• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil MTs Negeri Sumbang a. Keadaan secara umum - PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil MTs Negeri Sumbang a. Keadaan secara umum - PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil MTs Negeri Sumbang

a. Keadaan secara umum

MTs Negeri Sumbang berlokasi di Jl. Raya silado, Kecamatan Sumbang. Lokasinya berada di batas Kabupaten yakni

Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga. MTs Negeri Sumbang ini terletak di pinggir jalan raya yang cukup ramai dilalui

oleh kendaraan bermotor maupun kendaraan umum lainnya. MTs Negeri Sumbang didirikan pada tanggal 17 Maret 1997 No. DP. 0035528. Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 6.001 m2dan

bangunan 1.222 m2tanah sekolah ini mempunyai status kepemilikan atau hak milik oleh Kementrian Agama. Dengan luas

tanah sekian MTs Negeri Sumbang mempunyai 32 ruang yang terdiri dari 16 ruangan kelas, 1 ruangan Kepala Madrasah, 1 ruangan kantor, 1 ruangan kantor guru, 1 mushola, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang UKS dan 10 ruang kamar mandi/wc dan terdapat 1 lapangan yang terletak ditengah-tengah sekolah.

b. Visi dan Misi MTs Negeri Sumbang

Visi sekolah merupakan harapan atau impian yang ingin dicapai oleh warga sekolah. Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita

(2)

pada masa yang akan datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Sedangkan misi sekolah merupakan

upaya/tindakan yang dilakukan oleh warga sekolah untuk mewujudkan visi sekolah.Begitu juga dengan MTS Negri Sumbang memiliki visi yaitu “kokoh dalam iman,berakhlak mulia dan berilmu amaliah”.Untuk mewujudkan visi MTs Negeri Sumbang

tersebut maka dilakukannya beberapa misi diantaranya sebagai

berikut :

1) Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara efektif

sehingga setiap siswa berkembang secara optimal.

2) Memperkokoh keimanan sebagai sumber pijakan dalam

berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

3) Mewujudkan pribadi siswa yang jujur, disiplin,

berani,tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, guru serta menyayangi sesama.

4) Mendorong dan memotivasi siswa untuk menuntut ilmu serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5) Menerapkan managemen partisipatif dan melibatkan seluruh

(3)

c. Data Guru MTs Negeri Sumbang

Tabel 4.1

Daftar nama Guru MTs Negeri Sumbang No

.

Nama Guru Jabatan Mapel Utama

1 H. Akhmad Taukhid, M.Pd Kepala Madrasah

2 Dra. Maria Aisah Guru IPA Biologi

3 Drs. Nur Hidayat Guru Akidah Akhlak

4 A.Badrun Alhamidi, S.Ag Guru Fiqih 5 Dra.Mei Retno Wiyarti,

M.M Guru Matematika

6 Umul Fatimah, Dra. Hj Guru Matematika 7 Rahyanti Yudiati, S.Pd Guru IPS

8 Shoimah, S.Ag Guru Al Qur'an Hadist

9 Sri Yuswarti, S.Pd.Mat Guru Matematika

10 Khudaefah, S.Pd Guru B.Indonesia

11

Maizun Lukman, S.Pd Waka

Kurikulum IPA

12 Siti Nilawati, Dra Guru B.Indonesia

13 Arina Kustiyanti, S. Psi Guru BK 14 Ery kusnanto, S.Pd Waka Humas BK 15 Nur Kholik, S.Pd Waka Sarpras PKn

16 Siti Fatimah, S.Pd Guru B.Indonesia

17 Wulan Cahyani, S.Pd Guru IPA

18 Hesti Pamuji, S.Pd Guru B.Inggris

19 Sri Wahyuningsih, S.Ag Guru B.Arab 20

Ali Supangat, S.Ag Waka

Kesiswaan SKI

21 Amir Hidayat, S.E Guru IPS

22 Diyah Rakhawati, S.Ag Guru Akidah Akhlak 23 Atik Kurniati, S.Pd Guru B.Inggris

24 Nurul Hikmah, S.Pd Guru IPA

25 Riyadul Maki Aji M, S.Pd Guru B.Inggris

26 Latifatul Azizah, S.Pd.I Guru Al Qur'an Hadist

27 Sultoni, M.Pd.I Guru B. Arab

28 Mulyani, S.Pd Guru PKn

(4)

d. Struktur Organisasi MTs Negeri Sumbang

Tabel 4.2

Struktur Organisasi MTs Negeri Sumbang

(Sumber: Data TU MTs Negeri Sumbang)

e. Data Peserta Didik MTs Negeri Sumbang

Tabel 4.3

Data Peserta Didik MTs Negeri Sumbang Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Jumlah

Rombel

Laki-laki

Perempuan Jumlah Seluruhnya

1. VII 5 93 67 160

2. VIII 5 88 82 170

3. IX 6 88 72 160

Jumlah 16 269 221 490

(Sumber : Data TU MTs Negeri Sumbang)

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Disiplin dalam hal kehadiran (terlambat hadir ke sekolah, tidak

mengikuti kegiatan ektrakurikuler, tidak masuk sekolah tanpa

alasan atau meninggalkan sekolah tanpa izin)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

diketahui bahwa kedisiplinan di MTs Negeri Sumbang pada dasarnya masih cukup rendah dan perlu penanganan khusus. Hal ini ditandai dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik di

No Nama Jabatan

1 Tupono Komite Sekolah

2 H. Akhmad Taukhid, M.Pd Kepala Madrasah 3 Maizun Lukman, S.Pd Waka Kurikulum 4 Ali Supangat, S.Pd Waka Kesiswaan

5 Nur Kholik, S.Pd Waka Sarpras

6 Ery Kusnanto, S.Pd Waka Humas

(5)

MTs Negeri Sumbang dengan contoh misalnya datang terlambat ke sekolah. Kehadiran merupakan hal pokok dalam menunjang kegiatan pembelajaran peserta didik di sekolah. Karena apabila peserta didik

sering terlambat ke sekolah tentunya peserta didik juga akan dirugikan karena tertinggal materi yang disampaikan oleh guru. Lebih parah lagi

apabila peserta didik tidak hadir tanpa alasan yang jelas, itu tentu akan merugikan diri sendiri. Dari hasil wawancara kepada guru PKn pak Nur Kholik mengatakan perannya sebagai guru PKn dan

mengungkapkan kedala dan upaya yang dilakukannya dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dalam hal kehadiran, beliau

mengatakan bahwa:

Ya kalau saya selalu menegur dan menasehatinya mba untuk tidak telat lagi. Kalau kendala memang dari anak itu yang malas bangun pagi lalu berangkatnya jadi siang mba itu alasan yang sering diungkapkan oleh anak-anak mba. Solusinya ya kalau dia terlambat pada saat jam pelajaran saya, pasti saya berikantugas untuk mengerjakannya, agar anak juga jera dan sambil belajar juga dengan mengerjakan tugas itu. (Wawancara, 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Dalam hal ini bu Mulyani selaku guru PKn juga mengungkapkan perannya untuk mendisiplinkan peserta didik serta kendala dan

upayanya, beliau mengatakan bahwa:

(6)

hukuman berupa mengerjakan soal-soal yang ada di LKS maupun buku paket atau maju mengahaflkan UUD 1945. (Wawancara, 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan dari guru PKn juga di perkuat peran dari guru BK pak Ery Kusnanto yang mengungkapkan perannya sebagai guru BK, kedala

yang dihadapi dan upaya yang dilakukan dari guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik, berikut pernyataan beliau bahwa:

Ya kalau saya selaku guru BK pasti yang pertama menegur lalu menasehati biar tidak sering terlambat ke sekolah. Saya tanya kenapa, lalu saya kasih arahan biar tidak diulangi lagi. Kendalanya ya karena memang anak berbeda-beda wataknya jadi ada yang rajin ada yang malas, jadi saya paati nasehati dulu mba. Solusinya ya dengan memberikan hukuman untuk hormat bendera selama 10 menit atau membersihkan ruangan tertentu di jam istirahat dengan pantauan saya tentunya. (Wawancara, 27 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Peran dari kesiswaan juga sangat penting untuk mendisiplinkan peserta didik, pak Ali Supangat mengungkapkan perannya sebagai kesiswaan

dan mengungkapkan kendala dan upaya yang dilakukannya sebagai kesiswaan unutk mendisiplinkan peserta didik, beliau menyatakan

bahwa:

