• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Analisis: PT. Toba Pulp Lestari, Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Politik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Analisis: PT. Toba Pulp Lestari, Toba Samosir)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana pendapat bapak terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

2. Bagaimana mekanisme PT. Toba Pulp Lestari dalam memberikan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat?

3. Bagaimana bentuk-bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

4. Bagaimana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

(2)

Kebijakan LingkunganPT. Toba Pulp Lestari

Manajemen PT. Toba Pulp Lestari. Tbk percaya bahwa tanggung jawab pengelolaan terhadap potensi resiko lingkungan yang terjadi dalam industri pulp berdampak positif terhadap usaha dan menguntungkan karyawan, pelanggan, pemilik saham dan para pemangku kepentingan. Kami juga percaya bahwa kebijakan lingkungan sebagai pedoman pengelolaan lingkungan akan memperkecil dampak lingkungan dan turut meningkatkan pendapatan sosial ekonomi. Kami percaya terhadap prinsip pencegahan polusi, pemanfaatan limbah dan pengurangan limbah melalui program perbaikan yang berkelanjutan sehingga hasil kinerja lingkungan yang bermanfaat dapat dicapai.

Komitmen Kami

Kami :

1. Berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang dianut oleh perusahaan yang berhubungan dengan aspek lingkungan;

(3)

berkomitmen mendapat pekerja yang terlatih, terampil dan motivasi tinggi;

3. Berkomitmen untuk memanfaatkan sumber daya seperti energi dan air secara efisien, melakukan program 3R (Reduce/ Mengurangi, Reuse/ Menggunakan kembali dan Recycle/ Mendaur ulang) baik terhadap Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) maupun tidak Berbahaya dan Beracun (sampah) dan sebagai evaluasi untuk membandingkan operasional terhadap Perusahaan Terbaik dalam industri pulp;

4. Berkomitmen terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial dan turut mendorong mitra kerja, para pemasok dan kontraktor untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan;

5. Berkomitmen untuk mengelola lingkungan, masalah kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian penting dari kegiatan usaha sehari hari;

6. Berkomitmen pada prinsip pemberdayaan masyarakat, dan secara aktif akan mendukung dan berpartisipasi dalam program pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang mendorong swadaya masyarakat; 7. Berkomitmen untuk meninjau ulang sistem pengelolaan lingkungan

(4)

Kami akan :

1. Memberikan informasi dengan menjelaskan secara tepat dan akurat dan dapat diverifikasi dari sistem pengelolaan lingkungan perusahaan dan kinerja lingkungan itu sendiri;

2. Memberikan pelatihan lingkungan yang sesuai dan mendidik karyawan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan;

(5)

Piagam Komite Audit PT. Toba Pulp Lestari

PT TOBA PULP LESTARI TBK (”Perseroan”)

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

I. Umum

1. Pedoman Kerja Komite Audit Perseroan dibuat berdasarkan:

1.1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit No. (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012).

1.2 Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat (Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004) II.

2. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

(6)

2.2 Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;

2.3 Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;

2.4 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;

2.5 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;

2.6 Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;

2.7 Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan;

2.8 Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan; dan

(7)

Kebijakan LingkunganPT. Toba Pulp Lestari

Manajemen PT. Toba Pulp Lestari. Tbk percaya bahwa tanggung jawab pengelolaan terhadap potensi resiko lingkungan yang terjadi dalam industri pulp berdampak positif terhadap usaha dan menguntungkan karyawan, pelanggan, pemilik saham dan para pemangku kepentingan. Kami juga percaya bahwa kebijakan lingkungan sebagai pedoman pengelolaan lingkungan akan memperkecil dampak lingkungan dan turut meningkatkan pendapatan sosial ekonomi. Kami percaya terhadap prinsip pencegahan polusi, pemanfaatan limbah dan pengurangan limbah melalui program perbaikan yang berkelanjutan sehingga hasil kinerja lingkungan yang bermanfaat dapat dicapai.

Komitmen Kami

Kami :

1. Berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang dianut oleh perusahaan yang berhubungan dengan aspek lingkungan;

(8)

berkomitmen mendapat pekerja yang terlatih, terampil dan motivasi tinggi;

3. Berkomitmen untuk memanfaatkan sumber daya seperti energi dan air secara efisien, melakukan program 3R (Reduce/ Mengurangi, Reuse/ Menggunakan kembali dan Recycle/ Mendaur ulang) baik terhadap Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) maupun tidak Berbahaya dan Beracun (sampah) dan sebagai evaluasi untuk membandingkan operasional terhadap Perusahaan Terbaik dalam industri pulp;

4. Berkomitmen terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial dan turut mendorong mitra kerja, para pemasok dan kontraktor untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan;

5. Berkomitmen untuk mengelola lingkungan, masalah kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian penting dari kegiatan usaha sehari hari;

6. Berkomitmen pada prinsip pemberdayaan masyarakat, dan secara aktif akan mendukung dan berpartisipasi dalam program pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang mendorong swadaya masyarakat; 7. Berkomitmen untuk meninjau ulang sistem pengelolaan lingkungan

(9)

Kami akan :

1. Memberikan informasi dengan menjelaskan secara tepat dan akurat dan dapat diverifikasi dari sistem pengelolaan lingkungan perusahaan dan kinerja lingkungan itu sendiri;

2. Memberikan pelatihan lingkungan yang sesuai dan mendidik karyawan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan;

(10)

Piagam Komite Audit PT. Toba Pulp Lestari

PT TOBA PULP LESTARI TBK

(”Perseroan”)

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

I. Umum

1. Pedoman Kerja Komite Audit Perseroan dibuat berdasarkan:

1.1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit No. (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012).

1.2 Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat (Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004) II.

2. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

(11)

2.2 Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;

2.3 Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;

2.4 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;

2.5 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;

2.6 Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;

2.7 Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan;

2.8 Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan; dan

(12)

2.10 Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Mengakses dokumen, data, dan informasi Perseroan tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;

2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit;

3. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan

4. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

III.

3.1 Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Perseroan;

Komposisi, Struktur dan Persyaratan Keanggotaan

3.2 Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen;

3.3 Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(13)

memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan;

3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan; dan

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan

3.4 Anggota Komite Audit wajib memiliki persyaratan sebagai berikut: 1. Wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan,

pengetahuan, pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik; 2. Wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan

khususnya yang terkait dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Perseroan, proses audit, manajemen risiko, dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan perundang undangan terkait lainnya;

(14)

4. Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan;

5. Wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi dan/atau keuangan;

6. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa assurance, jasa non-assurance, jasa penilai, dan/atau jasa konsultasi lain kepada

Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;

7. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen;

8. Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Perseroan;

(15)

10. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan; dan

11. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.

IV. Tata Cara dan Prosedur Kerja

Komite Audit membuat dan melaksanakan Perencanaan Pertemuan Komite Audit yang merupakan rencana dan prosedur kerja Komite Audit dan berisi jadwal pertemuan, frekuensi pertemuan dalam tahun berjalan, dengan pihak-pihak yang terkait antara lain manajemen Perusahaan, internal auditor, akuntan independen, dan pihak-pihak lainnya, hal-hal/topik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Topik pembahasan mencakup namun tidak terbatas pada laporan keuangan dan lainnya yang terkait dengan informasi keuangan Perusahaan, akuntan independen, internal auditor, dan lainnya.

V.

