• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran dan Fungsi HKI

Dalam dokumen Buku Panduan PatenPVT (Halaman 26-36)

Sistem HKI akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). HKI telah menjadi bagian penting bagi suatu negara untuk menjaga keunggulan industri dan perdagangannya. Menurut Munaf (2001), peran HKI pada saat ini cukup penting, antara lain:

a. Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi negara maju agar tetap dapat menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya; b. Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat

diindustrikan; dan

c. Alat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan mendapatkan imbalan berupa royalti.

Pembangunan ekonomi di dunia sekarang ini tidak akan terlepas dari sistem HKI, dalam kehidupan sehari-hari, telah disadari bagaimana besarnya dampak intelektualitas manusia. Hasil dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual yang dihasilkannya telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari sekeliling atau dari rumah tempat kita tinggal, berbagai peralatan rumah, pakaian, elektronika, komunikasi, transportasi, peralatan kantor dan lain-lain merupakan hasil karya intelektual manusia yang sangat membantu kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, untuk mendorong kreasi yang berguna lebih lanjut, sangat penting untuk memberikan suatu insentif kepada pihak-pihak yang menciptakan atau menanamkan modal dalam pembuatan karya intelektual. Negara-negara maju sudah berabad-abad mengenal kebutuhan akan insentif dengan membangun suatu sistem yang membuat karya intelektual yang baru atau asli diperlakukan sebagai suatu kekayaan, yang dikenal sebagai kekayaan intelektual.

Kekayaan intelektual sesungguhnya telah memperlancar roda pembangunan ekonomi suatu bangsa, dengan terciptanya perlindungan kekayaan intelektual bagi mereka yang menciptakan atau menanamkan modal pada penciptaan karya-karya intelektual tidak hanya akan mendorong kualitas kekayaan intelektual tetapi juga alih teknologi dan pengetahuan. HKI bagi negara-negara maju bukanlah sekedar perangkat hukum yang hanya digunakan untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang, akan tetapi juga dipakai sebagai alat strategi usaha untuk mengkomersialkan suatu penemuan. Dengan demikian, penghargaan negara yang berupa pemberian hak monopoli kepada penghasil karya intelektual memungkinkan peghasil karya intelektual untuk mengeksploitasi penemuannya secara ekonomi.

Insentif yang diberikan kepada pemegang HKI dalam bentuk monopoli dimaksudkan agar penghasil karya intelektual dapat menggunakan atau memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual mereka dalam jangka waktu tertentu. Monopoli untuk menggunakan dan memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual

memungkinkan pemilik hak untuk menerima penghasilan dan keuntungan atas waktu, uang dan usaha yang telah mereka habiskan dalam penciptaan kekayaan intelektual. Dengan memiliki penghasilan yang cukup, pemilik hak mampu untuk menciptakan kekayaan intelektual selanjutnya yang lebih baik.

Hak yang dimiliki oleh penghasil karya intelektual tidak hanya berupa hak ekonomi, tetapi juga hak moral yang mengabadikan integritasnya atas karya intelektual yang telah dihasilkannya. Selain itu, ada manfaat sosial dalam bentuk-bentuk penyebarluasan, pengkayaan, dan dukungan yang diberikan oleh Negara terhadap pengembangan sistem HKI. Sistem HKI diharapkan dapat berperan dalam membentuk suatu budaya yang mampu merubah masyarakat pengguna menjadi masyarakat yang mengembangkan potensi dirinya, sehingga akan terlahir pencipta, inventor, dan pendesain baru.

Bagi dunia industri, memahami sistem HKI tidak hanya berhubungan dengan perlindungan kekayaan intelektual tetapi juga menjamin agar tidak melanggar HKI orang lain. Kecenderungan pasar global telah mendorong pengembangan sistem peraturan global, termasuk dalam bidang HKI. Sejak 1 Januari 1995, World Trade Organization(WTO) telah memperkenalkan perjanjian

Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) dan mewajibkan

seluruh anggota WTO untuk menerapkan persyaratan minimal untuk perlindungan HKI sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian TRIPs.

