• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Ebek 1.875.000 250 unit b. Oven 1.000.000 2 unit c. Wajan 2.400.000 6 unit d. Sarang 5.200.000 400 unit e. Kaleng 72.000.000 7.200 unit

f. Dorongan (roling) 800.000 4 unit

g. Jaring 300.000 6 unit

h. Bak (tempat adonan) 400.000 8 unit

i. Ember Kecil 100.000 10 unit

j. Ember Besar 160.000 8 unit

k. Timbangan 1.500.000 3 unit

l. Corong 40.000 6 unit

m.Keranjang 140.000 20 unit

5. Modal kerja 1 tahun 428.958.000

8-10), sedangkan biaya penyusutannya adalah sebesar Rp.83.043.000,00 per tahun (Lampiran 11). Adapun biaya Kerupuk SKS terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komponen Biaya Kerupuk SKS Pondok Labu Per Tahun. No Komponen Biaya Jumlah (Rp)

Tahun 1 Tahun 2,3,4 dan 5

1 Biaya gaji tetap 110.000.000 110.000.000

2 Biaya tidak tetap 428.958.000 428.958.000

3 Biaya penyusutan 83.043.000 83.043.000

4 Biaya angsuran 20% 44.562.900 44.562.900

5 Biaya bunga 35.650.320 35.650.320

6 Biaya zakat 0 8.014.180

Total Biaya 702.214.220 710.228.400

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah

5.7.3. Manfaat

Manfaat Usaha Kerupuk SKS diperoleh dari nilai penjualan kerupuk dengan total produksi sebanyak 15.000 keping per hari dengan harga jual Rp.300,00 perbijinya, dengan asumsi produksi yang gagal sebesar 2% (Lampiran 12). Perincian pemasukan Usaha Kerupuk SKS dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pemasukan Kerupuk SKS Pondok Labu Per Tahun

No Komponen Harga (Rp)/ Keping

Jumlah Terjual/

Keping Jumlah (Rp)

1 Manfaat (Rp) 300 3.528.000 1.058.400.000

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan Tabel 7, bahwa pemasukan Usaha Kerupuk SKS per tahun adalah sebesar Rp. 1.058.400.000,00. Setelah dikurangi pajak, angsuran, bunga, zakat dan penyusutan maka akan didapat keuntungan sebesar Rp.320.567.202,00

pada tahun 1, sedangkan untuk tahun 2,3,4 dan 5 adalah sebesar Rp. 312.553.022,00 (Lampiran 14). Ikhtisar Rugi/ Laba Usaha Kerupuk SKS dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Ikhtisar Rugi/ Laba Usaha Kerupuk SKS pada Tahun 2006

No Uraian Tahun 1 2,3,4 dan 5 1 Pendapatan (Rp) 1.058.400.000 1.058.400.000 2 Pengeluaran (Rp) a. Biaya Operasional (Rp) 428.958.000 428.958.000 b. Biaya gaji (Rp) 110.000.000 110.000.000 c. Penyusutan (Rp) 83.043.000 83.043.000 d. Angsuran 20% 44.562.900 44.562.900 e. Biaya Bunga 35.650.320 35.650.320 f. Pajak 10% (Rp) 35.618.578 35.618.578 Laba sesudah pajak (Rp) 320.567.202 320.567.202

3 Zakat 2,5% 0 8.014.180

3 Rugi/ Laba (Rp) 320.567.202 312.553.022 Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

5.7.4. Hasil Analisis Kelayakan Finansial 5.7.4.1. Hasil Analisis (30%Modal Pinjaman)

Perhitungan modal pinjaman 30% dari investasi sebesar Rp. 742.715.000,00 adalah sebesar Rp.222.814.500,00 biaya bunga sebesar Rp.35.650.320,00 (bunga bank dikalikan dengan pinjaman 30%). Angsuran pokoknya sebesar 20% yaitu Rp.44.562.900,00 per tahun selama 5 tahun, adapun hasil analisisnya terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Kerupuk SKS (Modal Pinjaman 30%) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.641.202.052 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,90% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period (PP) 1 Thn 9 Bln 4 Hari

