• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM Medan

SKRIPSI

Oleh

Ruspina Jenita Nadeak

091121032

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PRAKATA

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”.

Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU

2. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah memberikan bimbingan, koreksi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Nur Asnah Sitohang S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan, koreksi dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, SpKMB, CWCC sebagai penguji pada skripsi ini.

5. Pihak RSUP HAM Medan yang membantu dalam melakukan penelitian skripsi ini.

(4)

7. Dan kepada semua teman-teman Fkep ’09 jalur B yang, kiranya Tuhan yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan yang bersifat penulisan ataupun substansi. Harapan penulis semoga karya ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pengetahuan keperawatan.

Medan, 11 Januari 2011 Peneliti

(5)

DAFTAR ISI

Bab 2. Tinjauan pustaka 1. Dukungan Keluarga ... 6

1.1 Defenisi Keluarga ... 7

1.2 Defenisi Dukungan Keluarga ... 7

1.3 Fungsi Dukungan Keluarga ... 7

1.4 Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ... 8

2. Kecemasan ... 9

2.1 Defenisi Kecemasan ... 10

2.2 Faktor Predisposisi Kecemasan ... 11

2.3 Faktor Presipitasi Kecemasan ... 12

2.4 Tingkat Kecemasan ... 13

2.5 Tipe Kepribadian Pencemas ... 14

Bab 3. Kerangka konseptual 1. Kerangka konseptual ... 19

2. Defenisi operasional ... 20

3. Hipotesa ... 22

Bab 4. Metodologi penelitian 4.1 Desain penelitian ... 23

4.2 Populasi dan sampel penelitian ... 23

(6)

4.2.2 Sampel ... 23

4.3 Lokasi dan waktu penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan etik ... 24

4.5 Instrumen penelitian ... 25

4.6 Uji validitas dan reliabilitas ... 26

4.7 Pengumpulan data ... 27

4.8 Analisa data ... 28

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil ... 30

2. Pembahasan... 35

Bab 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 39

2. Saran ... 40

Daftar pustaka ... 41

Lampiran Lembar Persetujuan Responden... 42

Instrumen penelitian... 43

Tabel hasil penelitian... 49

Surat izin penelitian... 59

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian... 21

Tabel 2. Distribusi karakteristik responden pasien pre operasi di ruangan RB2 RSUP HAM Medan ... 31

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dukungan keluarga pada pasien pre operasi di ruangan RB2 RSUP HAM Medan ... 32

Tabel 4. Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 RSUP HAM Medan ... 33

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi responden ... 42

2. Instrumen penelitian ... 43

3. Tabel hasil penelitian ... 49

4. Surat izin penelitian ... 59

(9)

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM.

Nama : Ruspina Jenita Nadeak NIM : 091121032

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010

` Abstrak

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi korelasional. Besar sampel adalah 62 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah statistik univariat dan statistik bivariat.Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi digunakan uji Spearman, dimana didapat nilai r = 0,398 dan nilai p = 0,01. Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan keluarga yang terbesar adalah kategori baik 53,2% dan paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Untuk tingkat kecemasan kategori tertinggi adalah ringan 46,8% dan yang paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. Untuk peneliti keperawatan selanjutnya disarankan agar dapat melakukan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi.

(10)

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM.

Nama : Ruspina Jenita Nadeak NIM : 091121032

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010

` Abstrak

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi korelasional. Besar sampel adalah 62 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah statistik univariat dan statistik bivariat.Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi digunakan uji Spearman, dimana didapat nilai r = 0,398 dan nilai p = 0,01. Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan keluarga yang terbesar adalah kategori baik 53,2% dan paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Untuk tingkat kecemasan kategori tertinggi adalah ringan 46,8% dan yang paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. Untuk peneliti keperawatan selanjutnya disarankan agar dapat melakukan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat–sakit) klien (Yosep, 2007). Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2004).

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, kecemasan yang sering terjadi adalah apabila pasien yang dirawat di rumah sakit harus mengalami proses pembedahan. Pembahasan tentang reaksi-reaksi pasien terhadap pembedahan sebagian besar berfokus pada persiapan pembedahan dan proses penyembuhan.Pembedahan adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis (Long 1990).

(12)

yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada pasca operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan (Long, 1996).

