PEMANFAATAN QUIPPER SCHOOL DI KALANGAN SISWA SMA
(Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Quipper School sebagai Media
Pendukung Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jombang)
SKRIPSI
Oleh:
ELISA ROKHIMATUL UMA
NIM. 071211632014
PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PEMANFAATAN QUIPPER SCHOOL DI KALANGAN SISWA
SMA (Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Quipper School sebagai
Media Pendukung Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Negeri
Jombang)
SKRIPSI
Oleh:
ELISA ROKHIMATUL UMA
NIM. 071211632014
PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PEMANFAATAN QUIPPER SCHOOL DI KALANGAN SISWA
SMA (Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Quipper School sebagai
Media Pendukung Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Negeri
Jombang)
SKRIPSI
Madsud: sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
Disusun Oleh:
ELISA ROKHIMATUL UMA
NIM. 071211632016
PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada...
Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu tercinta. Skripsi ini sebagai bentuk
bakti dan hormatku karena Bapak dan Ibu selalu inginkan yang terbaik
untukku, dan inilah yang terbaik dari yang bisa ku berikan...
Teman-teman ku seperjuangan dan para pejuang Sarjana Ilmu Informasi
HALAMAN MOTTO
“Inna Ma’al ‘Usri Yusroo”
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Al-Insyirah: 6)
Don’t stop when you’re tired, but stop when you’re done
“Man jadda wajada”
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya berikan kepada:
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaiakn skripsi ini, karena semua ini memang janji Allah, bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapat kemenangan. Dan skripsi ini merupakan salah satu wujud kemenangan itu.
Bapak dan Ibu tercinta. Terima kasih atas semua pengorbanan yang kalian berikan, setiap doa yang tiada henti di sepanjang waktu, dan terima kasih atas dukungannya selama ini.
Adikku tersayang, Nindut yang selalu menjadi penyemangat dan pendengar keluh kesahku. Terimakasih juga untuk semua bantuanya.
Pak Yunus sebagai dosen pembimbing skripsi yang selalu menyempatkan waktunya untuk meberikan bimbingan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Terimakasih kepada seluruh dosen-dosen IIP-UNAIR untuk setiap ilmu yang telah diberikan selama menjalani masa studi di IIP.
Terimakasih kepada pihak sekolah Madrasah Aliyah Negeri Jombang, Pak Syamsul dan Bu Titik yang telah memberikan ijin penelitian dengan mudah.
Terimakasih kepada seluruh siswa MAN Jombang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan berdiskusi dengan penulis.
Cimol, partner dari awal masuk kuliah sampai sekarang. Terimaksih selalu menemani dan membantuku dari nungguin konsultasi, turun lapangan, dan ngerjain skripsi bareng.
Sahabatku, Mas Arif. Terimaksih selalu meluangkan waktunya untuk mengantarkanku bolak-balik ke sekolah.
Deren, partner tidur di kamar. Terimaksih selalu meluangkan waktu buat menemaniku begadang dan sering bangungin kalau ketiduran.
Sahabat jauhku yang di Batam, Ferry. Terimakasih selalu meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh kesahku dan selalu menyemangati.
Abah Fikri dan Dina. Terimaksih telah membantu mengajariku mengolah data dan mengajariku SPSS.
Teman-teman seperjuangan bimbingan Pak Yunus, Laovi, Sakswita, Dina, Rista, Yunita, Devi yang selalu saling menyemangati biar bisa lulus bareng-bareng.
Terimakasih kepada seluruh mahasiswa IIP 2k12, semangat dan sukses untuk kita semua.
ABSTRAK
Quipper School merupakan salah satu platform pembelajaran online atau e-learning yang bersifatopen source yang dapat diakses oleh siapa saja termasuk guru dan siswa, yang bertujuan untuk merevolusi cara belajar dan berbagi pengetahuan dengan memanfaatkan internetmobile. Quipper School terdiri dari dua bagian yaitu Q-Link yang diperuntukkan bagi guru dan Q-Learn yang diperuntukkan bagi siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tentang pemanfaatane-learningQuipper School yang digunakan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Jombang (MAN Jombang) sebagai sarana pendukung kegiatan belajar. Dalam penelitian ini menggunakan teori model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dari Venkatesh et. al (2003) yang digunakan untuk mengukur penerimaan dan penggunaan sistem informasi baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling.
Hasil analisis yang diperoleh memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa MAN Jombang telah menerima dan memanfaatkan Quipper School dengan baik di sekolah. Berdasarkan hasil analisis penelitian diketahui bahwa siswa MAN Jombang memiliki tingkat ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi fasilitas yang mendukung yang tergolong tinggi dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,05 untuk variabel ekspektasi kinerja, 4,075 untuk variabel ekspektasi usaha, 4,00 untuk variabel pengaruh sosial, dan 3,57 untuk variabel kondisi fasilitas yang mendukung.
ABSTRACT
Quipper School is one of the online learning platform or e-learning that is open source which can be accessed by anyone, including teachers and students, which aims to revolutionize the way learning and sharing of knowledge by leveraging the mobile internet. Quipper School consists of two parts, namely Q-Link is reserved for teachers and Q-Learn is reserved for students.
This research was conducted with the aim to describe the use of e-learning Quipper School used by the students of Madrasah Aliyah Negeri Jombang (MAN Jombang) as a medium of supporting learning activities. In this study using a theoretical model of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) of Venkatesh et. al (2003) used to measure the acceptance and use of new information systems. The method used in this research is quantitative descriptive sampling technique that is purposive sampling.
Results of the analysis showed that the majority of students MAN Jombang has received and utilize Quipper School well in school. Based on the analysis of research known that students MAN Jombang have a level of performance expectations, effort expectancy, social influence, and the condition of the facilities that support relatively high with an average value score of 4.05 for the variable performance expectations, 4.075 for expectations of to the variable effort, 4 , 00 for social influence variables, and 3.57 for the variable support conditions of the facilities.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, karena tiada ucapan yang dapat mewakili segala
rasa dihati selain kalam Hamdalah, Berkat rahmat dan izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu di Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga. Dalam hal ini penulis
mempersembahkan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Quipper School di Kalangan Siswa SMA (Studi Deskriptif tentang Pemanfaatan Quipper School sebagai Media Pendukung Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jombang)”. Terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberi bimbingan, dorongan serta motivasi kepada penulis. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan segala jerih payah dan doa yang tak pernah lelah dipanjatkan ke Allah SWT, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dan studi di Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan.
2. Yunus Abdul Halim, S.Si, M.Kom. selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan banyak sekali ilmu, arahan, dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
3. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga, yang telah memberikan banyak ilmu, petuah, nasehat dan motivasi kepada penulis
4. Teman-teman Ilmu Informasi dan Perpustakaan angkatan 2K12 yang telah banyak memberikan semangat motivasi untuk bersama-sama memwujudkan impian kita semua.
Akhirnya, “tiada gading yang tak retak, tiada segala apaun yang sempurna”.
