BAB III Pembahasan
C. Peran Pemerintah dalam Program Tanggung Jawab
Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari
Dalam hal pengawasan program tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Bab IV bagian kedua tentang Laporan Tahunan tepatnya di Pasal 66 ayat (2) huruf A, dimana Direksi dalam menyampaikan Laporan Tahunan ke RUPS harus memuat tentang:” laporan pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan”. Dan pada Pasal 66 ayat (1):” Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir”. Adapun tugas dari Dewan Komisaris menurut Pasal 108 ayat (1) UU No.40 tentang PT: “Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurus, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan memberikan nasihat kepada direksi”. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat:
(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usahadan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteridapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.
(3) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah,Kepala Daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sebenarnya pengawasan implementasi tanggung jawab sosial perusahaansudah ada
aturan hukumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Namun belum memberikan kepastian karena diperlukan peraturan pelaksananya. Akibatnya pengawasan berjalan kurang maksimal dengan menyentuh persoalan-persoalan yang real pada masyarakat melainkan hanya sebatas kunjungan kerja dari jajaran pemerintahan. Hal ini tercermin melalui pendapat bapak Jerry Tobing selaku staff community relations 41
41
Hasil Wawancara dengan Bapak Jerry Tobing selaku staff Community Relations di kantor PT. Toba Pulp Lestari, Toba Samosir
yang mengatakan bahwasanya pengawasan program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari dalam pengalokasiannya dilakukan oleh komite audit yang berasal dari pihak internal perusahaan dan juga masyarakat sebagai penerima bantuan secara langsung. Selanjutnya mekanisme pemberian bantuan tanggung jawab sosial adalah pihak pemohon bantuan memberikan proposal kepada PT. Toba Pulp Lestari yang kemudian akan dikoordinasikan dengan perusahaan untuk ditindak lanjuti, kemudian apabila disetujui oleh pihak perusahaan akan diadakan peninjauan lokasi sasaran tanggung jawab sosial perusahaan secara langsung yang selanjutnya program bantuan diserahkan kepada masyarakat. Peran pemerintah terlihat pada pemberian program bantuan tanggung jawab sosial perusahaan yang berupa sarana dan prasarana umum yang biasanya dihadiri dari perwakilan dinas atau instansi terkait. Mekanisme pemberian
bantuan tanggung jawab sosial perusahaan agaknya menjadi perhatian khusus bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat “Kesukarelaan” dan belum menjadi “Keharusan” dan pada umumnya ini terjadi hampir di beberapa perusahaan yang ada di Indonesia.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh bapak Nelson Hutapea sebagai Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor42
42
Hasil Wawancara dengan Bapak Nelson Hutapea, Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor yang berada di wilayah kerja PT. Toba Pulp Lestari
. Menurut beliau peran pemerintah dalam aspek pengawasan belum terlihat secara maksimal. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator pada saat terjadi peristiwa-peristiwa penting termasuk apabila terjadi konflik di elemen masyarakat yang melakukan demonstrasi kepada pihak perusahaan. Menurut beliau pemerintah sebenarnya memiliki peran dalam aspek pengelolaan dana program tanggung jawab sosial. Pengelolaan tersebut diserahkan kepada pihak yayasan yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten Toba Samosir. Namun keberadaan yayasan ini ditengarai sarat akan kepentingan-kepentingan politis karena setiap pergantian Kepala Daerah, yayasan-yayasan tersebut juga berganti. Di masa pemerintahan Sahala Tampubolon dibentuk Yayasan Pembangunan Masyarakat Toba Samosir (YPMTS) kemudian di masa pemerintahan Monang Sitorus dibentuk Yayasan Toba Mas dan di masa pemerintahan Kasmin Simanjuntak dibentuk Tim Koordinasi yang hanya bertahan satu tahun kemudian digantikan dengan
Yayasan Toba Membangun. Dana tanggung jawab sosial menjadi tidak jelas pengalokasiannya ke masyarakat dan dicurigai telah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Program kerja tahunan yayasan tidak pernah diumumkan kepada masyarakat sehingga hasil kinerja yayasan sulit dimonitor. Hasil
Pada tanggal 10 September 2014 diadakan pertemuan Komisi B DPRDSU (Bidang Perekonomian) pimpinan Muhammad Nasir (PKS) dengan manajemen PT. Toba Pulp Lestari di Parapat. Ikut serta dalam pertemuan tersebut Tiaisah Ritonga SE (Sekretaris komisi / PD), Dra Ristiawati (PD), Japorman Saragih (PDIP), Siti Aminah A.Mp,S.Pdi (PKS), Drs Dharmawan Sembiring (PDS), dan Muliyani,SH (Gerindra). Tim manajemen TobaPulp dipimpin dan dijurubicarai oleh Drs. Leonard Hutabarat (Direktur) diikuti Tagor Manik, Jasmin Parhusip, Onggung Tambunan, Sofyan dan sejumlah staff lainnya. Hadir juga utusan dari Dishut Sumatera Utara Ir/ Liliek Puji Asmono Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Hasil dari pertemuan ini dapat dikatakan tidak terlalu menghasilkan sesuatu yang lebih karena hanya sekedar memberikan pandangan atau pendapat dari masing-masing pihak yang pada akhirnya
audit akuntan pubilk juga tidak pernah diumumkan sehingga menimbulkan kecurigaan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang terselubung.Selain itu masyarakat banyak yang mengeluh bahwa sangat sulit bertemu dengan pengurus yayasan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas.