5.1 Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan;

Kebijakan Penyelenggaraan Rapat

(16)

5.3 Keputusan rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat;

5.4 Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat, termasuk apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions), yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit

yang hadir dan disampaikan kepada Dewan Komisaris. VI. Sistem Pelaporan Kegiatan

6.1 Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan;

6.2 Komite Audit wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan Perseroan;

6.3 Perseroan wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian Komite Audit dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah pengangkatan atau pemberhentian;

6.4 Informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian wajib dimuat dalam laman (website) bursa dan/atau laman (website) Perseroan.

(17)

upaya untuk menyesuaikan tugas dan tanggung jawab dari Komite untuk disesuaikan dengan perubahan dalam lingkungan dan kondisi;

6.6 Perubahan Pedoman Kerja Komite Audit dilaksanakan dengan melakukan pencabutan Pedoman Kerja yang sebelumnya dan dikeluarkannya Pedoman Kerja baru yang telah ditandatangani oleh Ketua Komite dan disetujui Komisaris Utama;

VII. Masa Tugas

Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya.

Pedoman Kerja Komite Audit ini diperbuat dan ditandatangani di Jakarta oleh Komisaris Utama dan Ketua Komite pada tanggal 01 Oktober 2013 yang menegaskan bahwa Pedoman Kerja ini telah efektif berlaku dan akan dipergunakan sebagai panduan oleh anggota Komite.

PT Toba Pulp Lestari Tbk

Lennardi Anggijono

(18)
(19)
(20)
(21)

DAFTAR PUSTAKA

Azheri, Busyra. 2012. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi

Mandatory. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Budiman, Arief. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model

Pembangunan Masa Kini. Jakarta: ICSD.

Hadi, Sudharta P, dan FX Adi Aatmeko. 2007. Dimensi Lingkungan Dalam Bisnis:

Kajian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Lingkungan. Jakarta: ICSD.

Rudito, B, Famiola M. 2007. Etika Bisnis dan TanggungJawab Sosial Perusahaan di

Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.

Saidi, Z dan Hamid, A. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek

Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia.

Saphiro, Ian. 2006. Asas Moral dalam Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta dan

Freedom Institute.

Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta : The Jakarta Consulting Group.

Tjager, I Nyoman, F. Antonius Alijoyo, Humphrey R. Djemat, Bambang Soembodo. 2003. Corporate Governance : Tantangan dan Kesempatan

Bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Tungga l, Hadi Setia. 2007. Memahami Undang – Undang Perseroan Terbatas

(Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007). Jakarta : Harvarindo.

Untung, B H. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social

Responsibility(CSR)Gresik: Fascho Publishing.

(22)

Sumatera Utara : studi pada tiga korporat : BUMN, Swasta Nasional, dan

Swasta Asing. Laporan Penelitian. USU. Medan.

Widiyanarti, Tantry. Corporate Social Responsibility: Model Community

DevelopmentOleh Korporat. Jurnal Antropologi Sosial Budaya Etnovisi•

Vol. 1• No.2•Oktober 2005.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Bina

Lingkungan.

Andi Firman, Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan kutaikartanegara.com/forum/viewtopic.php?p=5170 diakses pada 03 September 2014.

Mas Achmad Daniri, Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

func,fileinfo/id,50/ lang.en/ diakses pada03September 2014.

Affairs and Equal Oppurtunities, 2007, Corporate Social Responsibility Nationl public policies in the European Union, Unit D. 2, diakses pada 13 Mei 2014.

(23)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Paradigma Baru PT. Toba Pulp Lestari

Bagan 3.1 4 Pilar CD/CSR PT. Toba Pulp Lestari Sumber: Annual Report PT. Toba Pulp Lestari 1. Pengelolaan Sumber Daya Hutan yang Berkelanjutan 2. Penggunaan Teknologi yang Ramah Lingkungan 3. Tanggung Jawab Sosial Kemasyarakatan

(24)

3.2 Melakukan Kerjasama Kemitraan Bisnis dengan Mayarakat Lokal 3.3 Menyisihkan Dana Kontribusi Sosial untuk Pengembangan

Masyarakat sebesar 1% dari Net Sales/tahun

4. Menerima Lembaga Independen untuk Mengawasi Pelaksanaan Paradigma Baru Perseroan

B. Bentuk Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Toba Pulp

Lestari

1. Dana Pengembangan Masyarakat sebesar 1% dari net sales untuk kabupaten Toba Samosir dari tahun 2003-2011 yaitu40

2003: Rp 1.864.687.230 2004: Rp 4.118.236.010 2005: Rp 4.748.603.394 2006: Rp 4.564.730.986 2007: Rp 7.205.042.114 2008: Rp 7.093.485.430 2009: Rp 4.186.546.140 2010: Rp 5.046.742.917 2011: Rp 4.609.150.472

:

40

(25)

2. Pemeliharaan jalan sepanjang 7 km dengan lebar 8 m mulai dari sirait uruk hingga gerbang masuk logistik PT. Toba Pulp Lestari, Sosor Ladang, Parmaksian, Toba Samosir.

3. Pembetonan tebing jalan sepanjang 250 m dan pembangunan jembatan sepanjang 5 m dengan lebar 4 m di desa Dalihan Natolu, kecamatan Silaen, Toba Samosir.

4. Pengerjaan rehabilitasi jembatan desa siruar sepanjang 85 m dengan lebar 4 m.

5. Pembangunan irigasi untuk mengairi sekitar 20 hektar persawahan masyarakat di Lumban Munthe, desa Pangombusan, kecamatan Parmaksian, Toba Samosir, sekaligus juga dapat berfungsi sebagai kanal banjir sepanjang 280 meter, tinggi tembok 80 cm, dan penampang saluran 70 cm.

6. PT. Toba Pulp Lestari bekerjasama dengan SCBFWM-UNDP dalam program pemberdayaan ekonomi di desa Lumban Julu Sibaruang, Kabupaten Toba Samosir.

7. Pembangunan 600 meter jalan hotmix di Desa Pardomuan – Sianipar. 8. Perbaikan 400 meter jalan di Desa Biusgu Barat.

9. Pembukaan badan jalan baru sepanjang 3.150 meter di Kecamatan Nassau dalam kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa.

(26)

11.Pembangunan 1 unit bangunan adat Batak di lokasi Taman Eden 100 di Desa Sionggang Kecamatan Lumban Julu.

12.Pembagian 100 unit tong sampah. 13.10 unit mesin pengolah kompos.

14.Kegiatan sosial, pertanian terpadu berbasis peternakan (IFS – Intefrated Farming System) yang memadukan peternakan Sapi Bali dan bali landrace, perikanan darat dan pertanian hortikultura ke dalam satu program.

15.Pemberdayaan sekitar 360 perusahaan lokal yang didukung lebih kurang 5.000 pekerja setempat untuk menangani berbagai pekerjaan, seperti pembibitaan kloning, penyiapan areal tanam, penanaman, perawatan tanaman, pemanenan, pengangkutan serta pekerjaan sipil. 16.Bantuan 102 ribu pohon penghijauan untuk mendukung program

“Toba Go Green 2013″ yang dipusatkan di Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

(27)

berat 30 kg; ikan pora-pora 20 kg, biskuit 10 kotak; sabun 1 dus sebanyak 32 paket).

18.Rehabilitasi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sasapa, di desa dolok nauli.

19.Gotong Royong bersama warga gereja HKBP Janji Muria dalam rangka menjaga kebersamaan dengan penduduk sekitar PT. Toba Pulp Lestari.

