• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralihan Hak Atas Milik Kendaraan Bermotor Di Bawah Tangan Dalam Jaminan Fidusia Di Kota Batam

DAN BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

C. Perlindungan Hukum Bagi Perusahaan Pembiayaan

1. Peralihan Hak Atas Milik Kendaraan Bermotor Di Bawah Tangan Dalam Jaminan Fidusia Di Kota Batam

Pada PT. Astra Credit Company Kota Batam, terdapat jenis pembiayaan dalam bentuklease backdan pembiayaan.Lease back merupakan kredit perorangan, sedangkan pembiayaan merupakan kerjasama antara pihak Bank dan pihak Dealer.143

Dalam perjanjian kredit yang diberikan perusahaan kepada konsumen, dan demi tercapainya kesepakatan dan persetujuan antara kedua belah pihak yang memiliki keinginan yang saling menguntungkan, maka perusahaan pembiayaan melakukan penelitian terhadap calon debitur selaku penerima kredit.144

Tidak didaftarkannya jaminan fidusia adalah merupakan pelanggaran yang sering terjadi dilakukan kreditur, hal ini tetap dilakukan kreditur meskipun kreditur menyadari adanya ketentuan yang mengatur tentang kewajiban pendaftaran jaminan fidusia yang sebagaimana tercantum dalam Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang

143Pentra, Senior Staff Marketing, PT. Astra Kredit Company, Kota Batam, pada hari Selasa 18 Agustus 2015, pada pukul 09:30 Wib

144

Faktor-faktor yang harus dimiliki oleh calon debitur antara lain :

a)Watak (character), Watak adalah keadaan sifat dari calon konsumen, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usahanya. Penilaian watak ini merupakan penilaian terhadap kejujuran, ketulusan, kepatuhan, akan janji serta kemauan untuk membayar hutang-hutangnya; b) Kapasitas (capacity), Kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh calon konsumen untuk membuat rencana dan mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan, termasuk dalam menjalankan usahanya guna memperoleh keuntungan yang diharapkan. Sehingga pada akhirnya calon konsumen tersebut dapat melunasi hutang-hutang di kemudian hari; c) Dana (capital),Capitaladalah dana yang dimiliki oleh calon konsumen untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Adapaun penilaian terhadap capital adalah untuk mengetahui keadaan, permodalan, sumber-sumber dana dan penggunaannya; d)Kondisi ekonomi (condition of economy), kondisi ekonomi adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang akan mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon konsumen. Penilaian terhadap kondisi yang dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan usaha calon konsumen dan bagaimana konsumen mengatasi atau mengantisipasinya sehingga usahanya tersebut tetap bertahan dan berkembang. (Mariam Darus Badrulzaman, Mengatur Jaminan Fidusia Dengan Undang-undang dan Penerapan Sistem Pendaftaran,Seminar Sosialisasi RUU Jaminan Fidusia, ELIPS, Jakarta, 1999.)

Jaminan Fidusia. Pelanggaran yang dilakukan kreditur dalam perjanjian kredit dengan menggunakan jamian fidusia yaitu kreditur tidak mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia dan kreditur mendaftarkan jaminan fidusia setelah debitur bersangkutan telah melakukan waprestasi.

Kantor Pendaftaran Fidusia tidak dapat menolak menerima pendaftaran, hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya ketentuan yang mengatur tentang daluarsa perihal pendaftaran jaminan fidusia yang masuk. Kantor Pendaftaran Fidusia juga tidak diperkenankan melakukan investigasi atau penyelidikan terhadap informasi yang tertera dalam formulir pendaftaran jaminan fidusia, melainkan hanya diperkenankan untuk memeriksa kelengkapan data yang dicantumkan dalam formulir pendaftaran saja.

Dengan dilakukan pendaftaran maka keluar sertifikat jaminan fidusia dan jaminan fidusia berlaku pada saat tanggal pembuatan pendaftaran jaminan fidusia, bukan pada saat tanggal pembuatan perjanjian kredit.145

Akibat hukum pendaftaran jaminan fidusia setelah debitur wanprestasi, adalah mengacu pada ketentuan hukum positif sebagai berikut :

1. Pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang menentukan bahwa jaminan Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia, yang

145Bachtiar Sibarani, Aspek Hukum Eksekusi Jaminan Fidusia, Makalah dalam Seminar Sosialisasi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Haminan Fidusia, Departemen Hukum Dan Perundang-Undangan Republik Indonesia & PT. Bank Mandiri, Jakarta, 2000.

mana memiliki korelasi dengan peralihan hak atas milik kendaraan bermotor di bawah tangan dalam jaminan fidusia.

2. Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang menentukan bahwa apabila debitur cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri.

3. Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia yang menentukan bahwa jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal Jaminan Fidusia dicatat.

4. Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia yang menentukan bahwa Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor apabila Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan sertifikat jaminan fidusia dan meyerahkannya kepada perusahaan pembiayaan. 5. Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia yang menentukan bahwa penarikan benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor oleh Perusahaan Pembiayaan wajib

memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen kendaraan bermotor.

6. Pasal 3 ayat (6) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia secara Elektronik yang menentukan bahwa setelah melakukan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Pemohon pendaftaran fidusia mencetak Sertifikat Jaminan Fidusia yang telah ditandatangani secara elektronik oleh Pejabat Pendaftaran Jaminan Fidusia, yang relevansinya dengan judul tesis ini adalah kemudahan didaftarkannya jaminan fidusia dikarenakan dapat dilakukan secara elektronik.

Berdasarkan norma hukum yang terdapat dalam peraturan-peraturan tersebut dapat dikatakan masalah pendaftaran jaminan fidusia yang diperintahkan oleh UU Jaminan Fidusia ditindaklanjut oleh peraturan pelaksananya baik berupa Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Keuangan. Dengan didaftarkan jaminan fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia maka akibat hukumnya adalah : pertama, melahirkan hak kebendaan bagi kreditur, antara lain kreditur berhak menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan sendiri tanpa campur tangan pengadilan. Kedua, jaminan fidusia lahir ditentukan pada saat pendaftaran, berarti pengakuan jaminan fidusia adalah berkaitan dengan asas publisitas. Ketiga, khusus bagi kreditur (Perusahaan Pembiayaan) dilarang melakukan penarikan objek jaminan fidusia apabila belum dilakukan pendaftaran jaminan fidusia ke Kantor Fidusia.

Larangan ini bersifat imperatif artinya apabila dilakukan oleh perusahaan pembiayaan maka penarikan objek jaminan fidusia adalah tidak sah.Keempat, sertifikat jaminan fidusia dapat dilakukan secara elektronik dan hal ini memberi kemudahan bagi Pejabat Pendaftaran Jaminan Fidusia. Hal ini menunjukkan adanya perubahan hukum dari pendaftaran secara manual kepada pendafataran elektronik.

Pada PT. Astra Credit Company Kota Batam, terdapat jenis pembiayaan dalam bentuklease backdan pembiayaan.Lease back merupakan kredit perorangan, sedangkan pembiayaan merupakan kerjasama antara pihak Bank dan pihak Dealer.146

Pada Perusahaan pembiayaan kredit pembiayaan kendaraan bermotor Astra Credit Companies (ACC) Kota Batam, terdapat berbagai macam permasalahan kredit yang sering timbul. Hal ini dapat dilihat dari data penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2014, PT. Astra Sedaya Finance sebanyak 132.043 unit kendaraan bermotor, PT. Astra Sedaya Finance sebanyak 26.427 unit kendaraan, sedangkan PT. Swadharma Bhakti Sedaya Finance sebanyak 105.919 unit kendaraan bermotor yang dijual dengan menggunakan jaminan fidusia.147

Timbulnya potensi resiko permasalahan ini adalah sebagai bukti bahwa kredit adalah bagian kehidupan dari perusahaan pembiayaan. Namun akan tetapi sering diasumsikan bahwa kredit bermasalah sama dengan kredit macet. Padahal secara teorinya keduanya memiliki makna yang berbeda.148

146

Wawancara, Pentra, Op. Cit.,Dalam hasil wawancara dengan Pentra menyampaikan bahwa pada PT. Astra Credit Companies di Kota Batam terdapat lebih dari satu jenis pembiayaan yang dilakukan perusahaan untuk melayani kebutuhan masyarakat (calon debitur) dengan bentuklease back dan pembiayaan.

147Perhatikan Tabel 1, hal 9 Tesis ini.

148http://raypratama.blogspot.com/2012/02/pengertian-kredit-dan-jenis-jenisnya.html , dikunjungi terakhir pada 21 Agustus 2015, pukul 10:30 Wib.

Kredit bermasalah149 adalah kredit dengan kolektibilitas macet ditambah dengan kredit yang memiliki kolektibilitas diragukan yang mempunyai potensi menjadi macet. Sedangkan kredit maceet adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi selama lebih dari 2 (dua) masa angsuran. Dengan demikian, kredit macet merupakan kredit bermasalah, tetapi kredit bermasalah belum tentu kredit macet. Hal demikian dapat disebabkan karena :

a. Faktor internal : yang disebabkan oleh kebijakan kredit yang kurang menunjang, kelemahan sistem dan prosedur penilaian kredit, pemberian dan pengawasan kredit yang menyimpang dari prosedur, itikad yang kurang baik dari debitur.

b. Faktor eksternal : yang disebabkan oleh lingkungan usaha debitur, musibah atau kegagalan usaha, persaingan antar perusahaan pembiayaan yang tidak sehat.

