• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Peran Ahmadiyah di Salatiga dan Sekitarnya

2. Dakwah Eksternal

Metode dakwa Eksternal dalam Jamaah Ahmadiyah disebut Tabligh. Mengenai tabligh dalam jamaah Ahmadiyah adalah baru yang dijadikan

lahan dakwah seperti Intiqoli. Dasarnya adalah pemetaan wilayah dakwah

untuk para mubaligh Ahmadiyah. Aktivitas dakwah Ahmadiyah sangat terfokus. Dan Wakaf arzi menjdi aktifitas utama yang harus di lakukan . Wakaf arzi beberapa mubaligh Ahmadiyah melakukan dakwah harus seminggu sampai tuga bulan atau mewakafkan diri untuk berdakwah baik di dalam negeri mapaupun luar negeri dengan biaya sendiri bersama da‟i -da‟I setempat.

Wakaf Arzi dilakukan oleh anggota laki-laki Ahmadiyah dan dilaksanakan ke berbagai wilayah yang dianggap belum mendapatkan dakwah Islam. Adapun salah satu metode dakwah eksternal Jamaah

63

Ahmadiyah yang berbeda dengan kelompok Islam lainya adalah menggunakan sarana siaran televise bernama Muslim Television Ahmadiyah International ( MTA ). Siaran televisi Muslim Ahmadiyah ini didirikan oleh Khalifatul masih IV Ahmadiyah bernama Mirza Tahir Ahmad pada tahun 1994. MTA ini merupakan sebuah stasiun televisi milik Ahmadiyah aliran Qadian.

Meskipun MTA Internasional mulai siaran sejak 1994, siaran televisi ini dapat ditangkap secara global mulai tahun 1996. Siaran International MTA tahun 1996 didukung empat satelit dan mampu menjangkau kawasan Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Afrika, Amerika selatan, dan Asia Pasifik.

Khusus studio MTA di Indonesia bermarkas dikantor Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia,parung, Bogor, Jawa Barat.

Program siaran MTA Internatioanl anatara lain Friday sermon (

siarang langsung Khotbah Jum‟at ), Al-Qur’an Teaching, Hadis Teaching,

Islam News, Islam Teaching, Language Teaching ( pelajaran bahasa

Arab,Urdu, Cina, Inggris Norwegia, dan lain- lain ), Liqa ma’al Arab (

Tanya jawab dengan orang-orang Arab ), women Corner ( siaran Khusus

wanita ) dan Children ( siaran khusus Anak-anak ).64

64

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ahmadiyah lahir pertama kali di Ludhiana Qadian India dengan baiat pertama yaitu 40 orang. Dengan baiat pertama itulah ahmadiyah menjadikan momen tersebut menjadi sebuah momen berharga dan sampai saat ini selalu diingat oleh jamaah ahmadiyah. Bertepatan tahun 1890 Mirza Ghulam Ahmad mendekelarasikan diri sebagai Masih Mau‟ud atau dalam bahasa jamaah ahmadiyah sebagai utusan Tuhan.

Setelah pristiwa tersebut ahmadiyah mengembangkan sayap da‟wahnya hingga ke seluruh India. Ahmadiyah pertama kali masuk di Indonesia awal abad 20 dibawa oleh pemuda-pemuda dari Sumatera yang memang mereka mempunyai kebiasaan untuk belajar agama sampai ke luar negeri. Dari perjalanan tersebut mereka mulai mengembangkan paham yang diperoleh dari India tersebut di Indonesia hingga mendapat perlindungan hukum resmi tahun1950.

Masyarakat salatiga merupakan masyarakat yang majemuk dan sangat toleran . sehingga Salatiga merupakan kota tertoleran kedua setelah Maluku menurut salah satu surat kabar yang beredar di Salatiga. Penduduk Salatiga sebagian besar hidup sebagai pedagang dan Pegawai Negeri Sipil yang hidup di perkotaan. Selain itu di Salatiga juga masih banyak petani serta tumbuh

beberapa perindustrian besar yang turut berkembang pesat. Di Salatiga dianut beberapa agama seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan juga

Hindu. Mereka mampu berkembang dengan baik dan rukun.65

Pada awalnya ahmadiyah hanya hidup dan berkembang di Semarang setelah beberapa saat nampaknya timbul hasrat untuk mengembangkan dakwahnya hingga ke Salatiga. Tepatnya pada tahun 1943 beberapa keluarga tinggal di Salatiga dan melakukan tablignya yang berpusat di salah satu rumah jamaah ahmadi sebutan untuk jamaah ahmadiyah.

Pada tahun 1969 Ahmadiyah sudah mulai berkembang di daerah-daerah sekitar seperti Kecamatan Tengaran, Banyu Biru, Tuntang, dan Suruh. Pada tahun 1987 mulai berkembang didaerah Solo dengan bekerjasama denga seorang notaris dari Solo. Sampai dengan tahun 2008 jamaah ahmadi di daerah-daerah cabang bawahan salatiga mencapai 100 orang lebih.

65

B. SARAN

Saran untuk penelitian selanjutnya sebenarnya dalam penelitian ini sudah mencangkup secara umum sejarah perkembangan Ahmadiyah di Salatiga. Namun, peneliti juga sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini masih sangat banyak kekurangan. Karena kesempurnaan mustahil dimiliki manusia.

