tinggal ternyata tidak hanya
dengan kelengkapan dokumen tertulis seperti sertifikat tanah dan akte pemilik. Namun, gambar kerja terukur menjadi salah satu dokumen yang
diajukan pada perizinan mendirikan bangunan.
• Pada perancangan rumah tinggal, karena skala bangunan relatif kecil,
dituntut ketelitian untuk menyelesaikan perancangan. Terutama untuk perancangan struktur yang sekiranya mempengaruhi tampak bangunan.
• Pengetahuan akan material bangunan sangat dibutuhkan untuk merancang
bangunan.
3.4. Penyusunan Dokumen Tender Proyek Kantor kas BTN dan
Rumah Dinas BTN
3.4.1. Latar Belakang
Proyek Pembangunan Rumah Dinas, Gedung Arsip, Kantor Kas dan Aula Serbaguna ini sebenarnya belum didapatkan oleh PT.ASTRI ARENA. PT. ASTRI ARENA lulus seleksi untuk babak seleksi pertama proyek tersebut. Perusahaan akan bersaing dengan 8 konsultan lain yang juga lulus pada tahap seleksi pertama proyek ini.
Pada proses seleksi selanjutnya, PT. ASTRI ARENA diminta untuk mengajukan dokumen penawaran kepada PT. BANK TABUNGAN NEGARA selaku klien dari proyek ini.
Dokumen penawaran yang diajukan dalam dua sampul. Sampul pertama merupakan dokumen administrasi dan teknis, seperti kelengkapan
surat-surat perusahaan, serta untuk dokumen teknis adalah daftar nama dan data teknisi yang akan terlibat pada proyek tersebut. Sampul kedua berupa usulan biaya, usulan biaya ini berupa nilai jasa yang diajukan oleh konsultan
Dokumen terakhir merupakan dokumen sketsa desain pra rancangan, dengan keluaran siteplan, denah lengkap, tampak, perspektif eksterior dan Interior dan detail khusus.
Team leader pada proyek ini adalah Ir. Bachtiar Wairooy, dibantu dengan divisi perancangan. Pada produksi desain pra-rancangan ini, praktikan
belum mendapat kesempatan untuk mengetahui susunan struktur organisasi dan teknisi yang terlibat pada proyek ini.
3.4.2. Pengalaman Kerja Praktikan
1. Rapat dengan Staff untuk mekanisme pembagian kerja penyusunan tender proyek kantor kas BTN dan perumahan BTN.
Disini praktikan masuk pada saat penyusunan dokumen tender yang akan dimasukkan pada 23 Agustus 2010. Untuk penyusunan dokumen administratif yang menjadi syarat dokumen prakualifikasi sebagaimana telah dipaparkan pada bab latar belakang, telah ditangani oleh staff administrasi kantor. Staff administrasi kantor sendiri biasanya telah memiliki nama-nama staff ahli yang akan dikerahkan untuk proyek ini. Praktikan bertindak sebagai arsitek junior dibimbing oleh Arsitek senior, Ir. Bachtiar wairroy.
Pertama, praktikan mendapat kesempatan untuk rapat bersama staff yang mengikuti proses anuwzing atau penjelasan pekerjaan, arsitek senior serta staff ahli out-source yang akan terlibat dalam produksi dokumen prakualifikasi tender. Rapatnya sendiri dimulai dengan pembagian dokumen hasil prakualifikasi awal yang merupakan TOR untuk perancangan. Kemudian, rapat ini membahas sebagian tentang pembagian kerja dan jadwal produksi. Dalam rapat ini, praktikan mendapat kesempatan untuk banyak berbicara dan
mengemukakan pendapatnya, walaupun pada akhirnya, banyak usulan yang disempurnakan oleh staf ahli yang lebih berpengalaman.
Hasil rapat pertama adalah pembagian kerja, jadwal produksi dan mekanisme perkerjaan, tentunya tidak membicarakan upah kerja proyek ini. Dari rapat ini juga praktikan berkesempatan untuk mencoba mencari alternatif desain bangunan, yang selanjutnya akan dikerjakan oleh tim produksi dan mengerjakan gambar tiga dimensi.
2. Membuat Siteplan kantor dan perumahan BTN untuk kelengkapan Dokumen tender.
Penyusunan desain prakualifikasi membutuhkan waktu yang relatif singkat, sehingga pengerjaan desainnya pun sangat padat. Praktikan langsung bekerjasama dengan arsitek senior mencoba merancang tata letak bangunan. Sebelumnya, arsitek senior mencoba meletakkan bangunan dalam tapak seperti gambar di bawah :
Kemudian, praktikan juga mencoba membuat alternatif denah tapak
Dari kedua alternatif tersebut, Akhirnya didapat kesepakatan untuk pembagian zoning seperti gambar di bawah ini :
Gambar 54: Zoning Fungsi
Dari peletakan massa sebelumnya, arsitek senior meminta praktikan untuk melakukan studi massa. Praktikan pun mencoba untuk melakukan studi massa, sekaligus mencoba merancang fasad secara skematik. Praktikan membuat 2 alternatif yang kemudian di asistensikan kepada arsitek senior.
Pada alternatif pertama dari pengembangan desain zoning skematik, arsitek senior meminta meletakkan massa bangunan berdekatan dengan pintu masuk ke dalam perumahan berada di sebelah kanan bangunan. Namun, praktikan mencoba untuk mengusulkan jalan masuk untuk ke perumahan berada di bagian tengah bangunan fungsi utama. Praktikan juga mengusulkan
arsip yang terpisah dengan kantor kas dan aula serbaguna seperti gambar dibawah ini.
Gambar 55 : Alternatif Siteplan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Gambar 56 : Alternatif Massa Bangunan Menggunakan Aplikasi SketchUp
Pada alternatif satu studi massa dan perancangan siteplan yang praktikan ajukan, arsitek senior setuju dengan perletakkan zona perumahan dan gabungan fungsi