20.PT. Toba Pulp Lestari berperan aktif sebagai wadah study pengetahuan bagi ribuan mahasiswa/i berbagai program study pendidikan, khususnya program kehutanan di berbagai universitas di Sumatera Utara. Bahkan setiap tahun jumlah kunjungannya terus bertambah, rata-rata mendekati angka 3000 orang.

21.PT. Toba Pulp Lestari menggerakkan masyarakat untuk membersihkan saluran irigasi tersier yang mengalami pendangkalan karena dipenuhi sampah dan rerumput an, di Desa Silamosik-2, Kecamatan Bonatua-Lunasi. Gotong Royong di Silamosik-2 merupakan kerjasama ketiga dengan Karang Taruna. Sebelumnya, ada penghijauan di desa Lumban Sangkalan, dan juga perbaikan saluran irigasi serta bahu jalan di desa Partoruan.

(28)

kg, 200 karung kapasitas besar 1.000 kg, 10 unit martil besar, 100 paket ransum untuk masyarakat yang bergotongroyong, serta dana tunai Rp50 juta.

23.PT. Toba Pulp Lestari menyerahkan bantuan 30 set meja-kursi kepada SMPN 1 yang baru di kecamatan Parmaksian, hasil pemekaran kecamatan Porsea, di Toba Samosir.

24.PT. Toba Pulp Lestari menyumbang Rp 8 juta untuk perbaikan tanggul AekBolon, di desa Narumonda-5, kecamatan Siantar-Narumonda, Toba Samosir.

25.Pengerahan dua mobil Damkar dan 2 mobil tanki air untuk

menyemprotkan 100 ribu liter air selama 6 jam ke 6 hektar persawahan masyarkat di desa Banjarganjang, lebih kurang 1 km dari kompleks pabrik di Sosorladang, kecamatan Parmaksian, Toba Samosir.

26.PT. Toba Pulp Lestari dan masyarakat di kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir, menjalin program Tumpang Sari penanaman jagung diantara tanaman Eucalyptus dikawasan HTI TobaPulp. Sedikitnya 20 ribu bibit jagung ditebar, dan 800 kg pupuk urea diberikan langsung kepada petani. Teknis penanaman dilakukan dengan cara menanam jagung diantara pohon Eucalyptus

27.Pemberian bantuan 3 unit komputer SMK PGRI 10 Balige dalam rangka memperlancar proses belajar mengajar.

(29)

28.Gotong Royong bersama warga desa Banjarganjang membersihkan sampah yang mengotori saluran air, dan juga berserakan di sepanjang 1.200 meter bahu jalan.

29.Perbaikan jalan akses keluar dan masuk, kawasan pemukiman dan perkampungan Tangga Batu Dua, kecamatan Parmaksian, Toba Samosir.

30.Agenda gotong Royong rutin dalam tiga bulan sekali, dengan masyarakat desa Lumban Sitorus, kecamatan Parmaksian, Toba Samosir.

31.Pemberian bantuan seratusan Jaring Dotun perangkap ikan kepada para nelayan di nelayan Sihotor-hotor, Desa Parparean I, kecamatan Porsea, Toba Samosir.

32.Bantuan dua keping plat baja 22 mm dan lebar 1,5 m di Jembatan Sisera-sera berusia 18 tahun di jalan negara lintas Sumatera (jalinsum) di Parapat.

33.Penyerahan bantuan ”tali kasih” dalam bentuk uang tunai Rp4 juta kepada keluarga Suharto Hutagalung, korban kebakaran rumah kayu di desa Marsangap, kecamatan Sigumpar, Toba Samosir.

(30)

Camat Porsea, dan bahkan pasar tradisional Parmaksian yang hingga februari 2014 mencapai 68.588 buah.

35.PT. Toba Pulp Lestari menebar ribuan bibit ikan di sungai-sungai yang mengalir secara alami di konsesi HTI di sektor Habinsaran, Toba Samosir. Empat sungai yang mendapat suplai bibit ikan mujair dan nila itu ialah Aeknaoto, Aek Simarea, Aek Bongbongan, dan Aek Birong. Bibit ikan berasal dari kolam pembibitan di kompleks UPL (unit pengolahan limbah) TobaPulp (PT Toba Pulp Lestari,Tbk) di desa Sosorladang, Parmaksian, yang produksinya –nila dan mas-- sejak 2010 juga lazim dibagikan kepada penduduk sekitar.

36.Pembangunan saluran irigasi tersier senilai Rp31,5 juta untuk mengairi areal persawahan seluas 25 hektar pemberdayaan dan pembangunan koperasi simpan-pinjam dengan seluruh pembiayaan bersumber dari dana CSR (corporate social responsibility) TobaPulp (PT Toba Pulp Lestari,Tbk) di desa Lumban Sitorus. Selain itu Dua gereja di Lumban-Sitorus, yakni gereja Katolik dan HKBP Immanuel, juga memperoleh bantuan pengecatan pada momen Natal dan Tahun Baru 2014.

(31)

38.PT. Toba Pulp Lestari berbagi kasih dengan para korban kebakaran di desa Sibadihon, kecamatan Bonatua Lunasi, Toba Samosir. Bantuan berupa 40 lembar seng, 100 batang kayu, 20 sak semen, dan 55 lembar triplek, diserahkan perusahaan langsung kepada korban kebakaran yang diwakili oleh Mukmin Sirait, untuk pembangunan rumah yang terbakar dan bantuan 250 Kg beras yang disaksikan oleh Kepala desa Sibadihon Arifin Sitorus.

39.PT. Toba Pulp Lestari melaksanakan perawatan rutin jalan di area Tanggabatu-1, yakni kawasan Timbangan menuju Simpang Sirait Uruk, Parmaksian Toba Samosir dengan Volume 747 meter kubik. 40.PT. Toba Pulp Lestari menyerahkan hasil perkerasan (onderlag) jalan

sepanjang 3 km kepada masyarakat desa Lintong, kecamatan Borbor, yang menghubungkan desa Lintong dengan pusat Kecamatan Borbor, Toba Samosir.

(32)

42.Pembangunan sarana PAUD dengan rincian 2 ruangan seluas 110 meter persegi, dibangun sejak November 2013 dengan biaya Rp.83 juta.

43.TobaPulp bekerjsama dengan pemkab Tobasa menambal lubang-lubang di jalinsum (jalan lintas Sumatera), persisnya di desa Sitoluama, kecamatan Laguboti, Toba Samosir. Penambalan lubang jalan menggunakan sirtu (pasir dan batu) sebanyak 50 m3, melibatkan 1 unit alat berat (Beko) dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tobasa. 44.Kelompok tani perikanan ”Rim Ni Tahi” Tobasamosir, baru-baru ini

menjalin kerjasama dengan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Bentuk kerjasama dilakukan dengan bantuan pemberian 6 bal jaring untuk 21 unit jaring apung, yang dikerjakan oleh 55 anggota nelayan desa Sigaol Timur kecamatan Uluan kabupaten Toba Samosir.

(33)

46.Bantuan seng 100 lembar kepada jemaat Gereja Pentakosta Indonesia Desa Parlombuan Tapian Nauli Parlombuan Toba Samosir.

47.Pengerasan jalan di Hutadolok, desa Parparean-4, kecamatan porsea, Toba Samosir sepanjang 175 meter dengan lebar 2,5 meter dengan nilai pembangunan mencapai Rp55 juta.

