• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Analisi dan Pembahasan

4.3. Peran Aktor yang Berpengaruh dalam Jaringan Sosial

4.3.1 Melihat aktor-aktor yang memiliki peran dan berpengaruh penting dalam pelaksanan program PUAP

Degree centrality di gunakan untuk melihat, mengukur

peranan dan mengidentifikasi aktor yang paling penting / berpengaruh (power) dari actor/node pada network, actor yang menjadi pusat dalam sebuah jaringan adalah actor tersebut memiliki kapabilitas yang lebih kuat dalam menghubungkan anggota-anggota dalam network yang lainnya, hasil visualisasi dapat dilihat pada

sociogram in-degree centrality dan out-degree-centrality pada

4.4.1.1 Degree Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.

Gambar 4.10 Visualisasi In-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel

Tabel 4.19

Hasil Perhitungan Degree Centrality

Measures Value

In-Degree Centrality Out-Degree Centrality Mean Std. Dev. Min Max 0.042 0.045 0 0.266 0.042 0.055 0 0.351

Network Degree Centrality Index (In)

(Out)

22.832 % 31.526 %

Table 4.19 menunjukan hasil perhitungan degree centrality dari total 95 responden, dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat kecenderungan apakah setiap actor/nodes memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan (network) secara umum, dapat dilihat dari nilai network degree centraliry index, in-degree dan out-degree.

Jika dilihat pada Tabel 4.19 nilai network degree centraliry index

in-degree: 22.832% dan network degree centraliry index out-in-degree:

31.526%, ini mengindikasikan bahwa sentralisasi jaringan (network

centrality) secara keselurahan rendah, dibawah 50%. Hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh/power dari masing-masing

actor/nodes dalam jaringan tidak begitu bervariasi, setiap actor/nodes cenderung kurang memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi jaringan secara umum.

Tabel 4.20

Hasil Perhitungan In-Degree Centrality

No Nama Sex Age Bidang Status Lembaga In-Degree Centrality

1 Busroni, A.Md L 31 PMT PUAP PMT 0.266

2 Bambang P T, STP L 33 PMT PUAP PMT 0.2128

3 Suswandi, SE L 37 PMT PUAP PMT 0.1489

4 Rindra Purnama, SP L 55 Ka BPP NON BPP Lubuk Ubar 0.1489

5 Andi Siswanto, SP L 49 Ka BPP NON BPP Pal VIII 0.1277

6 Arben. K L 48 PP PUAP BPP Pal VIII 0.117

7 Jufrizal, A.md L 43 PP PUAP BPP Kesambe Lama 0.1064

8 Amran, SP L 50 PP PUAP BPP Kesambe Lama 0.1064

9 Umar Ibrahim, SST L 30 PP PUAP BPP Air Pikat 0.0957

10 Suharyanto, SP L 57 Ka BPP NON BPP Kesambe Lama 0.0851

Keterangan: Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan In-Degree Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.20

Hasil perhitungan in-degree centrality pada tabel 4.20 terdapat

Actor/node yang memiliki nilai in-degree centrality tertinggi

diantaranya (1) Busroni, A.md dengan nilai 0.266, (2) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.2128, dan (3) Suswandi, SE dengan nilai 0.1489 memiliki nilai yang sama dengan actor Rindra P, SP, dari ke empat

actor dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan

bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka.

Gambar 4.11 Visualisasi Out-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel

Tabel 4.21

Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality

No Nama Sex Age Bidang Status Lembaga Out-Degree Centrality 1 Bambang P T, STP L 33 PMT PUAP PMT 0.3511

2 Suswandi, SE L 37 PMT PUAP PMT 0.2553

3 Busroni, A.Md L 31 PMT PUAP PMT 0.2447

4 Dadang Rahmat L 51 Staff NON BP4K 0.1596

5 Risa, S.PT P 33 PP PUAP BPP Air Pikat 0.1383

6 Rusli, SP L 59 Staff NON BP4K 0.1277

7 Marsidi, SP L 41 Staff NON BPP Pal VIII 0.1277

8 Maryono, S.Hut L 44 Staff NON BP4K 0.117

9 Yuswanto, SP L 51 Staff NON BP4K 0.1064

10 Priyono Ananto L 52 Staff NON BPP Air Pikat 0.1064

Keterangan: Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.20

Hasil perhitungan out-degree centrality pada tabel 4.21 terdapat

Actor/node yang memiliki nilai out-degree centrality tertinggi

Suswandi, SE dengan nilai 0.2553, dan (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.2447, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi dan ketiga

actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena

mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi.

