• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut PSAK No.16 & PSAK No 17 1 Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap

4. Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam proses produksi mempunyai umur dan manfaat yang terbatas, sehingga pada suatu waktu aktiva

tetap ini dapat aus karena faktor fisik dan fungsinya. Keterbatasan ini semakin lama dapat menyebabkan semakin berkurangnya jasa yang diberikan. Untuk itu perlu diambil kebijaksanaan mengalokasikan biaya aktiva tetap selama manfaat yang diberikannya. Pengalokasian biaya aktiva tetap ini disebut penyusutan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:17.2) “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi”.

Untuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap tahunnya, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yang akan mempengaruhi suatu penyusutan. Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:497) bahwa : “Empat faktor yang harus dikenal untuk mendapatkan beban periodik : (1) biaya atau harga perolehan aktiva, (2) nilai residual atau nilai sisa, (3) masa manfaat, dan (4) pola penggunaan”.

ad.1 Harga perolehan

Harga perolehan adalah semua jenis pengeluaran ataupun pengorbanan yang terjadi untuk memperoleh aktiva tetap sampai pada kondisi dan tempat siap digunakan dalam operasi perusahaan.

ad.2 Nilai residual atau nilai sisa

Nilai residu adalah suatu jumlah yang diharapkan dapat diwujudkan bila aktiva tersebut tidak dapat digunakan lagi, tetapi dalam menghitung beban penyusutan nilai ini dikurangkan dari harga perolehan. Nilai residu merupakan suatu taksiran.

Menurut Zaki Baridwan (2004:309) bahwa: ”Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarnya”.

Dalam perhitungan beban penyusutan, nilai residu ini merupakan taksiran sisa nilai aktiva tetap apabila sudah habis disusutkan. Namun pada kenyataannya ada juga perusahaan yang tidak menerapkan nilai sisa pada aktiva tetapnya, sehingga dalam perhitungan beban penyusutan faktor ini tidak diperhatikan.

ad.3 Masa manfaat

Masa manfaat disebut juga umur ekonomis, yaitu taksiran waktu suatu aktiva tetap mulai dioperasikan sampai aktiva tetap tersebut secara ekonomis tidak menguntungkan lagi bila dipergunakan. Penetapan umur pemakaian ini didasarkan atas taksiran tersebut dipengaruhi oleh pemeliharaan, perbaikan-perbaikan dan juga harus diperhitungkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

ad.4 Pola penggunaan

Pola penggunaan berhubungan erat dengan umur pemakaian. Apabila penyusutan ditaksir menurut umur, maka digunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Bila ditaksir menurut hasil produk atau jam kerja, maka digunakan metode jam kerja atau jumlah produk.

Pemilihan metode penyusutan oleh suatu perusahaan tergantung pada keadaan- keadaan yang mempengaruhi aktiva tetap tersebut. Suatu perusahaan dapat memilih salah satu diantaranya yang dianggap paling tepat asalkan dilaksanakan

secara konsisten dari tahun ke tahun. Perhitungan besarnya beban penyusutan untuk satu periode dihitung dengan menggunakan metode tertentu.

Metode penyusutan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetapnya menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:17.1) dapat dikelompokkan dalam kriteria sebagai berikut:

a. Berdasarkan waktu:

(i) metode garis lurus (straight-line method) (ii) metode pembebanan yang menurun:

- metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit method); - metode saldo-menurun dan saldo-menurun-ganda

(declining/double-declining balance method). b. Berdasarkan penggunaan:

(i) metode jam-jasa (service-hours method);

(ii) metode jumlah unit produksi (productive-output method). c. berdasarkan kriteria lainnya:

(i) metode berdasarkan jenis dan kelompok (grup and composite method);

(ii) metode anuitas (annuity method); (iii) metode persediaan (inventory systems).

