• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3. Peralatan

3.3.1. Mesin Bubut Konvensional

Pemesinan dilakukan pada mesin bubut konvensional Merk EMCO Tipe

Maximat V13 dapat dilihat pada Gambar 3.4. Spesifikasi dari mesin bubut

konvensional Merk EMCO Tipe Maximat V13 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Gambar 3.4. Mesin Bubut Konvensional Merk EMCO Tipe Maximat V13

Tabel 3.4. Spesifikasi Mesin Bubut Konvensional Merk EMCO Tipe Maximat V13

Daya 1,7/2,2 kW (2,3/3,0 hp)

Voltase (v) 220 380 440

Putaran (rpm) 1230 1500

Panjang pemesinan maksimum (mm) 850

Diameter Penjepit maksimum (mm) 158

Jumlah Putaran 16

Frekuensi (Hz) 50 60

Sumber: Data Mesin Politeknik Medan (2010)

3.3.2. Fixed Steady

Fixed Steady merupakan peralatan yang berfungsi untuk membuat lubang dudukan kepala lepas (tail stock) yang digunakan sebagai sumbu putar ketika benda

kerja berputar untuk melakukan pemesinan. Fixed Steady dapat dilihat pada Gambar

3.5.

3.3.3. Tool Holder

Tool holder merupakan peralatan yang digunakan sebagai pemegang pahat potong. Jenis tool holder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Merk Sandvick

dengan kode Tool Holder Sandvick Coromant Tipe DTGNR/L2020 M 16. Tool

holder yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Tool Holder Sandvick Coromant

Keterangan kode dari Tool Holder Sandvick Coromant Tipe DTGNR/L2020

M 16 adalah sebagai berkut:

D = Sisipan (insert) dipasang dengan penjepitan

T = Sisipan (insert) berbentuk segitiga (triangular)

G = Bentuk pemegang tipe G

N = Sudut bebas 0

R = Arah pahat ke kanan

o

2020 = Tinggi dan lebar gagang (shank) masing-masing 20mm

M = Panjang pemegang pahat 150 mm

16 = Ukuran sisipan 16 mm

3.3.4. Mikroskop USB Digital Rax Vision

Untuk mengambil data gambar keausan yang terjadi pada pahat setelah proses

pemesinan digunakan mikroskop USB Digital Rax Vision. Mikroskop ini dapat

memperbesar gambar hingga 200 kali pembesaran. Mikroskop USB Digital Rax

Vision dapat dilihat pada Gambar 3.7. Spesifikasi dari mikroskop USB Digital Rax dapat dilihat pada Lampiran 5.

Gambar 3.7. Mikroskop USB Digital Rax Vision

3.3.5. Scanning Electron Microscopy (SEM)

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron

digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu

Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Transmission Electron Microscopy

Scanning Electron Microscopy (SEM). Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan

obyek diamati secara tiga dimensi. Dalam Penelitian ini Scanning Electron

Microscopy seperti yang terlihat pada Gambar 3.8 digunakan untuk pengamatan munculnya lapisan putih (white layer) pada benda kerja.

Gambar 3.8. Scanning Electron Microscopy (SEM)

Spesifikasi dari peralatan Scanning Electron Microscopy (SEM) Merk

OXFORD dengan Tipe LEO 420i adalah sebagai berikut:

a. Model : 6599 e. Serial : 26911 – 1380 – 01

b. Det. Area : 10 mm2

c. Window : ATW 2 g. ATT. 2 : 0120113

f. ATT. 1 : 32CC38810

d. Resol : 133 ev h. Bias : -500 V

3.3.6. Mikroskop Optik

Mikroskop optik yang terlihat pada Gambar 3.9 digunakan untuk

memperhatikan perubahan struktur mikro dari benda kerja termesin. Spesifikasi dari

mikroskop optik antara lain:

a. Merk : NIKON - JAPANS

b. Model : MZ 445

c. Tipe : Sistem untuk Pembesaran Optik

d. Batas Pembesaran : 0,8 kali-3,5 kali ( Rasio Pembesaran: 4.4 : 1)

e. Objektif Tambahan : AL 0.5 kali dan 0.7 kali (optional)

Gambar 3.9. Mikroskop Optik 3.3.7. Microhardness Test

Peralatan microhardness test yang terlihat pada Gambar 3.10 digunakan untuk

menguji nilai perubahan kekerasan mikro dari benda kerja termesin.