(7)

kenakan denda uang kalau dia sudah terlambat dan memakai sepatu yang tidak sesuai atau warnanya tidak sesuai, lalu uang ini dibayarkan ke bendahara kelas untuk nantinya menjadi uang kas kelas, seperti itu mba. (Wawancara, 15 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Tetapi dari peserta didik yang berhasil peneliti wawancarai memang

mengakui kalau mereka melakukan pelanggaran ketidakdisiplinan dalam hal terlambat ke sekolah maupun tidak berangkat ekstrakurikuler bahkan meninggalkan sekolah tanpa izin untuk pulang

ke rumah atau pergi untuk bermain. Seperti salah satu pernyataan dari Zakaria peserta didik kelas IX yang mengatakan bahwa dirinya

terkadang berangkat terlambat ke sekolah dan meninggalkan sekolah tanpa izin, berikut adalah pernyataan dari Zakaria bahwa:

Datang ke sekolah terlambat, baju dikeluarkan, minggat mba. Kalau baju disuruh masukkan, kalau terlambat ditegur terus dinasehatin, kalau minggat pasti besoknya dipanggil mba ke BK, terus suruh bersihin perpustakaan apa UKS seperti itu mba (Wawancara, 14 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selanjutnya Dimas peserta didik kelas VII juga menyatakan bahwa

dirinya juga melanggar tata tertib sekolah dengan tidak berangkat eskul pramuka, berikut pernyataan Dimas bahwa:

(8)

Tidak hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah yang sering dilakukan oleh peserta didik dan kebanyakan hal tersebut dilakukan oleh kelas VII.

Hal lainnya juga diungkapkan dan diakui oleh Burhanudin bahwa: Terlambat ke sekolah, suka ribut sendiri di kelas, kadang abju di keluarkan mba, ya masih banyak lagi mba. Kalau telat paling ditegur mba dinasehatin, suruh bersihin UKS atau perpus, kadang suruh ngerjain tugas mba (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Untuk lebih meyakinkan peneliti mencoba hadir lebih awal di lokasi

penelitian untuk melihat dan mengamati apakah ada peserta didik yang terlambat hadir ke sekolah, dan setelah pukul 07:00 yang menandakan waktu masuk jam sekolah peneliti menjumpai masih ada beberapa

peserta didik yang terlambat ke sekolah lebih dari jam 07:00. Peserta didik yang datang terlambat terlebih dahulu ke depan ruang guru

bertemu dengan guru yang piket, peserta didik akan dicatat oleh guru piket yang bertugas dan ditanya apa alasannya terlambat, setelah di catat, di tanya mengapa terlambat kemudian peserta didik

diperbolehkan masuk ke kelas mereka masing-masing, tentunya dengan terlebih dahulu diperiksa kelengkapan atribut yang harus di

pakai pada hari tersebut. Apabila kelengkapan atributnya kurang maka akan dikenakan sanksi atau hukuman berupa denda uang yang dibayarkan kepada bendahara kelas maupun membersihkan ruangan

(9)

upacara, peserta didik akan diberikan hukuman berupa hormat bendera selama 10 menit setelah waktu upacara berakhir. Tentunya tidak disiplin dalam hal kehadiran menjadi masalah yang perlu segera

ditangani oleh guru agar pelanggaran tersebut bisa teratasi dan dapat diminimalisir.

b. Disiplin dalam hal pakaian (berpakaian seragam tidak lengkap,

tidak mengenakan atribut, berpakaian tidak semestinya)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa

kedisiplinan dalam hal berpakaian memamng masih sangat rendah. Karena dibuktikan dengan masih banyaknya peserta didik yang

melanggar peraturan tersebut. Hal ini juga di kemukakan oleh guru PKn pak Nur Kholik yang mengungkapkan perannya untuk

mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian serta kendala dan upaya yang belaiau lakukan, beliau mengatakan bahwa:

Kalau pakaian saya mulai dari diri saya terlebih dahulu mba, dengan saya berpakaian rapih sehingga anak melihat dan meniru, itu harapannya mba. Tapi memang kendalanya adalah anak-anak kalau sudah dikasih tahu memang nurut tapi ya itu diulangi lagi pelanggaran itu mba, jadi masih susah anaknya mba terutama anak laki-lakinya. Solusinya ya dengan saya menegur anak itu masih ngeyel ya saya tarik bajunya untuk segera dimasukkan jadi anak kan langsung memasukkan bajunya mba. (Wawancara, 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

(10)

mengungkakan kendala dan upaya yang dilakukan oleh beliau, biliau mengatakan bahwa:

Kalau pakaian saya tampil dengan baju yang sopan dan sesuai dengan aturan, agar anak-anak terutama siswa perempuan meniru biar disiplin seperti memakai kerudung MTs. Kendalanya ya itu mba anak anak kalau habis dibilangin nurut tapi nanti ya diulangi lagi bajunya keluar lagi, memang masih rendah kesadarannya untuk disiplin. Solusinya ya kalau saya mencoret baju bagian bawah itu dengan spidol biar anak itu jera dan memasukkannya mba. (Wawancara 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan dari guru PKn juga diperkuat dengan pernyataan dari guru

BK yang mengungkapkan perannya untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian dan memberikan pernyataan tentang kendala dan upaya yang dilakukan oleh guru BK, pak Ery mengatakan bahwa:

Kalau pakaian memang yang paling mendominasi mba disini, jadi kalau ada anak yang bajunya dikeluarkan pasti saya tegur langsung dan saya akan membandingkan dengan anak-anak yang rajin jadi anak pasti akan malu dan memasukkan bajunya. Kendalanya ya anak-anak disini masih terpengaruh satu sama lain mba, jadi saling tiru meniru. Solusinya ya dengan selalu saya menegur karena sebagai guru BK saya memposisikan diri saya untuk menjadi teman bagi mereka mba. (Wawancara, 27 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Pernyataan dari guru PKn dan BK juga diperkuat dengan pernyataan dari Waka Kesiswaan pak Ali Supangat yang mengatakan perannya sebagai kesiswaan dan mengungkapkan kendala dan upaya yang

(11)

Untuk pakaian memang disini banyak ya mba, ya selalu saya tegur kan pasti anak nurut untuk dimasukkan. Tapi ya memang kendalanya anak itu masih saja mengulangi setelah ditegur, masih bandel lah mba anaknya, jadi kesadarannya untuk disiplin masih kurang. Solusinya atau uapayanya ya dengan saya takut-takuti suruh dilepas bajunya sekalian kalau tidak mau dimasukkan, jadi anak kan takut terus dimasukkan, seperti itu mba. (Wawancara, 15 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Pernyataan dari guru BK, guru PKn dan Waka Kesiswaan itu sendiri juga diakui sendiri oleh para peserta didik yang berhasil di wawancarai oleh peneliti, diantaranya adalah pengakuan dari Veliana

salah satu peserta didik yang pernah melanggar tata tertib kedisiplinan berpakaian yang mengatakan bahwa:

Saya pernah melanggar peraturan mba, baju saya di keluarkan mba, nggak pake kerudung MTs juga pernah mba, lalu tidak memakai hasduk kalau pas pake baju pramuka. Kalau baju tidak dimasukkan pasti ditegur mba suruh dimasukkan, lalu kalau nggak pake kerudung MTs suruh bayar denda ke bendahara kelas mba. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Pernyataan lainnya yang peneliti dapatkan dari peserta didik yaitu

pengakuan dari Olifia yang menyatakan bahwa:

(12)

