• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERAN PELAKU USAHA EKONOMI KREATIF

B. Peran Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif dalam

Peran pelaku usaha ekonomi kreatif dalam membangunan ekonomi suatu bangsa merupakan pilar penting bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang, karena jika pembangunan ekonomi suatu bangsa berhasil, maka bidang-bidang lain seperti bidang hukum, politik, pertanian, dan lain-lain akan sangat terbantu. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektormlain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki ‘dasar tukar’ (term of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar

dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada para memakainya.

1. Peranan pelaku usaha ekonomi kreatif

Suatu pekerjaan pelaku usaha dapat berjalan secara efektif dan efisien, apabila manajemen pelaku usaha dalam perusahaannya memiliki suatu alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Perilaku pelaku usaha dalam peran mengandung hak dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari peran yang dijalankan dalam kesehariannya.

Pengertian tentang peranan yang dikemukakan oleh Komarudin dapat didefenisikan sebagai berikut :39

a. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen.

b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu usaha. c. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya

e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

39

Komaruddin, Esiklopedia Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara edisi kesatu, 1994), hlm.34

Seperti yang telah dijelaskan dapat diketahui bahwa maksud dengan peranan adalah suatu bagian dari tugas utama yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.

Aktor bisnis merupakan pelaku usaha, investor dan pencipta teknologi‐teknologi baru, serta juga merupakan konsumen industri kreatif. Aktor bisnis juga perlu mempertimbangkan dan mendukung keberlangsungan industri kreatif dalam setiap peran yang dilakoninya. Misalnya melalui prioritas penggunaan input antara industri kreatif domestik, seperti jasa‐ jasa industri kreatif dalam riset, iklan dan lain‐lain.40

Pelaku usaha dalam hal ini pengusaha dan memiliki arti yang luas, tidak semata-mata membicarakan produsen, tetapi juga pedagang perantara atau pengusaha.41 Undang-undang perlindungan konsumen memberikan pengertian pelaku usaha yaitu setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melaluiperjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.42

Pelaku usaha merupakan salah satu dari pelaku ekonomi yang dibagi dalam tiga kelompok pelaku usaha, yaitu :43

40

Diambil dari http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/alasan-ekonomi-kreatif/ (diakses tanggal 17 Juli 2014)

41Mariam Darus, Perlindungan Konsumen Dilihat dari Perjanjian Baku (standar),Kertas Kerja Pada Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen,

(Jakarta: Alumni 1980), hlm. 57. 42

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 angka 3.

43

Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen

1. Investor, yaitu pelaku usaha penyedia dana untuk membiayai berbagai kepentingan. Seperti perbankan, penyedia dana dan lain sebagainya.

2. Produsen, yaitu pelaku usaha yang membuat, memproduksi barang dan/atau jasa dari barang-barang dan/atau jasa-jasa lain (bahan baku, bahan tambahan/penolong dan bahan-bahan lainnya). Mereka dapat terdiri dari orang/badan usaha berkaitan dengan pangan, orang/badan yang memproduksi sandang, orang/usaha yang berkaitan dengan pembuatan perumahan, orang/usaha yang berkaitan dengan jasa angkutan, perasuransian, perbankan, orang/usaha berkaitan dengan obat-obatan, kesehatan narkotika, dan lain sebagainya.

3. Distributor, yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan atau memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut kepada masyarakat, seperti pedagang secara retail, pedagang kaki lima, warung, toko, supermarket, rumah sakit, “warung dokter”, usaha angkutan (darat, laut, udara), kantor pengacara, dan sebagainya.