Untuk menguraikan metode penyusutan di atas maka diberikan simbol sebagai berikut :

C = harga perolehan aktiva tetap S = nilai residu (sisa)

n = estimasi masa manfaat (angka tahun, jumlah produksi, jam kerja) r = Tarif penyusutan per periode, per jam pemakaian, per unit output. D = Beban penyusutan periodik

Contoh :

Sebuah mesin dengan data sebagai berikut :

Harga perolehan Rp.10.000.000,-

Taksiran masa manfaat :

Dalam tahun 5 tahun

Dalam jam kerja 60.000 jam

Dalam jumlah produksi 90.000 unit

ad. a. Berdasarkan Waktu

Dalam metode penyusutan berdasarkan waktu, pencatatan biaya penyusutan sejalan dengan umur aktiva tetap tanpa dipengaruhi oleh produktivitas atau efisiensi.

a. Metode garis lurus

Cara penyusutan dengan metode ini sangat sederhana dan paling mudah sehingga dalam praktek sering digunakan. Besarnya jumlah penyusutan setiap periode adalah sama sampai akhir masa manfaat aktiva tersebut. Berdasarkan contoh di atas maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus:

C - S

D = n

D = ( C – S) x Tarif garis lurus 100%

Tarif garis lurus = Taksiran masa manfaat

Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000

D = = Rp. 1.900.000,- 5

Tabel 2.1

Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus

Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku

10.000.000 1 9.500.000 20% Rp. 1.900.000 1.900.000 8.100.000 2 9.500.000 20% 1.900.000 3.800.000 6.200.000 3 9.500.000 20% 1.900.000 5.700.000 4.300.000 4 9.500.000 20% 1.900.000 7.600.000 2.400.000 5 9.500.000 20% 1.900.000 9.500.000 500.000 Rp. 9.500.000

b. Metode pembebanan menurun

Menurut metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk tahun-tahun pertama akan lebih besar dari pada beban penyusutan untuk tahun-tahun berikutnya. Hal berdasarkan anggapan bahwa penggunaan aktiva yang baru lebih efisien bila dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua, karena biaya aktiva yang baru memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva yang lama. Metode ini terdiri dari :

(i) Metode jumlah-angka-tahun

Pada metode ini, beban penyusutan dihitung dengan mengalikan suatu pecahan, yang jumlah penyebutnya adalah jumlah urutan tahun masa manfaat dan sebagai pembilang adalah kebalikan dari urutan tahunnya. Pembilang dari pecahan itu, yang setiap tahunnya berubah adalah jumlah sisa umur aktiva.

Beban penyusutan = Biaya perolehan x Periode manfaat yang tersisa yang tersusutkan Jumlah angka - tahun

2

Berdasarkan data dari contoh sebelumnya, aktiva tersebut mempunyai umur 5 tahun, maka beban penyusutan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Penyusutan Menurut Metode Jumlah angka Tahun

Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku

10.000.000 1 9.500.000 5/15 Rp. 3.166.700 3.166.700 6.833.300 2 9.500.000 4/15 2.533.300 5.700.000 4.300.000 3 9.500.000 3/15 1.900.000 7.600.000 2.400.000 4 9.500.000 2/15 1.266.600 8.866.700 1.133.300 5 9.500.000 1/15 633.400 9.500.000 500.000 Rp. 9.500.000

(ii) Metode saldo-menurun dan saldo-menurun-ganda Metode saldo menurun

Pada metode ini, besarnya jumlah beban penyusutan setiap tahun dihitung dengan menggunakan persentase tetap dikalikan dengan nilai buku. Persentase tertentu tersebut dihitung dengan rumus :

n

S

C

r

=1−

:

Berdasarkan data dari contoh sebelumnya, maka persentase beban penyusutannya adalah :

Tarif penyusutan = r=1− 5 Rp.500.000:Rp.10.000.000 = 30%

Tabel 2.3

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun

Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 10.000.000 1 9.500.000 30% Rp. 2.850.000 2.850.000 7.150.000 2 9.500.000 30% 2.145.000 4.995.000 5.005.000 3 9.500.000 30% 1.501.500 6.496.500 3.503.500 4 9.500.000 30% 1.051.050 7.547.550 2.452.450 5 9.500.000 30% 735.735 8.283.285 1.716.715

Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Metode saldo menurun ganda

Dalam metode ini, beban penyusutan dihitung dengan persentase yang tetap, yaitu dua kali persentase metode garis lurus dan mengalikannya dengan nilai buku aktiva tetap, dengan mengabaikan nilai sisa. Berdasarkan data contoh sebelumnya, maka persentasenya dapat dihitung : 2 x 20 % = 40 %

Besar beban penyusutannya adalah

Tabel 2.4

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda

Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 10.000.000 1 9.500.000 40% Rp. 3.800.000 3.800.000 6.200.000 2 9.500.000 40% 2.480.000 6.280.000 3.720.000 3 9.500.000 40% 1.488.000 7.768.000 2.232.000 4 9.500.000 40% 892.800 8.660.800 1.339.200 5 9.500.000 40% 535.680 9.196.480 803.520

ad. b. Berdasarkan penggunaan

Dalam metode ini, biaya penyusutan dihitung sesuai dengan tingkat penggunaanya dengan alasan bahwa aktiva tetap akan berkurang nilainya terutama

disebabkan karena penggunaanya. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan ini terdiri dari :

a. Metode jam jasa

Besarnya biaya penyusutan pada setiap periode tergantung pada jumlah jam kerja aktiva tetap tersebut digunakan dalam operasi perusahaan, sehingga beban penyusutan setiap periode akan berbeda didasarkan pada jumlah jam kerja yang digunakan dari aktiva tersebut.

Berdasarkan data contoh sebelumnya, maka perhitungan beban penyusutannya adalah :

Biaya perolehan - Nilai Residu Penyusutan per jam =

Taksiran total jam kerja produktif

Beban Penyusutan = Jumlah jam kerja x Penyusutan per jam

Rp.10.000.000 – Rp.500.000 r =

20.000 r = Rp. 475,- per jam

Tabel 2.5

Penyusutan Menurut Metode Jam Jasa

Tahun Jam Tarif Beban Akumulasi Nilai Kerja Penyusutan Penyusutan Buku

10.000.000 1 3.000 475 1.425.000 1.425.000 8.575.000 2 5.000 475 2.375.000 3.800.000 6.200.000 3 5.000 475 2.375.000 6.175.000 3.825.000 4 4.000 475 1.900.000 8.075.000 1.925.000 5 3.000 475 1.425.000 9.500.000 500.000

Seandainya pada tahun pertama digunakan 20.000 jam kerja, maka beban penyusutannya adalah : 20.000 x Rp. 475,- = Rp. 9.500.000,-

b. Metode jumlah unit produksi

Dasar perhitungan menurut metode ini hampir sama halnya dengan metode jam jasa. Perbedaannya hanya terletak pada satuan ukurannya, yaitu jumlah unit produksi.

Berdasarkan data contoh sebelumnya, maka perhitungan beban penyusutannya adalah :

Biaya perolehan - Nilai Residu Penyusutan per jam =

Taksiran total produk

Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000

r = = Rp. 38,- per unit 250.000

Tabel 2.6

Penyusutan Menurut Metode Jumlah Unit Produksi

Tahun Unit Tarif Beban Akumulasi Nilai Produksi Penyusutan Penyusutan Buku

10.000.000 1 70.000 38 2.660.000 2.660.000 7.340.000 2 50.000 38 1.900.000 4.560.000 5.440.000 3 40.000 38 1.520.000 6.080.000 3.920.000 4 50.000 38 1.900.000 7.980.000 2.020.000 5 40.000 38 1.520.000 9.500.000 500.000 250.000 Rp.9.500.000

Seandainya pada tahun pertama diproduksi 250.000 unit, maka beban penyusutannya adalah : 250.000 x Rp. 38,- = Rp. 9.500.000,-

ad. c. Berdasarkan kriteria lain

Metode ini merupakan kumpulan dari beberapa metode sebelumnya, dimana metode ini terdiri dari :

a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok

Perusahaan biasanya mempunyai berbagai jenis aktiva tetap dengan berbagai ragam bentuk, harga perolehan, lokasi, masa manfaat, nilai residu dan sebagainya, sehingga bila dihitung satu persatu akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan metode penyusutan :

1. Metode kelompok

Aktiva yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokkan atas kesamaan jenis, sifat dan manfaatnya. Untuk menentukan besarnya penyusutan tiap periode terlebih dahulu ditentukan tarif penyusutannya. Tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva tetap dalam kelompok itu dan dikaitkan dengan harga perolehannya.