Ada beberapa hal yang belum bisa peneliti ungkap seperti kronologi jamaah Ahmadi dari Semarang sebelum masuk dan berkembang di Salatiga. Kondisi sosiologis dan perkembangan secara lebih lanjut jamaah Ahmadi di sekitaran Salatiga seperti Kecamatan Getasan, Tuntang, Susukan, Suruh, dan Banyu Biru.. semua itu hanya sedikit peneliti singgung. Untuk lebih detailnya mungkin akan diberi keterangan dan diungkap dalam penelitian yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

A.R. Gibb dan Kremers (ed ), Shorter Enclopedia of Islam ( Leiden: E.J. Brill, 1974 ),

Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, "Pengantar Ilmu Sejarah", Ombak,

Yogyakarta, 2011.

Abdul Basit, Klarifikasi Atas Tela‟ah Kitab Tadzkirah ( Jakarta: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2003 )

Abdul Razak, Kami meyakini turunnya Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s ( Jakarta: Jamaah Ahmadiyah Indoensia, 2007.

Abdul Rohman,” Karakter kelompok aliran Islam dalam respon Islamic social

network” Tahun IV, Nomor 2, juni 2014.

Ahmad Sulaeman, Ekky, Klarifikasi Terhadap “ Kesesatan Ahmadiyah “ Dan “

Plagiator” ( Bogor: Mubarak Publishing, 2011.

Ahmadiyah sebuah titik yang dilupa” Tempo, 21 september 1974.

Aniqotul Ummah, Ahmadiyah dan Hak atas Kebebasan Beragama di Indonesia, Vol

II,Nomor. 1,2016.

BPLI: Lajnah Imaillah Indonesia dalam lintasan waktu 1983-2004

BPLI: Lajnah Imaillah Indonesia dalam lintasan waktu 1983-2004.

Bunga Rampai sejarah Ahmadiyah Indonesia 1925-200

Bunga Rampai sejarah Ahmadiyah Indonesia 1925-200,

Hamka Husein Hasibun,Kontruksi Candah Dalam Ahmadiyah Qadian ,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2017.

Hamka, Ayahku, Raiwayat Hidup Dr. Karim Amrullah dan perjuangan Kaum Agama.

Jakarta. 1950.

Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama bagian I ( Pendekatan Budaya Terhadap

Aliran Kepercayaan Agama Hindu, Budha, Kong Hu Cu di Indonesia, ( Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1993)

https://Kompas.com pada tanggal senin 20 November 2017, Pukul 12.43 WIB

https://mikolei.wodpress.com/profil-kotasalatiga/diakses pada tanggal 13 September 2017, Pukul 09.32 WIB

Ian Adamson “ Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian “Pustaka Marwa, Yogyakarta. 1989.

Iskandar Zulkarnain ,gerakan Ahmadiyah di Indonesia, Pt Lkis Pelangi Aksara,

Yogyakarta, 2005.

Islamiyah, Djami‟atul” Realitas Pemikiran Islam:Moderat-Puritan”. Millati, Journal of Islamic Studies and Humanities .IAIN Salatiga. Vol. 2, No. 2. Desember 2017

Maulana Ali, Qur’an Suci, Teks Arab, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia. Ter. H,

M Bachrun ( Jakarta: Darul Kutub al- Islamiyah. 1979.

Mirza Bayiruddin Mahmud Ahmad, Invitation to Ahmadiyyat ( London, Boston and

Henely: Routledge & Keagen Paul Ltd., 1980).

Muhammad Zaruallah Khan, Tadzkirah ( London: Safron Books,1976).

N.A. Faruqui, Ahmadiyyat.

PPT : Pengorbanan Harga dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah, Group discussion topics. Ridwan A. Malik.” Teologi Ahmadiyah dulu, sekarang dan akan datang di Indonesia “,

Vol. 7, No. 2, Agustus 2013.

S. Ali Yasir, Gerakan Pembaruan Dalam Islam ( Jilid I,II,III: Yogyakarta: PP. yayasan

Perguruan Islam Republik Indonesia, 1978)

Suryawan, Bukan Sekedar Hitam Putih: Penjelasan Atas Keberatan Yang Sering

Diajukan Kepada Ahmadiyah ( Jakarta: Arista Brahmatyasa, 2004 ).

WAWANCARA :

Aisyah ( Warga jamah Ahamdiyah), wawancara mengenai perkembangan Organisasi

Ahmadiyah di Salatiga, Salatiga, Selasa 17 oktober 2017 Pukul 13:15 WIB.

Dudi Abd Hamid ( Mubaligh Salatiga), Wawancara mengenai dakwah Ahmadiyah di

Salatiga. Salatiga. Selasa 6 maret 2018 Pukul 13:00 WIB.

Hamidah ( warga Jamaah Ahamdiyah) wawancara mengenai perkembangan

Ahmadiyah di salatiga dan sekitarnya, Salatiga, Juma‟at 20 oktober 20017, Pukul14:15 WIB

Harman Ahmadi ( Ketua Jamaah Ahmadiyah) Wawancara mengenai peran Ahamdiyah

di Salatiga dan sekitarnya, Salatiga, Salasa 25 September 2018, Pukul 11: 30 WIB

Lisnawati (Jamaah Ahmadiyah Salatiga) wawancara mengenai peran social Ekonomi di

Imam Maridi ( Ketua cabang Ahmadiyah susukan) Wawancara Mengenai kondisi keagamaan Ahmadiyah di Salatiga, Salatiga.Jum‟at 23 maret 2018, Pukul 15:07 WIB.

Mulyono (Ketua Cabang getasan), , wawancara Mengenai Kehidupan Ahamdiyah di

getasan, Salatiga, sabtu 24 maret 2018, Pukul 14:30 WIB.

Suryati ( Warga Jamaah Ahmadiyah) wawancara mengenai kondisi Sosial ekonomi,

LAMPIRAN

Dokumen terkait