48.PT. Toba Pulp Lestari menjadi obyek studi ekskursi mahasiswa program MM USU (Universitas Sumatera Utara)

49.TobaPulp (PT. Toba Pulp Lestari, Tbk), RS. Murni Teguh dan PT. Margie Andalan bekerjasama mengadakan sosialisasi kesehatan 2014 di kompleks TobaPulp, Parmaksian tentang pentingnya perawatan ginjal.

50.Lapangan sepakbola PT. TobaPulp Lestari menjadi home base Putra Toba FC, salah satu klub peserta kompetisi liga amatir nusantara PSSI wilayah-4 meliputi kawasan Toba, diikuti 5 (lima) kesebelasan.

C. Peran Pemerintah dalam Program Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari

(34)

Jawab Sosial dan Lingkungan”. Dan pada Pasal 66 ayat (1):” Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir”. Adapun tugas dari Dewan Komisaris menurut Pasal 108 ayat (1) UU No.40 tentang PT: “Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurus, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan memberikan nasihat kepada direksi”. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat:

(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usahadan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteridapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.

(3) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah,Kepala Daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.

(35)

aturan hukumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Namun belum memberikan kepastian karena diperlukan peraturan pelaksananya. Akibatnya pengawasan berjalan kurang maksimal dengan menyentuh persoalan-persoalan yang real pada masyarakat melainkan hanya sebatas kunjungan kerja dari jajaran pemerintahan. Hal ini tercermin melalui pendapat bapak Jerry Tobing selaku staff community relations 41

41

Hasil Wawancara dengan Bapak Jerry Tobing selaku staff Community Relations di kantor PT. Toba Pulp Lestari, Toba Samosir

(36)

bantuan tanggung jawab sosial perusahaan agaknya menjadi perhatian khusus bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat “Kesukarelaan” dan belum menjadi “Keharusan” dan pada umumnya ini terjadi hampir di beberapa perusahaan yang ada di Indonesia.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh bapak Nelson Hutapea sebagai Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor42

42

Hasil Wawancara dengan Bapak Nelson Hutapea, Kepala Desa Simare, Kecamatan Borbor yang berada di wilayah kerja PT. Toba Pulp Lestari

(37)

Yayasan Toba Membangun. Dana tanggung jawab sosial menjadi tidak jelas pengalokasiannya ke masyarakat dan dicurigai telah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Program kerja tahunan yayasan tidak pernah diumumkan kepada masyarakat sehingga hasil kinerja yayasan sulit dimonitor. Hasil

Pada tanggal 10 September 2014 diadakan pertemuan Komisi B DPRDSU (Bidang Perekonomian) pimpinan Muhammad Nasir (PKS) dengan manajemen PT. Toba Pulp Lestari di Parapat. Ikut serta dalam pertemuan tersebut Tiaisah Ritonga SE (Sekretaris komisi / PD), Dra Ristiawati (PD), Japorman Saragih (PDIP), Siti Aminah A.Mp,S.Pdi (PKS), Drs Dharmawan Sembiring (PDS), dan Muliyani,SH (Gerindra). Tim manajemen TobaPulp dipimpin dan dijurubicarai oleh Drs. Leonard Hutabarat (Direktur) diikuti Tagor Manik, Jasmin Parhusip, Onggung Tambunan, Sofyan dan sejumlah staff lainnya. Hadir juga utusan dari Dishut Sumatera Utara Ir/ Liliek Puji Asmono Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Hasil dari pertemuan ini dapat dikatakan tidak terlalu menghasilkan sesuatu yang lebih karena hanya sekedar memberikan pandangan atau pendapat dari masing-masing pihak yang pada akhirnya

(38)

menghimbau agar PT. Toba Pulp Lestari bersosialisasi agar lebih dekat di hati masyarakat sehingga keberadaannya setahap demi setahap diterima secara luas.

Pada tanggal 31 Mei 2014 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, Ir Halen Purba MM bersama sejumlah pejabat teras Dishut mengunjungi PT. Toba Pulp Lestari untuk mengetahui kondisi terkini, sekaligus sebagai bagian dari pembinaan dan pengawasan.

(39)

disalurkan kepada masyarakat, namun hingga kini hasil dari audit tersebut tidak jelas kelanjutannya.

Pada tanggal 10 Desember 2013 diadakan rapat dengar pendapat oleh pihak PT. Toba Pulp Lestari dengan Komisi E DPRDSU (Bidang Kesejahteraan Rakyat) pimpinan Brilian Moktar SE, MM (PDIP) bersama para anggota diantaranya Sudirman Halawa SH (P Golkar), Hj Evi Diana (P Golkar), Ir John Hugo Silalahi MM (PD), Enda Mora Lubis SH (PD), Arlene Manurung SPd (PDS), Amsal Nasution (PKS), Andi Arba S.Ag (PKS), dan Ir H Syahrial Harahap (PAN). Mereka diikuti Rasyidin cs dari Jamsostek cabang Pematang Siantar. Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya: program tanggung jawab sosial perusahaan harus benar-benar meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar; memperhatikan jaminan kesejahteraan karyawan (kecelakaan kerja, kesehatan, jaminan hari tua, kematian); pemberian prioritas kepada putra-putri lokal yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi tenaga kerja; peduli kesehatan masyarakat di lingkungan kerja; serta mendorong semua mitra-usaha agar memasukkan para pekerjanya kedalam jaminan Jamsostek.

(40)

Pada tanggal 24 Mei 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan penghargaan kepada PT. Toba Pulp Lestari produsen pulp satu-satunya di Sumatera Utara sebagai industri berwawasan lingkungan. Penghargaan ditandatangani oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara H. Gatot Pujo Nugroho dan diserahkan oleh Asisten IV Setdaprovsu H. Asrin Naim pada acara pembukaan Pekan Raya Lingkungan Hidup dan CSR Expo 2011 di Lapangan Benteng Medan.

Pada tanggal 20 Mei 2011 dan 23 April 2012 Pemerintah pusat kembali memberikan penghargaan Sertifikat Audit PenerapanKeselamatan danKesehatanManajemen Sistem (

Pada tanggal 26 November 2010, Pemerintah pusat melalui Wakil Presiden Boediono didampingi

SMK3) kategori “Bendera Emas” kepada PT. Toba Pulp Lestari yang ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Drs. H.A. Muhaimin Iskandar M.Si.

(41)

Indonesia, ProfDrBalthasarKambuaya,

Selain itu PT. TPL juga menerima berbagai macam penghargaan seperti

MBA dengan kategori yang sama yakni “Peringkat Hijau”.

SertifikatPemanfaatanHutan Lestariyang diberikan olehSICS(Sucofindo InternationalCertificationService)dengan"Predikat Ba ik" sesuai denganStandardanPedoman PenilaianPengelolaan Hutan Lestari: Sertifikat ISO 9001:2008PTTobaPulp LestariTbk untukkategorikhusus IndustriDanBleachedKraftPulpMarketOperasi

PemulihanKimia, dan ProsesKimiaIndustri: SertifikatISO14001:2004yang

diperolehPTTobaPulp LestariTbkuntuk kategoriIndustriDan PasarBleachedKraftPulp, AssociatesDitambahUtilities, OperasiPemulihan

(42)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

(43)

B. Saran

Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan PT. Toba Pulp Lestari perlu ditingkatkan serta mencari program-program tanggung jawab sosial perusahaan yang baru agar masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan dapat meningkat kualitas hidupnya. Penyaluran tanggung jawab sosial perusahaan sebaiknya tidak hanya berdasarkan proposalyang masuk ke PT. Toba Pulp Lestari saja tetapi melalui pendataan yang jelas terhadap masyarakat Toba Samosir mana saja membutuhkan program ini. Oleh karena itu, PT. Toba Pulp Lestari harus aktif melakukan sosialisasi terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan ini agar masyarakat terhindar dari pandangan-pandangan skeptis dan apatis.