4.4.1.2 Degree Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.12 dan gambar 4.13 yang merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.

Gambar 4.12 Visualisasi Out-Degree Centrality Program PUAP

Tabel 4.22

Hasil Perhitungan Degree Centrality Program PUAP

Measures Value

In-Degree Centrality Out-Degree Centrality Mean Std. Dev. Min Max 0.053 0.054 0 0.293 0.053 0.097 0 0.552

Network Degree Centrality Index (In)

(Out)

24.894 % 51.664 %

Table 4.22 menunjukan hasil perhitungan degree centrality dari total 59 responden pada program PUAP, dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat kecenderungan apakah setiap actor/nodes memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan (network) secara umum, dapat dilihat dari nilai network degree centraliry

index pada in-degree dan out-degree. Jika dilihat pada Tabel 4.20

nilai network degree centraliry index in-degree: 24.894% dan

network degree centraliry index out-degree: 51.664%, ini

mengindikasikan bahwa sentralisasi jaringan (network centrality) secara keselurahan cukup tinggi, diatas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa „power‟ dari masing-masing actor/nodes dalam jaringan bervariasi, setiap actor/nodes cenderung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan secara umum ini terlihat dari nilai

out-degree centrality yang mencapai 51.664%. Tabel 4.23

Hasil Perhitungan In-Degree Centrality Program PUAP

No Nama Sex Age Bidang Lembaga In-Degree Centrality 1 Bambang Pujo Tarmoko, STP L 33 PMT PMT 0.2931

2 Busroni, A.Md L 31 PMT PMT 0.2759

3 Suswandi, SE L 37 PMT PMT 0.2069

4 Arben. K L 48 PP BPP Pal VIII 0.1207

5 Umar Ibrahim, SST L 30 PP BPP Air Pikat 0.1034

6 Herlina, S.ST P 34 PP BPP Air Duku 0.0862

7 Ir. Iming Juniarto L 46 PP BPP Air Pikat 0.0862

8 Jati prianto, SP L 46 PP BPP Durian Mas 0.0862

9 Surono, A.md L 50 PP BPP Air Pikat 0.069

10 Yulius Suhaimi, S.PKP L 52 PP BPP Bengko 0.069

Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.23

Hasil perhitungan in-degree centrality pada tabel 4.23 terdapat

diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.2931, (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.2759, dan (3) Suswandi, SE dengan nilai 0.2069, actor dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan merupakan aktor penting (prominent actor), hal ini menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka.

Gambar 4.13 Visualisasi Out-Degree Centrality Program PUAP

Tabel 4.24

Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality Program PUAP

No Nama Sex Age Bidang Lembaga Out-Degree Centrality 1 Bambang Pujo Tarmoko, STP L 33 PMT PMT 0.5517

2 Busroni, A.Md L 31 PMT PMT 0.3966

3 Suswandi, SE L 37 PMT PMT 0.3793

4 Risa, S.PT P 33 PP BPP Air Pikat 0.2241

5 Herlina, S.ST P 34 PP BPP Air Duku 0.0862

6 Suyamto L 51 PP BPP Pal VIII 0.0862

7 Umar Ibrahim, SST L 30 PP BPP Air Pikat 0.0517

8 Ir. Iming Juniarto L 46 PP BPP Air Pikat 0.0517

9 Novita Yuliani, SP P 29 PP BPP Air Duku 0.0517

10 Hanif Suryanto, SST L 34 PP BPP Durian Mas 0.0517

Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.23

Hasil perhitungan out-degree centrality pada tabel 4.24 terdapat Actor/node yang memiliki nilai out-degree centrality tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.5517, (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.3966, dan (3) Suswandi, SE dengan nilai 0.3793, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi dan ketiga actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi.

4.3.2 Melihat kemamapuan aktor-aktor dalam mengakses informasi dalam pelaksanaan program PUAP

Closeness centrality didasarkan pada total jarak antara satu

titik dan semua simpul lainnya, di mana jarak yang lebih besar menghasilkan skor closeness centrality rendah. Semakin dekat simpul dengan simpul lainnya informasi lebih mudah dapat dicapai maka semakin tinggi sentralitasnya.

4.3.2.1 Closeness Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi In-Closeness centrality dapat dilihat pada gambar 4.14 dan gambar 4.15 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.

