• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues

Jumlah 39 100 Sumber : Kuesioner

4.3.1. Peran istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues

Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (Soekanto, 2002:243).

Kaum perempuan memiliki kodrat kehidupan yang berupa: kodrat perempuan sebagai ibu, sebagai istri, sebagai individu perempuan, dan sebagai

anggota masyarakat. Setiap unsur kodrat yang dimiliki memerlukan tanggung jawab yang berbeda dengan peran dirinya sebagai anggota masyarakat, dan akan berbeda pula dengan peran dirinya sebagai individu. Meskipun demikian masing- masing unsur tersebut tidak boleh saling bertentangan (Sujarwa, 2001:91).

Aliran fungsionalisme struktural atau sering disebut aliran fungsionalisme, adalah mazhab arus utama (mainstream ) dalam ilmu sosial yang dikembangkan oleh Robert K. Merton dan Talcot Parsons. Teori ini sesungguhnya sangat sederhana, yakni bagaimana memandang masyarakat sebagai sistem yang terdiri atas bagian yang berkaitan (agama, pendidikan, struktur publik, sampai rumah tangga). Masing-masing bagian secara terus-menerus mencari keseimbangan (equilibrium) dan harmoni. Adapun interelasi terjadi karena adanya konsensus. pola yang non-normatif dianggap akan melahirkan gejolak (Fakih, 2005:31).

Teori fungsionalisme menyoroti bagaimana terjadinya persoalan gender itu mengarah kepada pemikiran bagaiamana gender dipermasalahkan. Teori ini memandang bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berkaitan. Dalam kaitannya dengan masalah kesetaraan gender yang sedang disuarakan dapat diartikan bahwa dalam struktur masyarakat telah terjadi suatu kesalahan fungsi atau penyimpangan struktur kehidupan masyarakat yang telah terjadi suatu kesalahan, sehingga terjadi gejolak. Gejolak itu adalah suatu gejala adanya kesalahan fungsi atau struktur kehidupan. Teori ini memandang bahwa laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari struktur nilai dalam kehidupan masyarakat (Azis, 2006:22)

Bentuk keseimbangan yang dibahas pada teori tersebut di atas juga yang ada pada masyarakat Desa Tampeng, dimana perempuan dan laki-laki memiliki

perannya masing-masing di masyarakat. Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak- haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (Hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.

Terwujudnya kesetaran gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan.

Peran istri petani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues adalah sebagai seorang ibu yang membantu suami mencari nafkah diluar rumah. Hal ini dapat di lihat dari tabel 4.13 menunjukkan peran yang dilakukan para istri dalam membantu ekonomi keluarga, dari hasil penelitian diketahui bahwa peran yang dilakukan para istri dalam membantu ekonomi keluarga paling banyak adalah peran sebagai Istri/Ibu rumah tangga yang bekerja (membatu suami mencari nafkah) di luar

rumah sebanyak 22 orang atau 56,4 %, sedangkan Istri/Ibu rumah tangga yang bekerja (membatu suami mencari nafkah) di dalam rumah sebanyak 17 orang atau 43.0%.

Hal ini menunjukkan bahwa peran yang dilakukan para istri dalam membantu ekonomi keluarga paling banyak adalah peran sebagai Istri/Ibu rumah tangga yang bekerja (membatu suami mencari nafkah) di luar rumah , hal tersebut dilakukan dengan cara berladang/bersawah menanam cabai, jagung, sayur-mayur yang hasil panennya bisa digunakn untuk kebutuhan sehari-hari dan apabila ada hasil panen yang berlebih dapat dijual di pasar untuk menambah penghasilan suami, kemudian ada yang menjadi buruh tani pekerjaan sampingan yang dilakukan para istri dalam membantu ekonomi keluarga pada siang sampai sore hari, dari hasil buruh tani tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan sehari- hari sehingga membantu perekonomian keluarga, kemudian ada juga yang berjualan di pasar yang tujuannya juga membantu perekonomian keluarga.

Peran yang dilakukan para istri dalam membantu ekonomi keluarga paling banyak adalah peran sebagai Istri/Ibu rumah tangga yang bekerja (membatu suami mencari nafkah) di dalam rumah biasanya dilakukan para istri/ibu rumah tangga dengan mengayam rotan, alang-alang menjadi tikar, keranjang, hasil anyaman tikar tersebut dijual ke pasar dan hasil dari penjualan tikar tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-sehari sehingga membantu perekonomian keluarga, kemudian ada juga para istri/ibu rumah tangga yang membantu pekerjaan suami dirumah seperti membantu menyemai benih padi, menjemur padi, membantu menyiapkan hasil panen jagung dengan melepaskan jagung dari tongkolnya, kegiatan tersebut membantu pekerjaan suami di rumah sehingga

suami yang pekerjaannya petani mempunyai waktu luang yang lebih banyak dan dapat melakukan pekerjaan sampingan lainnya jika sedang tidak ke sawah seperti buruh tani, buruh bangunan, mencari ikan di sungai, dengan demikian adanya bantuan yang diberikan para istri/ibu rumah tangga di rumah dalam membantu pekerjaan suami, dapat menambah perekonomian keluarga dikarenakan suami memiliki waktu luang untuk menambah penghasilan keluarga.