Namun seberapapun tingkat permasalahan kredit, nyatanya setiap lembaga pembiayaan pasti mengalami masalah kredit bermasalah, dan mereka berusaha agar kredit bermasalah tersebut tidak terjadi dan dapat di-identifikasi potensi terjadinya masalah dari awal.

Ironisnya lagi, untuk menyikapi debitur yang menunggak melakukan pembayaran, dewasa ini sering ditemukan pihak debt collector melakukan pengambilan secara paksa atas unit kendaraan bermotor dari tangan debitur.

Menyikapi hal ini Pentra pada sesi wawancara menyampaikan dukungannya terhadap perilaku debt collector dalam upaya penarikan unit, namun dengan cara yang lebih komunikatif untuk dilakukan pendekatan dan penyuluhan, bukan dengan cara pemaksaan. Hal ini diyakini Ratna150 menjadi salah satu cara yang jitu untuk mengantisipasi tindak kekerasan yang dilakukan debt collector terhadap debitur. Memang langkah ini harus dilalui menurut Ratna guna untuk mengurangi terjadinya peningkatan angka piutang tak tertagih (account receivable) di perusahaan Astra Credit Companies (ACC) Kota Batam yang dimonitoring oleh Bank Indonesia (BI).

Penyebab terjadinya kredit yang bermasalah pada Astra Credit Companies (ACC) Kota Batam yang terdiri antara lain dari :151

1. Iklim usaha debitur.

Hal ini lazimnya disebabkan oleh penurunan usaha konsumen (debitur) disebabkan oleh kemunduran sektor pendapatan / usaha si debitur. Sehingga cash flowsi debitur menjadi berjalan tidak baik dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban angsuran rutin bulanan.

2. Debitur (konsumen) menjadi korban penipuan pihak ketiga.

Konsumen (debitur) mengalokasikan sejumlah dana kepada pihak ketiga untuk guna kepentingan bisnis yang disepakati konsumen kepada pihak ketiga, namun pada kenyataannya dana yang diberikan konsumen telah digelapkan oleh pihak ketiga.

150Ratna Kumala Sari, Senior Counter Sales, PT. Toyota Auto Agung Finance, Kota Batam, pada hari Selasa 18 Agustus 2015, pada pukul 14:30 Wib.

3. Penyalahgunaan kredit.

Perihal penyalahgunaan kredit biasanya disebabkan karena terdapatnya perbedaan yang cukup tinggi antara harga mobil di pulau Jawa dan luar pulau Jawa yang menyebabkan pengusaha yang berdomisili di luar pulau Jawa tertarik untuk membeli kendaraan di Pulau Jawa, namun terbentur oleh permasalahan identitas konsumen. Hal ini disebabkan karena salahsatu syarat administrasi kredit kendaraan bermotor yang harus dilengkapi adalah kartu identitas yang dalam hal ini adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami / isteri konsumen. Tempat domisili konsumen yang dicantumkan dalam akta jaminan fidusia adalah sesuai dengan alamat yang tertera pada KTP, alhasil agar dapat memperoleh pembiayaan kredit kendaraan bermotor dari Astra Credit Companies (ACC) Kota Batam, konsumen meminjam KTP kerabat yang berdomisili di pulau Jawa dengan alasan hubungan baik.

4. Profile Konsumen

Sebelum dilakukan pencairan pembiayaan kredit kendaraan bermotor oleh Astra Credit Companies (ACC) Kota Batam, serveyor melakukan survey perihal kelayakan, kapasitas serta kemampuan keuangan konsumen untuk melakukan pembayaran angsuran secara rutin hingga masa pelunasan sesuai dengan tenor yang disepakati. Namun akan tetapi, dengan alasan mengejar target penjualan dan target komisi, sales dealer sering mengabaikan sistem penilaian secara objektif yang akan dilakukan oleh

surveyor terhadap calon pembeli. Alhasil, surveyor yang telah memiliki hubungan baik dengan sales dealer akan mengikuti permohonan sales dealer. Ini mengakibatkan surveyor menilai kelayakan dan profile konsumen secara keseluruhan bersifat subjektif dan berpotensi menjadi kendala dikemudian hari.

5. Dana telah digunakan untuk keperluan lain

Semakin panjangnya masa tenor kredit kendaraan bermotor, maka akan berpeluang akan semakin besarnya tingkat tanggungan rutin bulanan dari si konsumen. Ini berdampak terhadap akan berpeluangnya dana yang akan dialokasikan untuk membayar angsuran bulanan kredit kendaraan bermotor untuk biaya tak terduga lainnya, misalnya untuk biaya berobat, biaya rumah sakit, uang sekolah anak dan lain yang bersifat kebutuhan umum keluarga.

2. Cara Penyelesaian Masalah pada Astra Credit Companies (ACC) Kota

Dokumen terkait