Spesifikasi dari microhardness Test antara lain: a. Merk : ZWICK b. Model : 3202 c. Rentang pengukuran : 5-3000HV d. Gaya pengujian : -10, 25, 50, 100, 200, 300, 500, 1000gf e. Skala Vickers : HV001, HV0025, HV005, HV01, HV02, HV03, HV05 dan HV1

f. Pembesaran-pembesaran mengukur sistim : 400X, 100X

j. Sumber optis : 12V/ 20W

k. Persediaan daya : 220V/ 110V AC, 50Hz/ 60Hz

3.4 Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan utama dan hasil penelitian yang ingin diperoleh, yaitu

analisa untuk mendapatkan keutuhan sub-permukaan benda kerja termesin dari aspek

topografi maka metode pengamatan metalograpi dan pengukuran kekerasan dari

benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan langsung dengan

kondisi perlakuan pemesinan miring (oblique). Kondisi pemotongan dan pengambilan

data dilakukan dengan cara inkremental yaitu pengamatan langsung dilakukan pada

setiap segmen perlakuan dengan kondisi pemotongan yang ditentukan, yaitu dalam

hal ini variasi perlakuan pemotongan setiap laju pemotongan (v) terhadap kedalaman 46

potong (a) dan gerak makan (f) untuk memperoleh daerah moderat. Sedangkan cara

pengamatan tidak langsung diluar metode penelitian ini. Kondisi perlakuan

pemotongan diperlihatkan seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Metode Pemotongan Orthogonal dan Miring (Oblique)

3.4.1. Variabel yang diamati

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu laju pemotongan (v), gerak

makan (f), dan kedalaman potong (a). Sedangkan variabel terikat adalah sebagai

respon variabel yang diamati yaitu sebagai respon variabel yang diamati yaitu nilai

waktu pemotongan (tc) dan kekerasan Vickers (HV) permukaan benda termesin serta

lapisan putih (twl) yang terjadi.

Penetapan kondisi pemotongan disesuaikan dengan kemampuan pahat dan

mesin untuk pekerjaan pemesinan paduan baja keras dengan tingkat pemesinan

finishing.

3.4.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode

tinggi dengan tiga variabel bebas yaitu laju pemotongan (v), gerak makan (f), dan

kedalaman potong (a).

Pengkajian dilakukan dengan kriteria bahwa pencatatan kekasaran permukaan

akan dihentikan apabila pengukuran aus tepi pahat (VB) lebih besar atau sama

dengan 0,3 mm. Batas 0,3 mm diadopsi dari standar pengujian pahat tunggal pada

proses pembubutan mengikut ISO-3685 (1995). Desain pengujian dengan metode

CCF (Cubic Center Face) dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Desain Pengujian dengan Metode CCF

No v (m/min) f (mm/put) a (mm) 1 200,000 0,100 0,300 2 250,000 0,100 0,300 3 200,000 0,150 0,300 4 250,000 0,150 0,300 5 200,000 0,100 1,000 6 250,000 0,100 1,000 7 200,000 0,150 1,000 8 250,000 0,150 1,000 9 182.955 0,125 0,700 10 267.045 0,125 0,700 11 225,000 0,100 0,700 12 225,000 0,150 0,700 13 225,000 0,125 0,700 14 225,000 0,125 0,700 15 225,000 0,125 0,700 16 225,000 0,125 0,700 17 225,000 0,125 0,700 18 225,000 0,125 0,700 19 225,000 0,125 0,700 20 225,000 0,125 0,700 48

3.4.3. Rancangan Kegiatan Pemesinan

Untuk mendapatkan data karakteristik keutuhan sub-permukaan benda kerja

termesin pada proses pemotongan, maka kondisi pemotongan ditetapkan bervariasi.

Dengan menetapkan dan mengubah beberapa variabel kondisi pemotongan, seperti

kecepatan potong (v), gerak makan (f) dan kedalaman potong (a), maka akan

dihasilkan variabel terikat aus pahat (VB), waktu pemotongan (tc), perubahan

struktur mikro, pembentukan lapisan putih (white layer) dan perubahan kekerasan

benda kerja termesin. Permasalahan akibat getaran, gaya potong dan daya potong

serta jumlah panas akibat pemotongan yang terjadi diluar pembahasan ini.

Dimensi awal benda kerja yang digunakan adalah batang silinder dengan

diameter 75 mm dan panjang 245 mm. Serangkaian pekerjaan eksperimen untuk

melihat kemampuan pahat terhadap benda kerja dilakukan pemotongan benda kerja

dengan kondisi pemotongan seperti Tabel 3.5. Selanjutnya akan dilihat dan diambil

kondisi minimum dan maksimum dari masing-masing laju pemotongan (v). Setiap

kondisi pemesinan, pemotongan dimulai dari pinggir benda kerja dan berhenti apabila

aus tepi pahat (VB) mencapai 0,3 mm yang dianggap batas umur pahat atau nilai

kekasaran permukaan Ra = 1,6µm seperti yang telah dijelaskan diatas.