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Hasil analisis kelayakan investasi pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa usaha ini memiliki nilai NPV sebesar Rp.641.202.052,00 yang berarti usaha ini akan menerima keuntungan sebesar Rp.641.202,00 juta selama 5 tahun menurut nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 24,90% yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena mempunyai tingkat return yang lebih tinggi. Nilai Net B/C Ratio adalah sebesar 1,18 yang berarti setiap pengeluaran Rp.1,00 akan memberikan keuntungan sebesar Rp.0,18 (Lampiran 15).

Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel 9 dimana NPV bernilai positif, Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha pada pinjaman 30% layak untuk diusahakan.

Hasil analisis payback period-nya menjelaskan bahwa usaha ini akan mengembalikan investasi dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Sedangkan untuk hasil perhitungan payback period-nya terdapat pada (Lampiran 71).

Analisis BEP digunakan untuk melihat keadaan dimana jumlah manfaat (penerimaan biaya) sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya), dengan kata lain keadaan dimana usaha ini tidak mendapatkan laba dan juga tidak menderita kerugian. Perhitungan BEP pada usaha ini ditinjau berdasarkan harga jual dan volume produksi. Hasil perhitungan analisis Break Event Point (BEP) terdapat pada Tabel 10.

Tabel 10. Break Event Point (BEP) Usaha Kerupuk SKS

No Keterangan Jumlah

1 Total Biaya Produksi (Rp)/Tahun 742.715.000

2 Total Produksi/Tahun 3.528.000

3 BEP Harga Jual (Rp) 210

4 Harga Jual Produk (Rp) 300

5 BEP Volume Produksi/ Tahun 2.475.717 Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis BEP pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengalami pulang pokok pada saat volume produksi atau penjualan mencapai 2.475.717 keping atau penerimaan sebesar total biaya produksi yaitu Rp.742.715.000,00 per tahun dan dengan BEP harga jual sebesar Rp.210,00 per keping (Lampiran 5).

Berdasarkan hasil analisis Return On Investement pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa kemampuan mengembalikan investasi untuk setiap pengeluaran modal investasi sebesar Rp.1.000,00 akan diperoleh pengembalian suatu investasi sebesar Rp.580,00 pada tahun pertama. ROI pada tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima menurun menjadi Rp.570,00 karena adanya zakat sebesar 2,5%.

Tabel 11. Return On Investement (ROI) Kerupuk SKS (Modal Pinjaman 30%) No Uraian Tahun 1, 2,3,4,5 1 Manfaat Bersih 428.565.426 420.551.246 2 Investasi 742.715.000 742.715.000 3 ROI (%) 0,58 0,57

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa penggunaan modal investasi dengan modal pinjaman 30% dalam usaha ini telah digunakan dengan efisien. Hal ini telah, ditunjukan dengan nilai ROI yang besar sampai tahun ke-5.

5.7.4.2. Hasil Analisis (100% Modal Sendiri)

Perhitungan kelayakan finansial usaha ini diperoleh dari data hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran kas biaya. Manfaat bersih setelah pajak ditambah penyusutan kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga investasi sebesar 16% yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit investasi Bank Umum periode 2001-2006 (Lampiran 3). Adapun hasil perhitungan kelayakan finansial Kerupuk SKS adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari kelayakan investasi yang meliputi NPV, IRR, dan Net B/C Ratio, diperoleh dari hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran kas biaya. Manfaat bersih setelah pajak kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga investasi sebesar 16% sedangkan untuk perhitungan Payback Period didasarkan pada data cashflow sehingga Payback Period tidak dijadikan sebagai hasil untuk menentukan layak atau tidaknya usaha, akan tetapi hanya digunakan sebagai waktu pengembalian investasi, hasil analisisnya terdapat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.791.515.216 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,78% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,25 Layak

