• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran BPUM Dalam Mendorong Sektor

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 33-37)

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

23

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Berita Fiskal Terpilih

BAB V

Peran BPUM Dalam

Mendorong Sektor

UMKM di Masa Pandemi

Covid-19 di Papua

Dalam rangka meredam dampak Pandemi Covid-19, pemerintah mengambil kebijakan langkah extraordinary dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu dengan mengalokasikan dana dukungan fiskal sebesar Rp695,2 triliun atau 4,4 persen dari PDB tahun 2019. Dana tersebut terdiri dari alokasi biaya penanganan Covid-19 (Anggaran Kesehatan) sebesar Rp87,55 triliun serta alokasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp607,65 triliun (Kemenkeu, 2020). Program PEN yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 Tahun 2020 dirancang untuk memulihkan ekonomi Indonesia, antara lain dengan melindungi masyarakat yang rentan terdampak serta mendukung dunia usaha agar tidak makin terpuruk, salah satunya pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sektor UMKM menjadi salah satu fokus dalam pemulihan ekonomi karena memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara, yaitu sebesar 60,34 persen dari total PDB Indonesia. Di samping itu, UMKM juga menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, 99 persen dari total lapangan kerja, serta 58,18 persen total investasi (Kemenkeu, 2020). Pemerintah mengalokasikan total anggaran sebesar Rp123,46 Triliun dalam program PEN sebagai insentif dukungan kepada sektor UMKM. Salah satu program tersebut adalah Bantuan Bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM). BPUM adalah bantuan pemerintah dalam bentuk dana tunai sebesar Rp2,4 juta yang diberikan kepada pelaku usaha mikro dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 6 Tahun 2020. Penggunaan dana BPUM ini diharapkan dapat meringankan beban para pelaku UMKM terdampak pandemi covid-19.

Usulan Calon penerima BPUM Tahun 2020 di Papua diajukan oleh Penyalur dan Dinas Perindagkop UKM Provinsi Papua dengan berkoordinasi dengan seluruh Dinas Kabupaten/Kota. Data usulan calon Penerima BPUM yang disampaikan kepada Kemenkop UKM akan dilakukan

Tabel 5.1: Jumlah Penerima BPUM Provinsi Papua dan Nasional s.d. Triwulan III 2020

No

Tahap Penyaluran

BPUM

Jumlah Penerima % Papua

Terhadap Nasional Papua Nasional 1 Tahap I 2,272 742,422 0.31% 2 Tahap II - 257,578 0.00% 3 Tahap III 6,120 1,915,147 0.32% 4 Tahap IV 164,776 2,676,057 6.16% 5 Tahap V 13,864 6,639,576 0.21% TOTAL 187,032 12,230,780 1.53%

Sumber: Kementerian Keuangan dan Dinas Perindagkop UKM Provinsi Papua, diolah (2020)

Berita Fiskal Terpilih

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

24

pembersihan melalui proses validasi dengan menggunakan data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) dari Kemenkeu dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dari OJK. Daftar Penerima BPUM Provinsi Papua Tahap I s.d. Tahap III ditetapkan dalam Surat Menteri Koperasi dan UKM Nomor 465/Dep.2/IX/2020 dengan jumlah Penerima BPUM sebanyak 8.392 Usaha Mikro. Jumlah tersebut hanya sebesar 0,29 persen dari total Penerima BPUM secara nasional sebanyak 2,915,147 usaha mikro. Selanjutnya, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Papua melakukan perbaikan atas pengajuan data-data yang diusulkan pada tahap-tahap selanjutnya. Hal ini menyebabkan jumlah Penerima BPUM hingga Triwulan III 2020 mengalami kenaikan cukup signifikan, yaitu sebesar 187,032 usaha mikro (1,53 persen) dari total 12,230,780 Penerima BPUM sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Perindagkop UKM Provinsi Papua, beberapa kendala yang dihadapi dalam penyaluran BPUM di Provinsi Papua antara lain: 1. Keterbatasan data UMKM yang dimiliki

Keterbatasan data masih menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi, salah satunya terkait data UMKM. Di Kemenkop UKM, saat ini sedang dikembangkan penataan dan laporan data

koperasi dan UMKM menggunakan

Online Data System (ODS). Master

plan dan road map pendataan yang terintegrasi disusun dalam rangka pengembangan big data nasional agar data yang dimiliki dapat menjawab kebutuhan informasi para stakeholder dalam

menentukan arah kebijakan. ODS merupakan data UMKM yang diinput oleh Dinas Kabupaten/Kota yang ada di seluruh Indonesia. Berdasarkan informasi dari Kemenkop UKM, saat ini ODS berisi 13,25 juta data UMKM yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Namun data yang diinput oleh Dinas di Papua hanya sebanyak 32,244 UMKM (0,24 persen). Dari jumlah tersebut, sebanyak 31.341 UMKM di antaranya (92,8 persen) diinput oleh Dinas Kota Jayapura, sedangkan 7,2 persen sisanya diinput oleh 28 Kabupaten lain di Papua sebagaimana terlihat dalam grafik 5.1. Hal ini menunjukkan masih rendahnya partisipasi Dinas Kabupaten di Papua dalam penginputan data UMKM terintegrasi.