Bajunya nggak dimasukkan sama nggak pake hasduk kadang nggak pake ringnya mba. Pasti sama bu Mul langsung ditegur mba suruh dimasukkan bajunya sama diingatkan juga buat pake hasduk sama ringnya. (Wawancara, 11 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Beberapa peserta didik lain yang peneliti wawancarai juga mengakui

bahwa dalam hal pakaian mereka masih banyak yang tidak sesuai dengan aturan. Peneliti memperkuatnya dengan mengamati langsung

terhadap peserta didik secara keseluruhan pada jam istirahat, memang dalam hal berpakaian peserta didik belum sepenuhnya sesuai dengan

aturan tata tertib kedisiplinan yang ada. Seperti beberapa peserta didik tidak memakai dasi, atribut tidak lengkap, sepatu berwarna, serta potongan model pakaian yang tidak sesuai dengan aturan. Hal ini

menunjukan bahwa kedisiplian dalam hal berpakaian masih kurang dan harus ada penanganan dari guru agar tindak indisipliner dapat

diminimalisir.

c. Disiplin dalam hal penampilan (putra dengan rambut panjang,

potongan tidak sesuai, memakai aksesoris berlebihan)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pelanggaran yang mendominasi di MTs Negeri Sumbang yang terakhir

adalah tentang penampilan dari para peserta didik. Seperti halnya pakaian, penampilan juga mencerminkan sisi dan kepribadian dari peseta didik. Sebagai orang yang terdidik, peserta didik hendaknya

(13)

apa yang diatur dalam tata tertib kedisiplinan agar mencerminkan pribadi yang baik. Akan tetapi karena pengaruh dari luar dan perkembangan penampilan yang pesat pada zaman sekarang ini tidak

jarang kita jumpai peserta didik yang berpenampilan dengan mengikuti trend yang cenderung tidak sesuai dengan apa yang menjadi tata tertib

kedisiplinan yang ada di sekolah. Kedisiplinan dalam hal penampilan yang peneliti jumpai adalah potongan rambut yang tidak sesuai dan gondrong, memakai aksesoris seperti gelang dan kalung pada peserta

didik laki-laki. Padahal, didalam tata tertib sekolah dalam hal berpenampilan peserta didik tidak diperkenankan untuk berpenampilan

seperti itu. Pernyataan ini diungkapkan oleh guru PKn pak Nur Kholik yang menyatakan perannya sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan

peserta didiknya dalam hal penampilan dan mengungkapkan pula kedala dan upaya yang dilakukannya, beliau mengatakan bahwa:

Kalau soal penampilan pasti itu berhubungan sama rambut, jadi saya harus berpenampilan bagus dulu dengan potongan rambut yang sesuai aturan, jadi saya ketika menegur siswa tidak jarkoni mba wani ngomongi tapi ora nglakoni. Kendalanya ya itu mba anak ngeyel jadi rambut gondrongpun biar keren atau buat gaya dan ikut-ikutan teman. Kalau solusinya saya akan membawa ke BK untuk segera di potong rambutnya jadi anak akan jera kalau rambutnya dipotong si sekolah, paling seperti itu mba. (Wawancara 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

(14)

hal penampilan dan juga mengungkapkan kendala dan upaya yang beliau lakukan, berikut pernyataan beliau bahwa:

Penampilan itu penting ya untuk dilihat, jadi saya selalu berpenampilan yang rapih dan sopan agar anak-anak meniru mba karna itu harapan saya, biar semuanya disiplin. Tetapi memang anak-anak disini masih kurang kesadarannya dalam berdisplin, jadi ya itu rambut gondrong terutama anak laki-laki mereka anggap itu keren dan gaul seperti itu mba. Kalau saya solusinya dengan saya memotong langsung rambut anak itu mba, sering ko saya jadi tukang cukur dadakan disini, dengan harapan ya itu anak akan jera. (Wawancara 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Peran yang dilakukan oleh guru PKn juga dilakukan oleh guru BK pak Ery Kusnanto, beliau mengungkapkan perannya sebagai guru BK dan

mengungkapkan pula tentang kendala yang diahadapinya dan upaya yang dilakukannya sebagai guru BK untuk mendisiplinkan peserta

didik dalam hal penampilan, berikut adalah pernyataan beliau:

(15)

penampilan, pak Ali Supangat mengungkapkan perannya serta kendala dan upaya yang beliau lakukan, berikut pernyataan beliau:

Dalam hal penampilan pasti saya memberi contoh dulu mba biar saya sendiripun tidak jarkoni, jadi sama anak tidak akan eyel-eyelan wong gurunya saja sudah memberikan contoh yang baik. Kendalanya memang dalam hal rambut dan aksesoris itu kadang anaknya susah mba, sudah ditegur masih saja belum potong rambut, sudah disitapun iru aksesoris masih ada lagi atau anak beli lagi, ya begitulah anak mba. Solusinya ya dengan saya memotong rambut siswa itu langsung dan menyita aksesoris yang mereka pakai, jadi anak diharapkan itu jera mba dan tidak mengulanginya lagi. (Wawancara, 15 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Hilman adalah salah satu peserta didik yang mengaku berpenampilan dengan rambut gondrong dan pernah di potong rambutnya oleh guru BK, dia juga pernah memakai gelang untuk bergaya-gaya menunjang

penampilannya agar terlihat lebih gaul. Walaupun Hilman sudah diberikan peringatan oleh guru dan pernah dipotong rambutnya oleh

guru akan tetapi dia tetap mengulangi perbuatannya dan aksesoris yang Hilamn kenakan ujarnya hanya dipakai pada saat jam istirahat saja agar tidak diketahui oleh guru. Berikut adalah pernyataan dari

Hilman bahwa:

(16)

Peserta didik yang berpenampilan tidak sesuai aturan lainnya yaitu Refan yang pernah di potong rambutnya karena gondrong, berikut pernyataan dari Refan, bahwa:

Ya contohnya saya melanggar seperti baju dikeluarkan, duduk di meja, rambutnya di potong karena gondrong mba sama guru BK, nanti pulangnya suruh dirapihkan ke salon, gitu mba. (Wawancara, 14 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selain Hilman dan Refan ada juga Bagus yang berpenampilan tidak sesuai aturan dalam hal rambut, berikut pernyataan Bagus bahwa:

Ya seperti rambutnya gondrong, bajunya dikeluarkan sama minggat mba. Kalau rambutnya gondrong kan biasanya diperingatkan dulu mba, kalau belum di potong pasti nanti di potong disini mba, terus suruh dirapihkan ke salon, terus dinasehatin mba biar nggak diulangin lagi. (Wawancara, 14 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Sebenarnya pencegahan sudah dilakukan oleg guru untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan, guru berupaya

untuk mendisiplinkan peserta didik yaitu dengan mengontrol peserta didik dan berkoordinasi dengan guru lainnya. Tetapi karena kendala dari peserta didik yang terkadang belum bisa kondusif menjadikan

upaya yang dilakukan oleh guru belum dapat maksimal.

Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti terhadap peserta didik

(17)

memperingatkan peserta didik untuk memotongnya tetapi peserta didik terkadang tidak mematuhi atau menghiraukan himbauan dan teguran itu. Melakukan pemotongan rambut di sekolah sering

dilakukan oleh guru, contohnya pada saat sehari sebelum peneliti melakukan penelitian terjadi pemotongan rambut oleh salah satu guru

kepada beberapa peserta didik karena rambutnya yang gondrong hal ini masih terlihat dengan adanya bekas dan sisa potongan rambut di depan ruang BK pada saat peneliti melakukan penelitian. Hal ini

menandakan bahwa upaya potong rambut yang dilakukan oleh guru merupakan upaya untuk mendisiplinkan peserta didik agar merasa jera

dan mematuhi tata tertib sekolah.

d. Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mendisiplinkan

pserta didik

Salah satu bentuk penanganan khusus yang perlu dilakukan adalah dengan memeranaktifkan mata pelajaran PKn serta

mengoptimalkannya, sebab PKn juga erat kaitannya dengan kedisiplinan. Kaitannya mata pelajaran PKn dengan kedisiplinan

diantaranya seprti adanya tata aturan yang diajarkan dalam mata pelajaran PKn dengan kedisiplinan peserta didik. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh guru PKn Pak Nur Kholik sebagai berikut:

(18)

masyarakat. Kalau di dalam materi secara langsung mungkin untuk kelas 7 dan 8 kan berkaitan dengan materi norma, paling dengan materi itu dikaitkan dengan kehidupan dan praktekkan langsung terhadap anak di dalam kehidupan sahari-hari. (Wawancara 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa PKn sangat

berhubungan dengan kedisiplinan dikarenakan dalam mata pelajaran PKn sering dikaitkan dengan tata tertib sekolah dalam hal kedisiplinan baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari di

rumah. Di MTs Negeri Sumbang nilai-nilai kedisiplinan sering diselipkan dalam pembelajaran PKn oleh gurunya. Sehingga guru PKn

dalam pembelajaran PKn selalu berupaya untuk senantiasa menerapkan prinsip kedisiplinan. Seperti sebelum memulai pelajaran,

guru PKn di MTs Negeri Sumbang biasanya mengecek kondisi peserta didiknya, baik dari kerapihan, mengecek pakaian dan atribut yang dikenakan peserta didik, kebersihan kelas, kesiapan tugas dan

menasehati apabila ada peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan. Selain itu memotivasi juga memberikan kepada peserta

didik yang kaitannya dengan kedisiplinan dalam prestasi belajar juga diberikan. Seperti halnya yang peneliti jumpai pada observasi kelas guru PKn memotivasi peserta didiknya agar selalu giat dalam belajar

(19)

Guru PKn di MTs Negeri Sumbang tidak hanya mendisiplinkan peserta didiknya di awal kegiatan pembelajaran, tetapi ketika kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung pemantauan terhadap

kedisiplinan peserta didik juga tetap dilakukan, seperti yang pernah dijumpai pada saat pelajaran PKn di kelas VIIID sedang berlangsung

diskusi kelompok, peneliti menjumpai guru memperingatkan kepada beberapa peserta didik yang tidak tertib mengikuti kegiatan diskusi kelompok dan menegur dilanjutkan dengan menasehati kepada peserta

didik yang tidak rapih dalam masalah berpakaian, ini menunjukkan bahwa guru PKn di MTs Negeri Sumbang menjalankan fungsi guru

sebagai pemberi inspirasi. Tidak hanya dalam kegiatan pembelajaran, duluar KBM pun apabila dijumpai peserta didik yang melanggar tata

tertib sekolah dalam hal kedisiplinan guru PKn segera menasehatinya. Peran guru PKn di MTs Negeri Sumbang sangatlah penting dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik. Guru harus mempunyai

kepribadian yang baik dan berperilaku yang baik di lingkungan sekolah agar bisa memberi inspirasi yang baik bagi peserta didik dalam

hal kedisiplinan untuk mematuhi tata tertib sekolah. Tidak hanya menjadi pribadi yang baik, guru sebagai agen pembelajaran harus dapat dan mampu menjadi fasilitator, motivator, pamacu dan pemberi

inspirasi bagi peserta didiknya.

1) Peran Guru PKn sebagai Fasilitator dalam menumbuhkan

(20)

Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didiknya agar mereka dapat

belajar dalam keadaan yang menyenangkan dan semangat mengikuti pembelajaran. Peran ini dilakukan selama proses pembelajaran yaitu

dengan cara bersikap sabar terhadap peserta didik baik yang tertib maupun yang tidak tertib ketika pembelajaran berlangsung. Peran guru PKn sebagai fasilitator di MTs Negeri Sumbang dapat dilihat dari

kegiatan belajar mengajar yang disetiap pembelajaran guru PKn selalu mengingatkan tata tertib sekolah. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh

pak Nur Kholik guru PKn MTs Negeri Sumbang, yang menyatakan bahwa:

Ya sebagai fasilitator didalam setiap pembelajaran saya selalu mengingatkan tata tertib yang ada di sekolah terus berkaitan dengan KBM juga memfasilitasi anak didalam tata tertibnya. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Guru PKn sebagai fasilitator di MTs Negeri Sumbang juga berperan

dalam memfasilitasi peserta didik untuk menciptakan budaya tertib yaitu membiasakan diri untuk hidup tertib. Agar selalu disiplin untuk

mematuhi tata tertib sekolah. Selain itu peran guru PKn juga terjun langsung ketika ada peserta didik yang melanggar kedisiplinan untuk selalu menegur dan menasehati peserta didiknya, seperti yang

(21)

Sebagai fasilitator ya saya kalau ada anak yang tidak disiplin saya turun tangan sendiri saya yang motong rambut anak itu sendiri, merapihkan baju anak agar mereka itu displin. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Hal ini di perkuat dengan pernyataan salah satu peserta didik kelas

VIII bernama Dina bahwa dirinya selalu mendapat teguran dari guru PKn kalau tidak mematuhi tata tertib sekolah, berikut pernyataannya:

Bu Mulyani marah mba ketika kita melanggar peraturan, tetapi selalu menasehati supaya selalu menaati peraturan, supaya pakai baju yang rapih suruh dimasukkan. (Wawancara, 11 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan dari hasil observasi peneliti mengamati langsung di dalam proses pembelajaran guru PKn di MTs Negeri Sumbang sudah

melaksanakan perannya atau tugasnya sebagai fasilitator dimana selalu memperingtakan peserta didik untuk selalu mematuhi tata tertib

sekolah, baik itu di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

2) Peran Guru PKn sebagai Motivator dalam menumbuhkan

kedisiplinan peserta didik

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Oleh karena itu guru harus bisa membangkitkan motivasi belajar

(22)

guru PKn di MTs Negeri Sumbang sebagai motivator juga dilaksanakan didalam proses pembelajaran di dalam kelas. Peran ini dimulai dari kegiatan awal pembelajaran untuk menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan dan tidak menegangkan, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh guru PKn MTs Negeri Sumbang pak

Nur Kholik bahwa:

Sebagai motivator ya selalu memotivasi siswa agar siap dalam pembelajaran di setiap KBM dalam semua mapel maupun memotivasi anak dalam mematuhi tata tertib sekolah yang ada, sehingga nanti anak terbiasa menaati tata tertib dan kalau bisa bukan hanya karena selalu diingatkan atau diperintah tetapi memang untuk mengkondisikan biar anak itu secara kesadaran dirinya sendiri disiplin dalam hal menaati tata tertib itu sendiri maupun di dalam KBM. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Dengan momotivasi peserta didik setiap hari didalam pembelajaran diharapkan peserta didik akan terbiasa mematuhi tata tertib

kedisiplinan yang ada di sekolah tanpa harus diingatkan atau diperintah oleh gurunya tetapi karena adanya kesadaran dari dirinya sendiri. Selain itu juga guru senantiasa tidak lelah untuk memotivasi

siswanya agar disiplin, seperti yang dikemukakan oleh bu Mulyani selaku guru PKn di MTs Negeri Sumbang bahwa:

(23)

Hal ini juga dinyatakan oleh salah satu peserta didik bernama Fitri kelas VIII bahwa “Ya di bilangin mba, supaya bajunya di masukkan

sama yang laki-laki potongan rambutnya di rapihkan” (Wawancara, 11

Januari 2016). Selain itu juga dari peserta didik diperoleh pernyataan bahwa guru PKn selalu memotivasi mereka pada saat proses

pembelajaran maupun di luar pembeljaran, berikut pernyataan dari Dina peserta didik kelas VIII bahwa:

Ya bu mulyani selalu bilang kalau kita harus selalu rajin berangkat ke sekolah karena biar pintar dan harus disiplin mematuhi tata tertib sekolah, bajunya harus selalu rapih sama dimasukkan. (Wawancara, 11 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru PKn MTs Negeri Sumbang sudah menjadi motivator yang baik kepada

seluruh peserta didiknya. Baik itu didalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung maupun di luar proses belajar mengajar. Dengan selalu memotivasi para peserta didik agar rajin untuk mengukuti semua

pembelajaran dan selalu mengingatkan tentang adanya peraturan tata tertib sekolah agar selalu di taati. Guru PKn juga tidak berhenti

mendisiplinkan peserta didik dengan selalu mengecek kelengkapan atribut peserta didik maupun kerapihannya setiap akan memulai pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru PKn selalu berusaha