(44)

Dalam bab ini akan menyajikan analisis tentang gambaran secara garis besar hasil penelitian sekaligus menganalisis data yang diperoleh untuk

menjawab pertanyaan penelitian

.

BAB IV: PENUTUP

Dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari analisis data pada bab-bab sebelumnya serta saran yang diperoleh.

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kabupaten Toba Samosir

(45)

Bupati Toba Samosir. Pada saat itu, sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Drs. Parlindungan Simbolon. Setelah Kabupaten Toba Samosir diresmikan diangkat Ketua DPRD Sementara adalah M.P. Situmorang, selanjutnya dilakukan pemilihan yang hasilnya adalah Ketua Drh. Unggul Siahaan dan Wakil Ketua M.A. Simanjuntak dan Wakil Ketua Drs. L.P. Sitanggang.

Pada tahun 1999, dilaksanakan pemilihan umum di Indonesia, dengan hasil menetapkan 35 anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir, serta menetapkan pimpinan DPRD Kabupaten Toba Samosir masa bhakti 1999 – 2004 yaitu : Ketua Ir. Bona Tua Sinaga dan Wakil Ketua masing – masing adalah Sabam Simanjuntak, Drs. Vespasianus Panjaitan dan Letkol W. Nainggolan. Pada tahun 2000 diadakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Toba Samosir, dengan hasil pemilihan, menetapkan Drs. Sahala Tampubolon sebagai Bupati dan Maripul S. Manurung, SH., sebagai wakil Bupati Toba Samosir, masa bhakti 2000 – 2005, pelantikan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2000 di Balige.Pada awal pembentukannya, kabupaten ini terdiri atas 13 (tiga belas) kecamatan, 5 (lima) kecamatanpembantu, 281 desa dan 19 kelurahan, dengan batas wilayah adminisrasi adalah sebagai berikut:

(46)

Sebelah Barat : Kabupaten Dairi

Seiring dengan perjalanan pemerintahan di kabupaten ini jumlah kecamatan mengalami perubahansecara bertahap. Pada awal tahun 2002 dibentuk 5 kecamatan baru yakni pendefinitifan 4 (empat)kecamatan pembantu menjadi 4 (empat) kecamatan defenitif dan pembentukan 1 (satu) kecamatan baru.Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Ajibata, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Uluan,Kecamatan Ronggur Ni Huta dan Pembentukan Kecamatan Borbor yang dimekarkan dari KecamatanHabinsaran.

(47)

Sitiotio di Kabupaten Toba Samosir.Perkembangan dan pembentukan wilayah tidak sampai disini saja, perubahan-perubahan lainsemakin banyak terjadi seperti isu pemekaran kembali Kabupaten Toba Samosir menjadi 2 (dua)kabupaten. Isu ini berkembang seiring dengan situasi dan kondisi sosial, ekonomi dan politik yangberkembang pada saat itu. Perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan politik dimasyarakat menginginkanKabupaten Toba Samosir dimekarkan kembali menjadi Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir(meliputi seluruh kecamatan yang ada di Pulau Samosir dan sebagian pinggiran Danau Toba di Daratan PulauSumatera) dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan guna mengejar ketertinggalan dari daerah lain.

(48)

Desa dan 19 Kelurahan mengalami perubahan baik jumlah kecamatan, desadan kelurahan, jumlah penduduk, luas wilayah, dan batas-batas wilayah secara signifikan yakni menjadi 11Kecamatan 179 Desa dan 13 Kelurahan. Sedangkan Kabupaten Samosir terdiri dari 9 Kecamatan, 102 Desadan 6 Kelurahan.Pemekaran wilayah selanjutnya terjadi pada Kecamatan Silaen dengan melahirkan KecamatanSigumpar sesuai Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004. Banyak alasan yang mempengaruhi terjadinyapemekaran wilayah kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, antara lain : kondisi luas wilayah, jarak ke ibukota kabupaten, letak geografis, dikaitkan juga dengan kondisi ketertinggalan dan dorongan keinginan sertatuntutan masyarakat itu sendiri.Ada beberapa hal yang memperlihatkan kuatnya keinginan dan aspirasi masyarakat untuk maju,antara lain terlihat pada masyarakat Kecamatan Borbor dimana permintaan pemekaran diikuti denganpenyerahan lahan lokasi perkantoran dan penyediaan sarana gedung kantor kecamatan baru secara swadayaoleh masyarakat. Kondisi ini dinilai pemerintah sebagai bukti kesungguhan masyarakat yang mendambakanwilayahnya dimekarkan menjadi kecamatan baru.

(49)
(50)

Pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Toba Samosir melaksanakan pemekaran kecamatan. Dari 11kecamatan, dimekarkan kecamatan baru yakni Kecamatan Tampahan pemekaran dari Kecamatan Balige,Kecamatan Siantar Narumonda pemekaran dari Kecamatan Porsea, dan Kecamatan Nassau pemekaran dariKecamatan Habinsaran. Pemekaran ketiga kecamatan baru tersebut ditetapkan dengan Peraturan DaerahKabupaten Toba Samosir Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Narumonda,Kecamatan Nassau, Kecamatan Tampahan.Pada tahun 2008 juga terjadi pemekaran kecamatan karena tingginya aspirasi masyarakat dalampemerataan pembangunan. Adapun kecamatan yang dimekarkan adalah Kecamatan Parmaksian pemekarandari Kecamatan Porsea dan Kecamatan Bonatua Lunasi pemekaran dari Kecamatan Lumbanjulu yangditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Parmaksiandan Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Pada tahun 2008 juga telah dilakukan pemekarandesa sebanyak 24 (dua puluh empat) desa.

(51)

administrasi pemerintahan Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan, 13 (tigabelas) kelurahan dan 231 (dua ratus tiga puluh satu) desa.Pada tanggal 9 April 2009 telah dilaksanakan Pemilu Legislatif dan di Kabupaten Toba Samosirmenghasilkan 25 Anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir yang dilantik pada tanggal 15 Desember 2009dengan menetapkan pimpinan DPRD sementara yakni Sahat Panjaitan sebagai Ketua, Djojor Tambunan danRahmat Kurniawan Manullang sebagai Wakil Ketua dan pada tanggal 3 Maret 2010 yang lalu telah ditetapkanmenjadi Pimpinan DRPD Kabupaten Toba Samosir defenitif untuk Periode Masa Jabatan 2009-2014 denganKeputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 188.44/93/KPTS/2010 tentang Peresmian PengangkatanPimpinan DPRD Kabupaten Toba Samosir Masa Jabatan 2009-2014.