Grafik 5.1: Distribusi Jumlah UMKM yang Diinput oleh Pemda dalam ODS untuk Provinsi Papua

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM; diolah (2020)

Kota Jayapura; 92,8% Kab. Merauke; 3,2%

Kab. Mimika; 1,3%

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

25

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Berita Fiskal Terpilih

2. Masih banyaknya pelaku usaha yang belum memiliki eKTP/NIK

Pada saat pengajuan awal usulan calon penerima BPUM, 20 Kabupaten/Kota di Papua yang telah menyampaikan melalui Dinas Provinsi. Namun dari jumlah tersebut, seluruh data UMKM di 13 Kabupaten tanpa menyertakan NIK, sedangkan sebagian UMKM pada 7 Kabupaten lainnya belum dilengkapi NIK. Hal ini menyebabkan 7.549 dari 21.653 UMKM yang disampaikan (35%) tidak dapat diusulkan sebagai Penerima BPUM karena belum dilengkapi dengan data NIK sebagai unique keys. Berdasarkan informasi dari Dinas, masih banyak masyarakat di Papua yang belum memiliki e-KTP/NIK sehingga menjadi kendala dalam penyusunan database UMKM.

3. Kesulitan dalam melakukan penyaluran BPUM

Meskipun sebanyak 187,032 usaha mikro telah ditetapkan sebagai Penerima BPUM, namun Dinas Perindagkop Provinsi Papua mengatakan bahwa banyak penyaluran bantuan yang belum dapat dilaksanakan. Hal ini antara lain karena banyak masyarakat Penerima BPUM yang belum memiliki rekening sebagai tempat penampungan dana BPUM. Di samping itu, banyak masyarakat yang memiliki aksea yang terbatas kepada Bank Penyalur karena faktor demografi dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang Perbankan, terutama pada masyarakat yang tinggal di wilayah perkampungan/pedalaman.

Dengan adanya program Bantuan Permodalan Usaha Mikro (BPUM), diharapkan sektor UMKM dapat terbantu dan terus bergeliat menggerakkan perekonomian di masa pandemi Covid-19 sehingga UMKM dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Papua pada triwulan IV nanti.

18.982 Pelaku Usaha Mikro di Papua Dapat BPUM dari Pemerintah Melalui Bank BRI

Jayapura – Bank BRI Kanwil Jayapura yang membawahi Provinsi Papua dan Papua Barat telah menyalurkan Bantuan Presiden Usaha Mikro (BPUM/Banpres Produktif) kepada 1.755 pelaku usaha mikro dari total penerima bantuan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 18.982 penerima manfaat. Kepala Bagian Program Bank BRI Kanwil Jayapura, Gama Hendhika Negara mengatakan, Bank BRI hanya sebagai bank penyalur dana program BPUM dengan nilai bantuan sebesar Rp2,4 juta per rekening. Mengenai batas waktu penyaluran, Gama menyebut masih terus dilakukan sesuai data yang diberikan oleh Kemenkop dan UKM.

“Masih terus dilakukan penyaluran sampai Desember mendatang, dan kemungkinan masih berlanjut hingga tahun 2021,” ucap Gama, Selasa (20/10/2020). Pihaknya berharap dapat membantu pelaku usaha terlebih yang terdampak langsung akibat pandemi Covid-19. “Harapan kami bantuan dari Pemerintah melalui Bank BRI dapat bermanfaat bagi pelaku usaha untuk bangkit lagi menjalankan usahanya setelah terpuruk akibat pandemi,” kata Gama.

Sebelumnya, Pemimpin Bank BRI Kanwil Jayapura, Darwaji mengatakan program BPUM seperti memberikan hidrasi kepada pelaku usaha mikro yang mempunyai kerentanan tinggi setelah beberapa bulan ini mengalami krisis akibat pandemi. “Mereka (pelaku usaha mikro) memerlukan tambahan modal kerja agar usaha mereka tetap berjalan produktif atau setidaknya jiwa entrepreneurship yang tangguh tetap bertahan sambil menemukan kembali skal bisnisnya seperti sebelum pandemi,” tandasnya.

Program BPUM yang digulirkan bagi pelaku usaha mikro dengan kriteria tertentu sebagaimana diatur dalam Permenkop Nomor 6 Tahun 2020. Bank BRI berkomitmen kuat untuk membantu Pemerintah dan menyukseskan penyaluran BPUM kepada 9,1 juta pelaku usaha mikro di Indonesia. (Sumber: Pasificpos.com)

- 1 -

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

Komplek Papua Trade Center

Jalan Raya Kelapa Dua Entrop Jayapura 99224 Telp. 0967-533140, 534140

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 33-37)

Dokumen terkait