(24)

3) Peran Guru PKn sebagai Pemacu dalam menumbuhkan

kedisiplinan peserta didik

Sebagai pemacu belajar seorang guru harus mampu

melipatgandakan potensi peserta didik dan mengembangkannya sesuai dengan aspirasi dan cita-cita mereka di masa yang akan datang. Peran

guru PKn sebagai pemacu di MTs Negeri Sumbang adalah selalu meberikan semangat dalam belajar dan selalu mengingatkan bahwa kedisiplinan penting terutama untuk mematuhi tat tertib sekolah, hal

ini dikatakan oleh pak Nur Kholik guru PKn MTs Negeri Sumbang bahwa:

Sebagai pemacunya dalam hal KBM, ya didalam menyemangati anak agar selalu rajin dan semangat itu memang anak disini harus diingatkan tidak hanya satu atau dua kali saja diingatkan tetapi harus setiap saat diingatkan dalam hal kedisiplinan, kerapihan dan semuanya yang berkaitan dengan tata tertib, karena kalau tidak seperti itu anak akan lupa atau melanggarnya lagi, jadi ya harus selalu diingatkan. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya dengan peserta didik yang

masih memutuhkan acuan atau patokan dalam berperilaku disiplin. Selain itu dengan memberikan pujian pada peserta didik yang disiplin ketika mendengarkan dan mematuhi aturan yang ada, hal ini juga

(25)

Sebagai pamacu, ya paling begitu saya memberi pujian ketika anak itu nurut seperti abis di potong rambut kan akan terlihat ganteng dan rapih, ketika baju di masukkan akan terlihat anak sekolah bukan anak yang mau main. Paling seperti itu dengan memberikan pujian melalui kata-kata agar selalu disiplin. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Melalui pujian itulah diharapkan peserta didik akan lebih disiplin

dalam semua hal yang berkaitan dengan tata tertib kedisiplinan yang berlaku di sekolah dan dapat mengurangi angka pelanggaran kedisiplinan di sekolah, sehingga peserta didik akan lebih terpacu lagi

dalam berdisiplin. Hal ini juga dinyatakan oleh seorang peserta didik Aditya kelas VII yang menyatakan bahwa “Ya bu mul memotivasi

mba, terus kasih pujian kalau kita rapih dan nggak rame, selalu kasih semangat buat kita biar rajin sekolah mba” (Wawancara, 13 Januari

2016).

Guru sebagai pemacu memang dituntut untuk selalu memberikan dorongan dan semangat kepada semua peserta didik agar selalu giat

belajar maupun selalu menaati tata tertib sekolah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti guru PKn di MTs Negeri

Sumbang di dalam proses pembelajaran guru selalu memberi semangat agar selalu giat belajar dan selalu memberikan peringatan dan himbauan apabila peserta didik itu melakukan pelanggaran. Selalu

(26)

peserta didik akan lebih berdisiplin lagi baik didalam proses pembelajaran maupun dalam hal mematuhi tata tertib sekolah.

4) Peran Guru PKn sebagai Pemberi Inspirasi dalam menumbuhkan

kedisiplinan peserta didik

Guru sebagai pemberi inspirasi belajar harus mampu memerankan

dirinya dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Peran guru PKn di MTs Negeri Sumbang

sebagai pemberi inspirasi dalam berdisiplin yaitu dengan cara memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan berpakaian. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh guru PKn MTs Negeri Sumbang pak Nur Kholik bahwa:

Untuk memberi inspirasi ya bagaimana anak bisa mengawali dari dirinya sendiri agar disiplin untuk mengawali semua kegiatan misalnya mengawali kegiatan dari rumah apa yang ada dari rumah diawali dengan disiplin sehingga dibawa ke Madrasah ini bisa memberi inspirasi kepada teman yang lain agar disiplin bukannya malah terbawa pergaulan teman yang tidak disiplin. Sebagai contoh atau sebagai panutan yang saya berusaha untuk tampil yang terbaik untuk siswa saya, memberikan contoh yang terlihat seperti berpakaian rapih dan bertingkahlaku yang baik agar siswa saya mencontoh yang baik dari saya. (Wawancara, 12 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Dengan memberikan contoh yang baik diharapkan peserta didik akan

(27)

sekolah. Hal ini juga dikemukakan oleh guru PKn lainnya di MTs Negeri Sumbang bu Mulyani bahwa:

Sebagai pemberi inspirasi ya dengan dimulai dengan saya sendiri memakai baju rapih dan bertingkahlaku baik agar anak didik saya juga seperti itu dan selalu disiplin untuk mematuhi tata tertib yang ada tanpa harus diingatkan lagi, tapi karena kesdaran akan pentingnya berdisiplin. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa peserta didik juga berpendapat kalau guru PKn mereka sudah memberikan inspirasi

dalam mereka berperilaku dan berpakaian yang rapih, karena dari guru PKn sudah memberikan contoh yang baik. Hal ini dinyatakan oleh peserta didik Burhanudin kelas VII, bahwa “Bu Mul sudah baik

perilakunya juga sudah disiplin”. (Wawancara, 13 Januari 2016).

Pendapat dari peserta didik ini juga diperkuat dengan pendapat peserta didik yang lainnya yaitu Zakaria kelas IX bahwa “Pak Kholik sudah

disiplin dan baik mba penampilannya, karena beliau kan pembina karate mba sudah pasti disiplin mba” (Wawancara, 14 Januari 2016).

Guru sebagai pemberi inspirasi bagi para peserta didiknya

merupakan hal yang paling utama agar peserta didik meniru atau mencontoh perilaku yang baik dari diri guru itu sendiri. Dari hasil pengamatan peneliti guru PKn di MTs Negeri Sumbang sudah

(28)

pemberi inspirasi dan pemberi contoh yang baik bagi peserta didiknya guru PKn terlebih dahulu memulainya dari dirinya sendiri. Tentunya dengan berpenampilan dan berperilaku baik diharapkan peserta didik

akan meniru dan mencotohnya, dengan hal ini diharapkan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik dapat diminimalisir.

e. Kendala yang dihadapi guru PKn dalam menumbuhkan

kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang

Kendala-kendala yang dijumpai dalam mendisiplinkan peserta

didik di MTs Negeri Sumbang adalah memang masih banyaknya peserta didik yang masih kurang pemahamannya bahwa kedisiplinan

itu penting, peserta didik di MTs Negeri Sumbang masih banyak yang ngeyel ketika di disiplinkan oleh guru, hal ini di kemukan oleh Bu

Mulyani selaku guru PKn bahwa:

Kendalanya ya itu siswanya itu sering ngeyel dan semaunya sendiri kalau dikasih tahu, mungkin masih terbawa sifat dari SD-nya, biasa diemong dan biasa dibiarkan dari SD, kurang kontrol dari rumah juga termasuk mempengaruhi. (Wawancara, 26 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selain itu kendala yang dihadapi oleh guru adalah dari latar belakang peserta didik itu sendiri yang masih kurang dalam berdisiplin, hal ini

di kemukakan oleh Bapak Eri Kusnanto bahwa:

(29)

berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pendapat tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Waka Kesiswaan Bapak Ali Supangat yang mengungkapkan bahwa:

Iya mba kondisi latar belakang siswa sangat mempengaruhi, termasuk juga dari daya dukung dari orangtua disini kurang. Seperti melanggar peraturan itu kan dimulai dari rumah mereka, dari rumah saja sudah terbiasa seperti itu jadi di sekolah juga melanggar, dari rumah saja sudah seperti itu berarti kan dari rumah itu tidak di arahkan dan di awasi oleh orang tuanya. (Wawancara, 15 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan kendala yang dihadapi oleh guru dalam mendisiplinkan peserta didik datang dari dalam diri peserta didik itu sendiri (internal) dan dari luar diri peserta didik