Tahapan pengambilan dan pengolahan data adalah:

1. Ukur geometri pahat atau gunakan data pihak pembuat pahat.

2. Set up mesin dan uji jalan kemudian hentikan uji jalan mesin.

3. Pasang benda kerja pada chuck mesin

5. Atur/sesuaikan putaran mesin dan gerak makan.

6. Jalankan mesin dan potong sekeliling permukaan luar benda kerja 2 × 0,5 mm untuk mendapatkan permukaan yang bersih.

7. Ganti pahat karbida dengan pahat CBN (Cubic Boron Nitride) sesuai

dengan yang direncanakan untuk dipakai pada penelitian.

8. Atur parameter pemotongan mesin dengan kondisi pemotongan pertama.

9. Jalankan mesin dan ukur waktu potongnya.

10. Periksa dan ukur aus tepi pahat dengan Mikroskop USB Digital Rax

Vision.

11. Catat/buat tabel untuk data yang diukur.

12. Ulangi pemotongan pada kondisi yang sama, Lakukan lagi langkah 9

sampai langkah 12. Pemotongan dihentikan bila aus tepi pahat (VB)

mencapai 0,3 mm yang dianggap batas umur pahat atau nilai kekasaran

permukaan Ra = 1,6 m.

13. Ganti pahat kedua kemudian atur kondisi pemotongan kedua lalu lakukan

lagi pengukuran seperti langkah 9 sampai langkah 12.

Ulangi langkah yang sama sampai kondisi pemotongan seperti pada Tabel

3.7 semuanya terpenuhi.

14. Untuk pengukuran dan pengamatan perubahan struktur mikro

(mikrostruktur), pembentukan lapisan putih (white layer) dan perubahan

kekerasan benda kerja termesin yang terjadi pada permukaan benda kerja 50

termesin, sampel diambil dari potongan permukaan benda kerja termesin

dari setiap kondisi pemotongan lalu dibentuk dan diproses sedemikian

rupa sehingga dapat diamati menggunakan mikroskop optik, Scanning

Electron Microscopy (SEM) dan microhardness test.

15. Analisa metalurgi sub-permukaan benda kerja termesin di tentukan oleh

kondisi pemotongan terbaik sesuai variasi pemotongan yang

direncanakan.

Proses pemesinan dilakukan dengan mesin bubut dengan set–up peralatan

seperti pada Gambar 3.12.

Keterangan gambar:

1. Pahat Potong

2. Benda kerja

3. Chuck

Gambar 3.12 Set-Up Mesin

3.4.4. Kerangka Konsep Penelitian

Untuk memperoleh jawaban dan pencapaian tujuan penelitian ini maka

kerangka konsep penelitian dan pemesinan ini digambarkan secara skematik seperti

yang terlihat pada Gambar 3.13. 3

Gambar 3.13 Kerangka Konsep Penelitian

Pakar-pakar pemesinan merekomendasikan Pemesinan Laju Tinggi, Pemesinan Keras dan Pemesinan Kering.

Membandingkan antara kecepatan potong (v), gerak makan (f), kedalaman potong (a) dan keausan pahat (VB) terhadap nilai kekerasan benda kerja

Mulai

Permasalahan :

Isu strategis industri pemotongan logam.

Produktifitas tinggi :

1. Pemesinan laju tingg (PLT) : V >>> 2. Pemesinan keras : HRC >>>

Keselamatan lingkungan :

Pemesinan kering, cairan pemotongan <<<

Variabel terikat :

1. HV= kuantitatif

2. Perubahan mikrostuktur (microstructure alteration) pembentukan lapisan putih (white layer) = kualitatif

Variabel bebas :

v,f,dan a = konstan

Cairan Pemotongan (-) = konstan

AISI 4140, CBN (Tipe CB 7015) = konstan Keausan Pahat = konstan

Tebal Sampel (t) = konstan Bubut = konstan

Hasil yang diperoleh adalah perumusan keutuhan sub – permukaan :

Metalurgi sub – permukaan (surface metallurgy) atau sub – permukaan yang meliputi : 1. Perubahan kekerasan mikro (microhardness alteration),

2. Perubahan struktur mikro (microstructure alteration), dan 3. Pembentukan lapisan putih (white layer).

Selesai

Dokumen terkait