Tiga kelompok pelaku usaha ekonomi kreatif tersebut memiliki peranan dalam hal penciptaan produk dan jasa kreatif, pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang dihasilkan serta penciptaan lapangan kerja bagi individu-individu kreatif dan tenaga kerjapendukung lainnya. Pelaku usaha ekonomi kreatif juga memiliki peranan dalam membentuk komunitas dan enterpreneur kreatif, yaitu sebagai motor penggerak dalam sharing pemikiran, alih pengetahuan, bimbingan bisnis dan pelatihan menajemen pengelolaan usaha di bidang ekonomi kreatif.44

44

Kita ketahui peranan dibutuhkan setiap negara yang mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap negara mempunyai cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan tegas menentukan bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah ekonomi, dan pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi. Sebaliknya ada negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap masalah ekonomi dan mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada pihak swasta. Ada juga negara yang mencari jalan tengah antara keduanya. Bagaimana setiap negara menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang dianutnya. Kebijakan dalam rangka menjalankan sistem ekonominya, negara akan membutuhkan pelaku pelaku ekonomi. Dijelaskan pula mengenai bagaimana bentuk-bentuk sistem ekonomi yang ada di dunia dan siapa saja pelaku-pelaku ekonominya.45

Mengetahui hal ini peranan para pelaku usaha pada masing-masing subsektor dibutuhkan untuk menunjang segala aspek, yaitu : 46

a. Aspek pariwisata

Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keindahan alam dan warisan budaya yang tinggi. Indonesia memiliki potensi besar menarik wisatawan asing namun saat ini wisatawan asing masih lebih memilih lokasi di negara lain di Asia. Pelaku usaha industri kreatif dapat memberikan peran yang sangat luas dalam memperbaiki citra pariwisata nasional. Dengan kemampuan mengangkat warisan budaya lokal dalam konteks yang baru diharapkan wisatawan asing akan mendapatkan pengalaman baru (new experience) yang dapat dibawa pulang ke

45

Diambil dari http://ririsatria40.wordpress.com/ekonomi-kreatif/ (diakses tanggal 12 Juli 2014)

46

negaranya dan disebarkan dari mulut ke mulut. Pengalaman baru tersebut dapat diciptakan pelaku usaha dari sisi arsitektur perhotelan, tata kota, variasi kuliner, cinderamata, seni pertunjukan, musik dan film.

b. Aspek ikon nasional

Dari sisi individu kreatif, Iwan Tirta, Gesang, Obin, Nyoman Nuarta, Affandi adalah ikon‐ ikon di dalam industri kreatif Indonesia yang telah dihargai secara internasional yang diharapkan dapat menjadi

global brand bagi bangsa Indonesia. Mereka menikmati penghasilan yang sangat besar dari karya‐karyanya. Semakin banyak ikon‐ikon nasional yang dikenal secara internasional, akan semakin mengharumkan nama bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dipelajari dari tokoh‐tokoh ini adalah, bisnis mereka tidak perlu membangun seluruh rantai produksi sendiri. Mereka membangun jaringan di berbagai tempat di Indonesia sehingga memberi lapangan kerja bagi pengerajin‐pengerajin setempat.

c. Aspek budaya

Dari sisi karakter bangsa, pembangunan yang terarah di sektor industri kreatif berbasis budaya pada akhirnya akan dapat menciptakan landasan karakter budaya lokal yang kuat. Misi Industri kreatif yang memperjuangkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) untuk warisan budaya, kearifan budaya akan berupaya secara proaktif memproteksi warisan budaya yang telah menjadi karakter bangsa Indonesia sejak dahulu kala.

Terdapat warisan kearifan budaya Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi pasar namun saat ini kurang menjadi perhatian. Seperti jamu‐jamuan sebenarnya adalah hasil R&D (salah satu subsektor industri kreatif) tradisional Indonesia dimasa silam. R&D dibidang keragaman hayati Indonesia yang kemudian di patenkan adalah juga merupakan perhatian industri kreatif. Teknologi‐teknologi dan ilmu pengetahuan lain seperti sistim irigasi subak, sistim pelestarian hutan suku‐suku pedalaman dan masih banyak lagi. Bila ini tidak diberi perhatian, maka negara lain akan mengklaim HKInya.