Menurut Brunner & Suddarth (1996) ansietas preoperasi merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Pasien yang menghadapi pembedahan dilingkupi oleh ketakutan akan ketidaktahuan, kematian, tentang anastesia, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

Menurut Friedman (1998 ), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental.

(13)

Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti di ruangan RB2 RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti merasa hal ini penting untuk di teliti karena dari data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan, masih banyak pasien pre operasi yang merasa cemas saat akan menghadapi operasi karena tidak mendapat dukungan dari keluarga. Untuk itu, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien yang akan menghadapi operasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka perhatian terhadap hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi perlu ditingkatkan. Apabila dukungan keluarga tidak ada maka akan menyebabkan dampak psikologis terhadap pasien tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk melihat adakah hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

2. Rumusan Masalah

Dari berbagai uraian latar belakang tersebut diatas maka akan timbul masalah sebagai berikut : “Adakah hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB 2 rumah sakit Haji Adam Malik Medan?”

3. Tujuan Penelitian

3.1 Tujuan Umum

(14)

3.2 Tujuan Khusus

3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden. 3.2.2 Mengidentifikasi dukungan keluarga.

3.2.3 Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi.

3.2.4 Mengkaji hubungan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan pasien pre operasi. .

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Instansi Pendidikan

Mengoptimalkan fungsi perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami kecemasan, tanpa mengabaikan aspek-aspek psikologis, sehingga profesionalisme perawat dalam bekerja dapat ditingkatkan lagi dan operasi berjalan dengan lancar.

4.2 Bagi Rumah sakit

Dapat dipakai sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit khususnya pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi.

4.3Penelitian Berikutnya

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu :

1. Dukungan Keluarga

1.1 Defenisi Keluarga

(16)

1.2 Defenisi Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

1.3 Fungsi Dukungan Keluarga

Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu :

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

b. Dukungan penilaian

(17)

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia.

Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orangtua dan tingkat pendidikan.

(18)

mempunyai tingkatdukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orangtua dengan kelas sosial bawah.

2. Kecemasan

2.1 Defenisi Kecemasan

Menurut Nanda (1994 dikutip dari Taylor, 1997) kecemasan merupakan sesuatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah/ tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui oleh seseorang. Sedangkan Laraia dan Stuart (1998) mengemukakan bahwa kecemasan sebagai respon emosional dengan objek yang tidak spesifik atau tidak jelas yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan merupakan konsep multidimensional dan dimanifestasikan sebagai sebuah respon tubuh dan juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan fenomena interpersonal. Seperti pada pasien pembedahan terdapat respon cemas yang dipengaruhi pengalaman sebelumnya. Misalnya pasien yang sudah dioperasi, ketika akan dioperasi lagi mungkin respon cemasnya tidak terlalu tinggi atau malah sebaliknya, tergantung pengalaman operasi yang dilalui sebelumnya.

Laraia & Stuart (1998) menggambarkan adanya karakteristik respon terhadap kecemasan yang rentangnya dari sangat adaptif dengan respon antisipasi sampai paling maladaptif dengan respon panik.

(19)

Ansietas atau kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2004). Ansietas adalah perasaan yang tergeneralisasikan atas ketakutan dan kekhawatiran (Wiramihardja, 2004).

2.2 Faktor Predisposisi Kecemasan

Laraia & Stuart (1998) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa teori yaitu :

Teori Psikoanalitik. Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

Teori Psikoanalitik. Menurut Sullivan, kecemasan timbul dari perasaan takut

terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan utama seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.

Teori Tingkah Laku (Pribadi). Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa

(20)

menimbulkan kecemasan. Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.

Teori Keluarga. Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang

biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.

Teori Biologis. Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.

2.3 Faktor Presipitasi Kecemasan

Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Laraia & Stuart, 1998).

Ancaman Terhadap Integritas Fisik. Ancaman pada kategori ini meliputi

(21)

melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem imun, regulasi temperatur, perubahan biologis yang normal seperti kehamilan dan penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka trauma. Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan.

Ancaman Terhadap Sistem Tubuh. Ancaman pada kategori ini dapat

membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja dan di masyarakat. Sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan, orangtua, teman, perubahan status pekerjaan, dilema etik yang timbul dari aspek religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau budaya. Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan sehingga akan menghasilkan suatu kecemasan.

