• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Trend dan Peramalan Laporan Keuangan

4.3.2. Peramalan Neraca dan Laporan laba rugi

Setelah dilakukan analisis trend terhadap pos-pos pada neraca dan laba rugi maka dilakukan peramalan pos-pos tersebut untuk 2 tahun berikutnya yaitu tahun 2010 dan 2011. Nilai peramalan trend diperoleh dengan menggunakan software Minitab14. Dalam melakukan peramalan dilakukan uji terhadap semua model trend seperti model trend linier, model trend quadratic, model trend eksponensial growth dan model S-curve. Dari hasil uji model maka dalam penentuan model yang dipakai dipilih hasil terbaik, hasil terbaik yaitu model yang memiliki nilai MAPE terkecil (hasil dapat dilihat pada lampiran 20). Tabel 9. Menjelaskan mengenai hasil peramalan trend neraca.

Tabel 9. Peramalan Neraca Lonsum 2010-2011 (persen)

POS 2005 2010* 2011*

Total Aktiva 100 222.73 247.51

Total Kewajiban 100 32.098 -26,934

Ekuitas 100 433.66 529,300

*Prediksi

Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum (data diolah). Trend yang terjadi pada total aktiva adalah cenderung meningkat, maka untuk tahun berikutnya total aktivapun diramalkan akan meningkat. Hasil peramalan trend aktiva pada tahun 2010 diperoleh nilai 222,732 persen, hal ini berarti meningkat sebesar

122,732 persen dari tahun dasar. Dan pada tahun 2011, aktiva diramalkan meningkat sebesar 147,51 persen dibanding tahun dasar.

Trend yang terjadi pada total kewajiban adalah cenderung menurun, sehingga untuk tahun 2010 persentase total aktiva diprediksi mencapai 32,098 persen atau menurun sebesar 67,902 dari tahun dasar. Sedangkan pada tahun 2011, nilai kewajiban diramalkan menurun sebesar 126,934 persen dibanding tahun dasar.

Trend yang terjadi pada ekuitas adalah cenderung meningkat, sehingga pada tahun 2010 persentase ekuitas diramalkan akan meningkat. Hasil peramalan persentase ekuitas yang diperoleh pada tahun 2010 adalah sebesar 433,66 persen, artinya ekuitas meningkat sebesar 333.66 persen dibanding tahun dasar. Sedangkan pada tahun 2011 nilai ekuitas diramalkan akan meningkat sebesar 429,300 persen dibanding tahun dasar.

Sedangkan peramalan pada laporan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 10 menjelaskan mengenai hasil trend laba rugi serta peramalan trend.

Tabel 10 . Peramalan Laporan Laba rugi Lonsum 2010-2011 (persen)

POS 2005 2010* 2011*

Penjualan 100 175.85 151,05

Beban Pokok Penjualan 100 165.076 182,848

Laba Usaha 100 325.07 370.60

Laba Bersih 100 311.883 400,210

*Prediksi

Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum (data diolah). Trend yang terjadi pada penjualan, beban pokok penjualan, laba usaha, dan laba bersih adalah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil trend ini maka diramalkan untuk tahun kedepannya akan mengalami peningkatan. Hasil peramalan trend penjualan pada tahun 2010 diperoleh nilai 175.85 persen, hal ini berarti meningkat sebesar 75,85 persen dari tahun dasar. Sedangkan pada tahun 2011,hasil peramalan trend penjualan diperoleh 151,05 persen, artinya meningkat 51,05 persen dibanding tahun dasar.

Hasil peramalan beban pokok penjualan tahun 2010 adalah 165,076 persen, nilai ini meningkat sebesar 65,076 persen dibanding tahun dasar. Sedangkan hasil peramalan tahun 2011 adalah 182,848 persen, artinya meningkat sebesar 82,85 persen dibanding tahun dasar.

Hasil peramalan persentase laba usaha yang diperoleh pada tahun 2010 adalah sebesar 325,07 persen, artinya laba usaha meningkat sebesar 225,07 persen dibanding tahun dasar. Dan pada tahun 2011 hasil peramalan adalah 370,60 persen, artinya meningkat sebesar 270,60 persen dibanding tahun dasar.