Agar dapat kompetitif dalam pasar global, para industriawan harus tahu dan mengikuti peraturan perdagangan yang berkembang dan diterapkan di negara tujuan pasar termasuk yang berhubungan dengan HKI. Kepabeanan beberapa negara juga meminta persyaratan agar dokumen HKI dapat dilampirkan pada dokumen wajib dan tambahan. Kegagalan memahami peraturan di negara tujuan pasar dapat menyebabkan kesulitan bagi produk-produk Indonesia khususnya dalam memasuki pasar luar negeri dan jika produk-produk tersebut berhasil masuk, resiko dituntut oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual suatu produk di pasar luar negeri sangat tinggi.

Manfaat utama yang diberikan sistem HKI bagi peneliti dan industri yaitu: a. Dapat mengetahui informasi dan melihat perkembangan sebagian besar

pengetahuan dan teknologi terbaru.

Informasi Paten di seluruh dunia memberikan informasi teknologi yang berguna yang sebagian besar dapat diakses melalui internet. Ketersediaan informasi tersebut memungkinkan peneliti dan industri di Indonesia untuk melaksanakan suatu pengamatan teknologi dan melihat kecenderungan perkembangan teknologi paling mutakhir. Selain itu, masyarakat juga bebas menggunakan informasi dari Paten kadaluwarsa

(expired) dan bebas menggunakan informasi Paten yang tidak terdaftar di

negara mereka sepanjang informasi penggunaan tersebut tidak diperluas ke negara-negara tempat Paten tersebut dimintakan. Syarat kebaruan yang diterapkan dalam sistem Paten adalah kebaruan universal (absolut), yang berarti penemuan yang dimintakan Paten-nya tersebut harus baru tidak hanya di negara tempat permohonan Paten didaftarkan tetapi juga harus baru di seluruh dunia. Konsekuensinya, kegiatan riset di Indonesia ditantang untuk dapat berkompetisi dengan kegiatan riset di seluruh dunia. Tantangan ini tidak hanya untuk menjaga patentabilitas hasil riset jika ingin memperoleh Paten, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan riset tersebut harus selalu mengikuti kecenderungan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar serta menghindari duplikasi dan pelanggaran penemuan-penemuan lain yang telah di-Paten-kan. b. Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah

oleh pihak ketiga.

Hal ini diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada penemu atau investor untuk mendapat manfaat/imbalan keuangan yang cukup atas upaya/investasi dalam menciptakan karya intelektual tersebut.

Selain kedua manfaat utama di atas, sistem HKI juga memberikan peluang bagi suatu industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu dan dapat membangun entry barrier bagi kompetitor-nya. HKI sebagai aset

(intangible) bisnis juga dapat menjadi income generating bagi suatu industri melalui

lisensi, penjualan atau komersialisasi HKI, dan akan meningkatkan nilai suatu industri di mata investor dan lembaga keuangan.

Tidak hanya bagi industri, bagi perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), sistem HKI juga akan sangat berperan. Sistem HKI melekat pada semua kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, terutama dalam penelitian dan pengajaran. Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu basis perolehan HKI sangat identik dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu, suatu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang dirancang dengan baik, tidak hanya sekedar melaksanakan pekerjaan dan/atau penyelesaian studi saja namun juga mengandung misi yang lebih jauh, bisa memiliki efek positif bagi masyarakat luas.

Perguruan tinggi dan lembaga litbang sangat berpotensi dalam menghasilkan HKI yang bernilai ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan HKI yang optimal dari hasil kegiatan trdiharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan dapat dijadikan sebagai salah satu income generating untuk keberlanjutan berbagai kegiatan tridharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan yang berdaya saing tinggi. Beberapa produk strategis dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi, ruang lingkup kegiatan, dan jenis HKI yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Gambar 3 disajikan Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian.

Tabel 1. HKI dalam Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi

Produk Strategis Perguruan Tinggi

Ruang Lingkup Kegiatan Jenis HKI

Bidang Pendidikan/Pengajaran 1. Modul/diktat/ penuntun praktikum 2. Buku/textbook

3. Software 4. Model/simulasi

5. Pola kebijakan/ rencana/strategi

Membuat dan menerbitkan modul/diktat/ penuntun

praktikum/buku ajar yang digunakan sebagai bahan perkuliahan di semua program pendidikan (S0, S1, S2 dan S3).