Untuk industri‐industri yang terkait dengan industri komunikasi dan informasi, khususnya yang digital serta multimedia, pekerja kreatif memiliki peranan dalam menciptakan kandungan/konten yang berbasis budaya. Upaya pelestarian warisan budaya selama ini dirasa miskin kreasi‐kreasi baru sehingga masyarakat kurang mengapresiasi warisan budayanya sendiri. Industri kreatif dapat berperan dalam menciptakan kreasi yang lebih modern dan kontemporer sehingga tidak hanya masyarakat dalam negeri saja yang dapat menikmatinya namun juga masyarakat internasional. Sebagai contohnya, permainan online Ragnarok yang populer dikalangan remaja sekarang ini sebenarnya diinspirasikan oleh cerita legenda rakyat (folklore) dari Korea.

d. Aspek sumber daya

Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan talenta, keterampilan dan kreativitas. Kreativitas adalah elemen dasar individu. Sehingga potensi kreatif terdapat pada semua orang, semua orang memiliki modal

dasar yang sama dan gratis pemberian Sang Pencipta. Dengan pembangunan yang berbasis pada sumber daya insani, maka turut serta dalam upaya pembangunan kapasitas sumber daya insani Indonesia

(capacity building) yang dapat menghasilkan tenaga kerja yang kreatif. e. Aspek Green Community

Banyak konsep yang dapat dibangun berbasiskan komunitas hijau disesuaikan dengan konteksnya dan sektor‐sektor yang akan dituju. Kreativitas di dalam desain dalam konteks produk berbasis sumber daya alam seperti misalnya industri mebel dapat memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam. Seperti contohnya pemerintah membuka ekspor kayu gelondongan ke luar negeri ini akan merangsang pengurangan volume hutan dengan cepat dan pengawasannya sampai saat ini sulit. Dengan merangsang produksi barang jadi di dalam negeri, maka pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam akan hemat, serta lebih banyak menyerap tenaga kerja. Komunitas hijau yang mandiri potensial dibangun didaerah pedesaan, sehingga muncul klaster‐klaster produksi skala desa yang bewawasan lingkungan, ekonomi desa tumbuh dan mencegah terjadinya urbanisasi. Contoh kasus di Thailand dimana ditetapkan program OTOP (One Tampon/Kampung

One Product) yang dibantu JICA beberapa tahun lalu saat ini telah membuahkan hasil yang memuaskan. Produk kerajinan Thailand telah bangkit dan mampu berbicara di pasar internasional.

Salah satu contoh nyata dari seorang pelaku industri kreatif di Indonesia di bidang kerajinan dari kayu yang telah mengkampanyekan komunitas hijau

adalah Singgih Magno. Dengan kreativitas, Singgih mampu menunjukkan bahwa segelondong kayu bakar (firewood) jika dijual hanya akan menghasilkan nilai tambah sebesar 0,6 US$ dengan memberikan lapangan pekerjaan selama 0,2 hari kerja. Akan tetapi jika kayu tersebut ditransformasikan menjadi stapler dari kayu sebanyak 200 buah, maka nilai tambah yang dihasilkan adalah sebesar 1000 US$ sekaligus memberikan lapangan pekerjaan sebanyak 40 hari kerja.

f. Aspek inovasi dan kreativitas

Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi. Salah satu produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang merupakan kapitalisasi dari intelektualitas manusia (creative capital). Siapa yang memiliki ide dan gagasan yang unik dapat memproteksi ideny itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Ide bisa didaftarkan sebagai paten, hak cipta, merk dan desain. Di jaman ini ide bukan lagi hal yang bisa dianggap remeh. Hal ini dapat dilihat dari pendaftaran paten di Direktorat Jendral Hak Cipta yang realtif terus meningkat tetapi peningkatan ini lebih disebabkan oleh peningkatan registrasi paten asing yang jauh lebih banyak dibandingkan registrasi paten lokal. Tujuan perusahaan asing meregistrasi paten sebanyak‐banyaknya di Indonesia adalah untuk melindungi kepentingan bisnisnya yang pada akhirnya bermotifasi ekonomi. Mereka tidak mau produk, paten, merk dan desain mereka dibajak dan dieksploitasi oleh orang lain.

Aspek inovasi industri kreatif adalah penghasil creative capital. Dengan merangsang industri kreatif di Indonesia, industri‐industri lokal bisa mengurangi ketergantungan industri manufaktur dalam hal pembayaran lisensi‐lisensi terhadap produk asing.