menghimbau agar PT. Toba Pulp Lestari bersosialisasi agar lebih dekat di hati masyarakat sehingga keberadaannya setahap demi setahap diterima secara luas.
Pada tanggal 31 Mei 2014 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, Ir Halen Purba MM bersama sejumlah pejabat teras Dishut mengunjungi PT. Toba Pulp Lestari untuk mengetahui kondisi terkini, sekaligus sebagai bagian dari pembinaan dan pengawasan.
Pada tanggal 21 Februari 2014 diadakan pertemuan yang diprakarsai Panitia Akuntabilitas Publik (PAP) DPD RI dengan Pemkab Pansus DPRD Ketua PAP DPD RI Prof DR Farouk Muhammad, turut hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua PAP DPD RI H Abdul Gafar, DR Ahmad Farhan Hamid MS (Anggota PAP DPD RI), Drs Rudolf M Pardede (Anggota PAP DPD RI). Mewakili Gubsu, Hasiholan Silaen (Asisten I Pemerintahan), Bupati Tobasa K Simanjuntak dan dari pihak Direksi PT TPL hadir Leonardo Hutabarat.Kemudian dari pansus DPRD Tobasa hadir Ketua Pansus Jojor Marintan Napitupulu SE, Togar Manurung, Robinson Sibarani Viktor Silalahi (masing-masing anggota) dan Wakil Ketua DPRD Tobasa Jojor Tambunan. Selanjutnya dari pihak independen hadir Dr LR Polin Pospos, Hasudungan Butar-butar. Hasil rapat mengusulkan agar dilakukan audit terhadap dana yang diklaim PT. Toba Pulp Lestari telah
disalurkan kepada masyarakat, namun hingga kini hasil dari audit tersebut tidak jelas kelanjutannya.
Pada tanggal 10 Desember 2013 diadakan rapat dengar pendapat oleh pihak PT. Toba Pulp Lestari dengan Komisi E DPRDSU (Bidang Kesejahteraan Rakyat) pimpinan Brilian Moktar SE, MM (PDIP) bersama para anggota diantaranya Sudirman Halawa SH (P Golkar), Hj Evi Diana (P Golkar), Ir John Hugo Silalahi MM (PD), Enda Mora Lubis SH (PD), Arlene Manurung SPd (PDS), Amsal Nasution (PKS), Andi Arba S.Ag (PKS), dan Ir H Syahrial Harahap (PAN). Mereka diikuti Rasyidin cs dari Jamsostek cabang Pematang Siantar. Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya: program tanggung jawab sosial perusahaan harus benar-benar meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar; memperhatikan jaminan kesejahteraan karyawan (kecelakaan kerja, kesehatan, jaminan hari tua, kematian); pemberian prioritas kepada putra-putri lokal yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi tenaga kerja; peduli kesehatan masyarakat di lingkungan kerja; serta mendorong semua mitra-usaha agar memasukkan para pekerjanya kedalam jaminan Jamsostek.
Pada tanggal 02 September 2014, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyerahkan Sertifikat Obyek Vital Nasional bidang Industri (OVNI) kepada PT. Toba Pulp Lestariserta kepada 48 perusahaan industri lainnya di Indonesiamelalui Surat Keputusan No. 466.
Pada tanggal 24 Mei 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan penghargaan kepada PT. Toba Pulp Lestari produsen pulp satu-satunya di Sumatera Utara sebagai industri berwawasan lingkungan. Penghargaan ditandatangani oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara H. Gatot Pujo Nugroho dan diserahkan oleh Asisten IV Setdaprovsu H. Asrin Naim pada acara pembukaan Pekan Raya Lingkungan Hidup dan CSR Expo 2011 di Lapangan Benteng Medan.