2.4 Tingkat Kecemasan

Peplau (1963, dikutip dari Laraia & Stuart, 1998) mengidentifikasi empat tingkat kecemasan dan menggambarkan efek pada tiap individu sebagai berikut:

Tingkat Kecemasan Ringan. Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

(22)

seseorang. Pada tingkat ini, biasanya muncul tanda dan gerakan seperti: jantung berdebar, gelisah, lebih banyak bicara dari biasanya dan tangannya gemetar.

Tingkat Kecemasan Sedang. Seseorang pada tingkat ini, biasanya pikirannya

akan terfokus pada apa yang dilihatnya sesegera mungkin dan terhalangi dengan lingkungan luarnya. Lapangan persepsinya menurun seperti penglihatan, pendengaran dan gerakan menggenggam berkurang. Pada tahap ini disertai tanda dan gerakan seperti mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresi wajah ketakutan, gelisah, tidak mampu bersikap rileks, sukar tidur, dan banyak bicara disertai suara yang keras.

Tingkat Kecemasan Berat. Pada tingkat kecemasan yang berat, seorang individu

biasanya akan mengalami lapangan persepsi yang menyempit, lebih memperhatikan hal-hal yang spesifik dan tidak memikirkan hal yang lain. Perilakunya ditunjukkan untuk mencapai ketenangan dan membutuhkan banyak bimbingan untuk memperhatikan keadaan. Tanda dan gejala yang muncul biasanya seperti memainkan atau meremas jari, kecewa, tidak berdaya, merasa bodoh terhadap tindakan yang dilakukan dan merasa tidak berharga.

Panik. Tingkatan ini berhubungan dengan perasaan takut dan cemas. Pada

(23)

berdebar, penglihatan berkunang-kunang, sakit kepala, sulit bernafas, perasaan mau muntah, otot lebih terasa tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa.

2.5 Tipe Kepribadian Pencemas

Hawari (2004) menyatakan bahwa seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain: 1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang. 2) Memandang masa depan dengan rasa was-was. 3) Kurang percaya diri. 4) Sering merasa tidak bersalah, dan menyalahkan orang lain. 5) Gerakan sering serba salah, tidak tenang dan gelisah. 6) Seringkali mengeluh dan khawatir yang berlebihan terhadap penyakit. 7) Mudah tersinggung dan suka membesar-besarkan masalah yang kecil. 8) Sering bingung dan ragu dalam mengambil keputusan. Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresif atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas. 2.6 Gejala Klinis Cemas

(24)

Gangguan konsentrasi dan daya ingat. 6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala, dll (Hawari, 2004).

3. Prosedur Operasi

3.1 Defenisi Operasi

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan dilakukan tindak perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (sjamsuhidajat, 1998).

Operasi umumnya dilakukan untuk berbagai alasan seperti diagnostik, kuratif, reparatif, rekonstruktif, kosmetik dan paliatif (Brunner & Suddarth, 1996)

3.2 Klasifikasi operasi

Menurut Brunner & Suddarth (1996) operasi dibagi dua berdasarkan tingkat resikonya yaitu operasi minor dan mayor.

Operasi minor. Operasi minor adalah operasi yang secara umum bersifat elektif,

bertujuan untuk memperbaiki fungsi tubuh, mengangkat lesi pada kulit dan memperbaiki deformitas. Contoh pencabutan gigi, pengangkatan kutil, biopsy kulit, kuretase, laparostomi, operasi katarak dan arthroskopi.

Operasi mayor. Operasi mayor adalah operasi yang bersifat elektif, urgen dan

(25)

meningkatkan kesehatan.contoh kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi dan operasi akibat trauma.

Taylor (1997) menyatakan bahwa sebuah prosedur operasi apakah terencana atau tidak diharapkan, mayor/ minor menyebabkan kecemasan dan ketakutan.

3.3 Tahapan Operasi

Menurut Brunner & Suddarth (1996) tindakan operasi melalui tiga fase yaitu preoperasi, intraoperasi dan postoperasi.

Fase praoperatif. Fase ini dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah

dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim kemeja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau dirumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan.

Ansietas praoperatif merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri.

Pasien yang menghadapi pembedahan dilingkupi oleh ketakutan akan ketidaktahuan, kematian, tentang anestesia, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

(26)

mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan lain yang berkaitan.