Istilah inovasi sering dikaitkan dengan penguasaan teknologi tinggi. Itu adalah paradigma lama. Inovasi bisa juga tidak dari teknologinya namun dari nilai baru yang dihasilkan. Inovasi bisa dicapai dengan penciptaan nilai baru. Seperti dengan cara mengadaptasi menggabung‐gabungkan (konvergensi) teknologi‐teknologi yang telah ada sehingga melahirkan suatu ide yang baru. Kemampuan adaptasi dan konvergensi agar tercipta suatu ide baru membutuhkan daya imajinasi dan daya visualisasi. Kemampuan ini menonjol dimiliki oleh insan‐insan kreatif di dalam industri kreatif.

Sebagai contoh adalah di dalam industri telematika. Peluang pasar total bisnis telekomunikasi nasional 2002‐2006 adalah sebesar Rp 40 s/d 50 triliun/tahun, sedangkan pangsa pasar produk desain sendiri adalah 0.1 ‐

0.5 % dari total tersebut, sekitar 400‐500 milyar pertahun. Pangsa pasar produk telekomunikasi bila didesain sendiri oleh industri dalam negeri cukup besar namun belum ada yang mampu muncul sebagai pemimpin pasar, bahkan perusahaan‐perusahaan lokal justru berguguran. Ini membutuhkan perhatian dari pemerintah dalam menciptakan iklim inovasi yang produktif.

Pembangunan bermodalkan kreativitas yang terarah dan tepat sasaran, pada jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan dan keadilan (growth and equity), sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (well being). Hal ini disebabkan karena:

1) Kreativitas dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia, karena kreativitas merupakan input utama dalam proses desain dan R&D yang akan menghasilkan inovasi. Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan meningkatkan pendapatan pekerja, yang akhirnya dapat meningkatkan daya beli dan kualitas hidup (well being) masyarakat.

2) Pembangunan kewirausahaan berbasis kreativitas dapat pula berorientasi inovasi sosial (social innovation). Dalam hal ini, inovasi dan kreativitas berperan dalam memberdayakan masyarakat di lapisan bawah (the bottom of the pyramid) sebagai pekerjanya. Motivasi dari inovasi sosial adalah mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi kebahagiaan (happiness). yang dibangun berdasarkan prinsip kebersamaan (togetherness) dan saling berbagi (sharing).

3) Secara statistik, terbukti bahwa pekerja di sektor industri kreatif memiliki penghasilan di atas rata‐rata penghasilan pekerja di sektor industri lain. Dengan demikian ini menandakan bahwa profesi sebagai pekerja kreatif adalah profesi yang cukup menjanjikan di masa depan. Berdasarkan penelitian mengenai ekonomi kreatif di kota‐kota, didapati bahwa kota‐kota yang memiliki konsentrasi pekerja kreatif yang tinggi adalah kota‐kota yang berdinamika dengan tingkat toleransi sosial yang

tinggi. Toleransi sosial merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim kreatif yang dapat menarik pekerja kreatif untuk tinggal dan berkreasi. Kota yang memiliki iklim kreatif, umumnya lebih hidup dan ekonominya berjalan dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi pekerja kreatif yang telah menarik minat perusahaan‐perusahaan untuk mendirikan usahanya disana, dan pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.

Menjalankan perannya, pelaku usaha ekonomi kreatif dituntut untuk menggunakan kemampuan konseptual yang tinggi, mampu menciptakan variasi baru berupa produk dan jasa, mahir berorganisasi, bekerjasama, berdiplomasi (semangat kolaborasi dan orkestrasi), tabah menghadapi kegagalan yang dialami, menguasai konteks teknikal dan kemampuan perencanaan finansial.

2. Pengaruh Peranan Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif terhadap Subsektor Industri Kreatif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia

Keunggulan-keunggulan sektor industri tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan. Menurut Teori Ekonomi Pembangunan, semakin tinggi kontribusi sektor industri terhadap pembangunan ekonomi negaranya maka negara tersebut semakin maju. Jika suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30% maka dapat dikatakan negara tersebut tergolong negara maju Pertumbuhan laju industri merupakan andalan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian di Indonesia. Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan

dari peningkatan perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang sangat dominan di jaman sekarang.47

