meningkatkan kinerja organisasi.
4,36
3.
Berbagi informasi dengan rekan kerja sangat penting yaitu untuk meningkatkan hubungan kerja yang baik
4,38
4.
Saya menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan,
4,27
Total 4,36 Berdasarkan Tabel 20 pada pernyataan pertama didapatkan nilai
sebesar 4,42. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa perilaku individu dalam bersosialisasi berhubungan erat dengan peran, karena peran mengandung hak dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bersosialisasi. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa peran kerja dari seorang karyawan dapat berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari peran seorang karyawan pada saat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu, jika karyawan tersebut tepat waktu menyelesaikan proses registrasi peserta tentu dapat membantu mempercepat proses pelayanan kepada peserta Taspen, penyerahan laporan kerja kepada atasan serta bertambahnya kepercayaan peserta Taspen kepada perusahaan seperti menggunakan berbagai produk Taspen yaitu tabungan hari tua dan asuransi dwiguna.
Berdasarkan Tabel 20 pada pernyataan keempat didapatkan nilai sebesar 4,27. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Taspen Bogor baik, namun tidak semua karyawan dapat menawarkan bantuan kepada rekan kerjanya dikarenakan tugas yang dibebankan kepadanya belum selesai dan juga terkait pada pekerjaan yang ditangani karyawan yaitu berdasarkan job desc masing-masing.
4.5. Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja Karyawan
Uji korelasi Rank Spearman adalah antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Hasil uji korelasi Rank Spearman
dapat dilihat pada Tabel 21 dan selengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 21. Hubungan pola komunikasi formal organisasi dengan
kinerja karyawan No Indikator Pola Komunikasi
Formal Nilai Korelasi Nilai Signifikansi Kategori Korelasi
1. Horizontal Communication 0,679 0,000 Kuat
2. Downward Communication 0,641 0,000 Kuat
3. Upward Communication 0,567 0,000 Kuat
4. Diagonal Communication 0,298 0,027 Lemah
Berdasarkan Tabel 21, angka nilai korelasi pada Horizontal Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,679. Angka ini menunjukkan bahwa hubungan kuat antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi horizontal pada sesama rekan kerja yang selevel akan meningkatkan hubungan yang solid dan membangun tim kerja yang kompak sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adanya komunikasi horizontal ini memudahkan karyawan dalam mendapatkan pengetahuan informasi dan keterampilan kerja sehingga memudahkannya dalam penyelesaian tugas. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel.
Nilai korelasi sebesar 0,641 menunjukkan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut yaitu Downward Communication dengan kinerja karyawan. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dari atas ke bawah yang berarti atasan memberikan instruksi maupun perintah sudah sangat jelas. Hal ini didasarkan bahwa karyawan perlu mendapatkan petunjuk yang jelas mengenai tugas atau pun pekerjaan yang dilimpahkan padanya dapat meningkatkan pengetahuan ataupun perannya dalam penyelesaian tugas.
Adanya instruksi yang jelas dapat mempermudah karyawan untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel.
Hasil perhitungan pada Upward Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,561. Angka ini menunjukkan hubungan kuat antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dari bawah ke atas yang berarti karyawan paham akan tugas dan laporan yang harus diberikan atau diserahkan kepada atasan mereka, sehingga semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan karyawan. Hal ini didasarkan bahwa setiap tugas ataupun pekerjaan yang telah dilakukan harus dilaporkan dan dibuat pertanggungjawabannya kepada atasan. Jika laporan hasil kerja yang diberikan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang tujuannya untuk memotivasi karyawan agar dapat terus meningkatkan kinerjanya. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua variabel.
Nilai korelasi dalam Diagonal Communication dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,298. Angka nilai korelasi sebesar 0,298 menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah antara dua variabel tersebut. Korelasi positif antara keduanya berarti bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi diagonal yaitu komunikasi berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda semakin memudahkan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dalam berkoordinasi dengan karyawan unit lain, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan. Nilai signifikan yang didapatkan adalah sebesar 0,027 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata antara kedua variabel.
4.5. Implikasi Manajerial
Hakikatnya karyawan perlu berkomunikasi dalam melakukan berbagai hal atau kegiatan. Hal ini dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja seseorang atau karyawan terhadap perusahaan. Seiring dengan arus globalisasi yang terjadi, arus informasi pun bergerak cepat karena itu diperlukan pemahaman komunikasi yang efektif dalam penyampaiannya guna membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Penerapan pola komunikasi pada PT. Taspen Bogor yang perlu ditingkatkan lagi karena memiliki hubungan langsung dengan kinerja yaitu
horizontal communication, downward communication dan upward communication. Dimana pimpinan perusahaan yaitu kepala cabang bisa menginstruksikan untuk bisa mengefektifkan penggunaan program
software DMS (Database Management System) untuk kegiatan surat- menyurat, disposisi dan absensi. Perusahaan juga perlu mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan interpersonal skill karyawan, yaitu kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti menjadi pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan dapat bekerja dalam tim sehingga komunikasi dapat berjalan efektif dan tidak ada hambatan yang berarti dalam penerapannya.
Dalam hal upaya peningkatan kinerja karyawan, motivasi memiliki persepsi tertinggi diantara indikator kinerja lainnya. Oleh karena itu upaya peningkatannya adalah dengan memberlakukan pay for performance,
dimana penghasilan yang diterima seorang karyawan sesuai dengan kinerja yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan peran karyawan dalam perusahaan. Untuk pengetahuan dan keterampilan, sebaiknya perusahaan memfasilitasi karyawan untuk mengadakan pelatihan seperti pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan karyawan seperti menghitung secara tepat dan cepat, mengoperasikan komputer. Sehingga pengetahuan dan keterampilan karyawan terus bertambah seiring dengan waktu dan memudahkannya dalam setiap mengerjakan maupun menyelesaikan beragam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.