(eksternal), hal tersebut yang menjadikan hambatan atau kendala dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri

Sumbang. Kendala dari luar diri peserta didik memang masih erat kaitannya dengan kondisi peserta didik itu sendiri dan sangat mempengaruhi tingkat kedisiplinan peserta didik, seperti halnya

kondisi lingkungan tempat tinggal dan lingkungan tempat para peserta didik itu bergaul sehari-hari yang kurang mendukung peserta didik

untuk bertindak disiplin dan cenderung mendorong peserta didik untuk berbuat tindakan indisipliner dan kondisi peserta didik serta kurangnya perhatian atau kurangnya isnpirasi dari lingkungan sekitar

(30)

kedisiplinan peserta didik, keduanya seling berhubungan dan menjadikan hambatan untuk menumbuhkan kedisiplinan peserta didik. Hal ini juga diamati oleh peneliti pada saat penelitian, memang

peserta didik di MTs Negeri Sumbang masih terlihat susah diatur, faktor dari diri sendiri yang ingin memperoleh perhatian dari

teman-temannya dan guru yang membuat para peserta didik melanggar peraturan serta masih banyaknya peserta didik yang melawan atau balik menjawab pertanyaan guru untuk membuat gaduh di kelas.

Faktor pergaulan peserta didik juga sangat mempengaruhi keadaan dan perilaku peserta didik, terlihat dari sebagian peserta didik yang

pendiam dan taat perturan dan ada sebagian peserta didik yang melanggar peraturan dan seenaknya sendiri dalam bertutur kata dan

bertindak sesuka hati untuk mencari perhatian teman-temannya dan guru.

f. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam menumbuhkan

kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang

Upaya terhadap kendala-kendala dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang adalah dengan

memperanaktifkan guru PKn dan memanfaatkan mata pelajaran PKn untuk lebih ditekankan dalam mendisiplinkan peserta didik. Hal ini

(31)

Ya Bu Mulyani selalu pakai baju yang rapih, tingkahlakunya juga baik mba, selalu menegur dan memberi peringatan ketika kita tidak disiplin dan selalu memberi contoh yang baik kepada kita. Jadi kita disiplin kalau sedang pelajaran PKn, kita juga termotivasi disiplin seperti Bu Mulyani mba. (Wawancara, 11 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan tersebut sebagaimana diperkuat oleh bu Mulyani guru PKn

MTs Negeri Sumbang beliau menyatakan bahwa:

Ya saya kalau didalam kelas harus selalu memperhatikan anaknya, terutama anak yang sering buat gaduh, kalau dia gaduh nanti pasti saya akan tunjuk buat jawab pertanyaan, jadi anak akan memperhatikan perajaran. (Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103). Selain itu, upaya lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan sanksi

denda berupa uang bagi peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah dalam hal kedisiplinan, dengan adanya sanksi berupa denda

uang tersebut diharapkan peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan akan mendapatkan efek jera dan tidak akan mengulangi pelanggaran yang dilakukannya. Seperti yang dikatakan oleh bu

Mulyani guru PKn MTs Negeri Sumbang yang mengatakan:

(32)

(Wawancara, 13 Januari 2016. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Pernyataan di atas diperkuat juga oleh salah satu peserta didik kelas VII Veliana yang mengatakan “Ya kalau saya melanggar

kadang-kadang suruh bayar denda mb Rp. 5000, - ke bendahara kelas”

(Wawancara 13 Januari 2016). Selain itu Aditya peserta didik kelas VII juga mengatakan:

Ya kalau saya melanggar di hukum mba, kaya di suruh keluar kelas nggak boleh ikut pelajaran, suruh hafalan ke depan, kadang-kadang suruh bayar denda Rp. 5000,- mba sama bu Mulyani ke bendahara kelas. (Wawancara 13 Januari 2016)

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pemberlakuan denda berupa

uang bagi peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan di sekolah akan mendapatkan atau memberikan efek jera bagi

pelanggarnya dan mengurangi tindakan melanggar tata tertib kedisiplinan di sekolah. Dari penjelasan di atas, pemberian denda berupa uang secara maksimal dan benar sudah barang tentu akan

menjadikan peserta didik yang melanggar kedisiplinan di MTs Negeri Sumbang secara bertahap akan jera dan tidak mengulangi

perbuatannya lagi, dan secara bertahap pula hal tersebut juga akan membuat tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang menjadi lebih baik lagi. Pemberian denda berupa uang bagi peserta

(33)

agar upaya untuk mendisiplinkan peserta didik bisa terlaksana secara maksimal. Pembinaan dan motivasi penting dilakukan agar peserta didik tetap terkontrol dan terpacu untuk tidak mengulangi tindakan

indisipliner, sehingga pemberlakuan sanksi denda berupa uang tersebut tidak sia-sia. Dalam hal pembinaan tersebut pak Eri

Kusnanto, guru BK MTs Negeri Sumbang mengatakan:

Kalau saya tidak menerapan kredit point mba, tetapi saya terapkan itu BK untuk konseling bukan polisi sekolah, jadi ketika anak ada masalah saya rangkul untuk saya ajak cerita masalahnya apa, dengan pendekatan persuatif pendekatan yang lebih ke anaknya itu mba, jadi anak mau terbuka dengan saya sebagai mitra jadi anak tidak takut untuk masuk ke ruang BK ini. Menceritakan semua masalahnya jadi saya tahu apa yang menjadi pokok permasalahannya, dan saya bisa memberi solusi agar anak itu tidak terganggu spisikisnya dan pelajarannya di sekolah. Memotivasi siswa juga agar selalu konsentrasi terhadap sekolahnya sehingga sekolahnya tidak terganggu dengan adanya masalah yang ada. Saya juga menjanjikan kerahasiaan cerita itu, sehingga anak akan nyaman bercerita tentang masalahnya. Memang kredit point itu ada mba, tetapi bukan pihak BK yang menerapkan tapi pihak Kesiswaan yang menerapkannya. (Wawancara 27 November 2015. Bukti dokumentasi berupa foto tentang wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 103).

Selain itu, bu Mulyani guru PKn MTs Negeri Sumbang juga

memperkuat dengan pernyataannya bahwa:

(34)

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat penelitian memang berbagai upaya telah dilakukan baik oleh guru PKn, guru BK dan Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik. Diantaranya yaitu

selalu memberikan teguran kepada peserta didik yang melanggar peraturan kedisiplinan di sekolah, memotong rambut langsung peserta

didik ketika rambut peserta didik itu gondrong dan menggunakan semir, menyita langsung barang yang menjadi penyebab pelanggaran tata tertib seperti HP, atribut seperti dasi untuk mainan ketika jam

pelajaran berlangsung dan ketika bukan saatnya dipakai pada hari rabu dan kamis, menyita aksesoris yang dikenakan oleh anak laki-laki yang

tidak semestinya seperti menggunakan gelang. Upaya yang dilakukan ini merupakan cara yang digunakan oleh para guru untuk

mendisiplinkan peserta didik agar menaati tata tertib sekolah dan dapat meminimalisir tindak indisipliner di sekolah.

B. Pembahasan

1. Guru PKn Melaksanakan Perannya untuk Menumbuhkan

Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri Sumbang agar

mematuhi tata tertib sekolah

Tugas guru memang tidak sebatas hanya memberikan materi pembelajaran saja terhadap peserta didik, akan tetapi lebih dari itu.

(35)

pembelajaran dimana guru harus mampu menjadi fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi bagi para peserta didiknya. Berdasarkan hasil penelitian peran guru PKn di MTs Negeri Sumbang sangat

penting dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik karena kurangnya kesadaran dari dalam diri peserta didik. Berdasarkan peran

guru sebagai agen pembelajaran maka peran guru PKn dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik adalah guru sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi.