Contoh penyusutan metode kelompok:

Dibeli 100 mesin yang serupa dengan masa manfaat yang ditaksir 5 tahun dibeli pada tahun 2003 dengan total harga perolehan Rp.200.000.000,-. Dari kelompok ini 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke empat (2006), 40 pada akhir tahun kelima (2007) dan 30 sisanya pada akhir tahun keenam (2008). Beban penyusutan 20%, beban penyusutannya Rp.400.000 per mesin per tahun,

dalam empat tahun pertama digunakan 100 tahun-mesin, dan beban penyusutan tahunannya adalah Rp. 40.000.000,- pada tahun kelima ketika hanya 70 mesin yang beroperasi bebannya adalah:

Tabel 2.7

Penyusutan Menurut Metode Kelompok

(Rp) (000) Tahun penyusutan Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan

Nilai Buku

20% Debet Kredit Saldo Debet Kredit Saldo Aktiva

200.000 200.000 200.000 1 40.000 200.000 40.000 40.000 160.000 2 40.000 200.000 40.000 80.000 120.000 3 40.000 200.000 40.000 120.000 80.000 4 40.000 60.000 140.000 60.000 40.000 100.000 40.000 5 28.000 80.000 60.000 80.000 28.000 48.000 1.200 6 12.000 60.000 60.000 12.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

2. Metode jenis dan kelompok

Metode ini digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva-aktiva yang tidak sejenis, berbeda sifat dan masa manfaatnya. Aktiva-aktiva tersebut kemudian digabungkan untuk mencari umur rata-rata.

Contoh penyusutan dengan metode jenis:

Tiga aktiva A, B, C, mempunyai perolehan, nilai sisa dan umur ekonomis yang berbeda-beda sbb:

Aktiva Harga Nilai

H.

Perolehan Taksiran Penyusutan Perolehan Sisa di susutkan Umur Per Tahun

A 200.000 12.000 188.000 400 47.000 B 600.000 30.000 570.000 600 95.000 C 1.200.000 120.000 1.080.000 1.000 108.000 2.000.000 162.000 1.838.000 250.000

Rp. 250.000

Penyusutan per tahun = x 100% = 12,5 % Rp. 2.000.000

b. Metode anuitas

Menurut metode ini nilai uang pada saat sekarang lebih besar dari pada masa yang akan datang sehingga aktiva tetap tersebut akan bertambah nilainya berdasarkan tingkat bunga tertentu.

Metode ini biasanya dipakai untuk analisa, investasi atau proyek untuk kepentingan manajemen. Beban penyusutannya dihitung dengan memakai label bunga majemuk. Metode ini jarang dipakai dalam praktek.

Biaya Perolehan – PV Nilai Residu Beban penyusutan =

PVIFni

PVIFni : Present value dari anuitas selama taksiran umur pada tingkat bunga tertentu

Contoh:

Perelatan dibeli seharga Rp.800.000.- dengan nilai residu Rp.67.338.- tingkat bunga 10%. Taksiran umur manfaat 5 tahun, maka :

= 800.000-(67.388 x 0.620921*) = 200.000.-

*) Present value nilai selama 5 tahun pada tingkat bunga 10% yaitu sebesar 0.62092.

