• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralatan dalam Studio Rekaman

Dalam dokumen RANCANGAN MODUL 5 TEKNIK AUDIO VIDEO (Halaman 61-68)

Materi 4. Studio Rekaman

4.1. Peralatan dalam Studio Rekaman

Produksi sebuah media audio profesional, proses rekaman dilakukan dalam sebuah studio rekaman. Studio rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses rekaman. Peralatan yang umum ada dalam sebuah studio rekaman:

4.1.1. Mikrofon

Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah gelombang suara diudara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensitifitasnya, mikrophon dibeda-kan menjadi dua, yaitu omni directional dan uni directional.

4.1.2. Mixer Console

Istilah lain untuk mixer console, audio mixer,soundboard. Seiring perkem-bangan teknologi kini ada juga mixer console digital, seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.

(a) (b)

Gambar 4.2. (a) analog audio analog: (b) digital audio digital

Secara umum audio mixer memiliki beberapa channel input dan jumlahnya tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya terdiri atas:

a. Terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA.

b. Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuansi jangkauan, misalnya bass, treble, dan middle.

c. Fader Gain, mengatur kuat lemahnya volume masukkan d. Kontrol keluaran Utama (Master Output Controls)

e. Tampilan Meter, biasanya berupa VU meter atau Led display, yang berguna menunjukkan level setiap Channel input maupun master output.

4.1.3. Speaker Monitor

Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhan mixing/mastering, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4.3. Speaker Monitor

4.1.4. Open Reel

Open Reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk melakukan perekaman analog. Selain itu, open reel juga digunakan sebagai alat untuk editing. Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada produksi audio digital, alat ini sudah jarang digunakan.

Gambar 4.4. Alat recording Open Reel

4.1.5. Digital Audio Workstation

Digital Audio Workstation adalah perangkat yang digunakan khusus untuk proses rekaman audio digital. Perangkat ini pada dasarnya sebuah kompu-ter yang dapat melakukan fungsi perekaman, synthesizer, digital to analog converter (DAC), analog to digital converter (ADC), mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsifungsinya, komputer harus memiliki perangkat ke-ras dan perangkat lunak tambahan yaitu:

a. Audio Coverter

Pada prinsipnya audio converter ini mempunyai fungsi utama sama de-ngan sebuah sound card, meskipun demikian audio converter yang di-maksud berbeda dengan sound card pada komputer biasa. Fungsi-fung-si audio converter ini, diantaranya:

1) Synthesizer. 2) MIDI interface.

3) Pengonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikropon.

4) Pengonversi data dari digital keanalog. b. Multitrack Audio Software

Multitrack Audio Software adalah perangkat lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman (recording). Selain itu, perangkat lunak ini juga mem punyai fasiltas untuk editing dan mixing suara. Ada beberapa perangkat lunak ini, misalnya:

1) Digidesign Pro Tools

2) Cool Edit, sekarang menjadi Adobe Audition. 3) Cakewalk Sonar

4) Steinberg Nuendo dan Cubase

4.1.6. Tape Recorder

Alat rekam ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang dipe-roleh berupa data analog. Selain dapat merekam tape, recorder juga dapat memutar kaset audio.

Gambar 4.1. Tape Recorder

4.1.7. Digital Portable Recorder

Perangkat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.

Gambar 42. digital portable recorder

4.1.8. Studio Rekaman Digital

Digital Audio Workstation (DAW) adalah sebuah sistem rekaman berbasis komputer yang di rancang untuk menggantikan studio rekaman tradisional. DAW memiliki segala kemampuan dari studio rekaman tradisional seperti multi track recording dan playback, juga penggunaan berbagai macam fx untuk mixing seperti compressor, reverb, dan EQ. DAW modern memiliki kemampu-an ykemampu-ang tak dimiliki oleh sistem studio rekamkemampu-an masa lalu seperti kemampukemampu-an undo, non destructive editing, vocal correction, drum replacement, amp simu-lator.

Studio berbasis DAW terdiri atas 5 komponen utama yaitu: 1. Komputer

Komputer berfungsi sebagai “host”dari Multi Track Software, dan Audio Converter. Komputer juga menyediakan processing power yang diperlukan untuk operational audio dan plug in. Komputer untuk DAW memiliki spesifi-kasi yang berbeda dengan kebanyakan Komputer kantoran atau game. Beberapa spesifikasi tambahan adalah:

a. Tingkat kebisingan yang rendah

b. Operating System yang di set untuk penggunaan software audio c. Hard Disk yang memiliki cluster size lebih besar

2. Multi Track Software.

Multi Track Software adalah perangkat yang digunakan untuk memproses data hasil rekaman. Biasanya sudah dilengkapi plug in seperti compressor, reverb, EQ, amp simulator, drum replacement. Beberapa Software yang banyak digunakan adalah: a. Pro Tools b. Cubase / Nuendo c. Sonar d. Digital Performer d. Logic 3. Audio Converter.

Berfungsi untuk merubah signal analog menjadi digital, juga kebalikannya yaitu digital menjadi analog. Converter yang dimaksud disini berbeda de-ngan sound card kebanyakan yang sering dipakai untuk rumahan atau game. Perbedaan adalah:

a. Memiliki input yang lebih banyak untuk dapat merekam beberapa instru-ment secara bersamaan. Biasanya antara 4 hingga 12 input.

b. Bisa di link. Apabila satu buah converter tak mencukupi, maka beberapa buah converter dapat di link untuk menyediakan input yang lebih banyak. c. Dapat merekam dengan sample rate yang lebih tinggi.

d. Memiliki bit resolution / dynamic range yang lebih baik. Rata-rata converter audio saat ini memiliki noise floor sekitar – 115 dBFS.

e. Memiliki fitur “Free Latency Monitoring”. Fitur ini bisa diibaratkan seperti mixer yang berada di sound card, sehingga audio dikeluarkan lagi se-belum di proses oleh multi track software. Keuntungan nya adalah la-tency (keterlambatan) yang sangat kecil, bahkan terkadang tidak ada sama sekali. Dalam zero latency monitoring, yang di dengar adalah sig-nal sebelum diproses.

4. Microphone.

Berfungsi sebagai transducer yaitu merubah gelombang suara (sinyal akustik) di udara menjadi besaran tegangan dan pada mixer digital, besaran tegangan dirubah menjadi data digital oleh converter. Pembahasan mikrofon telah dibahas pada bagian sebelumnya

5. Speaker Monitor.

Yang dimaksud disini adalah speaker yang flat dan dirancang khusus untuk kebutuhan mixing/mastering. Speaker ini memiliki frequency response yang rata dari 30 Hz - 20 kHz dan menghasilkan suara detail dan apa adanya. Dengan kata lain, speaker jenis ini jujur dalam mereproduksi hasil mixing dengan menampilkan suara apa adanya dan juga menampilkan noise jika ada. Inilah yang diperlukan seorang Sound Engineer pada saat mixing, yaitu mendapatkan gambaran akurat dari frekuensi semua instrumen yang sedang di mixing. Apabila speaker yang digunakan untuk mixing tidak flat, maka telinga anda akan tertipu oleh speaker dan tidak dapat menentukan frekuensi yang akan diolah dengan tepat.

Dalam dokumen RANCANGAN MODUL 5 TEKNIK AUDIO VIDEO (Halaman 61-68)

Dokumen terkait