(52)

SamosirProvinsi Sumatera Utara dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 132.12.278 Tahun2010 tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Toba SamosirProvinsi Sumatera Utara yaitu pasangan Bupati dan Wakil Bupati Toba Samosir Bapak Pandapotan KasminSimanjuntak dan Liberty Pasaribu, SH., M.Si., dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak H. Syamsul Arifin,SE melalui Rapat Paripurna Istimewa DPRD yang bertempat di Gedung DPRD Kabupaten Toba Samosir-Balige.Sejalan dengan dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Toba Samosir, Bapak Pandapotan KasminSimanjuntak dan Liberty Pasaribu, SH., M.Si., untuk melaksanakan Visi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir 5(lima) tahun ke depan yaitu : “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Toba Samosir yang memiliki rasa Kasih,Peduli, dan Bermartabat” sebagaimana telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011-2015. Adapun yang menjadi Misi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir adalah35

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. :

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

3. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

(53)

4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur. 5. Mewujudkan pengembangan ekonomi rakyat.

6. Mengoptimalkan serta memanfaatkan sumber daya alam.

7. Memelihara stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan dinamis.

Gambar 2.1 Lambang Daerah Kabupaten Toba Samosir Sumber: Pemerintah Kabupaten Toba Samosir

• Lambang berbentuk Lonjong dengan satu tangkai kapas disebelah kanan

berjumlah 17 kantum dan disebelah kiri satu tangkai padi berjumlah 45 butir melambangkan tanggal dan tahun bersejarah yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia serta menggambarkan tujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

• Bulat Lonjong merah dan putih bagi dua secara horizontal melambangkan

(54)

• Perisai segi lima melambangkan Pancasila Dasar Negara Republik

Indonesia.

• Rumah adat melambangkan bahwa Kabupaten Dati II Toba Samosir

merupakan suatu rumah tangga atau suatu daerah otonom yang mempunyai otonom atau hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan Peraturan perundangan yang berlaku. Rumah tersebut mempunyai bentuk dan ciri sebagai berikut;

• Tiang kiri kanan yang menandakan bahwa Pembentukan Kabupaten

Daerah Tingkat II Toba Samosir ditetapkan dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 1998, anak tangga berjumlah lima tingkatan, rusuk tiang tiga dipadu dengan satu helai ulos, yang melengkung rumbai sembilan dikiri dan dikanan sisi bawah menandakan bahwa Kabupaten Dati II Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia bertempat di Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara di Medan.

• Ransang (rusuk tiang) terdiri dari tiga jalur melambangkan sistem

(55)

• Rumah adat dalam perisai segi lima dilatarbelakangi oleh lukisan-lukisan,

bukit barisan, Danau Toba dan Pulau Samosir menggambarkan bahwa diwilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir terdapat berbagai potensi alam yang dapat dikembangkan untuk Kemakmuran masyarakat.

• Pisau Halasan menggambarkan bahwa Toba Samosir adalah termasuk

lokasi perjuangan dan Tempat makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja.

• Hutan dan Lahan Hijau menggambarkan areal Pertanian yang subur.

• Tungkot Balehat Raja menggambarkan bahwa masyarakat Toba Samosir

selalu mengingingkan pemimpin yang bijaksana dan berwibawa.

• Pustaha dan Sipun melambangkan harapan untuk mewujudkan sumber

daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan sebagai wujud dari salah satu filosofi masyarakat batak yakni “Anakhonhi Do Hamoraon Di ahu”

A.1Strategi, Prioritas dan Arah Kebijakan Kabupaten Toba Samosir

Adapun yang menjadi Strategi, Prioritas dan Arah Kebijakan Kabupaten Toba Samosir adalah36

Strategi pembangunan daerah adalah upaya–upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan visi dam misi Kepala daerah. Berdasarkan kekuatan,

:

1. Strategi Pembangunan Daerah

36

(56)

kelemahan, tantangan dan peluang serta berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian misi pembangunan Kabupaten Toba Samosir, maka disusun strategi pokok yang akan dilaksanakan pada periode 2011–2015 adalah:

1. Pemantapan pelaksanaan otonomi daerah yang berpegang pada hak dan kewajiban pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah;

2. Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur daerah dan kesejahteraannya;

3. Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah dengan mengupayakan mobilisasi kemandirian kearifan lokal masyarakat pada sektor pertanian, budaya, pariwisata dan industri kerajinan rumah tangga;

4. Peningkatan ketersediaan dan keberfungsian jangkauan layanan sarana prasarana sektor pendidikan serta melakukan pemerataan jumlah dan komposisi tenaga kependidikan di seluruh kecamatan.

(57)

6. Pembangunan sektor kesehatan akan dilakukan dengan meningkatkan jangkauan layanan ketersediaan dan keberfungsian sarana prasarana kesehatan serta adanya pemerataan jangkauan layanan kesehatan di seluruh kecamatan baik dalam hal tenaga kesehatan, fasilitas gedung dan sarana prasarana pendukung.

7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, Infrastruktur sanitasi permukiman/perumahan meliputi drainase, air limbah, air bersih dan persampahan;

8. Mengupayakan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang mengedepankan terciptanya kelestarian lingkungan (Sustainable Yield) dan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan hidup dari berbagai aktifitas pembangunan.

9. Penataan dan pengembangan budaya dan kearifan lokal dalam pembangunan kehidupan sosial dan politik ;

10. Pembangunan kondisi keamanan yang diarahkan pada terciptanya rasa aman dan damai.

2. Prioritas Pembangunan

(58)

diukur tingkat keberhasilannya. Tujuh prioritas pembangunan di bawah ini bertujuan untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang. Ketujuh prioritas pembangunan yaitu:

1. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa; 2. Kesehatan;

3. Pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia; 4. Infrastruktur;

5. Pengembangan ekonomi rakyat; 6. Pengembangan sumber daya alam; 7. Stabilitas kehidupan masyarakat.

3. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah

Mengacu pada tantangan yang dihadapi baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

(59)

kemiskinan, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaga dan terpeliharanya lingkungan hidup;

2. Arah kebijakan umum untuk mewujudkan masyarakat yang bermartabat dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum yang didasarkan pada peraturan/ketentuan hukum yang berlaku sehingga tercipta suatu pemerintahan yang stabil, efektif, efisien, transparan dan demokratis.

A.2Kabupaten Toba Samosir dalam Angka

Tabel 2.1Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Toba Samosir

Kecamatan

Banyaknya

Jumlah

Desa Kelurahan

(1) (2) (3) (4)

01. Balige 29 6 35

02. Tampahan 6 - 6

03. Laguboti 22 1 23

04. Habinsaran 21 1 22

05. Borbor 15 - 15

06. Nassau 10 - 10

07. Silaen 23 - 23

08. Sigumpar 9 1 10

(60)

10. Pintu Pohan Meranti 7 - 7

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir Tahun 2012

Tabel 2.2Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan KepadatanPenduduk di Kabupaten Toba Samosir

(61)

10. Pintu Pohan Meranti 277,27 1 688 7 137 25,74

11. Siantar Narumonda 22,20 1 479 5 767 259,77

12. Parmaksian 45,98 2 603 10 375 225,64

13. Lumban Julu 90,90 2 107 8 227 90,51

14. Uluan 109,00 2 147 8 103 74,34

15. Ajibata 72,80 1 835 7 301 100,29

16. Bonatua Lunasi 57,74 1 350 5 090 88,15

Jumlah 2 021,80 43 479 174 865 86,49

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir Tahun 2012

Tabel 2.3 Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Toba Samosir

Jenis Penerimaan

2012

(Rp)

(1) (2)