Max Weber termasuk di antara ilmuwan sosial yang tidak sepakat dengan penggunaan dimensi ekonomi semata-mata untuk menentukan stratifikasi sosial. Oleh karena itu ia mengemukakan bahwa di samping stratifikasi menurut dimensi ekonomi kita akan menjumpai pula stratifikasi menurut dimensi lain. Dalam uraiannya mengenai persebaran kekuasaan dalam masyarakat Marx Weber memperkenalkan pembedaan antara konsep kelas, kelompok status, dan partai (Weber dalam Gerth dan Mills, 1958:180-195), yang merupakan dasar bagi pembedaannya antara tiga jenis startifikasi sosial.

Selain kedua ukuran tersebut di atas, yaitu ukuran ekonomi dan kehormatan, menurut Weber warga masyarakat dapat dibeda-bedakan pula berdasarkan kekuasaan yang dipunyai. Disebutkan olehnya bahwa partai merupakan suatu gejala yang melibatkan tatanan kekuasaan. Kekuasaan didefinisikan Weber sebagai peluang bagi seseorang atau sejumlah orang untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri melalui suatu tindakan komunal meskipun mengalami tantangan dari orang lain yang ikut serta dalam tindakan komunal itu (Sunarto dalam Weber, 1920:180).

Di sini jelas bahwa stratifikasi diartikannya sebagai penjenjangan masyarakat menjadi hubungan atasan-bawahan atas dasar kekuasaan, kekayaan

dan kehormatan. Pengaruh Weber Nampak pula dalam karya Jefries dan Ransford. Dengan menggunakan tiga ukuran, kekuasaan (power), privilese (privilege), dan prestise (prestige) mereka membedakan tiga macam startifikasi, yaitu hirarki kekuasaan (power hierarchies) yang didasarkan pada kekuasaan, hirarki kelas (class hierarchies) yang didasarkan pada penguasaan atas barang dan jasa, dan hirarki (status hierarchies) yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial (Sunarto dalam Jeffries dan Ransford, 1980:57-80).

Berdasarkan pandangan Weber tersebut mengenai pembagian kerja, dapat digambarkan kondisi sebenarnya mengenai pembagian kerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dalam meningkatkan ekonomi keluarganya. Yaitu para lelaki atau suami bekerja di luar rumah sebagai petani mencari nafkah dan para istri/ibu rumah tangga bekerja di dalam rumah dan di luar rumah untuk membantu suami mencari nafkah.

Hal ini dapat di lihat pada hasil penelitian tabel 4.11 menunjukkan kegiatan yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di dalam rumah, dari hasil penelitian di ketahui bahwa pekerjaan yang paling banyak dan dilakukan secara berulang-ulang oleh para istri/ibu rumah tangga di dalam rumah adalah mengurus rumah tangga (menjaga anak, memasak. Mencuci, dan sebagainya) hal ini terlihat jelas dari jawaban-jawaban narasumber penelitian. Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wajib bagi para istri/ibu rumah tangga yang harus dilakukan di dalam rumah, jadi jika para istri/ibu rumah tangga akan melakukan aktifitas di luar rumah mereka harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya terlebih dahulu baru beraktifitas di luar rumah.

Dari hasil penelitian pada tabel 4.12 menunjukkan kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah, berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa kegiatan /aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah yang paling banyak dilakukan adalah bersawah/berladang sebanyak 16 orang atau 41,0 %, kemudian pengajian sebanyak 7 orang atau 17,9 %, kemudian kegiatan adat sebanyak 4 orang atau 10,3 %, kegiatan sosial/gotong royong sebanyak 4 orang atau 10,3 %, kemudian buruh tani sebanyak 3 orang atau 7,7 %, kemudian kegiatan berjualan sebanyak 3 orang atau 7,7 %, kemudian kegiatan lainnya 2 orang atau 5,1% seperti menganyam tikar dan lain sebagainya.

Tabel 4.13 menunjukkan pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues, dari hasil penelitian diketahui bahwa subjek penelitian yang menjawab pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara Rp.600.000 – Rp.1.000.000 setiap bulannya, sebanyak 16 orang atau 41,0%, kemudian yang menjawab pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara <Rp.600.000 setiap bulannya sebanyak 11 orang atau 28,2%.