Pada tanggal 20 Mei 2011 dan 23 April 2012 Pemerintah pusat kembali memberikan penghargaan Sertifikat Audit PenerapanKeselamatan danKesehatanManajemen Sistem (
Pada tanggal 26 November 2010, Pemerintah pusat melalui Wakil Presiden Boediono didampingi
SMK3) kategori “Bendera Emas” kepada PT. Toba Pulp Lestari yang ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Drs. H.A. Muhaimin Iskandar M.Si.
Menteri Lingkungan HidupGusti Muhammad Hatta memberikan penghargaan kepada PT. Toba Pulp Lestari dalam program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) kategori “Peringkat Hijau” yang selanjutnya dapat dipertahankan pada 2 tahun berikutnya yakni 30 November2011 dan 3 Desember2012 melalui Menteri Negara Lingkungan HidupRepublik
Indonesia, ProfDrBalthasarKambuaya,
Selain itu PT. TPL juga menerima berbagai macam penghargaan seperti
MBA dengan kategori yang sama yakni “Peringkat Hijau”.
SertifikatPemanfaatanHutan Lestariyang diberikan olehSICS(Sucofindo InternationalCertificationService)dengan"Predikat Ba ik" sesuai denganStandardanPedoman PenilaianPengelolaan Hutan Lestari: Sertifikat ISO 9001:2008PTTobaPulp LestariTbk untukkategorikhusus IndustriDanBleachedKraftPulpMarketOperasi
PemulihanKimia, dan ProsesKimiaIndustri: SertifikatISO14001:2004yang
diperolehPTTobaPulp LestariTbkuntuk kategoriIndustriDan PasarBleachedKraftPulp, AssociatesDitambahUtilities, OperasiPemulihan
Kimia, dan ProsesKimiaIndustri: Sertifikat ISO 14001:2004 yang diperoleh PT Toba Pulp Lestari Tbk untuk kategori Hutan Tanaman untuk Produksi kayu Pulp: Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu: SertifikasiOHSAS18001/2007 Hutan Tanaman Industriuntuk ProduksiKayu Pulp.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranpemerintah dalam isu tanggung jawab sosial perusahaan sangatlahdiperlukan melalui kebijakannya yang dapatdituangkan dalam undang-undang sebagai upaya untuk memberikan dorongan danperhatian serius bagi dunia usaha agarmemiliki motivasi yang kuat dalamkonsistensi pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaanyangbaik. Peran pemerintah sekarangini masih sebatas peran yang memberikanmandat melalui peraturan perundangundanganyang hanya bagian kecil dariundang-undang Perseroan Terbatas. Dalam sistempengawasan bagi pelaksanaantanggung jawab sosial perusahaan, peran pemerintah masih jauh dariideal khususnya di tingkat pemerintah daerah dimana perusahaan tersebut beroperasional. Pemerintah diharapkan mampuberperan lebih dengan adanya transparansipelaporan tanggung jawab sosial perusahaan melalui mekanisme audit tanggung jawab sosial perusahaan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan harus sejalan dengan isu pembangunanyang berkelanjutan.
B. Saran
Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan PT. Toba Pulp Lestari perlu ditingkatkan serta mencari program-program tanggung jawab sosial perusahaan yang baru agar masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan dapat meningkat kualitas hidupnya. Penyaluran tanggung jawab sosial perusahaan sebaiknya tidak hanya berdasarkan proposalyang masuk ke PT. Toba Pulp Lestari saja tetapi melalui pendataan yang jelas terhadap masyarakat Toba Samosir mana saja membutuhkan program ini. Oleh karena itu, PT. Toba Pulp Lestari harus aktif melakukan sosialisasi terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan ini agar masyarakat terhindar dari pandangan-pandangan skeptis dan apatis.
Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan membutuhkan kerjasama yang disertai transparansi dan akuntabilitas dari semua pihak. Pemerintah sebagai pembuat regulasi diharapkan mampu menjembatani kepentingan dan memberi rasa keadilan bagi pelaku bisnis dan masyarakat termasuk dengan menerbitkan Peraturan di tingkat daerah yang diharapkan pengaturannya dengan bijaksana. Perusahaan sebagai pelaku bisnis sekaligus agen perubahan sosial diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perekonomian nasional Indonesia, termasuk PT. Toba Pulp Lestari melalui penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam aktivitas bisnisnya.
Dalam bab ini akan menyajikan analisis tentang gambaran secara garis besar hasil penelitian sekaligus menganalisis data yang diperoleh untuk
menjawab pertanyaan penelitian