Pertama, guru berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator dimulai dari proses pembelajaran dengan cara memasukkan nilai-nilai

kedisiplinan dalam pembelajaran baik diawal pembelajaran, ditengah-tengah pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Dimasukkannya

nilai-nilai kedisiplinan bukan hanya pada pokok bahasan tertentu saja melainkan setiap pokok bahasan guru selalu berupaya untuk menanamkan nilai kedisiplinan agar nilai-nilai kedisiplinan selalu

tumbuh didalam setiap individu peserta didik. Guru sebagai fasilitator mempunyai tugas yang penting dalam mengembangkan dan

memperkaya materi pembelajaran. Bukan itu saja, sebagai fasilitator guru PKn memberikan kemudahan belajar kepada peserta didiknya, dengan cara memberikan fasilitas kemudahan belajar seperti peserta

(36)

yang dilakukan guru PKn di MTs Negeri Sumbang agar menjadi fasilitator yang baik adalah dengan selalu memperingatkan peserta didik untuk senantiasa berdisiplin mematuhi tata tertib kedisiplinan di

sekolah, mempermudah para peserta didiknya dalam belajar di kelas. Kemudian dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga pserta didik tidak akan merasa cepat bosan di dalam pembelajarannya. Langkah konkritnya diantaranya adalah dengan guru menggunakan media LCD dalam menjelaskan materi

untuk memaparkan Power Point dalam menjelaskan materi, tayangan Power Point berisi gambar-gambar yang mengilustrasikan tetang

materi globalisasi. Ternyata peneliti mengamati peserta didik terlihat antusias dan merasa senang unutk mengikuti pembelajaran.

Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik untuk mengetahui kesulitan yang dialaminya. Serta memposisikan dirinya sebagai teman sebaya agar peserta didik merasa nyaman dan terbuka

dalam menyampaikan keluh kesahnya dalam belajar.

Kedua, guru berperan sebagai motivator. Peranan guru PKn

sebagai motivator tidak hanya sebatas memotivasi peserta didik dalam mengajarkan materi pembelajaran tetapi juga sebagai pendidik dan pelatih peserta didik dalam pembentukan dan menumbuhkan

(37)

bersikap sopan, serta dari segi berpakaian, berbicara maupaun bersikap mencerminkan yang baik, memberikan motivasi terhadap peserta didik untuk selalu berdisiplin dengan memberikan contoh nyata dengan

memberikan pujian dan membandingkan dengan peserta didik lain yang sudah disiplin sehingga akan memotivasi peserta didik yang lain

untuk berdisiplin. Selain itu langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk mendisiplinkn peserta didik dari hasil pengamatan peneliti terhadap guru adalah dengan cara guru meningkatkan belajar peserta

didik dengan tidak lupa menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan. Kemudian selalu mengaitkan materi pembelajaran dengan realita

kehidupan nyata yang ada di lingkungan sehari-hari agar selalu tumbuh nilai-nilai kedisiplinan didalam dirinya untuk diaplikasikan

kedalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan guru memberikan contoh langsung dalam berdisiplin akan memotivasi peserta didik untuk ikut bedisiplin seperti gurunya tersebut. Guru sebagai motivator,

maka seorang guru harus bisa memberikan dorongan kepada semua peserta didik untuk bersikap dan berperilaku positif, guru juga harus

bisa mengubah peserta didik agar selalu disiplin dalam semua hal. Dengan adanya guru menjadi mativator maka diharapkan peserta didik akan terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali dirinya. Sikap

(38)

Ketiga, guru sebagai pemacu. Guru PKn dalam berperan sebagai pemacu di MTs Negeri Sumbang disini ialah dengan cara guru PKn memberikan hadiah (reward) kepada peserta didik yang mematuhi tata

tertib kedisiplinan di sekolah dan memberikan hukuman (punishment) kepada peserta didik yang melanggar peraturan. Wujud konkrit dari

adanya guru memberikan hadiah kepada peserta didik yang mematuhi tata tertib sekolah dengan selalu memberikan pujian kepada peserta didik tersebut di depan teman-temannya dengan harapan peserta didik

itu menjadi contoh dan menjadikan motivasi bagi teman-temannya atau peserta didik yang lainnya agar selalu disiplin dan mematuhi tata

tertib sekolah. Adapun hukuman yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar tata tertib kedisiplinan yaitu berupa denda uang

sebesar Rp. 5.000,- yang dibayarkan langsung kepada bendahara kelas untuk nantinya mejadi uang kas kelas, kemudian dengan dikeluarkan dari kelas supaya belajar di perpustakaan apa bila peserta didik

tersebut membuat gaduh di kelas, selain itu guru juga memberikan hukuman kepada peserta didik berupa menghafalkan materi atau UUD

1945 di depan muka kelas dihadapan teman-temannya. Disamping memberikan hadiah dan hukuman guru juga selalu memberi semangat kepada peserta didik dalam belajar juga dilakukan oleh guru PKn

(39)

yang ada didalam diri peserta didik dan selalu melibatkan peserta didik didalam pembelajaran, sehingga peserta didik akan merasa mendapat penghargaan dan mendapat perhatian dari gurunya. Cara lain dalam

memacu peserta didik yaitu dengan cara guru menjadi acuan dalam berperilaku dan bertindak didalam lingkungan sekolah maupun diluar

lingkungan sekolah. Sehingga peserta didik akan lebih terpacu dalam bertingkahlaku yang baik serta disiplin.

Keempat, guru sebagai pemberi inspirasi. Didalam guru berperan sebagai pemberi inspirasi guru PKn di MTs Negeri Sumbang disini didalam proses pembelajaran adalah dengan cara menciptakan suasana

belajar yang kondusif. Suasana yang kondusif yaitu dengan guru menguasai kelas dalam proses belajar mengajar yang sedang

berlangsung di kelas, senantiasa menegur peserta didik yang membuat gaduh pada saat proses belajar mengajar agar peserta didik fokus dalam memperhatikan pelajaran. Karena dengan menciptakan suasana

belajar yang kondusif peserta didik akan lebih teratur dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Selanjutnya,

membangkitkan gagasan dan ide-ide yang ada pada pikiran peserta didik, serta memberikan inspirasi belajar yang baik didalam belajar. Wujud konkrit dai membangkitkan gagasan dan ide-ide peserta didik

(40)

dilakukan oleh guru PKn di MTs Negeri Sumbang adalah dengan cara dimulai dari dirinya terlebih dahulu untuk selalu tampil rapih dan disiplin serta memberikan inspirasi dalam bertingkahlaku terutama

dalam bertingkahlaku disiplin, agar menjadi contoh dan panutan dalam mereka berdisiplin, dengan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan

guru tersebut diharapkan akan memberikan inspirasi kepada peserta didik agar disiplin baik didalam hal kehadiran, berpakaian dan berpenampilan.

Dengan demikian, guru memiliki kontribusi dan peran sangat penting dan besar dalam mendisiplinkan peserta didik. Karena guru

dituntut tidak hanya memberikan materi sebatas menyampikan saja, tetapi juga bertanggungjawab terhadap pembinaan moral serta perilaku

peserta didik yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di sekolah yaitu peraturan tata tertib kedisiplinan sekolah, dan dengan itu guru juga harus bisa berperan sebagai agen pembelajaran untuk menjadi

guru yang memberikan fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi di sekolah untk para peserta didiknya untuk senantiasa

(41)

2. Kendala yang Dihadapi Guru PKn dalam Menumbuhkan

Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri Sumbang agar

mematuhi tata tertib sekolah

Sekolah merupakan tempat kedua bagi peserta didik untuk mendapatkan bimbingan dan pembinaan setelah keluarga. Sekolah

mempunyai peran yang penting dalam menumbuhkan sikap kedisiplinan peserta didik melalui gurunya. Pembinaan ini dilaksanakan secar formal dan terstruktur melalui kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas. Terkadang dijumpai pula tindakan indisipliner peserta didik di dalam kegiatan belajar mengajar. Hal

tersebut muncul karena sikap setiap peserta didik yang beragam dan berdeda-beda latar belakangnya, serta pengaruh dari sekitar yang

memungkinkan peserta didik melakukan tindakan indisipliner. Perlu adanya upaya untuk mengatasi peserta didik yang bermasalah di sekolah agar tindakan indisipliner di sekolah yang dilakukan oleh

peserta didik dapat diminimalisir dan tidak mengarah kepada hal yang lebih mengkhawatirkan. Disini tentunya harus ada kerjasama dari

semua pihak sekolah agar upaya untuk mengatasi kendala tersebut dapat berjalan efektif.