Subjek penelitian yang menjawab pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 setiap bulannya, sebanyak 7 orang atau 17,9%, dan subjek penelitian yang menjawab pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo

Lues dengan jawaban antara Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 setiap bulannya, sebanyak 5 orang atau 12,9%,

Berdasarkan hasil penelitian tersebut para perempuan/ibu rumah tangga yang merupakan istri petani mayoritas berpendapat pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari yang paling banyak pendapatan suami berkisar antara Rp.6.00.000.–Rp.1.000.000 seetiap bulannya da <Rp.600.000 setiap bulannya, sementara pendapatan suami yang berkisar antara Rp.1.000.-Rp.1.500.000 setiap bulannya dan Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 setiap bulannya tidak rutin terkadang dalam satu bulan pendapatan suami bisa banyak dan bulan lainnya tidak. Hal ini menggambarkan bahwa pendapatan suami bekerja selama satu bulan di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues belum memenuhi untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah aak, sehingga banyak dari istri petani perempuan/ibu rmah tangga melakukan pekerjaan di luar rumah setelah melakukan tugas dan kewajibannya dalam rumah tangga seperti berjualan, menjadi buruh tani, menganyam, dan pekerjaan lainnya yang menambah penghasilan untuk ekonomi keluarga.

Tabel 4.14 menunjukkan tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues, dari hasil penelitian diketahui bahwa subjek penelitian yang menjawab tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara Rp.600.000 – Rp.1.000.000 setiap bulannya, sebanyak 16 orang atau 41,0%, kemudian yang menjawab tambahan

pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues antara <Rp.600.000 setiap bulannya sebanyak 11 orang atau 28,2%.

Subjek penelitian yang menjawab tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 setiap bulannya, sebanyak 7 orang atau 17,9%, dan subjek penelitian yang menjawab tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues dengan jawaban antara Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 setiap bulannya, sebanyak 5 orang atau 12,9%,

Berdasarkan hasil penelitian tersebut para perempuan/ibu rumah mengatakan tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues bisa sebagai tambahan keuangan untuk mencukupi untuk kebutuhan sehari- hari tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues berkisar antara Rp.6.00.000.–Rp.1.000.000 setiap bulannya dan <Rp.600.000 setiap bulannya, sementara tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues yang berkisar antara Rp.1.000.-Rp.1.500.000 setiap bulannya dan Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 setiap bulannya tidak rutin terkadang dalam satu bulan. Hal ini menggambarkan tambahan pendapatan keuangan selama satu bulan dengan bantuan istri yang bekerja di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang

Kabupaten Gayo Lues sangat membantu untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak, sehingga banyak dari istri petani perempuan/ibu rumah tangga melakukan pekerjaan di luar rumah setelah melakukan tugas dan kewajibannya dalam rumah tangga seperti berjualan, menjadi buruh tani, menganyam, dan pekerjaan lainnya yang menambah penghasilan untuk ekonomi keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah tersebut adalah aktifitas/kegiatan sehari-hari yang rutin dilakukan para istri/ibu rumah tangga di Desa Tempeng Kecamatan Kutapanjang Keabupaten Gayo Lues, kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah tersebut biasanya dilakuka setelah para istri/ibu rumah tangga telah selesai melakukan tuga dan fungsinya sebagai istri/ibu rumah tangga di dalam keluarga seperti melakukan pekerjaan rumah (memasak makanan untuk suami dan anak-anak, membereskan rumah, mencuci pakaian, mengurus keperluan suami sebelum berangkat kerja, mengurus keperluan anak sebelum berangkat sekolah, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan rumah).

Kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga tersebut umumnya telah mendapatkan ijin dari suami sebagai kepala rumah tangga, biasanya kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah yang berhubungan dengan perekonomian keluarga seperti berjualan, buruh tani, berladang/bersawah dilakukan para istri/ibu rumah tangga sebagai bentuk peran gendernya dalam membantu suami mencari nafkah. Sedangkan kegiatan-kegiatan lain seperti pengajian, kegiatan sosial.gotong royong merupakan bentuk dari

aktifitas masyarakat setempat yang lekat dengan adat istiadat serta agama, dalam menjalankan kegiatan/aktifitas yang dilakukan para istri/ibu rumah tangga di luar rumah para istri/ibu rumah tangga tetap menjalankan kegiatan lainnya di dalam masyarakat dan keluarga misalnya seperti ikut gotong royong, mengikuti kegiatan adat, jika di dalam keluarga para istri/ibu rumah tangga menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sehingga peran sebagai istri/ibu rumah tangga tetap berjalan dengan semestinya.

4.3.2 Bentuk partisipasi seorang istri petani dalam meningkatkan ekonomi

Dokumen terkait