Penulis menyadari tulisan skripsi ini masih membutuhkan banyak pembetulan untuk dapat disempurnakan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Surabaya, 16 Juni 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM 1 ... i
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT... ii
HALAMAN JUDUL II ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... vii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
I.1 Latar Belakang Permasalahan ... I-1
I.2 Perumusan Masalah ... I-11
I.3 Tujuan Penelitian ... I-11
I.4 Manfaat Penelitian ... I-11
I.4.1 Manfaat Akademis ... I-11
I.4.2 Manfaat Praktis ... I-11
I.5 Tinjauan Pustaka ... I-12
I.5.1 PengertianE-Learning... I-12 I.5.1.1 Quipper School ... I-14
I.5.2 Pemanfaatan Quipper School ditinjau dari Model
UTAUT... I-16
I.6 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... I-24
I.6.1 Definisi Konseptual ... I-24
I.6.2 Definisi Operasional ... I-26
I.7 Metodologi dan Prosedur Penelitian ... I-28
I.7.1 Metode Penelitian ... I-28
I.7.2 Penentuan Lokasi Penelitian ... I-29
I.7.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... I-29
I.7.4 Teknik Pengumpulan Data... I-31
I.7.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... I-32
I.7.5.1 Teknik Pengolahan Data ... I-32
I.7.5.2 Teknik Analisis Data ... I-33
BAB II GAMBARAN UMUM ... II-1
II.1 Gambaran Umum Madrasah Aliyah
Negeri Jombang ... II-1
II.1.1 Sejarah Madrasah Aliyah Negeri Jombang ... II-1
II.2 Gambaran Quipper School ... II-6
II.2.1 Quipper School Link ... II-6
II.2.2 Quipper School Learn ... II-11
II.2.3 Quipper School Create ... II-15
BAB III TEMUAN DATA ... III-1
III.1 Identitas Responden ... III-1
III.2 Karakteristik Responden ... III-1
III.2.1 Jenis Kelamin Responden ... III-2
III.2.2 Usia Responden ... III-3
III.2.3 Pengalaman Responden Menggunakan
Quipper School ... III-3
III.2.4 Kesukarelaan Responden Menggunakan
III.3 Pemanfaatan Quipper School ... III-6
III.3.1 Pemahaman Awal tentang Pemanfaatan
Quipper School ... III-6
III.3.1.1 Pertama kali Responden Mengenal
Quipper School ... III-7
III.3.1.2 Pemahaman Responden tentang
Quipper School ... III-8
III.3.1.3 Pertama kali Menggunakan Quipper School.. III-10
III.3.1.4 Sumber Informasi dalam Mengenal
Quipper School ... III-10
III.3.1.5 Tujuan Memanfaatkan Quipper School ... III-11
III.3.1.6 Alasan Memanfaatkan Quipper School ... III-14
III.3.2 Intensitas Penggunaan Quipper School... III-16
III.3.2.1 Intensitas Responden Mengakses
Quipper School ... III-16
III.3.2.2 Intensitas Responden Meluangkan
Waktu untuk Mengakses Quipper School ... III-17
III.3.2.3 Rata-rata Waktu yang Dihabiskan
untuk Mengakses Quipper School ... III-18
III.4 Pemanfaatan Quipper School Menggunakan
Model UTAUT... III-19
III.4.1Performance Expectancy... III-19 III.4.2Effort Expectancy... III-25 III.4.3Social Influence... III-29 III.4.4Facilitating Condition... III-33 III.5 Analisis Statistik Deskriptif ... III-38
III.5.1 Gambaran Kategori Ekspektasi Kinerja
(Performance Expectancy)... III-38 III.5.2 Gambaran Kategori Ekspektasi Usaha
III.5.3 Gambaran Kategori Pengaruh Sosial
(Social Influance) ... III-42 III.5.4 Gambaran Kategori Kondisi Fasilitas
(Fasilitating Conditions)... III-45
BAB IV INTERPRETASI DATA ... IV-1
IV.1 Gambaran pemanfaatan Quipper School di
MAN Jombang ... IV-1
IV.1.1 Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) ... IV-2 IV.1.2 Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy)... IV-7 IV.1.3 Pengaruh Sosial (Social Influance)... IV-11 IV.1.4 Kondisi fasilitas (Facilitating Condotions) ... IV-15 IV.2 Faktor Lain yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Quipper School ... IV-19
IV.2.1 Jenis Kelamin Memoderatori Ekspektasi Kinerja,
Ekspektasi Usaha, dan Pengaruh Sosial ... IV-19
IV.2.2 Usia Memoderatori Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi
Usaha, Pengaruh Sosial, dan Kondisi Fasilitas yang
Mendukung ... IV-22
IV.2.3 Pengalaman Memoderatori Ekspektasi Usaha,
Pengaruh Sosial, dan Kondisi yang Mendukung ... IV-25
IV.2.4 Kesukarelaan Pengguna Memoderatori Pengaruh
Sosial ... IV-28
BAB V PENUTUP... V-1
V.1 Kesimpulan ... V-1
V.2 Saran... V-3
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Jumlah Populasi Penelitian………. I-31 Tabel II.1 Struktur Pimpinan MAN Jombang……….. II-3 Tabel II.2 Jumlah Konten Topik Quipper School……….. II-16 Tabel III.1 Jenis Kelamin Responden………. III-2 Tabel III.2Usia Responden ……… ……….. III-3 Tabel III.3 Pengalaman Responden Menggunakan Quipper School…….. III-4 Tabel III.4 Kesukarelaan Responden Menggunakan Quipper School…... III-5 Tabel III.5 Pertama Kali Responden Mengenal Quipper School………... III-7 Tabel III.6 Pemahaman Responden tentang Quipper School…..……….. III-8 Tabel III.7 Pertama Kali Responden Menggunakan Quipper School…… III-10 Tabel III.8 Sumber Informasi dalam Mengenal Quipper School……….. III-11 Tabel III.9 Tujuan Responden Memanfaatkan Quipper School…..…….. III-12 Tabel III.10 Alasan Responden Memanfaatkan Quipper School………. III-14 Tabel III.11 Intensitas Responden Mengakses Quipper School……..….. III-16 Tabel III.12 Intensitas Responden Meluangkan Waktu untuk
Mengakses Quipper School……….. III-17 Tabel III.13 Rata-rata Waktu yang Dihabiskan untuk
Mengakses Quipper School………. III-18 Tabel III.14 Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy)……….. III-20
Tabel III.15 Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy)……….. III-26 Tabel III.16 Pengaruh Sosial (Social Influance)……..………. III-30 Tabel III.17 Kondisi fasilitas (Facilitating Condotion)…………..…….. III-34 Tabel III.18 Tabel Kategori Berdasarkan Skor……….. III-38 Tabel III.19 Statistik Deskriptif Ekspektasi Kinerja
(Facilitating Condotion)……….... III-45 Tabel IV.1 Jenis Kelamin dan Ekspektasi Kinerja ... IV-19
Tabel IV.2 Jenis Kelamin dan Ekspektasi Usaha ... IV-20
Tabel IV.3 Jenis Kelamin dan Pengaruh Sosial ... IV-21
Tabel IV.4 Usia dan Ekspektasi Kinerja ... IV-22
Tabel IV.5 Usia dan Ekspektasi Usaha ... IV-23
Tabel IV.6 Usia dan Pengaruh Sosial ... IV-24
Tabel IV.7 Usia dan Ekspektasi Kinerja ... IV-24
Tabel IV.8 Pengalaman dan Ekspektasi Usaha ... IV-25
Tabel IV.9 Pengalaman dan Pengaruh Sosial ... IV-26
Tabel IV.10 Pengalaman dan Kondisi Fasilitas ... IV-27
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Model Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology ... I-19
Gambar II.1 Tampilan Utama Quipper School ... II-5
Gambar II.2 Cara Kerja Quipper School ... II-6
Gambar II.3 Tahap 1 Mendaftar Q-Link... II-7
Gambar II.4 Tahap 2 Mendaftar Q-Link………..………... II-8
Gambar II.5 Tahap 3 Mendaftar Q-Link... II-8
Gambar II.6 Tahap 4 Mendaftar Q-Link... II-9
Gambar II.7 Tahap 5 Mendaftar Q-Link…………..……... II-9
Gambar II.8 Tahap 6 Mendaftar Q-Link... II-10
Gambar II.9 Tahap 7 Mendaftar Q-Link... II-10
Gambar II.10 Tahap 8 Mendaftar Q-Link………... II-11
Gambar II.11 Tahap 1 Mendaftar Q-Learn ... II-12
Gambar II.12 Tahap 2 Mendaftar Q-Learn ... II-13
Gambar II.13 Tahap 3 Mendaftar Q-Learn………..……… II-13
Gambar II.14 Tahap 4 Mendaftar Q-Learn ... II-14
Gambar II.15 Tahap 5 Mendaftar Q-Learn ... II-14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat
pesat, menghadirkan internet sebagai media yang dimanfaatkan masyarakat untuk
mempermudah mereka dalam setiap aktivitasnya. Kehadiran internet ini
mendapatkan respon yang positif dari berbagai pihak masyarakat diantaranya
dalam dunia pemerintahan yang menerapkan e-government untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien, serta pelayanan informasi kepada
masyarakat lebih mudah, cepat, dan murah serta tanpa adanya sekat birokrasi yang
didasarkan oleh intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 dan dalam dunia bisnis juga
menerapkane-business ataue-commerce untuk memudahkan para konsumen dan meningkatkan kualitas produk serta pemasarannya (Arifianto, 2013). Lembaga
pendidikan juga tidak ingin kalah dalam memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi. Lembaga pendidikan menciptakan konsep pembelajaran jarak jauh atau
secara elektronik yang dikenal dengan sebutan electronic learning (e-learning). Lembaga pendidikan menciptakan e-learning sebagai metode pembelajaran baru yang membawa pengaruh terjadinya proses perubahan pendidikan konvensional ke
dalam bentuk pendidikan digital. Beragam jenis e-learning telah diterapkan diberbagai lembaga pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Salah
satu e-learning yang sedang berkembang akhir-akhir ini yaitu Quipper School. Meskipun Quipper School masih termasuk jenis e-learning yang baru, namun di dalamnya telah tersedia ribuan topik materi pembelajaran yang dapat dibagikan
oleh guru kepada siswanya serta terdapat ribuan soal tugas yang dapat dikerjakan
siswa. Dengan menggunakan Quipper School ini diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta dapat menjadi media pendukung
pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan siswa. Namun disamping
kegiatan tersebut dapat menyenangkan, terdapat permasalahan dimana banyak
menggunakannya ataupun pada saat mengaksesnya. Selain itu karena kurangnya
pemahaman yang diberikan oleh guru ke siswa mengenai penggunaan Quipper
School. Saat ini, Quipper School masih terbilang sebagai media e-learning yang baru, sehingga dari fenomena-fenomena tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk
mengkaji tentang pemanfaatan Quipper School di kalangan siswa SMA sebagai
sarana pendukung proses pembelajaran di sekolah.
