• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Dalam dokumen HUKUM SUMBER DAYA ALAM diatur (Halaman 60-64)

5.1. Latar Belakang

Sebelum mempelajari lebih mendalam tentang peran kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam, mari mengigat kembali pengertian dan pengelompokan sumber daya alam yang dapat dibaca di artikel ini. Pola pengelolaan sumber daya alam,

meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut merencanakan,

melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya alam, pendayagunaan sumber daya alam, dan pengendalian sumber daya alam.

Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan dengan prinsip keterpaduan dalam pengelolaan yang diselenggarakan secara bersama dengan memperhatikan wewenang dan tanggung jawab instansi masing-masing, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pola pengelolaan sumber daya alam disusun secara terkoordinasi diantara instansi-instansi terkait, berdasarkan:

1. asas kelestarian yaitu asas keseimbangan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi, asas kemanfaatan umum, asas keterpaduan dan keserasian;

2. asas keadilan yaitu asas kemandirian serta asas transparansi dan akuntabilitas.

Dalam pengelolaan sumber daya alam, lembaga-lembaga terkait dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu operator, regulator, dan kontrol. 5.2. Lembaga Operator Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Apa peran kelembagaan operator dalam pengelolaan sumber daya alam? Lembaga operator merupakan lembaga yang secara langsung melaksanakan pengelolaan terhadap sumber daya alam. Kegiatan yang dilakukan, meliputi pengambilan sumber daya alam, pengolahan, dan pemasaran. Bentuk-bentuk dari lembaga operator, adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta, dan Koperasi. Untuk memahami seluk beluk ketiga bentuk lembaga tersebut, mari kita pelajari uraian berikut:

Peran Kelembagaan dalam Pengelolaan sumber daya alam Macam-macam Badan Usaha Milik Negara di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU No. 19-2003) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisah. Atau dengan kata lain, Badan Usaha Milik Negara merupakan badan usaha yang menjadi kepemilikan negara sehingga modal dan keuntungan yang diperoleh menjadi milik negara. Para pegawai Badan Usaha Milik Negara merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang digaji oleh negara. Badan Usaha Milik Negara dapat berbentuk Perusahaan UMUM (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). Di Indonesia Perseroan juga dikenal dengan istilah syirkah. Sektor penting yang dikelolah oleh Badan Usaha Milik Negara, meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, manufaktur, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, perdagangan, industri, dan konstruksi. Contoh- contoh Badan Usaha Milik Negara antara lain adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Perkebunan Nusantara (persero), Perum Perhutani (persero), PT Timah (persero) Tbk, dan lain sebagainya. Secara umum, Badan Usaha Milik Negara memiliki peran mengelolah cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamya, secara efektif dan efisien. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijakan di bidang ekonomi. Menyediakan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

Peran Lembaga regulator dalam pengelolaan sumber daya alam adalah menyusun kebijakan dan peraturan. Tujuan pemanfaatan sumber daya alam adalah untuk kesejahteraan manusia, jangan sampai malah merusak keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan yang terganggu akan dapat menimbulkan berbagai macam bencana yang merugikan manusia.

Terdapat 2 (dua) macam lembaga regulator, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

1) Pemerintah Pusat

Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dan regulasi agar roda perekonomian negara dapat berjalan dengan baik. Peraturan yang dibuat pemerintah, mencakup keseluruhan lembaga operator, baik itu Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta, maupun Koperasi.Pada akhirnya, dengan dibuatnya peraturan yang mendukung dunia usaha dan rakyat sebagai konsumen, terciptalah kesejahteraan yang mengantarkan kepada tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan yang merupakan usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha dan perdagangan, adalah sebagai berikut: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (UU No. 25-1992), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (UU No. 7-1992) mengatur tentang Usaha Perbankan Mengubah bentuk Perusahaan Negara, seperti Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia, Perusahaan Jawatan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum Pegadaian.

Kebijakan impor untuk melindungi dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.Kebijakan ekspor untuk memperluas pasar produk dalam negeri.Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.Kebijakan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.Kebijakan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

2) Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah mempunyai wewenang untuk membuat kebijakan pengelolaan sumber daya alam di wilayahnya.Wewenang tersebut adalah bagian dari hak otonomi daerah. Berikut ini adalah contoh dari kebijakan daerah.

3) Lembaga Kontrol (Pemerintah dan Non Pemerintah)

Bagaimana peran kelembagaan kontrol dalam pengelolaan sumber daya alam? Kebijakan dan peraturan yang telah dibuat dan disepakati, harus dilaksanakan oleh semua pihak agar proses pengelolaan sumber daya alam berjalan teratur dan kondusif. Dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut, diperlukan suatu lembaga

yang mengontrol dan mengawasi. Untuk itulah, diperlukan lembaga kontrol yang terbagi menjadi Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah.

1) Lembaga Pemerintah

Pemerintah menjadi pihak penting dalam mengontrol pelaksanaan kebijakan yang berlaku. Jika terdapat pelanggaran pada pelaksanaannya, maka pemerintah dapat melaporkan ke lembaga yudikatif untuk diberikan sanksi.

2) Lembaga Non Pemerintah

Selain pemerintah, lembaga bukan pemerintah juga bisa menjadi lembaga kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan. Lembaga Swadaya Masyarakat, seperti Wahana Lingkungan Hidup, World

Wide Fun For Nature dan Greenpeace. Masyarakat umum juga dapat

melakukan kontrol, melalui kearifan lokal setempat. Kearifan lokal dapat menjadi peran dalam mengontrol dan mengendalikan eksploitasi sumber daya alam.

3) Peran Kelembagaan dalam Fungsi Kontrol Pengelolaan sumber daya alam

Berikut adalah peran lembaga kontrol dalam pengelolaan sumber daya alam: Mengontrol pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan asas keberlanjutan. Mengawasi pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mengevaluasi pengelolaan sumber daya alam agar kinerjanya meningkat dikemudian hari. Melakukan kontrol dalam setiap pengelolaan sumber daya alam agar sesuai dengan asas keberlanjutan.Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Memberikan sanksi kepada pelanggar peraturan perundang-undangan.

BAB VI

KAJIAN HUKUM DAN KEBIJAKAN

Dalam dokumen HUKUM SUMBER DAYA ALAM diatur (Halaman 60-64)

Dokumen terkait