Gambar 4.14 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Dari Seluruh Data Sampel

Tabel 4.25

Hasil Perhitungan Closeness Centrality

Measures Value In-Closeness Out-Closeness Mean Std.Dev. Min Max 0.225 0.144 0 0.487 0.229 0.079 0 0.438

Network Closeness Centrality Index (In)

(Out)

34.479% 36.916%

Berdasarkan hasil perhitungan closeness centrality seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.25, diperoleh informasi bahwa nilai

in-closeness paling tinggi adalah 0.487 dan nilai out-closeness

paling tinggi adalah 0.438. Memiliki nilai closeness centrality index untuk in-closeness centrality (In) dengan nilai 34.479% dan

out-closeness centrality (Out) dengan nilai 36.916%, dari hasil tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa dari jaringan dengan total 95 respoden memiliki nilai out-closeness centrality yang tinggi ini menunjukan bahwa informasi yang tersebar (mempengaruhu/dipengaruhi) dari satu actor ke actor yang lain dalam jaringan tersebut lebih banyak dipengaruhi atau kecendrungan setiap actor dapat dengan mudah dipengaruhi.

Tabel 4.26

Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality

No Nama Sex Age Bidang Status Lembaga In-Closeness 1 Busroni, A.Md L 31 PMT PUAP PMT 0.4875

2 Herlina, S.ST P 34 PP PUAP BPP Air Duku 0.4119

3 Arben. K L 48 PP PUAP BPP Pal VIII 0.4019

4 Bambang P T, STP L 33 PMT PUAP PMT 0.3923

5 Umar Ibrahim, SST L 30 PP PUAP BPP Air Pikat 0.3886

6 Yenni, SPKP P 31 PP PUAP BPP Lubuk Ubar 0.3814

7 Noven Vriananda, SPT L 34 PP PUAP BPP Lubuk Ubar 0.3814

8 Disran, SP L 51 Staff NON BP4K 0.3796

9 Surono, A.md L 50 PP PUAP BPP Air Pikat 0.3779

10 Harneli, SP P 32 PP PUAP BPP Lubuk Ubar 0.3779

Keterangan: Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.26

Hasil perhitungan nilai in-closeness centrality pada tabel 4.26, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai in-closeness

tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.Md dengan nilai 0.4875, (2)

Herlina, S.ST nilai 0.4119 dan (3) Arben. K nilai 0.4019, dengan demikian, ketiga actor/nodes merupakan aktor yang memiliki kemudahan dalam menyebarkan informasi ke actor/node yang lain dalam suatu network atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi actor/node lain dalam network.

Gambar 4.15 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Dari Seluruh Data

Sampel

Tabel 4.27

Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality

No Nama Sex Age Bidang Status Lembaga Out-Closeness 1 Bambang P T, STP L 33 PMT PUAP PMT 0.4381

2 Suswandi, SE L 37 PMT PUAP PMT 0.4047

3 Dadang Rahmat L 51 Staff NON BP4K 0.3943

4 Risa, S.PT P 33 PP PUAP BPP Air Pikat 0.3411

5 Eko Sutarto L 49 Staff NON BP4K 0.3271

6 Suyamto L 51 PP PUAP BPP Pal VIII 0.3249

7 Busroni, A.Md L 31 PMT PUAP PMT 0.3227

8 Marsidi, SP L 41 Staff NON BPP Pal VIII 0.3151

9 Surono, A.md L 50 PP PUAP BPP Air Pikat 0.3142

10 Priyono Ananto L 52 Staff NON BPP Air Pikat 0.3048

Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.24

Hasil perhitungan nilai out-closeness centrality pada tabel 4.27, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai out-closeness

tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan nilai 0.4381, (2)

Suswandi, SE dengan nilai 0.4047, dan (3) Dadang Rahmat dengan nilai 0.3943, dengan demikian, ketiga actor/nodes tersebut merupakan actor/node yang memiliki kemudahan untuk dipengaruhi

actor/node lain, dalam penyebaran informasi dalam network.

4.3.2.2 Closeness Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.16

in-closeness centrality dan gambar 4.17 out-in-closeness centrality, yang

merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.

Gambar 4.16 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan closeness centrality seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.28, diperoleh informasi bahwa nilai

in-closeness paling tinggi adalah 0.473 dan nilai out-closeness

paling tinggi adalah 0.644. Memiliki nilai closeness centrality index untuk in-closeness centrality (In) dengan nilai 32.91% dan

out-closeness centrality (Out) dengan nilai 47.85%, dari hasil tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa dari jaringan dengan total 59 respoden memiliki nilai out-closeness centrality yang tinggi ini menunjukan bahwa informasi yang tersebar (mempengaruhu/dipengaruhi) dari satu actor ke actor yang lain dalam jaringan tersebut lebih banyak dipengaruhi atau kecendrungan setiap actor dapat dengan mudah dipengaruhi.