Penerapan Quipper School sebagai metode pembelajaran secaraonlinedi sekolah didukung dengan adanya perilaku para siswa dalam menggunakan internet.
Saat ini, hampir semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa gemar menggunakan internet dalam setiap harinya. Para siswa sekolah
yang termasuk dalam kategori remaja inilah yang banyak mendominasi
penggunaan internet. Hampir setiap hari dan setiap jam para remaja atau yang
disebut sebagai Net Generation ini banyak menghabiskan waktu mereka dengan mengakses internet. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh riset yang dilakukan oleh
kementrian komunikasi dan informatika (Kemkominfo) pada tahun 2014 bahwa
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 82 juta orang, yang mana hampir
80% jumlah pengguna internet didominasi oleh remaja yang berusia sekitar 15-19
tahun. Dari data tersebut membuktikan bahwa memang kaum remaja saat ini
mempunyai perilaku informasi dimana mereka banyak memanfaatkan internet
dalam aktivitas sehari-harinya untuk mengakses berbagai informasi.
Perilaku informasi yang dikembangkan remaja saat ini semata-mata tidak
hanya melakukan aktivitas mencari dan menemukan informasi saja sebagai
aktivitas tunggal mereka melainkan dalam aktivitas tersebut remaja juga
mengembangkan perilaku membaca (Sugihartati, 2010). Siswa SMA yang
termasuk kaum remaja banyak mengakses internet untuk mencari dan menemukan
semua informasi yang mereka butuhkan baik informasi yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas sekolah mereka atau hanya sekedar informasi untuk menambah
pengetahuan mereka. Dari perilaku informasi remaja yang sering melakukan
penelusuran informasi di internet tersebut memunculkan perilaku membaca para
bahwa para remaja sangat senang dan gemar menggunakan internet karena hampir
setiap hari mereka menghabiskan waktunya untuk mengakses internet. Dengan
perilaku remaja yang seperti itu, sehingga mendorong orang-orang yang
mempunyai keahlian dalam bidang teknologi informasi untuk menciptakan sebuah
sistem atau aplikasi berbasis online yang mampu mengembangkan proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan serta memperluas jangkauan
akses layanan pendidikan. Aplikasi pembelajaran yang berbasis online yang dikembangkan dapat bersifat open source yang dapat di akses secara terbuka ataupun yang bersifat sebaliknya salah satunya yaitu Quipper School.
Penerapan Quipper School sebagai metode pembelajaran secaraonlinedi sekolah juga didukung dengan adanya penggunaan internet di area sekolah. Adanya
internet di area sekolah dapat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan
materi-materi pembelajaran yang dibutuhkan siswa untuk menunjang kegiatan
belajar dengan mudah, cepat, dan relatif murah, serta tanpa adanya batasan ruang
dan waktu. Siswa dapat dengan mudah memperoleh informasi pendidikan dari
orang-orang yang ahli dalam bidang yang diminatinya tanpa dibatasi oleh ruang
dan waktu serta tanpa batasan institusi atau negara sekalipun.
Jaringan internet dapat dijadikan sebagai sumber alternatif yang efektif dan
efesien dalam kegiatan belajar para siswa yang mana internet menyediakan segala
informasi yang beranekaragam sehingga memudahkan siswa dalam memahami
pelajaran. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh Elok (2010) dalam penelitiannya
yang berjudul perilaku pemanfaatan internet dalam menunjang belajar siswa. Dari
hasil penelitian itu didapatkan sebanyak 97,8% siswa menyatakan bahwa adanya
internet memberikan kemudahan bagi mereka dalam memahami mata pelajaran
yang sedang mereka pelajari, karena dari internet mereka dapat menemukan semua
informasi yang dibutuhkannya. Sedangkan hanya sekitar 2,2% yang berpendapat
bahwa internet kurang memberikan kemudahan bagi mereka dalam memahami
mata pelajaran yang sedang mereka pelajari. Selain itu, dari penelitian Elok (2010),
juga ditemukan bahwa terdapat 76,7% siswa yang menyatakan bahwa adanya
yang diberikan sehingga dapat meningkatkan prestasi mereka di sekolah dan hanya
23,3% yang mengatakan bahwa adanya internet kurang membantu mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas sekolah. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa adanya internet di sekolah mempunyai pengaruh besar bagi siswa dalam
menunjang proses pembelajaran. Kehadiran internet di area sekolah juga
memungkinkan pihak sekolah menerapkan pembelajaran secara online melalui Quipper School sebagai alat penunjang guru dan siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah serta dapat mempermudah komunikasi antara guru dan
siswa.
Selama ini kehadirane-learningtelah banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh berbagai sekolah mulai dari sekolah tingkat dasar hingga tingkat atas, serta
diberbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Salah satu contoh e-learning yang banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dahulu adalah e-dukasi.net yang dikembangkan oleh Pustekkom Dekdiknas pada tahun 2002 sebagai upaya memberdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan
(Warsita, 2008). Kehadiran e-learning ini diharapkan mampu mengembangkan cara pembelajaran baru yang lebih efektif, oleh karena itu menurut Mason &
Rennie (2009) e-learning harus di desain secara khusus dengan cara menggabungkan konten yang disampaikan secara digital dengan jasa dan sarana
pendukung pembelajaran. Dengan demikian, e-learning di desain untuk proses belajar secara online dimana peran guru tetap mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa
tetap memperoleh lebih banyak informasi yang butuhkannya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) mengenai persepsi siswa tentang
penerapane-learningdi SMAN 20 Surabaya menunjukkan bahwa sebanyak 96,7% siswa menyetujui adanya penerapan e-learning sebagai salah satu media belajar yang digunakan dalam dunia pendidikan dan sebanyak 3,3% siswa yang masih
belum bisa menyetujuinya. Siswa juga menyatakan bahwa dengan penerapan
media elektronik maupun berbasis teknologi mampu mendukung mereka dalam
Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penerapane-learningpada sekolah dapat mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien baik bagi siswa
maupun bagi guru sebagai pengajar.
