• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

7. Penyusunan kisi-kisi dan butir soal

Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay dan Quellmalz

1) Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti: membedakan, mengubah, memberi contoh, memperkirakan, mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya seperti: menggunakan, menerapkan; (4) Analisis di antaranya seperti: membandingkan, mengklasifikasikan, mengkategorikan, menganalisis; (5) Sintesis antaranya seperti: menghubungkan, mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun; (6) Evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan, menilai, memutuskan.

2) Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan R.W. deMaclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terpimpin, (4) mekanisme; (5) respon yang kompleks, (6) organisasi, (7) karakterisasidari nilai.

3) Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2) analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.

(Direktorat Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:11) b. Penulisan butir soal tes

1) Bentuk menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan jawaban. Kaidah-kaidah pokok penulisan soal jenis menjodohkan adalah :

a) Soal harus sesuai dengan indikator

b) Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari pada premis c) Alternatif jawaban harus nyambung dengan premis

58

d) Rumusan kalimat soal harus komunikatif e) Buat kunci jawaban

f) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar g) Tidak menggunakan bahasa lokal

(Djemari, 2008:75)

Sedangkan menurut Sudaryono, dkk (2013:75), Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes bentuk menjodohkan ialah : a) seri pertanyaan-pertanyaan dalam tes menjodohkan hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal, b) jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak dari pada jumlah soalnya, c) antara item-item yang tergabung dalam satu seri tes menjodohkan harus merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.

Berdasarkan penjelasan tentang pembuatan soal menjodohkan di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal menjodohkan, yaitu :

a) Soal harus sesuai dengan indikator.

b) Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari pada premis c) Alternatif jawaban harus nyambung dengan premis

d) seri pertanyaan-pertanyaan dalam tes menjodohkan hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal

e) Rumusan kalimat soal harus komunikatif f) Buat kunci jawaban

g) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar h) Tidak menggunakan bahasa lokal

2) Penulisan soal bentuk uraian

Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut : a) Materi

59

(2) Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan. (3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran. (4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau

tingkat kelas. b) Konstruksi

(1) Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai. (2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

(3) Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.

(4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.

c) Bahasa

(1) Rumusan kalimat soal harus komunikatif.

(2) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku). (3) Tidak menimbulkan penafsiran ganda.

(4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

(5) Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan (6) peserta didik

(Direktorat Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:18-19) Menurut Djemari (2008:73-74), penulisan bentuk uraian non objektif harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :

a) Gunakan kata-kata : mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, dan lain sebagainya.

b) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku

c) Hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda d) Buat petunjuk mengerjakan soal

e) Buat kunci jawaban f) Buat pedoman penskoran

Penskoran bentuk tes ini dilakukan secara analitik atau global. Analitik berarti penskoran dilakukan bertahap sesuai kunci jawaban, sedang yang secara global dibaca keseluruhan untuk mengetahui ide pokok jawaban kemudian diberi skor.

Berdasarkan penjelasan tentang pembuatan soal uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan soal uraian, yaitu :

(1) Soal harus sesuai dengan indikator.

(2) Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan. (3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran.

60

(4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.

(5) Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai. (6) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

(7) Buat petunjuk mengerjakan soal (8) Buat kunci jawaban

(9) Rumusan kalimat soal harus komunikatif.

(10) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku). (11) Tidak menimbulkan penafsiran ganda.

(12) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

(13) Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik

3) Penulisan soal bentuk pilihan ganda a) Materi

(1) Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

(2) Pengecoh harus bertungsi

(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.

b) Konstruksi

(1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

(2) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. (3) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.

(4) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

(6) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. (7) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. c) Bahasa/budaya

(1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

(2) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.

61

Menurut Djemari (2008:72), penulisan bentuk pilihan ganda harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :

a) Pokok soal harus jelas

b) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi c) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama d) Tidak ada petunjuk jawaban benar

e) Semua pilihan jawaban logis

f) Jangan menggunakan negatif ganda g) Buat kunci jawaban

h) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

i) Bahasa Indonesia yang digunakan baku

j) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak

Berdasarkan penjelasan tentang pembuatan soal pilihan ganda di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan soal pilihan ganda, adalah :

(1) Soal harus sesuai dengan indikator. (2) Pengecoh harus berfungsi

(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. (4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

(5) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. (6) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.

(7) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

(9) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. (10) Buat kunci jawaban

(11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak

(12) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

62

(13) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.

Berdasarkan kajian tentang pembuatan soal, secara garis besar pembuatan soal harus memperhatikan hal-hal berikut : 1)soal harus sesuai dengan indikator, 2)materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran, 3)materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas, 4)buat petunjuk mengerjakan soal, 5)buat kunci jawaban, 6)tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu, 7)bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.

Dokumen terkait