Tabel 4.28

Hasil Perhitungan Closeness Centrality Program PUAP

Measures Value In-Closeness Out-Closeness Mean Std.Dev. Min Max 0.297 0.073 0 0.473 0.301 0.153 0 0.644

Network Closeness Centrality Index (In)

(Out)

32.91% 47.85%

Tabel 4.29

Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality Program PUAP

No Nama Sex Age Bidang Lembaga In-Closeness

1 Busroni, A.Md L 31 PMT PMT 0.4729

2 Bambang Pujo Tarmoko, STP L 33 PMT PMT 0.4013

3 Herlina, S.ST P 34 PP BPP Air Duku 0.4013

4 Arben. K L 48 PP BPP Pal VIII 0.3783

5 Umar Ibrahim, SST L 30 PP BPP Air Pikat 0.3713

6 Surono, A.md L 50 PP BPP Air Pikat 0.3644

7 Noven Vriananda, SPT L 34 PP BPP Lubuk Ubar 0.3631

8 Yenni, SPKP P 31 PP BPP Lubuk Ubar 0.36

9 Harneli, SP P 32 PP BPP Lubuk Ubar 0.36

10 Ir. Iming Juniarto L 46 PP BPP Air Pikat 0.3547

Keterangan: Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.29

Hasil perhitungan nilai in-closeness centrality pada tabel 4.29, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai in-closeness

tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.Md dengan nilai 0.4729, (2)

Bambang P.T, STP memiliki nilai sama dengan Herlina, S.ST yaitu 0.4013 dan (3) Arben. K dengan nilai 0.3783, dapat disimpulkan keempat actor/nodes merupakan actor yang memiliki kemudahan dalam menyebarkan informasi ke actor/node yang lain dalam suatu

network atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi

(kecendrungan dapat mempengaruhi) actor/node lain dalam

network.

Gambar 4.17 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Program PUAP

Tabel 4.30

Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Program PUAP

No Nama Sex Age Bidang Lembaga Out-Closeness 1 Bambang Pujo Tarmoko, STP L 33 PMT PMT 0.6437

2 Suswandi, SE L 37 PMT PMT 0.5752

3 Risa, S.PT P 33 PP BPP Air Pikat 0.4828

4 Suyamto L 51 PP BPP Pal VIII 0.4702

5 Busroni, A.Md L 31 PMT PMT 0.4621

6 Surono, A.md L 50 PP BPP Air Pikat 0.4544

7 Hanif Suryanto, SST L 34 PP BPP Durian Mas 0.4096

8 Susi Herawati P 38 PP BPP Tanjung Agung

0.4096

10 Novita Yuliani, SP P 29 PP BPP Air Duku 0.3947

Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.29

Hasil perhitungan nilai out-closeness centrality pada tabel 4.30, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai out-closeness

tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan nilai 0.4381, (2)

Suswandi, SE dengan nilai 0.4047, dan (3) Risa, S.PT dengan nilai 0.4828, dengan demikian, ketiga actor/nodes tersebut merupakan

actor/node yang memiliki kemudahan untuk dipengaruhi actor/node

lain (kecendrungan dapat dipengaruhi), dalam penyebaran informasi dalam network.

4.3.3 Melihat peranan aktor yang menghubungkan aktor dengan aktor lain dalam pelaksanaan program PUAP Pendekatan betweenness berpandangan bahwa seseorang (actor/node) yang lebih sentral/lebih penting jika ia sebagai; (1) Perantara/transmisi informasi dalam suatu jaringan, (2) Seberapa banyak arus informasi yang terganggu atau harus membuat jalan memutar lagi jika seseorang berhenti menyampaikan informasi atau menghilang dari jaringan, (3) Sampai sejauh mana mungkin seseorang mengontrol arus informasi karena kedudukannya dalam jaringan. Actor/nodes yang meiliki nilai betweenness tinggi/sentral dalam jaringan tergantung pada sejauh mana actor/node tersebut diperlukan sebagai link/penghubung dalam rantai jaringan yang memfasilitasi penyebaran informasi dalam jaringan.

4.3.3.1 Betweenness Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi betweenness centrality dapat dilihat pada gambar 4.18 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.