Penerapan pembelajaran secara online seperti e-learning memiliki
kelebihan-kelebihan yang mampu memberikan kemudahan dalam proses
pembelajaran dan juga memiliki kekurangan dalam penggunaannya. Menurut
Prawiradilaga dan eveline (2004), kelebihan menggunakane-learningseperti dapat mendorong siswa yang pendiam (pasif) dimana siswa tersebut tidak dapat
berkembang dalam lingkungan pembelajaran yang secara langsung (tatap muka)
akan menjadi lebih aktif dengan adanya penerapan e-learning, guru dapat melakukan diskusi dengan banyak siswa dalam e-learning, serta kegiatan belajar dan mengajar akan menjadi lebih efektif dan efisien, sedangkan kekurangannya
seperti kurangnya interaksi antar guru dan siswa, maupun interaksi antar siswa yang
dapat menghambat terbentuknyavaluedalam proses belajar dan mengajar, proses belajar dan mengajar akan cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan, siswa
yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan cenderung lebih malas
belajar, dan juga kurangnya penguasan mengenai bahasa komputer dan internet.
Dengan kata lain, penerapan dan pemanfaatan e-learning seperti Quipper School pada sekolah-sekolah mempunyai peran untuk mendukung guru dan siswa dalam
proses pembelajaran dan juga mempunyai dampak yang buruk jika tidak di
manfaatkan dengan baik.
Dengan penerapan e-learning yang semakin banyak dalam dunia
pendidikan, sehingga dari tahun ke tahun e-learning mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal ini terbukti dengan
banyaknya sekolah-sekolah yang telah menerapkan e-learning untuk menunjang kegiatan belajar para siswanya. Salah satue-learningyang sedang berkembang dan mulai banyak diterapkan di sekolah-sekolah adalah Quipper School. Quipper
School merupakan platform online yang dapat diakses secara gratis yang disediakan bagi guru dan siswa untuk membantu proses pembelajaran. Quipper
yang terdiri dari dua bagian yakni pertama, LINK yang diperuntukkan bagi guru,
dan kedua, LEARN yang diperuntukkan bagi siswa dengan membawa tagline
“Distributors of Wisdom (Penyalur pengetahuan)” serta mempunyai tujuan untuk merevolusi cara seseorang dalam belajar dan berbagi pengetahuan dengan
memanfaatkan internetmobile.
Sebelum perkembangan Quipper School sebagai media pendukung proses
belajar mengajar siswa, telah ada banyak e-learning seperti Kelase dan StudentBook yang mana kedua e-learning tersebut hampir sama dengan Quipper School yang menyediakan materi-materi pembelajaran yang umumnya diajarkan di
sekolah-sekolah untuk dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Yang sedikit menjadi pembeda dengan e-learning yakni pada Quipper School orangtua siswa dapat memantau perkembangan harian dari mereka sehingga
para orangtua dapat melihat proses belajar dari anak mereka. Oleh karena itu,
hingga saat ini banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang telah bergabung
menggunakan Quipper School sebagai sarana pendukung proses belajar para
siswanya. Dikutip dari website resmi Quipper School Indonesia pada
indonesia.quipperschool.com, sejauh ini di Indonesia telah terdaftar lebih dari
50.000 guru dan lebih dari 250.000 siswa yang menggunakan Quipper School,
dimana para guru dan siswa tersebut berasal dari sekitar 10.000 sekolah baik
sekolah menengah atas (SMA) maupun sekolah menengah pertama (SMP). Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa Quipper School banyak diminati dan mulai
banyak digunakan sekolah-sekolah baik pada jenjang SMA maupun SMP untuk
membantu proses belajar mengajar. Pada awal tahun 2015, Dailysocial.net mengulas kembali bahwa lebih dari 1 juta siswa di seluruh dunia yang
menggunakan Quipper School dan setengah siswa berasal dari Indonesia.
Kehadiran Quipper School yang menawarkan keistimewaan dapat
dikatakan membawa dampak positif bagi para siswa yang tergabung. Dengan
menggunakan Quipper School secara rutin baik ketika berada di lingkungan
sekolah maupun ketika diluar lingkungan sekolah seperti rumah, serta dengan
meningkatkan nilai para siswa. Hal ini seperti yang telah dialami oleh beberapa
sekolah di Indonesia yang dikutip dari laman Quipper School pada
indonesia.quipperschool.com seperti SMA Pasundan Banjaran, Bandung mencatat
kenaikan nilai siswanya hingga mendekati 20% pada total nilai semester. Pada
SMA Negeri 2 Krakatau Steel, Cilegon-Banten mengalami peningkatan sebanyak
7,24% dalam nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) serta pada SMA Negeri 1
Ma’rang Pangkep, Sulawesi Selatan mengalami peningkatan sebanyak 11,42% pada nilai rata-rata kelas.
Pemanfaatan Quipper School di sekolah-sekolah dapat digunakan sebagai
media yang dapat membantu dan mendukung siswa dalam memudahkan proses
belajarnya. Quipper School dapat digunakan sebagai media penghubung antara
siswa dan guru dalam pembagian tugas mata pelajaran secara online yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang didasarkan pada kurikulum yang
diterapkan di Indonesia. Quipper School dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
mengirim tugas kepada siswa dengan mudah dan guru dapat memantau
perkembangan belajar para siswanya. Quipper School juga dapat dimanfaatkan
oleh siswa sebagai tempat untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru,
mengakses materi-materi pelajaran, dan juga mengirimkan pesan kepada guru
ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Bagi orangtua dari para siswa juga
dapat memanfaatkan Quipper School apabila orangtua siswa juga bergabung yakni
dapat memantau kegiatan belajar anak-anaknya.
Saat ini, Quipper School tidak hanya dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah
yang berada di kota-kota besar saja, di kota-kota kecilpun juga mulai
memanfaatkan keberadaan Quipper School, salah satunya di kota Jombang. Di
Jombang mulai banyak sekolah umum maupun sekolah kejuruan yang terdaftar
menjadi anggota kelas Quipper School. Salah satu sekolah yang tergabung adalah
Madrasah Aliyah Negeri Jombang (MAN Jombang). Quipper School telah
diterapkan dan dimanfaatkan oleh pihak akademisi MAN Jombang sejak akhir
tahun 2014. Namun dikalangan akademisi Madrasah Aliyah Negeri Jombang,
tergabung dalam Quipper School hanya sebagian kelas yang telah tergabung. Hal
ini karena hanya sebagian guru yang telah tergabung dan membuat kelas pada
Quipper School, sedangkan guru yang lain masih belum bergabung, sehingga tidak
semua siswa dapat memanfaatkan Quipper School dan siswa hanya dapat
memanfaatkan Quipper School pada mata pelajaran tertentu sesuai dengan mata
pelajaran guru yang tergabung dalam Quipper School.
Berdasarkan hasil pre-wawancara dengan salah satu guru di MAN Jombang
yang telah bergabung dalam Quipper School dan telah menjadi salah satu
ambassador Quipper School kota Jombang pada tanggal 16 Maret 2015 dapat
diketahui bahwa pemanfaatan Quipper School di MAN Jombang kurang merata,
masih banyak guru yang belum ingin bergabung dalam Quipper School karena
beberapa alasan seperti sebagian guru yang masih terbilang kurang ahli dalam
teknologi. Hal ini sangat disayangkan sehingga sebagian siswa juga tidak dapat ikut
memanfaatkan Quipper School. Padahal menurutnya dengan menerapkan Quipper
School di sekolah, siswa dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri dan
membantu siswa lebih mudah dalam belajar.