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Yang Lalu 2 416 802 823,36

2. Pajak Daerah 3 540 439 597,86

3. Retribusi Daerah 7 006 386 300

4. Hasil Perusahaan Milik Daerah &

Pengelolaan Kekayaan 2 640 029 243

5. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 3 355 827 034

6. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 23 524 948 569

7. Dana Alokasi Umum 387 623 169 000

(62)

9. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 176 271 243 704

Jumlah 658 498 616 271,22

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir Tahun 2012

Tabel 2.4 Realisasi Pengeluaran Daerah Kabupaten Toba Samosir

Jenis Pengeluaran

2012

(Rp)

(1) (2)

1. Belanja Tidak Langsung 350 987 744 222

1.1. Belanja Pegawai 329 314 043 004

1.2. Belanja Hibah 4 871 884 000

1.3. Belanja Bantuan Sosial 1 744 500 000

1.4. Belanja Bantuan Keuangan 13 857 972 130

1.5. Belanja Tidak Terduga 1 199 344 800

2. Belanja Langsung 268 909 259 931

2.1. Belanja Pegawai 16 215 656 979

2.2. Belanja Barang dan Jasa 98 712 735 836

2.3. Belanja Modal 153 980 867 116

Jumlah 6197 003 865

(63)

B. Sejarah PT. Toba Pulp Lestari

PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No 1176.

Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal.

(64)

menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072 dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61 tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.

(65)

Keputusan Bapepam LK dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.

Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat di Uniplaza, East Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.

Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp) dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri37

.

(66)

Areal konsesi PT. Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 6 sektor yang masing-masing sektor berada pada wilayah geografis yang terpisah yaitu:

a. Sektor Tele berada pada Kabupaten Samosir yang meliputi Kecamatan H. Boho, Sumbul, Parbuluan, Kerajaan, Sidikalang dan Salak.

b. Sektor Padang Sidempuan berada pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang meliputi Kecamatan Padang Bolak, Sosopan, Padang Sidempuan, dan Sipirok.

c. Sektor Aek Nauli berada pada Kabupaten Simalungun yang meliputi Kecamatan Dolok Panribuan, Tanah Jawa, Sidamanik dan Jorlang.

d. Sektor Habinsaran berada di Kabupaten Toba Samosir yang meliputi kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran, Silaen dan Laguboti.

e. Sektor Tarutung berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan Dolok Sanggul, Sipaholon, Onan Gajang, Parmonangan, Adian Koting, Gaya Baru, Tarutung, Lintong Nihuta dan Sorkam.

(67)

B.1 Visi dan Misi PT. Toba Pulp Lestari

Adapun yang menjadi Visi dan Misi dari PT. Toba Pulp Lestari adalah38

1. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan. :

Visi :

Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang disukai para karyawan.

Misi :

2. Produser dengan biaya yang efektif.

3. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan kontribusikepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan regional.

4. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan sumber daya manusia.

PT. Toba Pulp Lestari beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri

(68)

Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal

No.627/INDUSTRI/1995 dan Surat Keputusan Menteri kehutananRepublik Indonesia No. 493/Kpts-II/92 jo. SK No. 58/Menhut-II/201139.

B.2 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari

Adapun struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari dapat dilihat melalui gambar dibawah ini:

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari Sumber: Annual Report PT. Toba Pulp Lestari BoC (Board of Commissioners)

Komisaris Utama : Tjhi Min Sin

Komisaris : Drs. Sabam Leo Batubara

Komisaris Independen : Lundu Panjaitan, SH. MA Komisaris Independen : Lennardi P. Anggijono

BoD (Board of Directors)

Direktur Utama : Benjamin J. Mitai

(69)

Direktur : Juanda Panjaitan, SE Direktur/Corporate Secretary : Anwar Lawden, SH

Direktur : Drs. Leonard Hutabarat

(70)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang terlahir dengan berbagai potensi sumber daya alam yang berlimpah. Oleh karena itu negara Indonesia melalui pemerintah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang pengelolaan potensi sumber daya alam tersebut. Peraturan itu tertuang dalam Undang-Undang Dasar pasal 33 ayat 2 dan 3 yang berbunyi “2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup

orang banyak dikuasai oleh negara. 3. Bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

sebesar-sebesarnya untuk kemakmuran rakyat.” Melalui peraturan ini, Indonesia

berupaya memaksimalkan pengelolaan potensi yang ada secara maksimal demi kesejahteraan rakyat.

(71)

berusaha meningkatkan laba sebesar-besarnya dengan menekan pengeluaran seminimal mungkin, perusahaan cenderung lupa untuk mengarahkan orientasi pencitraan perusahaan terhadap masyarakat sekitar melalui program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Perusahaan sebagai entitas badan hukum harus menyadari akan perlunya melakukan adaptasi sosio-kultural dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu tanggung jawab sosial perusahaan yang selama ini masih dianggap hanya sebagai program kesukarelaan seharusnya berubah menjadi sebuah prinsip keharusan/kewajiban.Hal ini selaras dengan amanat Undang-Undang Dasar pasal 33 pada ayat selanjutnya yakni ayat 4 yang berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan,kemandirian, serta dengan menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.Dengan demikian

tanggung jawab sosial perusahaan agaknya menjadi cerminan dari prinsip demokrasi ekonomi sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia menjadi negara yang mampu menyejahterakan rakyatnya. Konsep ini sering disebut sebagai Welfare State. Oleh karena itu tanggung jawab sosial perusahaan merupakan perpaduan antara konsep sosialis dan kapitalis yang tidak dapat dipisahkan.

(72)

Porsea, Kabupaten Tobasa. PT. TPL bergerak di bidang industri pabrik bubur kertas. Untuk menjalankan proses produksinya perusahaan membutuhkan bahan baku berupa kayu. Untuk itu perusahaan mengeksplorasi hutan-hutan yang adadi daerah sekitar Daerah Tapanuli. Namun pengambilan kayu-kayu tersebut memunculkan permasalahan baru terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat menuntut PT. Toba Pulp Lestari telah merusak lingkungan dengan penebangan pohon dan membuang limbah dengan sembarangan. Tekanan masyarakat ini akhirnya membuat PT. Inti Indorayon Utama (Toba Pulp Lestari) sempat berhenti beroperasi.Sebelum akhir tahun 2003 PT. Indorayon beroperasi kembali dan namanya diganti menjadi PT. Toba Pulp Lestari. PT. TPL membuat perubahan dalam meningkatkan manajemen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sudah diamanatkan melalui Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 Pasal 74 yaitu (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.

(73)

dalam hal kontenpelaporan tanggung jawab sosial perusahaan),partnering(proses penguatan kerjasama dengan multi-stakeholder), dan endorsing(publikasidan pemberian penghargaan) 1 .Pertama, peran mandatingadalah ketika pemerintah secara legal memberikanmandat melalui undang-undang atau peraturan pemerintah sehingga pemerintah dapat melakukan pengawasan dari segi pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan baik evaluasi laporan maupun melakukancross checkterhadap isi laporan. Kedua adalah facilitatingketika pemerintah memberikan suatu rujukan dalam

pelaksanaan maupun pelaporan dan penyebarluasan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Ketiga adalahpartneringyang mana pemerintah terlibat dalam proses promosi inisiatif kerjasama multi-stakeholder atau kerjasama dengan masing-masing perusahaan.Dengan kata lain pemerintah dapat menjadi fasilitator dialog antar pemangku kepentingan. Keempat adalah peran endorsing dalam hal pelaporan program tanggung jawab sosial perusahaan melalui usaha yang positif dalam kerangka transparansi (misal: pemberian penghargaan maupun sanksi)

Berdasarkan uraian diatas maka judul dari penelitian ini adalah “PolitikTanggung Jawab Sosial Perusahaan,Studi Analisis: PT Toba Pulp

Lestari, Toba-Samosir ”

1

(74)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestariserta

sejauh mana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial

perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari“

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari sertasejauh mana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

(75)

2. Secara Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Toba Pulp Lestari serta sejauh mana peran pemerintah dalam program tanggung jawab sosial perusahaan PT. Toba Pulp Lestari.