Gambar 4.18 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Seluruh Data Sampel

Dari visualisasi jaringan diatas didapat hasil perhitungan

betweenness centrality yang memiliki nilai berkisar 0 - 0.34, seperti

yang ditunjukkan pada nilai betweeness, di Tabel 4.31

Tabel 4.31

Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality

Measures Value Mean Std.Dev. Min Max 0.015 0.049 0 0.34

Tabel 4.32

Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality

No Nama Sex Age Bidang Status Lembaga Betweenness

1 Busroni, A.Md L 31 PMT PUAP PMT 0.34

2 Bambang P T, STP L 33 PMT PUAP PMT 0.3078

3 Suswandi, SE L 37 PMT PUAP PMT 0.1373

4 Herlina, S.ST P 34 PP PUAP BPP Air Duku 0.0829

5 Risa, S.PT P 33 PP PUAP BPP Air Pikat 0.0771

6 Rindra Purnama, SP L 55 Ka BPP NON BPP Lubuk Ubar 0.0537

7 Suyamto L 51 PP PUAP BPP Pal VIII 0.0434

8 Surono, A.md L 50 PP PUAP BPP Air Pikat 0.0355

9 Soleman, SP L 50 Ka BPP NON BPP Air Duku 0.0321

10 Arben. K L 48 PP PUAP BPP Pal VIII 0.0248

Keterangan: Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.32

Sentralisasi network (Network Centralization Index) yang rendah, yakni sebesar 32.836%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa secara struktural, tidak terdapat kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini. Actor/nodes seperti Busroni, A.Md, Bambang P.T, STP dan Suswandi, SE terlihat memiliki kekuatan secara struktural untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP. Ketiga aktor tersebut juga secara struktural dianggap „berbeda‟ dari populasi yang ada. Mereka juga bisa dianggap sebagai „dealmakers‟ (yang membuat sesuatu bisa terlaksana/terjadi). Namun fungsi ketiga actor/nodes tersebut sebagai PMT yang melakukan pengawasan, pengawalan dan pembinaan dalam pelaksanaan program PUAP dengan kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini dianggap normal, disisi lain ada actor/node dengan nilai betweeness cukup tinggi seperti Herlina, S.ST, Risa, S.PT, Herlina, S.ST dan Rindra Purnama, SP, mereka secara struktural dapat untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP.

4.3.3.2 Betweenness Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi betweenness centrality dapat dilihat pada gambar 4.19 yang merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.

Gambar 4.19 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Program PUAP

Jaringan pada program PUAP memiliki nilai betweenness

centrality berkisar 0 - 0.422, seperti yang ditunjukkan pada nilai betweeness, di Tabel 4.33

Tabel 4.33

Hasil Perhitungan Betweenness Centrality Dari Program PUAP

Measures Value Mean Std.Dev. Min Max 0.025 0.08 0 0.422

Network Node Betweenness Centrality Index 40.405%

Tabel 4.34

Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Dari Program PUAP

No Nama Sex Age Bidang Lembaga Betweenness

1 Busroni, A.Md L 31 PMT PMT 0.4221

2 Bambang Pujo Tarmoko, STP L 33 PMT PMT 0.4155

3 Suswandi, SE L 37 PMT PMT 0.2057

4 Risa, S.PT P 33 PP BPP Air Pikat 0.0812

6 Suyamto L 51 PP BPP Pal VIII 0.0522

7 Surono, A.md L 50 PP BPP Air Pikat 0.0384

8 Arben. K L 48 PP BPP Pal VIII 0.0305

9 Suwoto L 45 PP BPP Padang Ulak Tanding

0.0168

10 Putudadi Triatmajasari L 52 PP BPP Mojorejo 0.0166

Keterangan: Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.34

Sentralisasi network (Network Centralization Index) yang rendah, yakni sebesar 40.405%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa secara struktural, tidak terdapat kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini. Actor/nodes seperti Busroni, A.Md, Bambang P.T, STP dan Suswandi, SE terlihat memiliki kekuatan secara struktural untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP. Ketiga aktor tersebut juga secara struktural dianggap „berbeda‟ dari populasi yang ada. Mereka juga bisa dianggap sebagai „dealmakers‟ (yang membuat sesuatu bisa terlaksana/terjadi). Namun fungsi ketiga actor/nodes tersebut sebagai PMT yang melakukan pengawasan, pengawalan dan pembinaan dalam pelaksanaan program PUAP dengan kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini dianggap normal, disisi lain ada actor/node dengan nilai betweeness cukup tinggi seperti Risa, S.PT, Herlina, S.ST dan Suyamto, mereka secara struktural dapat untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP.

Dokumen terkait