“Disini masih banyak guru-guru yang enggak mau daftar Quipper School, alasannya ada yang kurang paham dengan teknologi, ada yang bilang tambah ribet. Makanya enggak semua mata pelajaran juga yang menggunakan Quipper School dan hanya murid-murid di sebagian kelas saja yang ikut bergabung. Padahal Quipper School bagus buat belajar murid-murid, soalnya mereka gak hanya bisa belajar di sekolah tapi juga
diluar sekolah”
Berdasarkan dari uraian tersebut, menjadikan penulis untuk ingin
mengetahui sejauhmana pemanfaatan Quipper School di MAN Jombang, karena
seperti yang dikatakan oleh salah satu guru bahwa hanya sebagian kelas saja yang
bergabung memanfaatkan Quipper School. Selain itu juga masih terdapat siswa
yang sering mengalami kebingungan dan kesulitan saat menggunakan Quipper
School yang disebabkan karena masih belum terlalu memahami prosedur
dalam mengakses karena keterbatasan alat seperti laptop, komputer atau media lain
untuk menunjang siswa dalam mengaksesnya.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model teori penerimaan
dan penggunaan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Venkatesh, et.al
pada tahun 2003 yakni modelUnified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Model UTAUT melihat penerimaan dan penggunaan teknologi
informasi melalui 4 variabel yaitu variabel ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), dan pengaruh sosial (social influance) yang akan mempengaruhi minat pemanfaatan dari seorang individu, serta kondisi-kondisi fasilitas(facilitating condotions)yang mendukung yang akan mempengaruhi penggunaan teknologi informasi. Banyak penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan model UTAUT seperti penelitian yang dilakukan oleh Rini
Handayani (2005) yang meneliti tentang “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem
Informasi”.Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi
usaha, dan pengaruh sosial mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat
pemanfaatan sistem informasi, sedangkan kondisi-kondisi fasilitas yang
mendukung berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi. Hasil
penelitian yang dilakukan Rini Handayani memiliki temuan yang hampir sama
dengan temuan Venkatesh et.al (2003).
Penelitian lain yang dilakukan oleh I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu
Wijaya (2009) yang meneliti tentang “Penerapan Model UTAUT untuk Memahami
Penerimaan dan Penggunaan Learning Management System”. Penelitian dari Sedana dan Wisnu ini menggunakan semua variabel prediktor dalam model
UTAUT, namun mereka menghilangkan variabel moderat. Hasil analisis deskriptif
yang ditemukan oleh Sedana dan Wisnu memperlihatkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial,
kondisi fasilitas yang mendukung dan perilaku penggunaan yang tergolong tinggi,
sedangkan tingkat minat pemanfaatan sebagian besar responden masih tergolong
Kurt Kostiwa (2007) mengenai “An Application of the UTAUT Model for
Understanding Student Perceptions Using Course Management Software”. Dalam penelitiannya, Marchewka dan Kostiwa menggunakan semua variabel prediktor
dan variabel moderat dalam model UTAUT. Hasil yang ditemukan oleh
Marchewka dan Kostiwa berbeda dengan hasil dari Venkatesh et. al dimana,
Marchewka dan Kostiwa tidak menemukan dukungan yang kuat diantara
variabel-variabel dari model UTAUT.
Penelitian-penelitian diatas dapat membantu peneliti dalam memberikan
wacana yang lebih luas dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan
dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunkaan dasar teori
yang sama yaitu model UTAUT dari Venkatesh (2003). Namun perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini akan
menggambarkan pemanfaatan teknologi informasi Quipper School dengan melihat
dari penerimaan dan penggunaan Quipper School pada siswa MAN Jombang. Hal
ini didasari oleh pernyataan dari Davis (1989) bahwa kesuksesan dari penggunaan
teknologi informasi sangat dipengaruhi oleh perilaku penggunaan dan penerimaan
atas teknologi tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa kesuksesan dari pemanfaatan
dalam penggunaan Quipper School oleh siswa MAN Jombang dapat dilihat dari
perilaku penggunaan dan penerimaan Quipper School tersebut. Untuk
menggambarkan pemanfaatan Quipper School, peneliti melihat dari
variabel-variabel pada model UTAUT meliputi ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social
influence), dan kondisi-konsisi fasilitas (facilitating conditions) yang mendukung. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah
informasi atau gambaran mengenai pemanfaatan Quipper School dikalangan siswa
SMA sebagai sarana pendukung mereka dalam proses kegiatan belajar mengajar,
sehingga dapat memberikan pemahaman bagi kalangan institusi pendidikan lainnya
I.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam latar belakang,
maka peneliti mengangkat permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana gambaran pemanfaatan Quipper School sebagai sarana pendukung
proses pembelajaran siswa Mandrasah Aliyah Negeri Jombang ?
I.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui gambaran pemanfaatan Quipper School sebagai sarana
pendukung proses pembelajaran siswa Mandrasah Aliyah Negeri Jombang.
I.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Akademis
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti berharap semoga dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pada program
studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan khususnya terkait materi mengenai
pemanfaatan Quipper School dalam mendukung proses belajar di kalangan
siswa SMA. Selain itu, dari penelitian ini diharapkan diharapkan akan
mampu menjadi rujukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian sejenis.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi para
guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri Jombang pada umumnya dan
juga pada khususnya untuk para orangtua agar selalu memantau
aktivitas-aktivitas akademik yang dilakukan oleh anak-anak mereka
dalam dunia pendidikan sehingga anak-anak selalu dapat meningkatkan
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
untuk para siswa mengenai pemanfaatan Quipper School sebagai sarana
pendukung yang dapat digunakan oleh mereka secaraonlinedan gratis, serta tanpa batas waktu pengaksesan dalam meningkatkan prestasi
mereka di sekolah.
1.5 TINJAUAN PUSTAKA 1.5.1 Pengertian E-Learning
E-learning, singkatan dari Elektronik Learning adalah sebuah inovasi dalam dunia pendidikan yang mempunyai pengaruh sangat besar
dalam perubahan proses pembelajaran, yang mana proses pembelajaran
tidak hanya dapat dilakukan dengan kegiatan ceramah tatap muka, tetapi
juga dapat dilakukan melalui media yang dapat menyampaikan materi
pembelajaran dalam berbagai format dan bentuk yang dinamis. Menurut
Mason dan Rennei (2009), e-learning merupakan proses pembelajaran efektif yang diciptakan dengan cara menggabungkan konten yang
disampaikan secara digital dengan jasa dan sarana pendukung
pembelajaran. Pembelajaran melalui e-learning menggunakan media atau jasa perangkat elektronik yang dilakukan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi secara digital. E-learning juga bisa diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau internet. Dengan e-learning
memungkinkan siswa dapat melakukan belajar melalui komputer saat
berada di tempat mereka masing-masing tanpa harus adanya pertemuan
langsung atau tatap muka secara fisik di kelas. Terdapat banyak
Menurut Coomey dan Stephen-son (dalam Mason & Rennei, 2009),
terdapat empat fitur utamae-learningdalam melakukan prakteknya, antara
lain:
1. Dialog
Dalam dialog ini dapat dilakukan percakapan atau komunikasi dengan
menggunakane-mail(surat elektronik),bulletin board(papan bulletin), chatting (obrolan) langsung pada waktu yang nyata, diskusi dan debat kelompok.
2. Keterlibatan
Yang termasuk dalam keterlibatan ini merupakan respon dalam
tugas-tugas terstruktur, keterlibatan aktif dengan bahan-bahan mata ajaran,
kolaborasi, dan kegiatan kelompok kecil.
3. Dukungan
Dalam hal ini dukungan dapat diperoleh dari pertemuan tatap muka
periodik (face to face), pengawasan tutorial secara online, dukungan teman (peer), saran dari para ahli, umpan balik terhadap kinerja, layanan dukungan dan perangkat lunak (software). Dukungan adalah fitur yang sangat penting bagi kesuksesan program belajaronline.
4. Kontrol
Kontrol mengacu pada sejauh mana pembelajar telah menguasai kunci
kegiatan belajar tersebut dan pembelajar didorong untuk melatih kontrol
atas kunci tersebut.
