PERSAMPAHAN 3.1.Pendahuluan
Dokumen studi kelayakan bidang persampahan, merupakan suatu dokumen kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-program pengembangan prasarana dan sarana persampahan yang terdapat dalam suatu rencana induk. Studi kelayakan proyek persampahan ini terdiri atas 3 dokumen kelayakan proyek yaitu:
a. Dokumen kelayakan ekonomi
b. Dokumen kelayakan keuangan
c. Dokumen kelayakan lingkungan
Dengan demikian keputusan prioritas pembangunan atau investasi dari suatu program pengembangan prasarana dan sarana pengelolaan sampah ditetapkan berdasarkan hasil kajian ketiga jenis kelayakan proyek tersebut. Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi gambaran mengenai manfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari suatu investasi prasarana persampahan yang direncanakan.
Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi gambaran mengenai besaran tarif/retribusi yang akan dibebankan kepada pelanggan yang mendapat pelayanan. Besaran perhitungan tarif/retribusi tersebut dapat dianalisis lebih lanjut apakah tarif tersebut cukup wajar dibanding pendapatan (income) para pelanggannya. Sementara dari sisi pengelola, hasil studi kelayakan keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah pendapatan operasional dari retribusi pelayanan Persampahan tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan biaya pengembalian modal (CapEx) serta apakah menghasilkan laba. Selanjutnya informasi studi kelayakan keuangan ini merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana bentuk kelembagaan pengelola yang sesuai, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat untuk mengelola sarana dan prasarana terbangun tersebut. Sedangkan hasil studi kelayakan lingkungan akan memberi gambaran mengenai bagaimana mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana pembangunan sarana prasarana persampahan termasuk konsekuensi biaya yang ditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut.
Studi kelayakan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan wajib disusun berdasarkan: a. Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan yang telah ditetapkan b. Kelayakan teknis, ekonomi, dan keuangan
c. Kajian lingkungan, sosial, hukum, dan kelembagaan. Studi kelayakan memuat data atau informasi, berupa:
203 Penyelenggaraan prasaran dan sarana persampahan mengikuti rencana induk yang ada. Sasaran pelayanan yang akan dikaji ditunjukan pada daerah yang memiliki potensi ekonomi dan secara teknis dapat dilakukan. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.
b. Perkiraan timbulan sampah
Perkiraan laju timbulan sampah ditentukan berdasarkan:
• Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan aktivitas non domestik dilakukan sesuai dengan besaran rencana pengembangan.
• Besaran timbulan sampah berdasarkan sumber sampah dan karakteristik kota. c. Kondisi sosial dan ekonomi (berdasarkan survey kebutuhan nyata)
Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penetapan wilayah survey adalah sebagai berikut:
• Fungsi dan nilai daerah;
• Kepadatan penduduk;
• Daerah pelayanan;
• Kondisi lingkungan;
• Tingkat pendapatan penduduk.
d. Kelembagaan
Pembentukan kelembagaan disesuaikan dengan besaran kegiatan dan peraturan terkait kelembagaan.
e. Data seumber sampah
Data timbulan sampah yang dapat diperoleh dari rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.
f. Program pengembangan dan strategi pelaksanaan
g. Analisis mengenai dampak lingkungan atau UKL/UPL
Aktivitas penyelenggaran prasarana dan sarana persampahan memperhatikan kelayakan lingkungan, yang meliputi:
• Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan dan berpotensi dapat mempengaruhi rona lingkungan
• Identifikasi dampak besar dan dampak penting dari kegiatan
• Perkiraan perubahan rona lingkungan sebaga dampak aktivitas penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan
• Merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
h. Rencana pengoperasian dan pemeliharaan
Rencana pengoperasian dan pemeliharaan, meliput rencana operasi/pengelolaan, rencana pemeliharaan, pemantauan lingkungan dari kegiatan pengoperasian.
i. Perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan
204
• Biaya investasi
• Biaya operasional
- Biaya O&P
- Biaya umum dan adminstrasi
• Perkiraan pendapatan
Perkiraan pendapatan berasal dari retribusi yang dibayarkan oleh masyarakat dan dana pemerintah
j. Kajian sumber pembiayaan
Kajian sumber dan sistem pembiayaan meliput alternatif sumber pembiayaan dan sisten pendanaan yang disepakati oleh masing-masing pihak terkait.
