• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN USAHA PENGGILINGAN PADI KASUS

4. Peralatan Produks

Peralatan lain yang dimiliki oleh usaha penggilingan padi adalah timbangan, mesin jahit karung, mesin pres plastik, dan tester kadar air gabah atau beras. Peralatan ini bersifat pelengkap bagi suatu usaha penggilingan padi. Semakin besar atau semakin banyak aktivitas usaha yang dilakukan oleh suatu

Ruangan Penyimpanan Gabah (Sebelum diisi)

Ruangan Penyimpanan Gabah (Setelah diisi)

Ruangan Tempat Cerobong dan Blower

Ruangan Tempat Pembakaran

penggilingan padi maka akan semakin banyak peralatan pelengkap yang dibutuhkan. Berikut adalah jenis peralatan yang biasanya digunakan oleh usaha penggilingan padi kasus pada penelitian ini.

Tabel 14 Peralatan pada masing-masing usaha penggilingan padi kasus Jenis PB. Doa Sepuh PB. Laksana Jaya PB. Jembar Ati

Timbangan 1 4 6 Alat Penjahit Karung - 1 2 Alat Pres Plastik - - 1 Cera tester - - 2

Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa timbangan merupakan peralatan yang selalu ada di setiap usaha penggilingan padi. Keberadaan timbangan sangatlah dibutuhkan bagi usaha penggilingan padi untuk menentukan berat dari setiap input dan output usaha. Namun, terlihat bahwa usaha penggilingan padi PB. Jembar Ati memiliki timbangan lebih banyak dari pada kedua usaha lainnya.

PB. Doa Sepuh memiliki satu buah timbangan dengan kapasitas 110 kg. Jenis timbangan ini berbeda dengan yang dimiliki oleh kedua usaha lainnya, yaitu jenis timbangan gantung. Volume beras yang akan ditimbang dan kemudahan dalam penggunaannya menjadi alasan bagi PB. Doa Sepuh untuk menggunaknan timbangan jenis ini. PB. Laksana Jaya memiliki empat buah timbangan mekanik dengan kapasitas 150 kg dan 500 kg masing-masing satu unit dan lainnya memiliki kapasitas berat maksimal 300 kg. Sedangkan PB. Jembar Ati memiliki enam buah timbangan dengan kapasitas yang berbeda-beda, yaitu dua buah timbangan dengan kapasitas 150 kg dan empat lainnya memiliki kapasitas 500 kg.

Gambar 19 Jenis timbangan mekanik pada usaha penggilingan padi kasus Berbeda dengan timbangan, mesin penjahit karung hanya dimiliki oleh PB. Laksana Jaya dan PB. Jembar Ati. PB. Doa Sepuh tidak memiliki mesin ini karena aktivitas bisnisnya tidak melakukan proses pengemasan beras seperti yang dilakukan oleh kedua usaha lainnya. Sedangkan alat pres plastik dan tester kadar

air gabah atau beras hanya dimiliki oleh PB. Jembar Ati. Hal ini disebabkan karena usaha penggilingan PB. Jembar Ati melakukan aktivitas pengepakan dengan menggunakan plastik sehingga diperlukan alat pres plastik agar beras dapat tertutup aman di dalam plastik. Walaupun PB. Laksana Jaya juga melakukan pengemasan namun hanya dengan menggunakan karung plastik sehingga alat pres plastik tidaklah diperlukan.

Cera tester hanya dimanfaatkan oleh PB. Jembar Ati untuk mengetahui

kadar air gabah dan beras yang akan dibeli. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga dari gabah atau beras yang akan dibeli karena kadar air merupakan salah satu indikator kualitas dari gabah atau beras. Selain itu, cera tester juga berfungsi untuk mengetahui kadar air gabah yang telah dikeringkan apakah telah memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut, yaitu proses penggilingan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, PB. Laksana Jaya juga melakukan aktivitas pembelian gabah namun usaha ini tidak menggunakan cera tester untuk mengetahui kadar air dari gabah. Bapak H. Asep beranggapan beliau mampu mengukur kadar air gabah dan akan selalu belajar untuk hal tersebut sehingga beliau tidak perlu menyediakan cera tester untuk kepentingan usahanya.