Dalam sebuah institusi pendidikan seperti sekolah, dapat
menggunakan e-learning melalui tiga pilihan, yaitu pihak sekolah dapat
School, Moodle, StudentBook, Kalase,dan sebagainya yang mana disetiap media e-learning tersebut masing-masing menawarkan keunggulannya.
Salah satu e-learning yang sedang banyak digunakan saat ini adalah Quipper School.
1.5.1.1 Quipper School
Quipper School merupakan salah satu platform pembelajaran digital
yang telah berkembang di Indonesia. Quipper School didirikan oleh
Masayuki Watanabe di London pada bulan Desember 2010, dimana
Quipper School ini merupakan platform online yang dapat diakses secara
gratis yang disediakan untuk guru dan siswa. Quipper School ini terdiri dari
dua bagian yakni pertama, LINK yang diperuntukkan bagi guru, dan kedua,
LEARN yang diperuntukkan bagi siswa dengan membawa tagline
“Distributors of Wisdom(Penyalur pengetahuan)” serta mempunyai tujuan untuk merevolusi cara seseorang dalam belajar dan berbagi pengetahuan
dengan memanfaatkan internetmobile.Kedua bagian yakni Link dan Q-Learn ini yang akan menghubungkan antara guru dan para siswa.
Q-Link yang merupakan portal untuk guru, disini guru dapat
mengelola kelas secara online dan guru juga dapat melihat perkembangan para siswanya. Pada Q-Link ini guru dapat memanfaatkan ribuan materi dan
soal yang telah disediakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk
dijadikan sebagai tugas bagi seluruh siswa ataupun beberapa grup siswa
dengan cara mengirimkan tugas dan ujian pada mereka. Guru juga dapat
membuat konten edukasi dimana guru dapat membuat materi dan soal baru
ataupun hanya mengubah konten yang sudah tersedia, serta guru juga dapat
melihat dan menganalisa perkembangan para siswanya karena antara
Q-Link dan Q-Learn tersambung secara langsung sehingga guru dapat
mengakses pusat informasi mengenai tingkat pengerjaan, pencapaian dan
Pada Q-Learn, setiap siswa mempunyai akun untuk dapat bergabung
kedalam kelas tertentu dan setiap siswa yang telah bergabung dalam kelas
tersebut akan memperoleh materi-materi dan tugas terkait mata pelajaran
dalam kelas tersebut. Melalui Quipper School, guru dapat memberikan
tugas kepada siswa secara online dan siswa dapat mengerjakannya sekaligus mempelajari topik mata pelajaran yang berkaitan dengan tugas
yang diberikan guru baik di dalam maupun di luar kelas melalui perangkat
siswa masing-masing yang terkoneksi dengan internet. Setelah para siswa
selesai mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru, sistem
penilaian yang telah tersedia akan menganalisi data tersebut sehingga dari
data tersebut akan membantu para guru mendapatkan gambaran mengenai
pencapaian para siswa.
Quipper School ini dapat dijadikan sebagai tempat belajar tanpa
batasan karena Quipper School memadukan dan memberdayakan guru dan
siswa secara online dengan menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar siswa karena didalam Quipper School terdapat
konten-konten pendidikan yang sangat banyak dan beragam yang
disesuaikan dengan kurikulum pembelajaran di sekolah. Selain memadukan
guru dan siswa, Quipper School juga mengajak para orangtua dari siswa
untuk dapat bergabung sehingga para orangtua dapat mendampingi
anak-anaknya dalam belajar. Para orangtua dapat memantau perkembangan
harian dari anak mereka sehingga disini para orangtua dapat melihat proses
belajar dari anak mereka, serta dengan mengajak orangtua bergabung
dengan Quipper School, mereka dapat melakukan keseruan dan kesenangan
dimana diantara anak-anak mereka dapat melakukan kompetisi bersama
1.5.2 Pemanfaatan Quipper School Ditinjau dari Model Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology(UTAUT)
Dari banyak pengertian atau definisai tentang pemanfaatan, salah
satu definisi pemanfaatan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah suatu proses, cara, atau perbuatan memanfaaatkan sesuatu. Dalam
pembahasan disini, pemanfaatan merupakan suatu tindakan yang dilakukan
seseorang (siswa SMA) dalam memanfaatkan atau menggunakan suatu hal
yang dapat memberi nilai positif atau memberi dampak yang baik bagi
dirinya sendiri. Dengan adanya suatu sistem pembelajaran jarak jauh seperti
e-learning ini dapat dimanfaatkan siswa untuk menunjang kegiatan belajarnya.
Dalam penelitian ini, orientasi pemanfaatannya yaitu pada Quipper
School sebagai e-learning yang mendukung proses pembelajaran siswa. Quipper School disini dapat dijadikan sebagai salah satu media atau sarana
siswa dalam meningkatkan proses belajar mengajar secara jarak jauh yang
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja diluar jam sekolah. Quipper
School juga dapat dijadikan sebagai media penghubung antara guru dan
para siswa dalam penyampaian materi pelajaran dan pembagian tugas-tugas
sekolah.
1.5.2.1 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
Pendekatan atau model Unified Theory of Acceptance and Use of
Technologypertama kali dijelaskan oleh Viswanath Venkatesh, Michael G. Morris, Gordon B. Davis, dan Fred D. Davis pada tahun 2003 dalam sebuah
artikel yang berjudul “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View”.ModelUnified Theory of Acceptance and Use of Technologyini juga sering disebut dengan model UTAUT merupakan salah satu model penerimaan dan penggunaan teknologi terkini. Seringkali model
UTAUT ini digunakan untuk menggambarkan penerimaan dan penggunaan
Venkatesh et. al (dalam Taiwo and Alan, 2013) mengembangkan
model UTAUT dengan mengombinasikan delapan teori dasar mengenai
perilaku penggunaan teknologi dan teori penerimaan teknologi, antara lain:
1. Theory of Reasoned Action(TRA) dikembangkan oleh Martin Fishbein
dan Icek Ajzen, yang merupakan model teori psikologi sosial yang
secara fundamental menerangkan faktor-faktor yang mendorong
perilaku manusia. Dalam model TRA dikembangkan suatu kontruksi
bahwa perilaku suatu individu bergantung dari beberapa variabel yang
saling berhubungan yaitu keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), norma (norms), dan niat (intentions).
2. Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Fred D. Davis (1986) yang merupakan adaptasi dari TRA untuk konteks
penerimaan (acceptance) pengguna terhadap sistem informasi. Pengembangan teori TAM bertujuan untuk memberikan penjelasan
terhadap factor-faktor penentu penerimaan computer yang lebih umum
sifatnya, sehingga mampu menjelaskan perilaku pengguna dari berbagai
ragam teknologi komputasi.
3. Motivational Model(MM) dikembangkan oleh Davis et al. (1992) yang meneliti motivasi apa yang mendorong seseorang untuk menggunakan
computer di tempat kerjanya. Teori MM menjelaskan bahwa minat
seseorang untuk menggunakan computer di tempat kerjanya
dipengaruhi oleh dua factor yaitu persepsi individu terhadap
sejauhmana manfaat computer dapat meningkatkan kinerja
pekerjaanya, dan sejauhmana dapat memberikan perasaan yang
menyenangkan (enjoyment) pada saat menggunkan computer.
4. Theory of Planned Behavioral (TPB) merupakan teori pengembangan dan penyempurnaan keterbatasan dalam TRA. Perbedaan mendasar
model teori TBC dengan TRA adalah adanya tambahan satu elemen
dalam model konstruksi yang disebut sebagai persepsi terhadap kendali
didefinisikan sebagai persepsi seseorang terhadap sejauhmana tingkat
kemudahan atau kesulitan dalam melaksanakan suatu tindakan atau
berperilaku.
5. Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) atau sering disebut sebagai
Decomposed Theory of Planned Behavior yang menerangkan perilaku seseorang dengan kontruksi model multidimensional. Perbedaan teori
ini dengan teori TRA terletak pada factor penentu sikap, dimana sikap
tidak hanya tergantung pada persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan penggunaan saja, melainkan juga dipengaruhi oleh
kecocokan(Compatibility). Sedangakan perbedaan dengan model teori TPB yaitu pertama, pada norma-norma subyektif (SN) dipengaruhi oleh
dua macam factor yaitu pengaruh rekan sejawat (Perr Influence) dan pengaruh atasan (Superior’s Influence); kedua, PBC dipengaruhi oleh tiga factor yaitu keefektivitasan atau persepsi kemampuan diri sendiri
(Self Efficacy), kondisi sumber daya pendukung yang dimili (Resaource Facilitating Conditions) seperti waktu dan dana, serta kondisi teknologi pendukung yang dimiliki (Technology Facilitating Conditions).
6. Model of PC Utilization(MPCU) dikembangkan oleh Triandis (1980) yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan factor-faktor
yang mempengaruhi sebuah perilaku dalam konteks sistem informasi
untk meprediksi pemanfaatan PC (Personal Computer).
7. Innovation Diffusion Theory (IDT) dikembangkan berdasarkan teori
Diffusion of Innovations yang secara popular dikembangkan oleh Everett M. Rogers yang diperkenalkan sejak tahun 1960 dengan
mempelajari berbagai macam inovasi mulai dari peralatan pertanian
sampai dengan inovasi organisasi. Menurut Rogers, terdapat beberapa
membutuhkan waktu yang lebih lama disbandingkan dua kelompok
sebelumnya untuk mengadopsi inovasi teknologi baru), Late Majority
(kelompok yang mengadopsi inovasi setelah rata-rata anggota
masyarakat mau mengadopsi teknologi baru),danLaggards(kelompok
yang terakhir mau mengadopsi inovasi teknologi baru).
8. Social Cognitive Theory (SCT) dikembangkan oleh Compeau dan Higgins (1995) yang menerapkan dan mengembangkan teori SCT ini ke
dalam konteks penggunaan kompuer. Dalam penelitiannya, Compeau
dan Higgins mengembangkan suatu model kontruksi untuk
menerangkan peranan Self-Efficacy, yaitu penilaian tentang kemampuan seseorang untuk menggunakan suatu teknologi yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dengan mengombinasikan kedelapan teori dasar tentang
penerimaan dan penggunaan teknologi, model UTAUT ini dapat
menunjukkan bahwa dalam tujuan berperilaku (behavioral intention) ditentukan oleh tiga faktor yaitu ekspektansi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), dan pengaruh sosial (social influence), sedangkan dalam perilaku penggunaan teknologi (use behavior) ditentukan oleh dua faktor yaitu tujuan berperilaku (behavioral
intention) dan kondisi fasilitas (facilitating conditions). Selain itu, juga terdapat karakteristik penggunanya yang berperan sebagai variabel
moderator yaitu jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience), dan kesukarelaan (voluntariness).
Untuk mendapatkan kejelasan dari model UTAUT ini dapat dikaji
Gambar I.1. ModelUnified Theory of Acceptance and Use of
TechnologyVenkatesh (2003)
Dalam model UTAUT, untuk mengetahui dan menggambarkan
perilaku pemanfaatan atau penggunaan suatu teknologi baru dapat di
tentukan melalui dua hal yaitu behavioral Intention dan Facilitating
Condition. Untuk mengetahuibehavioral Intentionatau minat pemanfaatan seseorang dalam menggunakan teknologi baru, dapat dilihat melalui tiga
faktor yaitu ekspektasi kinerja (performance expectancy),ekspektasi usaha (effort expectancy), dan pengaruh sosial(social influence). Namun diantara minat pemanfaatan dan kondisi-konsisi (facilitating conditions) yang mendukung penggunaan di pengaruhi adanya faktor gender, usia,
pengalaman, dan kesukarelaan sebagai karakteristik pengguna dalam
menggunakan suatu teknologi. Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Behaviour Intention
Behaviour Intention atau tujuan perilaku, merupakan ukuran kekuatan niat seseoarang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Dalam
model UTAUT, seseorang akan berniat menggunakan atau
memanfaatkan teknologi baru dalam hal ini Quipper School, apabila
dapat meningkatkan kinerjanya dan dapat dilakukannya dengan mudah,
serta seseorang tersebut mendapatkan pengaruh dari lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu, behavioral intention mempunyai peran penting dalam menentukan perilaku penggunaan (use behavior) suatu
teknologi baru. Untuk menggambarkanbehavioral intentionseseoarang dalam memanfaatkan teknologi baru melalui tiga faktor dibawah ini.
a. Performance Expectancy
Performance Expectancy atau ekspektansi kinerja merupakan tingkat kepercayaan seorang individu terhadap sejauh mana
penggunaan sistem/teknologi baru akan membantu individu tersebut
dalam mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja pada
pekerjaannya. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh
Venkatesh et. al (2003) menemukan bahwa Performance Expectancy menjadi prediktor terkuat dalam menentukan behavioral intention, baik dalam keadaan mandatory (diperintahkan) maupun dalam kondisi voluntary (kesukarelaan). Disini, Performance Expectancy dalam menentukan behavioral intentionjuga di pengaruhi adanya faktor gender, dan usia.
b. Effort Expectancy
Effort Expectancy atau ekspektansi usaha merupakan tingkat kemudahan yang terkait dengan penggunaan sistem/teknologi
tersebut. Dalam menentukan behavioral intention, Effort
Expectancydipengaruhi oleh faktor gender, usia, dan pengalaman. c. Social Influence
Social Influence atau pengaruh sosial merupakan tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang-orang yang berada di
dekatnya atau orang-orang yang dianggap penting baginya, percaya
teknologi baru yang di pengaruhi oleh gender, usia, pengalaman,
dan kesukarelaan dalam menggunakan teknologi baru.
2. Facilitating Conditions
Facilitating Conditions atau kondisi-kondisi fasilitas yang mendukung merupakan tingkat kepercayaan seorang individu
terhadap ketersediaan teknik infrastruktur dan organisasional untuk
mendukung mereka dalam menggunakan sistem/teknologi tersebut.
Menurut Venkatesh et. al (2003) facilitating conditions tidak menjadi faktor yang menetukan behavioral intention melainkan menjadi salah satu faktor yang menentukanuse behavioralseorang individu dalam memanfaatkan teknologi baru secara langsung.
Dalam menentukan use behavior, facilitating conditions dipengaruhi oleh faktor usia dan pengalaman dari individu tersebut.
3. Use Behavior
Use behavior atau perilaku penggunaan teknologi dapat didefinisikan sebagai intensitas atau frekuensi seorang pengguna
dalam menggunakan teknologi baru. Use behavior sangat bergantung pada evaluasi penggunaan sistem/teknologi tersebut.
Seorang pengguna akan menggunakan suatu teknologi baru apabila
orang tersebut mempunyai maksud atau tujuan dalam
menggunakannya, karena orang tersebut mempunyai keyakinan
bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut dapat
meningkatkan kinerjanya, meningkatkan kinerjanya dan dapat
dilakukannya dengan mudah, serta seseorang tersebut mendapatkan
pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Selain itu,user behaviorjuga di pengaruhi oleh adanya kondisi yang memfasilitasi pengguna
didukung dengan peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan pengguna maka teknologi tersebut tidak akan berjalan.