3.2.Kriteria Kelayakan Teknis a. Kriteria kelayakan
Komponen kriteria kelayakan teknis pembangunan atau pengembangan prasarana dan sarana persampahan sekurang-kurangnya meliputi parameter luas, umur, lokasi, kelengkapan prasarana dan sarana, kemudahan operasi serta sumber daya manusia yang tersedia. Kelayakan teknis harus berdasarkan:
• Kajian timbulan dan karakteristik sampah;
• Kajian teknologi dan sumberdaya setempat;
• Keterjangkauan pengoperasian dan pemeliharaan; dan
• Kajian kondisi fisik setempat. b. Muatan Teknis, terdiri dari:
• Rencana teknik operasional;
• Kebutuhan lahan;
• Kebutuhan air dan energi;
• Kebutuhan prasarana dan sarana;
• Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan;
• Masa layan sistem; dan
• Kebutuhan sumber daya manusia
3.3.Norma, Kriteria Teknis Kelayakan Ekonomi dan Keuangan 3.3.1. Norma Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Pada saat ini belum tersedianya norma tertulis baik berupa undang-undang, peraturan maupun keputusan yang berkaitan dengan studi kelayakan ekonomi dan keuangan dalam pengembangan prasarana dan sarana persampahan. Norma-norma yang diacu dalam penyususnan pedoman ini adalah:
a. Perencanaan Pengembangan Prasarana dan sarana Persampahan meliputi:
205
- Studi Kelayakan
- Perencanaan Teknis Terperinci
b. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Prasarana dan sarana
Persampahan disusun berdasarkan:
- Rencana induk yang telah ditetapkan
- Hasil kajian kelayakan teknis
- Hasil kajian kelayakan lingkungan
- Kajian sumber pembiayaan investasi
c. Studi Kelayakan Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) disusun oleh
penyelenggara TPA
3.3.2. Standar Perhitungan Ekonomi dan Keuangan
d. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan TPA menggunakan metode:
- Internal Rate of Return (IRR) - Net Present Value (NPV)
e. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Time value of money) dihitung berdasarkan Discout
Factor (DF)
f. Discout Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata tingkat inflasi selama tahun proyeksi
ditambah perkiraan faktor resiko investasi.
3.4.Norma dan Standar Teknis Kelayakan Lingkungan
Terdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknis bidang Persampahan yang terkait dengan studi kelayakan lingkungan atau AMDAL. Substansi Norma, Kriteria dan Standar yang diacu dalam penyusunan kelayakan ekonomi atau studi AMDAL akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini.
3.4.1. Norma
a. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004);
b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan Sistem Persampahan;
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Prasarana dan sarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005);
d. Pemilihan lokasi Tenpat Pemrosesan Akhir Sampah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
206
3.4.2. Standar Teknis Studi AMDAL
a. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 69/PRT/1995);
b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);
c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
296/KPTS/1996);
d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
377/KPTS/1996);
e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
148/KPTS/1995);
f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP. 39/MENLH/8/1996).
3.5.Perencanaan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial 3.5.1. Penentuan Tahun Proyeksi
a. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial ditetapkan sejak tahun pertama investasi pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi;
b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek sistem persampahan terpusat adalah 40 (empat puluh) tahun;
c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek TPA adalah 20 (dua puluh) tahun.
3.5.2. Kriteria Kelayakan Ekonomi Persampahan
a. Proyek dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal;
b. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode:
• Economic Internat Rate of Return (EIRR);
• Economic Net Present Value (ENPV); dan
• Economic Benefit Cost Ratio (EBCR)
c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari faktor diskon, maka perhitungan tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak
207 diterima dalam pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih baik dibanding tidak melaksanakan proyek (Do Nothing). Tidak melaksanakan proyek berarti membiarkan pencemaran persampahan tetap berlangsung dengan konsekuensi kerugian yang lebih besar akibat penurunan kualitas sumber daya air dan penurunan derajat kesehatan;
d. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih kecil dari faktor diskon, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar tidak kelebihan investasi.
3.5.3. Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek
a. Proyek dikatakan layak keuangan apabila pendapatan tarif/retribusi Persampahan lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal.
b. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Finansial Economic
Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV);
c. Kelayakan keuangan diukur berdasarkan:
• Pay back period
• Financiual Net Present Value (FNPV)
• Financial Internal Rate of Return (EIRR)
Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari faktor diskon, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar nilai NPV-nya (NPV positif);
d. Kelayakan keuangan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut:
• Tingkat inflasi
• Jangka waktu proyek
• Biaya investasi
• Biaya operasi dan pemeliharaan
• Biaya umum dan adminstrasi
• Biaya penyusutan
• Tarif retribusi
• Pendapatan retribusi
Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari faktor diskon, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
208
e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/P-nya dapat menjadi lebih rendah.
3.5.4. Jenis Biaya Investasi Prasarana dan Sarana Persampahan a. Investasi prasarana dan sarana Persampahan meliputi:
- Investasi untuk pewadahan hinga pengangkutan sampah ke TPA
- Investasi untuk pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
- Investasi untuk pembangunan TPS, 3R, SPA, FPSA, TPST
b. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek persampahan harus memperhitungkan
perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara proyek-proyek sebagai berikut:
- Perluasan prasarana yang sudah ada
- Rehabilitas prasarana yang sudah ada
- Pengembangan prasarana pada daerah baru
3.5.5. Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek persampahan harus memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi. Skematik biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut dapat digambarkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
209 Gambar 3. 1 Skematik biaya dan manfaat proyek
A. Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal
Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek persampahan harus diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk investasi penggantian (replacement) aset yang sudah usang;
- Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan standar usia/umur manfaat prasarana;
- Apabila biaya investasi pembangunan prasarana dan sarana tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian modal.