Membuat software dan modul untuk manajemen pendidikan dan pemanfaatan teknologi lainnya. Menyusun konsep kebijakan untuk

dimanfaatkan oleh IPB, daerah, regional, dan nasional

Bidang Penelitian 1. Prototipe peralatan

2. Peningkatan nilai tambah produk 3. Pemanfaatan limbah

4. Pengembangan teknologi pengolahan sda

5. Obat-obatan dan makanan tradisional 6. Produk ramah lingkungan 7. Alat-alat pemanenan produk pertanian 8. Pemanfaatan plasma nutfah Indonesia 9. Pengolahan pascapanen produk

pertanian

Penemuan teknologi baru yang orisinil Penemuan gen atau sumber plasma

nutfah berpotensi ekonomi Modifikasi teknologi yang sudah ada

untuk peningkatan nilai tambah (added value)

Penemuan proses pembuatan produk pertanian

Penemuan formulasi baru dalam bidang makanan dan obat-obatan tradisional Paten, Hak Cipta, Rahasia Dagang, Merek, Perlindun gan Varietas Tanaman, Desain Industri

Bidang Pengabdian kepada Masyarakat 1. Panduan penyuluhan dan pelayanan 2. Alat peraga untuk masyarakat 3. Model/simulasi

4. Kiat bisnis bagi pengusaha kecil dan menengah

5. Pengembangan media komunikasi 6. Pengembangan teknologi tepat guna

Membuat panduan sederhana yang mudah dicerna dan dipahami bagi petani kecil

Menyusun kiat-kiat bisnis bagi pengembangan jiwa kewirausahaan Memanfaatkan media cetak maupun

audio visual dalam rangka peningkatan pelayanan IPB kepada masyarakat Menciptakan teknologi tepat guna

(sederhana) yang diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan Hak Cipta, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang

Gambar 3. Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian

STRATEGI PENELI TI AN

PROGRAM DAN KEGI ATAN PENELI TI AN

KEKAYAAN I NTELEKTUAL - LAYAK LI NDUNG HKI ? - LAYAK KOMERSI AL? PEMANFAATAN MELALUI ALI H TEKNOLOGI

MANFAAT FI NANSI AL DAN NON- FI NANSI AL

YA TI DAK PEMANFAATAN MELALUI SKEMA LAI N SUMBER DAYA PENELI TI AN SUMBER DAYA PENELI TI AN

PATEN

A. Pengertian dan Istilah dalam Paten

Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses.

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam Paten antara lain:

Paten: adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Invensi: adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Inventor: adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.

Pemegang Paten: adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.

Paten Sederhana: adalah invensi yang memiliki nilai kegunaan lebih praktis daripada invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud (tangible). Adapun invensi yang sifatnya tidak kasat mata (intangible), seperti metode atau proses, penggunaan, komposisi, dan produk yang merupakan product by process

tidak dapat diberikan perlindungan sebagai Paten Sederhana. Namun demikian, sifat

3

baru dalam Paten Sederhana sama dengan Paten biasa yaitu bersifat universal. Perbedaan Paten dengan Paten Sederhana dapat dilihat pada Tabel 2.

Hak Prioritas: adalah hak Pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the protection of industrial

property atau agreement establishing the world trade organization untuk

memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention tersebut.

Tabel 2. Perbedaan Paten dan Paten Sederhana

No. Keterangan Paten Paten Sederhana

1 Jumlah klaim 1 invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi

1 invensi

2 Masa perlindungan

20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan paten

10 tahun sejak tanggal penerimaan paten 3 Pengumuman

permohonan

18 bulan setelah tanggal penerimaan

3 bulan setelah tanggal penerimaan

4 Jangka waktu pengajuan keberatan

6 bulan terhitung sejak diumumkan

3 bulan terhitung sejak diumumkan

5 Pemeriksaan substantif

Kebaruan, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri

Kebaruan dan dapat diterapkan dalam industri 6 Lama

pemeriksaan substantif

36 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pemeriksaan substantif

24 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pemeriksaan substantif

7 Objek paten Proses, penggunaan, komposisi, dan produk

Produk atau alat kasat mata (tangible)

Dalam dokumen Buku Panduan PatenPVT (Halaman 26-36)

Dokumen terkait