Pada model UTAUT, dalam menggambarkan perilaku
penggunaan teknologi juga terdapat empat variabel yang
memoderatori perilaku penggunaan. Keempat variabel tersebut
dapat di posisikan sebagai karakteristik pengguna dalam
menggunakan sistem baru. Keempat variabel tersebut yaitu:
a. Gender(Jenis Kelamin)
Jenis kelamin merupakan variabel yang memoderatori faktor
performance expectancy, effort expectancy,dansocial influence pengguna dalam menggunakan teknologi baru. Pada model
UTAUT, jenis kelamin mempunyai pengaruh positif bagi
pengguna laki-laki dan pengaruh negatif pada pengguna
perempuan dalam membentuk penerimaan dan penggunaan
teknologi (Venkatesh and Zhang, 2010). Dalam hal ini, antara
laki-laki dan perempuan mempunyai ketertarikan tersendiri
dalam menggunakan teknologi. Dalam kenyataannya
kebanyakan laki-laki mempunyai rasa ketertarikan yang lebih
besar untuk mendalami dan mencari tahu tentang teknologi baru
dibandingkan perempuan.
b. Age(Usia)
Usia merupakan variabel yang memoderatori faktor
performance expectancy, effort expectancy, social influencedan facilitating conditionspengguna dalam menggunakan teknologi baru. Seperti halnya dengan variabel jenis kelamin, variabel usia
juga yang mempunyai pengaruh positif dalam penggunaan
c. Experience(Pengalaman)
Pengalaman merupakan variabel yang memoderatori faktor
effort expectancy, social influence dan facilitating conditions pengguna dalam menggunakan teknologi baru. Pengalaman
dapat didefinisikan sebagai bentuk pengetahuan dari pengguna
yang di perolehnya ketika mereka telah menggunakan sistem
tersebut. Pada model UTAUT, juga ditemukan bahwa
pengalaman mempunyai pengaruh yang positif dalam
membentuk penerimaan dan penggunaan sistem (Venkatesh and
Zhang, 2010). Dalam kenyataannya, telah di ketahui bahwa
siapapun yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam
memanfaatkan keberadaan teknologi baru maka pada umumnya
mereka telah mempunyai pengalaman yang lebih dalam
berinteraksi dengan teknologi yang serupa.
d. Voluntariness of Use(Kesukarelaan untuk menggunakan) Kesukarelaan untuk menggunakan merupakan variabel yang
hanya memoderatori faktor social influence pengguna dalam menggunakan teknologi baru. Kesukarelaan ini dapat
didefinisikan sebagai keputusan dalam menggunakan teknologi
baru bukanlah suatu hal paksaan, melainkan karena keinginan
pengguna yang timbul daru dalam dirinya sendiri.
1.6 DEFINISI KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL 1.6.1 Definisi Konseptual
1. E-leraningQuipper School
E-learning merupakan konsep perubahan proses pembelajaran yang awalnya bersifat tradisional atau secara sederhana menjadi
pembelajaran secara elektronik atau dengan kata lain proses
ini sangat beragam, salah satunya yaitu Quipper School merupakan
sisteme-learningyang berbasisopen source, sehingga Quipper School
dapat di akses pengguna secara gratis tanpa di pungut biaya. Dalam hal
ini, pemanfaatan Quipper School didefinisikan sebagai kecenderungan
siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan e-learning Quipper School yang tersedia untuk mendukung dan menunjang mereka dalam
proses pembelajaran di sekolah. Untuk mengetahui kecenderungan
siswa dalam memanfaatkan Quipper School dapat dilihat dari
pemahaman terhadap sistem Quipper School dan frekuensi penggunaan
Quipper School oleh siswa, yang mana hal tersebut dapat diamati dan
diukur.
2. Pemanfaatan Quipper School ditinjau dari model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology(UTAUT)
Pemanfaatan Quipper School pada individu dapat diketahui
dengan menggambarkan pemanfaatan Quipper School melalui model
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Menurut Venkatesh et al (2003), untuk mengetahui pemanfaatan atau
penggunaan suatu teknologi baru yang mana dalam hal ini yaitu e-learning Quipper Shcool, dapat dilihat berdasarkan faktor-faktor yang meliputi:
1. Behavioral Intention, yang dapat didefinisikan sebagai tingkat ukuran kekuatan niat dan minat dari siswa dalam menentukan
perilakunya saat menggunakan Quipper School. Dalam behavioral intention terdapat tiga faktor penentu langsung dari minat siswa dalam memanfaatkan Quipper School, yaitu:
a. Performance Expectancy, yang dapat didefinisikan sebagai sejauh mana tingkat kepercayaan siswa dalam menggunakan
Quipper School yang akan membantu siswa tersebut dalam
mendapatkan keuntungan-keuntungan seperti ketersediaan
tugas-tugasnya. Disini, faktor performance expectancy dipengaruhi adanya gender, dan usia siswa.
b. Effort Expectancy, yang dapat didefinisikan sebagai sejauh mana tingkat kemudahan siswa dalam menggunakan Quipper
School. Disini, faktor effort expectancy dipengaruhi oleh gender, usia, dan pengalaman siswa.
c. Social Influence, yang dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana siswa menganggap orang-orang disekitar yang penting
baginya seperti orangtua dan guru, percaya bahwa sebaiknya
mereka menggunakan Quipper School untuk membantunya
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Disini, faktor Social Influencedipengaruhi oleh gender, usia siswa, pengalaman, dan kesukarelaan dalam menggunakan teknologi baru.
2. Facilitating Conditions, yang dapat didefinisikan sebagai sejauh mana siswa percaya bahwa dengan ketersediaan teknik infrastruktur
dan organisasional untuk mendukung mereka dalam menggunakan
Quipper School. Disini, faktor facilitating conditions dipengaruhi oleh usia siswa dan pengalaman dari individu tersebut.
1.6.2 Definisi Operasional
1. E-leraningQuipper School
Untuk mengukur pemahaman tentang Quipper School dapat dilihat dari:
a. Pemahaman awal mengenai Quipper School, pengukurannya dapat
dilihat dari:
- Pertama kali mengenal Quipper School
- Sumber informasi saat mengenal Quipper School
- Pertama kali menggunakan Quipper School
- Tujuan menggunakan Quipper School
b. Intensitas penggunaan Quipper School, pengukurannya dapat
dilihat dari:
- Frekuensi penggunaan Quipper School
- Alokasi waktu saat menggunakan Quipper School
2. Pemanfaatan Quipper School ditinjau dari model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology(UTAUT)
Untuk mengukur pemanfaatan Quipper School oleh siswa dapat dilihat
dari:
a. Behaviour Intention, meliputi:
• Ekspektansi kinerja (performance expectancy), pengukurannya dapat dilihat dari:
- Pemanfaatan Quipper School dapat membantu siswa dalam
kegiatan belajarnya
- Pemanfaatan Quipper School dapat memberikan
keuntungan-keuntungan dalam kegiatan belajar siswa
- Pemanfaatan Quipper School dapat mempercepat siswa
dalam memahami pelajaran yang diajarkan di sekolah
- Pemanfaatan Quipper School memungkinkan siswa
mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam kegiatan
belajarnya
• Ekspektasi usaha (effort expectancy), pengukurannya dapat dilihat dari:
- Tingkat kemudahan siswa dalam menggunakan Quipper
School
- Pengoperasian Quipper School dirasakan mudah dikuasai
dan dipelajari oleh siswa
• Pengaruh sosial (social influence), pengukurannya dapat dilihat dari:
- Orang-orang yang dianggap penting oleh siswa yang
- Alasan mempercayai orang-orang yang dianggap penting
tersebut
- Pengaruh orang-orang yang dianggap penting bagi siswa
dalam memanfaatkan Quipper School
b. Kondisi-kondisi fasilitas (facilitating conditions) yang mendukung, pengukurannya dapat dilihat dari:
- Teknik infrastruktur dan organisasional yang disediakan dalam
mendukung siswa memanfaatkan Quipper School
- Tingkat kepercayaan siswa terhadap ketersediaan teknik
infrastruktur dan organisasional tersebut
1.7 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 1.7.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe
deskriptif. Tipe deskriptif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan pemanfaatan Quipper School dalam menunjang belajar
siswa dengan tanpa melakukan hipotesis. Penelitian kuantitatif deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi obyek apa adanya (Darmawan, 2014). Penelitian
kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi obyek penelitian itu dan kemudian menarik
kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001).
Dalam hal ini, peneliti nantinya akan menggambarkan bagaimana
pemanfaatan Quipper School oleh siswa SMA sebagai media pendukung
belajar yang berlangsung di sekolah pada Madrasah Aliyah Negeri Jombang
(MAN Jombang). Obyek dari penelitian ini adalah siswa siswi pada MAN