3. Secara Akademis, penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang politik khususnya dalam kajian program tanggung jawab sosial perusahaan.

E. Kerangka Teori

Dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka dasar pemikiran yang bertitik tolak dari teori merupakan bagian yang sangat penting karena dalam kerangka teori membantu ketajaman analisis akan masalah yang akan diteliti dan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti2. Kerangka teori kemudian akan digunakan sebagai landasan berfikir dalam penelitian. Teori dalam penelitian merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan-aturan-aturan tertentu yang akan dihubungkan secara logis dengan data yang lain untuk diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati3.

2

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Bidang Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 39 3

(76)

E.1Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Menurut Luk Dkk mengatakan bahwa stakeholderadalah semua pihak,internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi olehperusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung4

. Dengan demikian,

stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah,

perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkunganinternasional, lembaga diluar perusahaan (LSM dan sejenisnya),lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaumminoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangatmempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.

Hal pertama mengenai teori stakeholderadalah bahwastakeholderadalah sistem yang secara eksplisit berbasis padapandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya, mengakuisifat saling mempengaruhi antara keduanya yang kompleks dandinamis. Hal ini berlaku untuk kedua varian teori stakeholder,varian pertama berhubungan langsung dengan model

akuntabilitas.Stakeholderdan organisasi saling mempengaruhi, hal ini dapatdilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentukresponsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu organisasimemiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya. Sifat dariakuntabilitas itu ditentukan dengan hubungan antara

(77)

Varian dari kedua teori stakeholderberhubungan mengenaiemprical accountability. Teori stakeholdermungkin digunakandengan ketat dalam

suatu organisasi arah terpusat (centered-way organization). Pada hakikatnya stakeholder theory mendasarkan diri pada asumsi, antara lain5

1. The corporation has relationship many constituentygroups (stakeholders) that effect and are affected by itsdecisions.

:

2. The theory is concerned with nature of these relationship in terms of both processes and outcomes for the firm andits stakeholder.

3. The interest of all (legitimate) stakeholder have intristicvalue, and no set of interest is assumed to dominate theothers.

4. The theory focuses on managerial decission making.

Berdasarkan asumsi stakeholder theory, maka perusahaantidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial. Perusahaanperlu menjaga legitimasi stakeholder serta mendudukkannya dalamkerangka kebijakan dan pengambilan keputusan sehingga dapatmendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usahadan jaminan going concern6

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Hal itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan

.

E.2 Teori Legimitasi (Legitimacy Theory)

5

Ibid, hal. 94 6

(78)

upaya memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatuyang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going concern)7

1. Mencoba untuk mendidik stakeholdernya tentang tujuanorganisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

. Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat. Suatu organisasi mungkin menerapkan empat strategi legitimasi ketika menghadapi berbagai ancaman legitimasi. Oleh karena itu, untuk menghadapi kegagalan kinerja perusahaan (seperti kecelakaan yang serius atau skandal keuangan) organisasi mungkin:

2. Mencoba untuk merubah persepsi stakeholder terhadap suatu kejadian (tetapi tidak merubah kinerja aktual organisasi).

3. Mengalihkan (memanipulasi) perhatian dari masalah yang menjadi perhatian (mengkonsentrasikan terhadap beberapa aktivitas positif yang tidak berhubungan dengan kegagalan-kegagalan).

4. Mencoba untuk merubah ekspektasi eksternal tentangkinerjanya.

(79)

Teori legitimasi dalam bentuk umum memberikan pandangan yang penting terhadap praktek pengungkapan sosial perusahaan. Kebanyakan inisiatif utama pengungkapan sosial perusahaan bisa ditelusuri pada satu atau lebih strategi legitimasi misal, kecenderungan umum bagi pengungkapan sosial perusahaan untuk menekankan pada poin positif bagi perilaku organisasi dibandingkan dengan elemen yang negatif.

E.3 Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory)

(80)

akan selaluberusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-normayang berlaku di masyarakat sehingga kegiatan perusahaan dapatdipandang legitimate8. Dalamperspektif manajemen kontemporer, teori kontrak sosial menjelaskan hak kebebasan individu dan kelompok, termasuk masyarakat yang dibentuk berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang saling menguntungkan anggotanya. Hal ini sejalan dengan konsep legitimacy theory bahwalegitimasi dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara keberadaan perusahaan yang tidak menganggu atau sesuai (congruence) dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan9. Kelangsungan hidup dan kebutuhan masyarakat, kontrak sosialdidasarkan pada10

1. Hasil akhir (output) yang secara sosial dapat diberikan kepada msayarakat luas.

:

2. Distribusi manfaat ekonomis, sosial, atau pada politik kepada kelompok sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.

Mengingat output perusahaan bermuara pada masyarakat, serta tidak adanya power institusi yang bersifat permanen, maka perusahaan membutuhkan legitimasi. Disini, perusahaan harus melebarkan tanggungjawabnya tidak hanya sekedar economic responsibility yang lebih diarahkan kepada shareholder (pemilik perusahaan), namun perusahaan harus memastikan

8

Ibid, hal. 96 9

(81)

bahwa kegiatannya tidak melanggar dan bertanggung jawab kepada pemerintah yang dicerminkan dalam peraturan dan perundang-undanganyang berlaku (legal responsibility). Di samping itu, perusahaan juga tidak dapat mengesampingkan tanggung jawab kepada masyarakat yang dicerminkan lewat tanggung jawab dan keberpihakan pada berbagai persoalan sosial dan lingkungan yang timbul (societal respobsibility)

E.4Ekologi Politik

Gambar

Gambar 2.1 Lambang Daerah Kabupaten Toba Samosir Sumber: Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
Tabel 2.1Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Toba Samosir
Tabel 2.2Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Penduduk
Tabel 2.3 Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Toba Samosir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa pendapat responden tentang variabel model pembelajaran rasul Paulus dalam pelayanan Gereja Alkitab

melaksanakan fungsi  sosial  dari teks  undangan pribadi  dan ucapan  selamat ( greeting   card ), sesuai  dengan

[r]

3.2 Memahami rancangan pembuatan, penyajian dan pengemasan bahan hasil samping dari pengolahan makanan dan minuman buah segar menjadi produk pangan yang ada di wilayah

Bagian akar yang fungsinya untuk melindungi ujung akar saat menembus tanah adalah..... Fungsi kambium yang kedalam akan membentuk batang,tetapi fungsi

[r]

Dari data yang diperoleh terdapat 70,31% siswa yang tekun mengerjakan tugas-tugas bahasa Indonesia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, 70,20% siswa belajar bahasa

Teknologi Wireless Sensor Network (WSN) merupakan salah satu solusi untuk membuat sistem deteksi kebakaran, dengan teknologi WSN ini dapat memindai gejala-gejala secara