Hasil peramalan persentase laba bersih yang diperoleh pada tahun 2010 adalah sebesar 400,210 persen, artinya laba usaha meningkat sebesar 300,210 persen dibanding tahun dasar. Dan pada tahun 2011 hasil peramalan persentase laba bersih adalah sebesar 400,210 persen, artinya meningkat sebesar 300,210 persen dibanding tahun dasar.

Dalam sebuah peramalan memungkin terjadinya kesalahan. Kesalahan terjadi apabila nilai yang diramalkan berbeda dengan nilai aktual yang dihasilkan. Namun tingkat kesalahan tersebut dapat ditoleransi jika nilai yang diramalkan dengan nilai aktual tidak memiliki perbedaaan yang sangat jauh. Dalam penelitian ini, tingkat toleransi kesalahan yang digunakan adalah 5%.

Tabel 11. Perbedaan Peramalan dengan Aktual Setiap Pos

Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum (data diolah). Pada tahun 2010 persentase aktiva diramalkan sebesar 222,73% sedangkan aktualnya adalah 213,72%, artinya terdapat perbedaan sebesar 9,01 %. Perbedaan ini sudah diluar batas tingkat

POS 2010* 2010 Perbedaan Keterangan

Aktiva 222.73 213.72 9,01 Di luar batas toleransi

Kewajiban 32.098 68.19 36.092 Di luar batas toleransi

Ekuitas 433.66 404.83 28.83 Di luar batas toleransi

Penjualan 175.85 196.01 20.16 Di luar batas toleransi

Beban Pokok Penjualan 165.076 140.00 25.076 Di luar batas toleransi

Laba Usaha 325.07 314.46 10.61 Di luar batas toleransi

toleransi yang diizinkan. Kewajiban tahun 2010 diramalkan sebesar 68,19% sedangkan aktualnya adalah 68,19%, artinya terdapat perbedaan antara aktual dan peramalan sebesar 36,092%. Perbedaan ini sudah diluar batas tingkat toleransi yang diizinkan. Sedangkan ekuitas tahun 2010 diramalkan sebesar 433,66% sedangkan aktualnya adalah 404,83 persen, artinya terdapat perbedaan sebesar 28,83%. Perbedaaan ini tidak dapat ditoleransi.

Sedangkan untuk pos-pos Laporan laba rugi pada tahun 2010 persentase penjualan diramalkan sebesar 175, 85% sedangkan aktualnya adalah 196,01%, artinya terdapat perbedaan sebesar 20,16%. Perbedaan ini sudah diluar batas tingkat toleransi yang dizinkan. Beban pokok penjualan tahun 2010 diramalkan sebesar 160,42% sedangkan aktualnya adalah 140%, artinya terdapat perbedaan antara aktual dan peramalan sebesar 25,076%. Perbedaan ini sudah diluar batas tingkat toleransi yang diizinkan. Laba usaha pada tahun 2010 diramalkan sebesar 325,07% sedangkan aktualnya adalah 314,46%, artinya terdapat perbedaan sebesar 10.61%. Perbedaan ini sudah diluar batas toleransi kesalahan yang diizinkan. Sedangkan laba bersih tahun 2010 diramalkan sebesar 311,883% sedangkan aktualnya adalah 290,49 persen, artinya terdapat perbedaan sebesar 21,393%. Perbedaaan ini sudah diluar batas toleransi kesalahan.

Adanya perbedaaan antara kesalahan dengan aktual yang diluar batas toleransi dapat disebabkan karena faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan seperti kondisi makro ekonomi Indonesia. Pada tahun 2010 tingkat inflasi adalah 6,96%, nilai ini meningkat dibanding tahun 2009 yang hanya sebesar 2,78%. Peningkatan ini membuat harga-harga barang menjadi lebih mahal. Kemudian pada tahun 2010 Rupiah mengalami apresiasi dari Rp. 9400 per Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp. 8991 per Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2010. Dengan menguatnya Rupiah harga komuditas ekspor dapat menjadi lebih mahal, sehingga akibatnya

jumlah ekspor akan berkurang. Selain itu pada tahun 2010 terjadi kenaikan harga CPO dari US$683 per ton tahun 2009 menjadi US$840 per ton tahun 2010.

Dokumen terkait