• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Hirarki Struktur Keputusan

6. Data Suhu Air Proses Pencucian

8.2 Penyusunan Hirarki Struktur Keputusan

Hirarki strategi peningkatan kualitas biodiesel pada penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang tersusun atas lima level. Kelima level ini ditentukan berdasarkan pertimbangan pakar yang memahami kualitas biodiesel dan strategi meningkatan kualitas biodiesel.

ƒ Level pertama adalah fokus yang diteliti, yaitu strategi peningkatan kualitas biodiesel.

ƒ Level kedua adalah faktor, faktor yang berperan dalam penentuan strategi peningkatan kualitas biodiesel ada empat meliputi : ketersediaan tanaman penghasil minyak nabati, kualitas ekstraksi bahan baku, kualitas pemilihan proses produksi dan kualitas pengemasan dan penyimpanan.

ƒ Level ketiga adalah aktor atau pihak-pihak yang ikut terlibat/bertanggung jawab atau yang akan berperan dalam melaksanakan strategi peningkatan kualitas biodiesel, yaitu : Kasie Quality control, Kasie produksi, Kasie pemasaran, Kasie Litbang, Manajer operasional dan Direksi.

ƒ Level keempat adalah tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui strategi peningkatan kualitas biodiesel diantaranya : meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan kualitas produk dan proses produksi, meningkatkan produktivitas dan komitmen personal dan meningkatkan uji kerja biodiesel pada berbagai mesin.

ƒ Level kelima adalah program prioritas yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas biodiesel, diantaranya : program riset dan pengembangan SDA (sumerdaya alam), program diversifikasi biodiesel dalam sistem transportasi, program perbaikan teknologi pengolahan, program pengembangan SDM (sumberdaya manusia), program pengembangan SIM (sistem informasi dan manajemen), program aplikasi uji coba produk, dan program sosialisasi penggunaan biodiesel.

Setelah elemen setiap level ditetapkan langkah berikutnya adalah memberikan prioritas terhadap elemen tersebut. Elemen-elemen yang ditetapkan merupakan elemen yang penting dan memberi pengaruh terhadap strategi peningkatan kualitas biodiesel, namun dalam pelaksanaannya diupayakan terlebih dahulu prioritas yang terpenting karena untuk efisiensi sasaran perbaikan yang berdampak bagi keberhasilan planning yang ditargetkan perusahaan.

Prioritas yang dilakukan demi efisiensi waktu, dana dan kemampuan perusahaan sehingga perusahaan dalam menjalankan strategi selanjutnya sesuai dengan kriteria prioritas yang telah dirumuskan. Dari elemen setiap level yang dirumuskan dibuat hirarki keputusan perencanaan. Struktur hirarki keputusan strategi peningkatan kualitas biodiese disajikan pada Gambar 8.2.

Goal :

Strategi Peningkatan Kualitas Biodesel

Ketersediaan tanaman penghasil minyak nabati (0,250)

Kualitas bahan baku (0,546)

Kualitas proses produksi (0,131)

Kualitas pengemasan & penyimpanan (0,074)

Kasie Quality Control (0,342) Kasie Produksi (0,173) Kasie Pemasaran (0,088) Manajer Operasional (0,085) Direksi (0,040) Kasie Litbang (0,271) Meningkatkan Penjualan (0,210) Meningkatkan kepuasan konsumen (0,171) Meningkatkan Kualitas produk dan proses produksi (0,280)

Meningkatkan produktivitas dan komitmen personal (0,112)

Meningkatkan uji kerja biodesel pada berbagai mesin (0,227)

Program riset & pengembangan SDA (0,128)

Program diversifikasi biodesel dalam sistem transportasi (0,212) Program perbaikan teknologi pengolahan (0,255) Program pengembangan SDM (0,122) Program pengembangan SIM (0,075) Program aplikasi uji coba produk

(0,130)

Program sosialisasi penggunan biodesel

(0,078)

8.3. Penentuan Bobot dan Konsistensi Rasio

Penentuan bobot dari setiap elemen pada setiap level dari penyusunan hirarki bertujuan untuk menentukan strategi mana yang diberikan prioritas untuk diutamakan pelaksanaannya. Perhitungan bobot dari masing-masing elemen menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dan proses perhitungan bobot dibantu dengan software Expert Choice 2000 melalui perbandingan berpasangan (pairwise comparison).

Konsistensi rasio bernilai dibawah 0.08. Dengan nilai konsistensi rasio tersebut, artinya elemen memiliki kemampuan melakukan sintesis pemikiran dari berbagai sudut pandang responden didalam memperbandingkan faktor-fakor untuk memvalidasi keputusan sehingga nilai rasio tersebut mengindikasikan bahwa elemen-elemen strategi peningkatan kualitas dapat digunakan dalam perhitungan selanjutnya.

Berdasarkan Tabel 50 di bawah ini adalah hasil analisis faktor yang berperan dan berpengaruh terhadap pencapaian strategi peningkatan kualitas biodiesel disertai bobot dan prioritasnya.

Tabel 50. Bobot dan Prioritas Faktor Strategi Peningkatan Kualitas Biodiesel

FAKTOR BOBOT PRIORITAS

Ketersediaan tanaman penghasil minyak nabati 0,250 2

Kualitas bahan baku 0,546 1

Kualitas pemilihan proses produksi 0,131 3

Kualitas pengemasan dan pemyimpanan 0,074 4

Dalam penerapan strategi peningkatan kualitas biodiesel, sebenarny faktor-faktor yang berpengaruh saling terkait dan saling menunjang serta dapat mempengaruhi kualitas akhir produk yang dihasilkan, dalam hal ini kualitas biodiesel. Dari hasil analisis pada Tabel 50, faktor yang paling berpengaruh dan menjadi prioritas utama sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih untuk ditingkatan adalah kualitas ekstraksi bahan baku dengan bobot 0,546. Hal ini dikarenakan produksi biodiesel sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang digunakan.

