• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pembimbing dalam Pemberian Motivasi Hidup Pada Lansia 1. Mengarahkan lansia dalam segi perilaku dan kemasyarakatan agar tetap

TEMUAN DAN ANALISA

C. Peran Pembimbing dalam Pemberian Motivasi Hidup Pada Lansia 1. Mengarahkan lansia dalam segi perilaku dan kemasyarakatan agar tetap

2. Membimbing lansia pada setiap persoalan-persoalan yang di alami atau yang mereka hadapi saat itu.

3. Membantu lansia dalam setiap kegiatan yang mereka laksanakan, artinya pembimbing juga terlibat pada kegiatan.

4. Memberikan arahan yang bersifat kegamaan pada saat ceramah keagamaan yang bertujuan agar lansia tetap mengingat ajaran dan anjuran agama.

5. Menjadi sahabat lansia yang baik, karena lansia itu telah mengalami perubahan-perubahan secara fisik maupun psikologis sehingga pembimbing harus lebih perhatian seperti memperhatikan anak-anak kecil. D. Harapan Lansia terhadap Pemberian Motivasi Hidup

Menurut lansia, motivasi hidup pada lansia sangat dibutuhkan sebagai semangat untuk menjalani kehidupan walaupun perubahan-perubahan yang banyak terjadi pada lansia. Namun ternyata lansia memiliki harapan terhadap pemberian motivasi hidup yang baik menurut lansia, adalah pemberian motivasi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pendekatan yang dilakukan pun akan terasa lebih bermanfaat yang dirasakan, karena lansia tidak merasa di ceramahi atau di nasehati dengan seseorang yang jauh lebih muda dan tidak berpengalaman dibanding lansia.

Harapan itu menjadi acuan konselor agar dapat menimbulkan konseling yang efektif artinya konseling atau pemberian motivasi yang disampaikan pun bermanfaat bagi tumbuh kembang lansia.

Lansia sangat membutuhkan semangat dalam menjalani kehidupan ini dimasa tuanya, karena itu harapan itu mengarah pada pengharapan agar

motivasi itu dapat bermanfaat bagi dirinya. Dan dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Selain itu adapun keinginan lansia adalah ingin sejahtera, yang dapat diartikan ingin bahagia secara fisik dan psikis, terpenuhinya kebutuhan akan makan, dan berkembang dengan baik. Selain itu lansia ingin untuk terlibat dan ikut serta dalam berbagai kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya.

Sehingga dapat disimpulkan harapan itu antara lain :

1. Agar terpenuhinya kebutuhan psikisnya, artinya lansia membutuhkan teman untuk sharing atau curhat artinya tempat untuk berbagi apa yang menjadi masalah dan persoalan yang melanda dirinya saat itu.

2. Memiliki wadah dan bimbingan dalam mengapresiasikan berbagai kesenian, keterampilan ataupun bidang lainnya.

3. Mendapatkan motivasi atau semangat yang dapat terus mempertahankan kualitas hidupnya.

Karena sesuai dengan namanya yaitu Pusaka Santunan Keluarga yang berarti lansia hanya mengikuti program yang telah ditentukan dan mendapatkan santunan berupa makanan sehari-hari, sembako, ataupun uang tunai. Sehingga untuk tempat tinggal, mereka dikembalikan lagi pada keluarganya.

Ditinjau dari kerjasama ini merealisasikan bahwa peran pembimbing dan lansia sangat penting dalam mencapai tujuan pembimbing dalam memberikan motivasi hidup itu sendiri.

Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gibb dan Gordon, sebagaimana yang dikutip oleh Ira Yoga mendefinisikan peran yaitu lahir dari

interaksi dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu.

Demikian pula dengan apa yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa “ peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya. Yaitu menjalankan hak dan kwajiban sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat ( lingkungan ) dimana ia bertempat tinggal. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.27

Setelah mendapatkan motivasi hidup melalui bimbingan agama dan layanan konseling yang dapat membantu mereka dalam mengatasi masalah yang tengah mereka hadapi membuat mereka merasa nyaman dan dianggap layak berada di Pusaka.

Sehingga dapat dianalisis bahwa terjadinya kenaikan yang cukup baik dari segi psikologis lansia itu sendiri. Lansia dimanapun mereka berada, pasti terjadi pergeseran kebutuhan, artinya mereka sudah tidak perlu lagi mengurus hal-hal yang berat ataupun yang dapat dikerjakan oleh orang yang lebih muda dan tidak mampu mengerjakannya. Itulah yang membuat lansia merasa terabaikan dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial ataupun lingkungan yang lainnya yang sudah tidak memerlukan tenaganya lagi.

27

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.Ke-34,h.243

Sehingga dapat dikatakan bahwa peran pembimbing dalam memberikan motivasi hidup itu dapat berbagai cara dengan mengadakan kegiatan yang memacu kreatifitas, kesenian ataupun keterampilan lansia. E. Kesesuaian antara harapan dengan Konseling yang baik

Kesesuian berarti selaras dan seimbang apa yang diharapkan dengan kenyataan yang didapat. Kesesuian antara harapan lansia dengan penangan konseling yang telah diberikan oleh pembimbing telah dapat dikatakan berhasil atau sesuai, karena dapat dianalisis bahwa apa yang menjadi harapan-harapan lansia dapat diwujudkan dengan konseling yang efektif dari konselor. Penanangan konseling yang baik adalah dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan lansia. Jika terjadi keseuaian , maka itulah yang dinamakan berhasil. Setelah dilihat, diamati dan ditinjau lebih jauh lagi ternyata di Pusaka ini terjadinya kesesuaian apa yang menjadi harapan lansia. Peran pembimbing dapat membangkitkan motivasi hidup atau dorongan untuk tetap terus bergerak, sadar dan dapat merasakan didalam lansia.