4 Payback Period (PP) 1 thn 7 bln 2 hari

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial pada Tabel 12, menyatakan bahwa usaha ini memiliki NPV sebesar Rp.791.515.216 yang berarti bahwa usaha ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp.791.515.216 selama 5 tahun menurut nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 25,78% yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena mempunyai kemampuan memperoleh tingkat return yang lebih tinggi. Nilai B/C Ratio sebesar 1,25 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan, akan memberikan keuntungan sebesar Rp.0,25 (Lampiran 43).

Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel 12 dimana NPV bernilai positif, Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha ini layak untuk diusahakan.

Hasil dari analisis payback period (PP) menunjukan bahwa untuk mengembalikan nilai investasi sebesar Rp.742.715.000,00 memerlukan waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari (Lampiran 73).

Pada metode ROI menunjukan bahwa pengembalian atau modal investasi dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi dengan besarnya biaya modal investasi, adapun hasil perhitungan ROI terdapat pada Tabel 13.

Tabel 13. Return On Investement (ROI) Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Uraian Tahun

1, 2,3,4,5

1 Manfaat Bersih 475.802.100 465.983.123

2 Investasi 742.715.000 742.715.000

3 ROI (%) 0,64 0,63

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis Return On Investement pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa kemampuan mengembalikan investasi untuk setiap pengeluaran modal investasi sebesar Rp.1.000,00 akan diperoleh pengembalian suatu investasi sebesar Rp.640,00 pada tahun pertama. ROI pada tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima menurun menjadi Rp.627,00 karena adanya zakat sebesar 2,5%.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa pengunaan modal investasi dalam usaha ini telah digunakan dengan efisien. Hal ini, ditunjukan dengan nilai ROI yang besar sehingga perusahaan mengembalikan investasinya dengan cepat.

5.8. Analisis Sensitivitas

Berdirinya Usaha Kerupuk SKS ini dimaksudkan agar masyarakat selaku konsumen dapat membeli dan mengkonsumsi kerupuk secara aman. Hal ini

sebagai suatu strategi yang dilakukan melihat banyaknya tingkat persaingan, dalam dunia bisnis persaingan selalu ada dengan kekuatan bersaing didominasi oleh adanya kekuatan daya beli, pemasok, dan produk substitusi. Tidak menutup kemungkinan usaha Kerupuk SKS tidak ada pesaing, pesaing usaha ini cukup kuat diantaranya persaingan pasar dengan jenis produk kerupuk yang lain. Akibat adanya persaingan pasar, maka terjadi penurunan harga jual yang akan berpengaruh terhadap panurunan penerimaan. Dalam analisis sensitivitas, penulis mengasumsikan penurunan penerimaan sebesar 10% yang dipertimbangkan dengan banyaknya pesaing dan biaya diasumsikan tetap.

Pengaruh dari faktor inflasi dalam analisis usaha sangat penting dan berdampak langsung terhadap biaya khususnya biaya operasional. Untuk melakukan analisis sensitivitas, penulis mengasumsikan bahwa yang berpengaruh terhadap pada usaha ini adalah penurunan penerimaan 10% adanya faktor persaingan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20% karena belum stabilnya ekonomi di Indonesia.

5.8.1. Analisis Sensitivitas (30% Modal Pinjaman)

Pada analisis sensitivitas Usaha Kerupuk SKS variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi penurunan penerimaan sebesar 10%, dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan kondisi 30% modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya

hasil tersebut dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis sensitivitas 30% modal pinjaman terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.335.050.407 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 22,59% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,06 Layak

4 Payback Period (PP) 2 thn 3 bln 4 hr

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 14, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 16). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2 tahun 3 bulan 4 minggu. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada batasan 15,8% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 15,8% maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis sensitivitas batas penerimaan turun 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 76.

Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Tapioka Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.474.588.912 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 23,49% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,11 Layak

4 Payback Period 2 thn 1 bln 4 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 15, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 17). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas kenaikan biaya operasional pada tepung terigu 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 16. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Minyak Goreng Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.636.203.657 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,86% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 7 hari

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 16, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 18). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 7 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 17. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Minyak Tanah Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.639.813.609 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,89% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 4 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 17, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 19). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 18. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Terigu Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.627.317.623 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,80% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 11 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 18, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 20). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 30% modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut dikombinasikan antara variabel penurunan pendapatan sebesar 10% dengan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

dan tepung terigu sebesar 20%. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan analisis sensitivitas 30% modal pinjaman terdapat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Kombinasi Aanalisis Sensitivitas 30% Modal Pinjaman

Komponen Hasil Analisis Sensitivitas 30% Modal Pinjaman

NPV (Rp) IRR

Net B/C Ratio

Layak/

Tidak Layak Payback Period

A. 30% Modal Pinjaman 641,202,052 24.90 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr a. Pendapatan -10% 335,050,407 22.59 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr b. Tepung Tapioka +20% 474,588,912 23.49 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr c. Minyak Goreng +20% 636,203,657 24.86 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr d. Minyak Tanah +20% 639,813,609 24.89 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr e. Tepung Terigu +20% 627,317,623 24.80 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr B. Kombinasi a+b 168,437,267 21.06 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 1 Hr a+c 330,052,013 22.52 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr a+d 333,661,964 22.57 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr a+e 321,165,979 22.40 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 14 Hr b+c 469,590,518 23.44 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr b+d 473,200,469 23.48 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr b+e 460,704,483 23.35 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 7 Hr c+d 634,815,215 24.85 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr c+e 622,319,229 24.76 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr d+e 625,929,180 24.79 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr a+b+c 163,438,873 20.94 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8Hr a+b+d 167,048,825 21.03 1.00 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr a+b+e 154,552,839 20.72 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 16 Hr a+c+d 328,663,570 22.50 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr a+c+e 316,167,585 22.33 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 18 Hr b+c+d 468,202,075 23.43 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr b+c+e 455,706,089 23.31 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr c+d+e 620,930,786 24.75 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 14 Hr a+b+c+d 162,050,430 20.91 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8 Hr

a+b+c+e 149,554,445 20.59 0.99 Tidak Layak 2Thn, 8 Bln 23 Hr

b+c+d+e 454,317,646 23.29 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr

Berdasarkan hasil kombinasi analisis sensitivitas 30% Modal Pinjaman pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat dari nilai bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Usaha ini tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar 10% dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tiga dan empat variabel meliputi tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu. Dengan demikian, hasil kombinasi antara penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu sebesar 20% berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 15-42).

5.8.2. Analisis Sensitivitas (100% Modal Sendiri)

Pada analisis sensitivitas Usaha Kerupuk SKS variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi penurunan penerimaan sebesar 10%, dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan kondisi 100% modal sendiri, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis sensitivitas 100% modal sendiri terdapat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.485.363.572 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 23,70% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,12 Layak

4 Payback Period (PP) 1 thn 11 bln 23 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 20, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 44). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 11 bulan 23 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada batasan 20% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 20% maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis sensitivitas batas penerimaan turun 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 75.

Tabel 21. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Tapioka Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.624.902.077 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,90% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,17 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 11 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 21, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 45). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 22. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Minyak Goreng Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.786.516.822 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,75% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,24 Layak

4 Payback Period 1 thn 7 bln 2 hari

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 22, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 46). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 23. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Minyak Tanah Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.790.126.774 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,77% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,25 Layak

4 Payback Period 1 thn 7 bln 2 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 23, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 47). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 24. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Terigu Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.777.630.778 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,70% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,24 Layak

4 Payback Period 1 thn 3 bln 6 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 24, dapat diketahui bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 48). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 3 bulan 6 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 100%

Dokumen terkait