**) Present value dari anuitas selama 5 tahun pada tingkat bunga 10% yaitu sebesar 3.7908.

Tabel 2.9

Tabel Present Value of Rp. 1,-

1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 1 0.99010 0.98039 0.97007 0.96154 0.95238 0.94340 0.93458 0.92593 0.91743 0.90909 2 0.98030 0.96117 0.94260 0.92456 0.90703 0.89000 0.87344 0.85734 0.84168 0.82645 3 0.97059 0.94232 0.91514 0.88900 0.86384 0.83962 0.81630 0.79383 0.77218 0.75131 4 0.96098 0.92385 0.88849 0.85480 0.82270 0.79209 0.76290 0.73503 0.70843 0.68301 5 0.95147 0.90573 0.86261 0.82193 0.78353 0.74726 0.71299 0.68058 0.64993 0.62092 6 0.94204 0.88797 0.83748 0.79031 0.74622 0.70496 0.66634 0.63017 0.59627 0.56447 7 0.93272 0.87506 0.81309 0.75992 0.71068 0.66506 0.62275 0.58349 0.54703 0.51316 8 0.92348 0.85349 0.78941 0.73069 0.67684 0.62741 0.58301 0.54027 0.50187 0.46651 9 0.91434 0.83675 0.76642 0.70259 0.64461 0.59190 0.54393 0.50025 0.46043 0.42410 10 0.90529 0.82035 0.74409 0.67556 0.61391 0.55839 0.50835 0.46319 0.42241 0.38554 Tabel 2.10

Tabel Present Value of An Annuity of Rp. 1,-

1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

1 0.99010 0.9804 0.9709 0.9615 0.9524 0.9434 0.9346 0.9259 0.7174 0.9091

2 1.9704 1.9416 1.9135 1.8861 1.8594 1.8334 1.8080 1.7833 1.7591 1.7355

3 2.9410 2.8839 2.8286 2.7751 2.7232 2.6730 2.6243 2.5771 2.5313 2.4868

5 4.8535 4.7134 4.5797 4.4518 4.3295 4.2123 4.1002 4.9927 3.8896 3.7908 6 5.7955 5.6014 5.4172 5.2421 5.0757 4.9173 4.7665 4.6229 4.4859 4.3553 7 6.7282 6.4720 6.2302 6.0020 5.7863 5.5824 5.3893 5.2064 5.0329 4.8684 8 7.6517 7.3254 7.0196 6.7327 6.4632 6.2098 5.9713 5.7466 5.5348 5.3349 9 8.5661 8.1622 7.7861 7.4353 7.1078 6.8017 6.5152 6.2459 5.9852 5.7590 10 9.4714 8.9825 8.5302 8.1109 7.7217 7.3601 7.0236 6.7101 6.4176 6.1446 Tabel 2.11

Penyusutan Menurut Metode Annuitas

Tahun Penyusutan Interest Akumulasi Akumulasi Nilai Revenue Penyusutan Penyusutan Buku

10% Per tahun 800.000 1 200.000 80.000 120.000 120.000 680.000 2 200.000 68.000 132.000 252.000 548.000 3 200.000 54.800 145.200 397.200 402.800 4 200.000 40.280 159.720 556.920 243.800. 5 200.000 24.308 175.692 732.612 67.388 c. Metode Persediaan

Metode persediaan digunakan untuk menilai aktiva tetap yang bernilai kecil. Aktiva tetap akan dinilai pada setiap akhir periode akuntasi pada kondisinya yang sekarang, melalui persentase keusangan dari aktiva yang digunakan atau melalui penilaian pihak luar. Metode ini dinilai tidak sistematis dan rasiomal karena tidak ada seperangkat formula yang dipakai dan juga sulit untuk menentukan nilai sesungguhnya aktiva tetap pada akhir periode.

Contoh :

Pembelian aktiva tetap pada awal tahun 1999 adalah sebesar Rp. 2.500.000,- dan taksiran nilai aktiva tetap itu pada akhir tahun adalah Rp. 1.400.000,- maka penyusutannya adalah sebesar Rp. 1.100.000,- dan dijurnal:

Beban Penyusutan Rp. 1.100.000

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp.1.100.000

Dokumen terkait