Gambar 20 Peralatan tambahan aktivitas usaha penggilingan padi kasus 5. Tenaga Kerja

Aktivitas pengusahaan penggilingan padi merupakan aktivitas padat karya karena melibatkan banyak tenaga kerja di dalamnya. Oleh sebab itu, di pedesaan adanya aktivitas penggilingan padi dianggap mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. Peran tenaga kerja dibutuhkan oleh usaha penggilingan padi dalam berbagai aktivitas mulai dari aktivitas yang berhubungan dengan pembelian gabah, proses konversi gabah menjadi beras dan hasil sampingnya atau disebut juga aktivitas produksi penggilingan, hingga aktvitas penjualan output penggilingan kepada pelanggan.

Pada aktivitas pembelian gabah, tenaga kerja dibutuhkan dalam proses kemas, timbang, dan angkut gabah dari tempat pembelian gabah ke tempat penggilingan serta membongkarnya. Jumlah tenaga kerja dapat bervariasi tergantung pada jumlah gabah yang dibeli. Semakin banyak gabah yang dibeli maka akan semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada aktivitas penggilingan, tenaga kerja diperlukan untuk memindahkan gabah masuk atau keluar dari mesin penggilingan sampai dengan mengemas beras ke dalam karung yang kemudian akan didistribusikan ke tempat pengolahan beras. Begitu pula

dengan aktivitas pengolahan beras serta pengemasan beras, tenaga kerja diperlukan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat di dalam beras sehingga diperoleh beras yang bersih yang kemudian dikemas di dalam karung atau plastik dan siap didistribusikan kepada pelanggan.

Diantara tiga usaha penggilingan padi kasus pada penelitian ini hanya PB. Doa Sepuh yang tidak memiliki tenaga kerja untuk aktivitas pembelian dan aktivitas pengolahan beras serta pengepakan. Hal ini dikarenakan usaha ini tidak melakukan aktivitas pembelian gabah, pengolahan beras, serta pengemasan beras seperti kedua usaha lainnya. Selain itu dijelaskan bahwa PB. Doa Sepuh hanya menyediakan jasa penggilingan gabah atau proses konversi gabah menjadi beras. Oleh sebab itu, proses pengeringan gabah menjadi tanggung jawab dari pemilik gabah.

Tenaga kerja yang digunakan oleh usaha penggilingan padi biasanya merupakan tenaga kerja borongan, seperti tenaga kerja pada aktivitas pembelian gabah, pengeringan, pengolahan, dan pengemasan. Tenaga kerja yang digunakan adalah buruh borongan yang dibayar sejumlah tertentu per kilogram gabah atau beras yang dihasilkan.

PB. Jembar Ati memiliki tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja memperoleh penghasilan tetap tiap bulannya dengan tambahan insentif tertentu. Biasanya tenaga kerja tetap tersebut bertugas untuk mengurusi administrasi, teknisi, ataupun orang-orang yang diberi kepercayaan oleh pemilik untuk mengurusi bidang tertentu dalam serangkaian aktivitas bisnis usaha penggilingan padi. Pada Tabel 14 terlihat bahwa hanya PB. Jembar Ati memiliki tenaga kerja tetap, yaitu enam orang tenaga kerja tetap.

Tabel 15 Jumlah tenaga kerja pada masing-masing usaha penggilingan kasus Usaha penggilingan padi Jumah tenaga kerja

tetap

Jumlah tenaga kerja borongan

PB. Doa Sepuh - 2

PB. Jembar Ati 6 39

PB. Laksana Jaya - 10

Dalam serangkaian aktivitas bisnis penggilingan padi maka PB. Jembar Ati juga melaksanakan aktivitas pengolahan dedak dan sekam menjadi produk yang memiliki nilai tambah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dalam aktivitas ini, PB. Jembar Ati juga mempekerjakan sejumlah tenaga kerja borongan yang bertugas untuk mengumpulkan sekam dan dedak hasil pengolahan gabah dari mesin penggilingan, dan juga tenaga kerja yang bertugas untuk mengolah dedak dan sekam dengan memanfaatkan mesin pengolah dedak.

Dokumen terkait