• Tidak ada hasil yang ditemukan

Guru sebagai pemberi inspirasi belajar harus mampu memerankan dirinya dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Peran guru PKn di MTs Negeri Sumbang sebagai pemberi inspirasi dalam berdisiplin yaitu dengan cara memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan berpakaian. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh guru PKn MTs Negeri Sumbang pak Nur Kholik bahwa:

Untuk memberi inspirasi ya bagaimana anak bisa mengawali dari dirinya sendiri agar disiplin untuk mengawali semua kegiatan misalnya mengawali kegiatan dari rumah apa yang ada dari rumah diawali dengan disiplin sehingga dibawa ke Madrasah ini bisa memberi inspirasi kepada teman yang lain agar disiplin bukannya malah terbawa pergaulan teman yang tidak disiplin. Sebagai contoh atau sebagai panutan yang saya berusaha untuk tampil yang terbaik untuk siswa saya, memberikan contoh yang terlihat seperti berpakaian rapih dan bertingkahlaku yang baik agar siswa saya mencontoh yang baik dari saya. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Dengan memberikan contoh yang baik diharapkan peserta didik akan mencontoh perilaku dan cara berpakaian guru agar peserta didiknya meniru untuk berdisiplin dalam menaati tata tertib kedisiplinan di

sekolah. Hal ini juga dikemukakan oleh guru PKn lainnya di MTs Negeri Sumbang bu Mulyani bahwa:

Sebagai pemberi inspirasi ya dengan dimulai dengan saya sendiri memakai baju rapih dan bertingkahlaku baik agar anak didik saya juga seperti itu dan selalu disiplin untuk mematuhi tata tertib yang ada tanpa harus diingatkan lagi, tapi karena kesdaran akan pentingnya berdisiplin. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa peserta didik juga berpendapat kalau guru PKn mereka sudah memberikan inspirasi dalam mereka berperilaku dan berpakaian yang rapih, karena dari guru PKn sudah memberikan contoh yang baik. Hal ini dinyatakan oleh peserta didik Burhanudin kelas VII, bahwa “Bu Mul sudah baik perilakunya juga sudah disiplin”. (Wawancara, 13 Januari 2016). Pendapat dari peserta didik ini juga diperkuat dengan pendapat peserta didik yang lainnya yaitu Zakaria kelas IX bahwa “Pak Kholik sudah disiplin dan baik mba penampilannya, karena beliau kan pembina karate mba sudah pasti disiplin mba” (Wawancara, 14 Januari 2016).

Guru sebagai pemberi inspirasi bagi para peserta didiknya merupakan hal yang paling utama agar peserta didik meniru atau mencontoh perilaku yang baik dari diri guru itu sendiri. Dari hasil pengamatan peneliti guru PKn di MTs Negeri Sumbang sudah memberikan contoh perilaku dan berpakaian yang baik serta rapih sesuai dengan aturan yang ada. Ini menunjukkan bahwa sebagai

pemberi inspirasi dan pemberi contoh yang baik bagi peserta didiknya guru PKn terlebih dahulu memulainya dari dirinya sendiri. Tentunya dengan berpenampilan dan berperilaku baik diharapkan peserta didik akan meniru dan mencotohnya, dengan hal ini diharapkan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik dapat diminimalisir.

e. Kendala yang dihadapi guru PKn dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang

Kendala-kendala yang dijumpai dalam mendisiplinkan peserta didik di MTs Negeri Sumbang adalah memang masih banyaknya peserta didik yang masih kurang pemahamannya bahwa kedisiplinan itu penting, peserta didik di MTs Negeri Sumbang masih banyak yang ngeyel ketika di disiplinkan oleh guru, hal ini di kemukan oleh Bu Mulyani selaku guru PKn bahwa:

Kendalanya ya itu siswanya itu sering ngeyel dan semaunya sendiri kalau dikasih tahu, mungkin masih terbawa sifat dari SD-nya, biasa diemong dan biasa dibiarkan dari SD, kurang kontrol dari rumah juga termasuk mempengaruhi. (Wawancara, 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selain itu kendala yang dihadapi oleh guru adalah dari latar belakang peserta didik itu sendiri yang masih kurang dalam berdisiplin, hal ini di kemukakan oleh Bapak Eri Kusnanto bahwa:

Faktor dari latar belakang siswa juga sangat mempengaruhi mba, karena latar belakang siswa itu kan berbeda, memang disini SDM-nya masih kurang ya mba, wong angka melanjutkan saja masih sekitar 40-70% mba pertahunnya. (Wawancara, 27 November 2015. Bukti dokumentasi

berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pendapat tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Waka Kesiswaan Bapak Ali Supangat yang mengungkapkan bahwa:

Iya mba kondisi latar belakang siswa sangat mempengaruhi, termasuk juga dari daya dukung dari orangtua disini kurang. Seperti melanggar peraturan itu kan dimulai dari rumah mereka, dari rumah saja sudah terbiasa seperti itu jadi di sekolah juga melanggar, dari rumah saja sudah seperti itu berarti kan dari rumah itu tidak di arahkan dan di awasi oleh orang tuanya. (Wawancara, 15 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan kendala yang dihadapi oleh guru dalam mendisiplinkan peserta didik datang dari dalam diri peserta didik itu sendiri (internal) dan dari luar diri peserta didik (eksternal), hal tersebut yang menjadikan hambatan atau kendala dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang. Kendala dari luar diri peserta didik memang masih erat kaitannya dengan kondisi peserta didik itu sendiri dan sangat mempengaruhi tingkat kedisiplinan peserta didik, seperti halnya kondisi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat para peserta didik itu bergaul sehari-hari yang kurang mendukung peserta didik untuk bertindak disiplin dan cenderung mendorong peserta didik untuk berbuat tindakan indisipliner dan kondisi peserta didik serta kurangnya perhatian atau kurangnya isnpirasi dari lingkungan sekitar peserta didik untuk bertindak disiplin. Kendala internal dan kendala eksternal peserta didik memang saling berkaitan dan berpengaruh bagi

kedisiplinan peserta didik, keduanya seling berhubungan dan menjadikan hambatan untuk menumbuhkan kedisiplinan peserta didik. Hal ini juga diamati oleh peneliti pada saat penelitian, memang peserta didik di MTs Negeri Sumbang masih terlihat susah diatur, faktor dari diri sendiri yang ingin memperoleh perhatian dari teman-temannya dan guru yang membuat para peserta didik melanggar peraturan serta masih banyaknya peserta didik yang melawan atau balik menjawab pertanyaan guru untuk membuat gaduh di kelas. Faktor pergaulan peserta didik juga sangat mempengaruhi keadaan dan perilaku peserta didik, terlihat dari sebagian peserta didik yang pendiam dan taat perturan dan ada sebagian peserta didik yang melanggar peraturan dan seenaknya sendiri dalam bertutur kata dan bertindak sesuka hati untuk mencari perhatian teman-temannya dan guru.

f. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang

Upaya terhadap kendala-kendala dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang adalah dengan memperanaktifkan guru PKn dan memanfaatkan mata pelajaran PKn untuk lebih ditekankan dalam mendisiplinkan peserta didik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Dina seorang peserta didik kelas VIII yang peneliti wawancarai yang mangatakan:

Ya Bu Mulyani selalu pakai baju yang rapih, tingkahlakunya juga baik mba, selalu menegur dan memberi peringatan ketika kita tidak disiplin dan selalu memberi contoh yang baik kepada kita. Jadi kita disiplin kalau sedang pelajaran PKn, kita juga termotivasi disiplin seperti Bu Mulyani mba. (Wawancara, 11 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan tersebut sebagaimana diperkuat oleh bu Mulyani guru PKn MTs Negeri Sumbang beliau menyatakan bahwa:

Ya saya kalau didalam kelas harus selalu memperhatikan anaknya, terutama anak yang sering buat gaduh, kalau dia gaduh nanti pasti saya akan tunjuk buat jawab pertanyaan, jadi anak akan memperhatikan perajaran. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Selain itu, upaya lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan sanksi denda berupa uang bagi peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah dalam hal kedisiplinan, dengan adanya sanksi berupa denda uang tersebut diharapkan peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan akan mendapatkan efek jera dan tidak akan mengulangi pelanggaran yang dilakukannya. Seperti yang dikatakan oleh bu Mulyani guru PKn MTs Negeri Sumbang yang mengatakan:

Upayanya ya saya selalu memberi teguran dan memberi motivasi kepada siswa, kalau saya berhenti untuk memberikan teguran dan motivasi ya pasti anak-anaknya kembali seperti itu akan tidak disiplin. Adapun sanksi yang saya berikan ketika anak itu tidak mau nurut ya saya keluarkan dari kelas, saya suruh maju ke depan untuk hafalan materi atau UUD atau yang lainnya, bahkan ketika mereka melanggar aturan tidak memakai atribut saya suruh bayar Rp. 5000, - kepada bendahara kelas untuk kas kelas. Hukuman yang agak keras memang saya terapkan agar siswa itu kapok dan nggak mengulanginya lagi.

(Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan di atas diperkuat juga oleh salah satu peserta didik kelas VII Veliana yang mengatakan “Ya kalau saya melanggar kadang-kadang suruh bayar denda mb Rp. 5000, - ke bendahara kelas” (Wawancara 13 Januari 2016). Selain itu Aditya peserta didik kelas VII juga mengatakan:

Ya kalau saya melanggar di hukum mba, kaya di suruh keluar kelas nggak boleh ikut pelajaran, suruh hafalan ke depan, kadang-kadang suruh bayar denda Rp. 5000,- mba sama bu Mulyani ke bendahara kelas. (Wawancara 13 Januari 2016)

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pemberlakuan denda berupa uang bagi peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan di sekolah akan mendapatkan atau memberikan efek jera bagi pelanggarnya dan mengurangi tindakan melanggar tata tertib kedisiplinan di sekolah. Dari penjelasan di atas, pemberian denda berupa uang secara maksimal dan benar sudah barang tentu akan menjadikan peserta didik yang melanggar kedisiplinan di MTs Negeri Sumbang secara bertahap akan jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi, dan secara bertahap pula hal tersebut juga akan membuat tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang menjadi lebih baik lagi. Pemberian denda berupa uang bagi peserta didik yang melanggar tat tertib kedisiplinan jiga harus dibarengi dengan pembinaan dan motivasi oleh guru. Hal tersebut dilakukan

agar upaya untuk mendisiplinkan peserta didik bisa terlaksana secara maksimal. Pembinaan dan motivasi penting dilakukan agar peserta didik tetap terkontrol dan terpacu untuk tidak mengulangi tindakan indisipliner, sehingga pemberlakuan sanksi denda berupa uang tersebut tidak sia-sia. Dalam hal pembinaan tersebut pak Eri Kusnanto, guru BK MTs Negeri Sumbang mengatakan:

Kalau saya tidak menerapan kredit point mba, tetapi saya terapkan itu BK untuk konseling bukan polisi sekolah, jadi ketika anak ada masalah saya rangkul untuk saya ajak cerita masalahnya apa, dengan pendekatan persuatif pendekatan yang lebih ke anaknya itu mba, jadi anak mau terbuka dengan saya sebagai mitra jadi anak tidak takut untuk masuk ke ruang BK ini. Menceritakan semua masalahnya jadi saya tahu apa yang menjadi pokok permasalahannya, dan saya bisa memberi solusi agar anak itu tidak terganggu spisikisnya dan pelajarannya di sekolah. Memotivasi siswa juga agar selalu konsentrasi terhadap sekolahnya sehingga sekolahnya tidak terganggu dengan adanya masalah yang ada. Saya juga menjanjikan kerahasiaan cerita itu, sehingga anak akan nyaman bercerita tentang masalahnya. Memang kredit point itu ada mba, tetapi bukan pihak BK yang menerapkan tapi pihak Kesiswaan yang menerapkannya. (Wawancara 27 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selain itu, bu Mulyani guru PKn MTs Negeri Sumbang juga memperkuat dengan pernyataannya bahwa:

Ya setelah menerima hukuman itu diharapkan siswa jera dan tidak mengulangi perbuatnnya lagi, sehingga anak akan termotivasi untuk tidak melanggar peraturan itu lagi, jadi dengan adanya hukuman diharapkan peserta didik akan jera dan disiplin karena kesdarannya akan pentingnya disiplin. (Wawancara 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat penelitian memang berbagai upaya telah dilakukan baik oleh guru PKn, guru BK dan Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik. Diantaranya yaitu selalu memberikan teguran kepada peserta didik yang melanggar peraturan kedisiplinan di sekolah, memotong rambut langsung peserta didik ketika rambut peserta didik itu gondrong dan menggunakan semir, menyita langsung barang yang menjadi penyebab pelanggaran tata tertib seperti HP, atribut seperti dasi untuk mainan ketika jam pelajaran berlangsung dan ketika bukan saatnya dipakai pada hari rabu dan kamis, menyita aksesoris yang dikenakan oleh anak laki-laki yang tidak semestinya seperti menggunakan gelang. Upaya yang dilakukan ini merupakan cara yang digunakan oleh para guru untuk mendisiplinkan peserta didik agar menaati tata tertib sekolah dan dapat meminimalisir tindak indisipliner di sekolah.

B. Pembahasan

1. Guru PKn Melaksanakan Perannya untuk Menumbuhkan

Dokumen terkait