Apabila penggunaan bahan baku berupa minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas (ALB) yang tinggi atau menggunakan bahan baku tidak standar maka harus dipilih proses pengolahan yang tepat agar diperoleh biodiesel yang berkualitas. Diantaranya adalah melakukan modifikasi proses atau dua tahapan proses yaitu tahap eksterifikasi dan dilanjutkan dengan proses transesterifikasi.

Selanjutnya yang menjadi proiritas kedua yang berpengaruh terhadap strategi peningkatan kualitas biodiesel adalah ketersediaan tanaman penghasil minyak nabati. minimnya sumber hayati menyebabkan langkanya bahan baku minyak nabati dan berdampak pada penggunaan bahan baku mutu rendah. Hal ini akan menyebabkan konversi minyak nabati membutuhkan bahan baku proses yang lebih banyak dan memakan waktu yang lebih lama. Analisis prioritas selanjutnya yang menjadi faktor adalah Kualitas pemilihan proses produksi dan Kualitas pengemasan dan pemyimpanan.

Strategi peningkatan kualitas biodiesel akan dijalankan dan diaplikasikan oleh beberapa pihak atau aktor yang memiliki pengaruh pada pihak lainnya. Pihak yang akan menjalankan faktor-faktor yang berpengaruh diatas, ditentukan oleh bobot dan prioritas aktor pelaksana strategi yang disajikan pada Tabel 51 di bawah ini.

Tabel 51. Bobot dan Prioritas Aktor Strategi Peningkatan Kualitas Biodiesel

FAKTOR BOBOT PRIORITAS

Kasie Quality control (QC) 0.342 1

Kasie produksi 0.173 3

Kasie pemasaran 0,088 4

Kasie Litbang 0,271 2

Manajer operasional 0,085 5

Direksi 0,040 6

Berdasarkan analisis pada Tabel 47, aktor dengan prioritas pertama adalah kasie QC dengan bobot 0,342. Hal ini karena kasie QC penanggung jawab utama terhadap kendali kualitas biodiesel yang dihasilkan selama proses pengolahan mulai dari penggunaan kualitas bahan baku, pemilihan proses produksi sampai

pengemasan dan penyimpanan. Selanjutnya juga berpengaruh pada pihak lainnya yaitu kasie litbang dalam diversifikasi sumber bahan baku lain, berpengaruh juga kasie produksi, pemasaran, manajer operasional dan direksi secara langsung maupun tidak langsung.

Rumusan strategi yang telah disusun berupaya untuk mencapai tujuan atau target yang diharapkan. Dalam hal ini tujuan penerapan strategi peningkatan kualitas biodiesel adalah untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan kualitas produk dan proses produksi, meningkatkan produktivitas dan komitmen personal dan meningkatkan uji kerja biodiesel pada berbagai mesin. Bobot dan prioritas tujuan strategi peningkatan kualitas biodiesel dapat dilihat pada Tabel 52 di bawah ini.

Tabel 52. Bobot dan Prioritas Tujuan Strategi Peningkatan Kualitas Biodiesel

FAKTOR BOBOT PRIORITAS

Meningkatkan penjualan 0,210 2

Meningkatkan kepuasan konsumen 0,171 3

Meningkatkan kualitas produk dan proses

produksi 0,280 1

Meningkatkan produktivitas dan komitmen

personal 0,112 5

Meningkatkan uji kerja biodiesel pada

berbagai mesin 0,227 4

Tujuan utama dan menjadi prioritas utama dari hasil penerapan strategi peningkatan kualitas biodiesel pada tabel dia atas adalah meningkatkan kualitas produk dan proses produksi dengan nilai bobot 0,280.

Dengan memperhatikan keseluruhan faktor, aktor dan tujuan yang hendak dicapai dari penerapan strategi peningkatan kualitas biodiesel, maka dapat di tentukan strategi yang memiliki bobot tertinggi dan prioritas pertama untuk dijalankan. Bobot dan stategi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 53 di bawah ini.

Tabel 53. Bobot dan Prioritas Strategi Peningkatan Kualitas Biodiesel

FAKTOR BOBOT PRIORITAS

Program riset dan pengembangan SDA 0,128 4

Program diversifikasi biodiesel dalam

sistem transportasi 0,212 2

Program perbaikan teknologi pengolahan 0,255 1

Program pengembangan SDM 0,122 5

Program pengembangan SIM 0,075 6

Program aplikasi uji coba produk 0,130 3

Program sosialisasi penggunaan biodiesel 0,078 7

Berdasarkan Tabel 53, strategi yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan adalah program perbaikan teknologi pengolahan. Perbaikan teknologi yang dimaksud adalah dalam hal menerapkan teknologi yang mampu mengolah beragam bermutu bahan baku dengan menerapkan proses produksi yang paling tepat dan efisien sehingga mampu menghasilkan biodiesel yang sesuai standar yang diinginkan berbagai segmen pasar.

Diharapkan perusahaan mampu mengolah berbagai macam mutu minyak dan mempunyai teknologi proses konversi minyak yang optimal sesuai karakteristik biodiesel yang diinginkan. Disamping itu melakukan upaya yang kontinyu untuk mengaplikasi biodiesel di berbagai penggunaannya diimbangi dengan upaya riset dan pengembangan sumber daya hayati. Semua program strategi ini akan lebih baik jika didukung oleh kemampuan skill dan manajerial perusahaan serta penerapan sistem informasi manajemen yang handal.

Dokumen terkait