B. Perkiraan Biaya Operasional
- Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O&M) yang diperlukan untuk mengoperasikan prasarana dan sarana terbangun sesuai Standard Operating Procedur (SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
210
- Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangan kapasitas lembaga pengelola.
C. Perkiraan Manfaat Ekonomi
- Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek persampahan harus diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang (Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
- Manfaat ekonomi proyek persampahan yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus dikonversikan dengan standar konversi yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn;
- Manfaat ekonomi proyek persampahan yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yang relevan.
D. Perkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan Retribusi)
- Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan Persampahan harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan tarif retribusi rata-rata setiap tahun.
- Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan persampahan harus dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek;
- Proyeksi kenaikan tarif persampahan yang diperhitungkan dalam proyeksi pendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi.
E. Komponen Biaya Investasi
- Komponen Biaya Engineering
Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost);
- Komponen Biaya Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan untuk TPA meliputi:
o Pembebasan lahan untuk TPA termasuk lahan untuk buffer zone o Pembebasan lahan untuk jalan akses TPA
o Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
211
- Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan biaya konstruksi TPA termasuk jalan akses yang meliputi:
o Biaya sistem lahan urug dan perataan tanah TPA dan buffer zone
o Biaya pekerjaan sipil TPA (bangunan 3R, bangunan dan fasilitas penunjang)
o Biaya pekerjaan M/E TPA biaya pekerjaan landscape biaya pekerjaan jalan akses
o Biaya pekerjaan M/E TPA
o Biaya pekerjaan landscape
o Biaya pekerjaan drainase
o Biaya pekerjaan jalan akses
- Komponen Biaya Peralatan dan Pengadaan Alat Berat dan Truk pengangkut tanah F. Komponen Biaya Operasional Tahunan
Biaya operasional adalah biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn.
G. Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Alat Berat
- Biaya Operasi, terdiri dari:
o Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator
o Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya) biaya peralatan operasi
- Biaya Pemeliharaan, terdiri dari:
o Pemeliharaan rutin alat berat (ganti oli, dan sebagainya)
o Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling)
H. Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan TPA
- Biaya Operasi TPA, terdiri dari:
o Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator
o Biaya material habis pakai, seperti tanah penutup, energi listrik, dan air
o Biaya peralatan operasional
- Biaya Pemeliharaan, terdiri dari:
o Pemeliharaan rutin TPA
o Pemeliharaan berkala instalasi pemeliharaan bangunan penunjang I. Komponen Biaya Umum dan Administrasi
- Biaya gaji staf dan manajemen
- Biaya material habis pakai (ATK, telepon, listrik, dan sebagainya)
- Biaya peralatan kantor (komputer, printer, kendaraan operasional, dan sebagainya)
212
J. Komponen Biaya Penyusutan
- Biaya penyusutan alat berat
- Biaya penyusutan TPA
- Biaya penyusutan kantor umumdan administrasi
K. Komponen Manfaat Ekonomi Proyek
Manfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan prasarana persampahan adalah manfaat proyek yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) d an manfaat proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Intangible).
L. Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Persampahan
L.1 Manfaat yang dapat Diukur dengan Nilai Uang (Tangible)
Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan prasarana dan sarana persampahan adalah sebagai berikut:
- Manfaat langsung, terdiri dari:
o Pengurangan biaya pengolahan air baku
o Peningkatan nilai harga bangunan
o Pendapatan dari material yang dapat didaur ulang
- Manfaat tidak langsung, terdiri dari:
o Manfaat ekonomi berupa peningkatan produktifitas penduduk akibat peningkatan derajat kesehatan
o Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat pencemaran dan terjaganya kelestarian sumber daya air
o Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang disebabkan oleh pencemaran persampahan
L.2Jenis Manfaat Proyek yang tidak dapat Diukur dengan Nilai Uang (Intangible)
- Penurunan tingkat kematian bayi
- Penurunan rasio penyakit infeksi
- Penurunan Disability-Adjusted Life Year (DALY) akibat penyakit infeksi. 3.6.Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Persampahan
Mengingat pelanggan persampahan berasal dari berbagai tingkat dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif retribusi persampahan harus memperhitungkan:
213 b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan.
3.6.1. Perhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Persampahan
a. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan persampahan harus memperhitungkan hal-hal berikut:
- Biaya operasi dan pemeliharaan
- Biaya depresiasi atau amortisasi
- Biaya bunga pinjaman
- Biaya umum dan administrasi
b. Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakan sebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silang kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifat rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikan tingkat tarif yang sudah berlaku.
d. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif dan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman penetapan tarif Persampahan yang berlaku.
3.6.2. Komponen Penerimaan Retribusi
Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi persampahan, maka komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut:
a. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam Rp/Thn.
b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.
c. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan high rise building dalam Rp/Thn. 3.7.Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dalam perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan proyeksi perhitungan dapat disajikan secara jelas.
b. Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR dan NPV sekurang-kurangnya meliputi:
- Jadwal konstruksi dan jadwal investasi
- Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi
- Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi
- Asumsi tarif retribusi
- Proyeksi Net Cash
- Analisis Sensitifitas
214
4. PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS DAN MANAJEMEN PERSAMPAHAN