Karena kemampuan dan kualitas pembimbing yang cukup baik, juga dapat membantu Pusaka dalam mengendalikan dan mengatur lansia didalam program maupun diluar program.

Itu menandakan bahwa terjadinya, kerjasama yang mutualisme, yang berarti saling menguntungkan antara pihak yang satu dengan yang lainnya atau dapat dikatakan antara konselor dengan pihak Pusaka.

Sehingga penulis dapat menyimpulkan, bahwa terjadinya kesesuian antara harapan lansia dengan cara pembimbing dalam memberikan motivasi hidup pada lansia sehingga dapat dikatakan konseling yang diberikan berhasil.

Dengan keberhasilan pembimbing menjalankan perannya dalam memberikan motivasi hidup pada lansia telah mampu meningkatkan kualitas lansia di Pusaka Cengkareng Jakarta Barat.

Optimalisasi pembimbing yang berada di Pusaka Cengkareng diantaranya membimbing dan mendampingi lansia dalam mengikuti program yang telah ditentukan ataupun kegiatan yang telah dibuat. Pembimbing ikut serta dalam berbagai kegiatan, sehingga pembimbing adalah pemain juga, dan bukan pemantau ataupun seorang yang memerintah untuk itulah pembimbing dituntut dapat berperan didalam segala hal yang berkenaan dengan program sehingga dapat mendapatkan hasil yang optimal atau dapat diartikan bahwa pembimbing atau pendamping ini bersifat fleksibel.

Dari faktor inilah perkembangan lansia dapat dikatakan pesat. Sehingga kerjasama yang terjadi antara pembimbing ataupun pendamping dapat dikatakan suatu kesatuan yang menunjukan besar pengaruhnya pembimbing dalam memberikan motivasi hidup pada lansia di Pusaka.

Perkembangan lansia yang demikian baik tidak terlepas dari peran pembimbing yang lain untuk bekerja sama dengan pembimbing secara berkesinambungan guna mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu memberikan motivasi hidup dan program yang telah ditetapkan agar lansia tetap sehat secara fisik dan psikologis dan memiliki wawasan yang baik.

Dengan tercapainya tujuan yang dicapai oleh pembimbing dalam memberikan motivasi hidup pada lansia ini membuktikan kerjasama yang telah terjadi menunjukkan tanggungjawab menjalankan peran dan

kewajibannya secara penuh sehingga hasil atau tujuan yang didapatkan optimal.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai pembahasan sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran konselor dalam memberikan motivasi hidup pada lansia di Pusaka Cengkareng Jakarta Barat dalam pelaksanaannya konselor sangat berperan penting dalam perkembangan lansia dan mewujudkan apa yang menjadi harapan lansia.

Penilaian tersebut dapat dilihat kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran konselor yang sangat berpengaruh pada lansia terutama psikisnya. Itu terlihat dari perkembangan lansia yang baik dan selalu bersemangat karena motivasi yang diberikan efektif.

2. Harapan lansia tentang konseling yang baik.

3. Kesesuaian antara harapan lansia dengan penanganan konseling yang baik telah berhasil dilaksanakan, karena telah terjadi kesesuian antara harapan itu dengan cara konselor dalam melakukan konseling.

Konselor telah berhasil mewujudkan apa yang menjadi harapan lansia. Motivasi hidup yang diberikan ternyata berpengaruh besar dalam kehidupannya. Sehingga lansia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang psikisnya.

Itu semua dapat terlihat dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh lansia sangat berbeda dengan lansia yang tidak mendapatkan kebutuhan

psikisnya. Mereka terabaikan dan jauh untuk dari kata sehat psikisnya. Namun berbeda hal dengan yang mendapatkan motivasi hidup dari konselor yang cukup profesional, lansia terlihat sehat fisiknya maupun psikisnya.

Semua hal yang berkaitan dengan harapan lansia dapat terwujud dengan layanan konseling yang diberikan. Artinya terselesaikannya problematika yang lansia hadapi membuat lansia sehat secara psikis.

B. Saran

Untuk lebih memaksimalkan peran konselor dalam memberikan motivasi hidup pada lansia, didasari hasil studi dan penelaahan serta observasi yang tertera dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembimbing hendaknya merencanakan program baru atau kreatif yang baru agar lansia tidak jenuh dengan kegiatan yang telah diatur.

2. Pembimbing hendaknya menjalin kerjasama dengan pihak lain berkaitan dengan program kegiatan selain dapat memperluas jaringan dan mensosialisasikan (mempublikasikan) program, hal itu juga dapat digunakan untuk mencari dana tambahan untuk membantu merealisasikan program yang telah direncanakan.

Dokumen terkait