Pencegahan terhadap tindakan indisipliner yang dilakukan peserta

(42)

didik (eksternal). Kendala internal yang sering dijumpai dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik kebanyakan adalah hal-hal yang muncul dari dalam diri peserta didik. Seperti kebiasaan dan

watak peserta didik yang masih sulit diberi tahu atau masih suka membantah perkataan guru. Hal itu menjadi kendala internal yang

paling sering dijumpai karena walaupun guru sudah memberi pembinaan berkali-kali terkadang peserta didik tetap mengulangi tindakan indisipliner yang dilakukannya dan belum mempunyai

kesadaran untuk berdisiplin dari dalam diri peserta didik. Kendala lain yang dihadapi yaitu berasal dari luar diri peserta didik itu sendiri atau

kendala eksternal. Kendala eksternal ini juga menunjang serta mempengaruhi kendala internal dalam menumbuhkan kedisiplinan

peserta didik. Bentuk dari kendala eksternal ini biasanya adalah hal-hal yang mempengaruhi tindakan indisipliner peserta didik. Bentuk dari kendala eksternal ini biasanya hal-hal yang mempengaruhi tindakan

indisipliner peserta didik dari luar dirinya sendiri. Sehingga guru juga harus dapat mencegah kendala eksternal agar upaya untuk

mendisiplinkan peserta didik dapat berjalan dengan efektif. Pengaruh dari luar ini biasanya adalah pengaruh lingkungan sekolah, masyarakat, pergaulan serta kondisi latar belakang keluarga peserta

(43)

petugas kebersihan maupun teman-teman mereka, selain lingkungan sekolah peserta didik juga akan berada di lingkungan masyarakat dimana peserta didik akan bergaul dengan orang-orang yang baru

mereka kenal, teman sejawat bahkan orang yang lenbih dewasa dari dirinya. Pengaruh dari luar dimana peserta didik akan menemukan hal

baru dari teman pergaulan mereka entah dari luar sekolah, teman sejawat, jenjang umur yang berbeda dari anak-anak yang putus sekolah, bahkan dari kondisi latar belakang keluarga mereka dan latar

belakang teman bergaul mereka yang bermacam-macam. Dengan kondisi yang demikian, tidak menutup kemungkinan untuk peserta

didik akan meniru dan melakukan apa yang mereka lihat dari rekan bergaul mereka serta membawanya ke sekolah dan di contoh oleh

peserta didik yang lain. Selain itu juga keluarga yang kurang mendukung peserta didik berbuat disiplin juga menjadi kendala dari luar peserta didik yang dijumpai, seperti kondisi orangtua yang tidak

harmonis, orangtua yang tidak lengkap atau karena kesibukan pekerjaan sehingga orangtua kurang komunikatif dan kurang perhatian

memberikan pembinaan dan bimbingan pada peserta didik. Seharusnya keluarga menjadi tempat pembinaan yang paling utama, karena keluarga dapat mengontrol lebih dari apa yang dilakukan oleh anaknya

(44)

didik tentunya harus segara ditangani oleh guru PKn agar tindak indisipliner dapat diminimalisir sebisa mungkin.

3. Upaya yang dilakukan Guru PKn dalam Menumbuhkan

Kedisiplinan Peserta Didik di MTs Negeri Sumbang agar

mematuhi tata tertib sekolah

Upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi kendala yang ada antara lain masalah watak dan kepribadian peserta didik yaitu

dengan memberikan sanksi ketika melanggar adalah memberikan sanksi berupa denda uang yang dibayarkan langsung kepada bendahara

kelas untuk selanjutnya masuk kedalam kas kelas, dengan tujuan memberikan efek jera kepada peserta didik agar peserta didik merasa sayang untuk menyerahkan uang mereka kepada bendahara karena

mereka melanggar peraturan yang ada. Selanjutnya dengan mengeluarkan peserta didik dari dalam kelas, meminta peserta didik

menghafalkan materi atau pasal-pasal yang ada di dalam UUD 1945 terhadap pelanggaran yang dilakukan peserta didik serta memaksimalkan pembinaan dan bimbingan serta memotivasi peserta

(45)

semangat dan dorongan memahami dan melaksanakan nilai-nilai kedisiplinan peserta didik. Selain itu juga kesadaran dari dalam diri guru itu sendiri untuk senantiasa memberikan contoh atau tauladan

yang baik bagi para peserta didikya agar selalu disiplin baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat serta di

lingkungan keluarga. Untuk menumbuhkan kedisiplinan peserta didik guru PKn selalu memberikan motivasi dan memberi inspirasi bagi para peserta didiknya, dengan pemberian nasehat serta berpenampilan rapih

dan selalu berperilaku disiplin sebagai wujud konkrit kesesuaian perkataan dan perbuatan guru dalam memberikan inspirasi bagi peserta

didik sehingga peserta didik akan meniru dan mencontoh gurunya yang disiplin . Dalam menasehati peserta didik guru PKn selalu

memposisikan dirinya sebagai teman bagi peserta didiknya, baik didalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Kedekatan dengan peserta didik juga bisa digunakan untuk mengetahui kondisi peserta

didik itu sendiri, sehingga guru dapat mudah untuk mamantau kondisi peserta didik.

Melakukan pemantauan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah kerjasama dengan orangtua peserta didik. Pemantauan di sekolah dilakukan ketika jam pelajaran berlangsung ataupun pada saat

(46)

kerjasama denga orangtua peserta didik atau wali murid peserta didik. Wujud konkrit kerjasama antara sekolah dengan wali murid peserta didik adalah dengan memanggil wali murid peserta didik ke sekolah

apabila peserta didik tersebut melakukan pelanggaran diluar batas, agar wali murid tahu dan segera menasehati anaknya untuk senantiasa

tidak melakukan perbuatan yang serupa lagi atau hal lainnya yang melanggar tata tertib kedisiplinan di sekolah. Selain upaya yang dilakukan guru PKn dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik

kerjasama dari semua pihak sekolah dalam hal ini sangat mendukung dan menunjang terwujudnya kedisiplinan di MTs Negeri Sumbang.

Karena dengan kerjasama semua pihak segala upaya yang dilakukan untuk mendisiplinkan peserta didik dapat efektif dan setidaknya MTs

Gambar

Tabel 4.1 Daftar nama Guru MTs Negeri Sumbang
Tabel 4.2 Struktur Organisasi MTs Negeri Sumbang

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb & Cu) DAN UKURAN IKAN BANDENG (Chanos Chanos) DARI KAWASAN PANTAI SEMARANG: STUDI..

Dalam rangka pelaksanaan pengujian kebocoran dinding tangki reaktor di Indonesia, telah dilakukan perancangan peralatan uji kebocoran dinding tangki reaktor di Pusat

Sedangkan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti adalah hubungan spiritualitas remaja berkaitan dengan kenakalan remaja di SMK (X) Purbalingga menggunakan desain

Pada penelitian ini, digunakan tiga masukan (masukan saklar, masukan keypad matriks, masukan analog) dan tiga penampil (LED, LCD, 7 segmen).. Penggunaan masukan dan penampil

diharapkan oleh para pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki calon. lulusan sarjana akuntansi menurut kompetensi IAPI

biasanya berbeda dengan remaja yang tidak nakal..

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengendalian Mutu dan Perlindungan

Bacaan Bergred ini bertujuan untuk memudahkan murid yang lemah untuk menguasai kemahiran membaca, menanam minat mereka untuk membaca dan rajin ke sekolah,