Industri Kreatif di berbagai negara di dunia saat ini diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara signifikan. Banyak studi telah dilakukan untuk melihat perkembangan serta kiprah sektor industri kreatif dalam perekonomian di dunia. Indonesia pun mulai melihat bahwa sektor industri kreatif ini merupakan sektor industri yang potensial untuk dikembangkan, karena jika dilihat dari sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, kreativitas masyarakat Indonesia dapat disejajarkan dengan bangsabangsa lainnya di dunia. Hal ini terbukti dengan banyak sekali karya anak bangsa yang diakui oleh komunitas internasional. Saat ini Indonesia tercatat menempati peringkat ke‐43 di Economic Creativity IndexRanking yang dipublikasikan oleh

World Economic Forum.48

Menurut Departemen Perdagangan, industri kreatif ini memberikan kontribusi PDB pada urutan ke 7 dari 10 sektor yang dianalisis, yaitu rata‐rata sebesar 104,638 triliun rupiah pada tahun 2002‐2006, di atas rata‐rata kontribusi sektor yaitu pengangkutan dan komunikasi, bangunan, listrik, gas, dan air bersih. Pada periode 2002‐2006 industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja dengan rata‐rata sebesar 5,4 juta pekerja di atau dengan tingkat partisipasi sebesar 5,8% serta dengan produktivitas tenaga kerja mencapai 19,5 juta per pekerja tiap tahunnya. Produktivitas tenaga kerja pada sektor ini

47

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Hal. 53

48

lebih tinggi dari produktivitas nasional yang hanya mencapai kurang dari 18 juta rupiah per pekerja per tahunnya.49

Jumlah perusahaan yang bergerak di sektor ini hingga tahun 2006 mencapai 2,2 juta, berkisar 5,17% dari jumlah perusahaan yang ada di Indonesia. Pada tahun 2006 ini pula, industri kreatif telah melakukan ekspor sebesar 81,5 triliun rupiah mencapai hingga 9,13% dari total ekspor nasional.50

Menurut Elitua dan Bastian, perkembangan ekonomi kreatif secara kuantitatif selama 5 tahun terakhir (2006-2010), ditunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan output selama 5 tahun mencapai 3,1%. Kemudian berdasarkan rata-rata kontribusi ekonomi secara nasional, industri kreatif berperan cukup besar yaitu 7,28%, hasil ini lebih besar dari kontribusi yang disumbangkan sektor keuangan,real estate dan jasa perusahaan (6,53%), pengangkutan dan komunikasi (6,5%) dan listrik, gas dan air bersih (0,85%). Dalam penyerapan tenaga kerja, industri kreatif rata-rata menyerap 7,75 juta tenaga kerja dari 108 juta jumlah rata-rata tenaga kerja nasional dan menciptakan lapangan usaha rata-rata sebesar 3 juta perusahaan dari 47 juta jumlah usaha yang ada secara nasional.51

Perananan dalam perdagangan internasional mencatat pendapatan bersih sebesar 97,3 milyar rupiah, dimana ekspor sebesar 108,5 milyar lebih tinggi dibanding impor sebesar 11,2 milyar. Rata-rata perbandingan nilai

49

Ibid., hlm.59.

50

Ibid., hlm.63. 51

Simarmata ,Elitua H dan Bastian Simarmata, Bagaimana Posisi Strategi Industri

Kreatif dalam Perekonomian Nasional ?Diambil dari

http://www.indonesiakreatif.net/bagaimanaposisi-strategis-industri-kreatif-dalam-perekonomian-nasional (diakses, 11 Juli 2014)

ekspor terhadap nilai impornya mencapai 10 kali lipat, kontribusi ekspor pun cukup tinggi sebesar 9,12% terhadap ekspor nasional sedangkan impor hanya 1,22% terhadap impor nasional, hasil ini menunjukkan industri kreatif memiliki peranan dalam meningkatkan pendapatan dalam negeri. 52

Industri kreatif dapat memberikan peran yang sangat luas dalam memperbaiki citra pariwisata nasional serta kemampuannya mengangkat warisan budaya lokal kemudian mengembangkannya. Berdasarkan pengamatan yang ada dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif diyakini mampu menjawab tantangan permasalahan dasar jangka pendek dan menengah nasional.

C.Kendala yang dihadapi Pelaku Usaha dalam Menjalankan Perannya

Dokumen terkait