Fase intraoperatif. Fase ini dimulai ketika pasien masuk atau dipindah kebagian

atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan keruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus, memberiakan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.

Fase pascaoperatif. Fase ini dimulai dengan masuknya pasien keruang

(27)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 rumah sakit Pusat Haji Adam Malik Medan. Dukungan keluarga pada penelitian ini menjadi variabel bebas (independent) sedangkan tingkat kecemasan pasien pre operasi menjadi variabel terikat (dependent). Secara skematis kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan: Yang diteliti

Menyatakan adanya hubungan kecemasan

• Ringan • Sedang • Berat Dukungan Keluarga

(28)

3.2 Definisi Operasional

(29)
(30)

3.3Hipotesa

Hipotesa alternatif (Ha) : Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi.

(31)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi korelasional yang mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada.

4.2 Populasi dan sampel penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pre operasi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Dari data yang didapat selama 3 bulan terakhir (oktober-desember 2009), jumlah pasien Bedah Digestif adalah 44 orang, TUR 30 orang. Jumlah keseluruhan adalah 74 orang (Sumber: Instalasi Ruang RB2 RSUP Haji Adam Malik Medan).

4.2.2 Sampel

Rumus untuk menentukan sampel menggunakan rumus Notoadmojo (2002) yaitu:

N n =

1+N (d2) Ket : n = Besar sampel N = Besar populasi

(32)

74

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling karena dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan berdasarkan pengalaman dari berbagai pihak.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pasien yang akan dioperasi (dewasa) yang didampingi oleh keluarga saat dirawat di rumah sakit.

2. Bersedia menjadi responden.

3. Menguasai bahasa Indonesia dan dapat berkomunikasi dengan baik. 4. Dapat membaca dan menulis

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(33)

4.4 Pertimbangan Etik

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Jika responden bersedia, maka responden akan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan secara verbal (lisan). Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa adanya tekanan. Peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu. Informasi yang diberi oleh responden dan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.

4.5 Instrumen Penelitian

(34)

Pada variabel dukungan keluarga berisi 12 pertanyaan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dukungan keluarga terhadap pasien pre operasi. Pada instrumen ini diberi kuesioner sebanyak 12 pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jika responden menjawab Ya maka akan diberi nilai 1 dan jika responden menjawab Tidak maka akan diberi nilai 0. Hasil ukur

a. Dukungan keluarga baik : 9-12 b. Dukungan keluarga sedang : 5-8 c. Dukungan keluarga buruk : 0-4

Pada variabel tingkat kecemasan berisi 16 pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang menghadapi pre operasi. Pada instrumen ini diberikan kuesioner sebanyak 16 pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban Ya dan Tidak. Jika responden menjawab Ya maka diberi nilai 1 dan jika responden menjawab Tidak maka diberi nilai 0 dengan hasil ukur sebagai berikut:

a. Tingkat kecemasan ringan : 11-16 b. Tingkat kecemasan sedang : 6-10 c. Tingkat kecemasan berat : 0-5

4.6 Uji validitas dan reabilitas

4.6.1 Uji validitas

(35)

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Ritonga, 1997). Dalam penelitian ini digunakan uji validitas isi, yang mana instrumen terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pakar yaitu salah satu dosen Fakultas Keperawatan USU khususnya yang berpendidikan strata II yaitu ibu Siti Zahara Nasution, S.kp, MNS dan ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS.

4.6.2 Uji reabilitas

Uji reliabilitas akan dilakukan pada beberapa orang dengan kriteria yang sama dengan sampel yang berbeda (rumah sakit yang sama). Hasil yang didapatkan dianalisa dengan menggunakan formula cronbach’s alpha pada setiap item kuesioner dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Instrument baru dikatakan reliabel apabila nilai p > 0,05 (Dempsey & Dempsey, 2002).

4.7 Pengumpulan Data

(36)

Apabila peneliti menemukan calon responden yang memenuhi kriteria, maka dipilih sebagai responden.

Setelah mendapatkan responden, peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Kemudian, responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau dengan memberikan persetujuan secara verbal atau lisan. Selanjutnya, responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti.

Saat responden mengisi lembaran kuesioner, peneliti mendampingi responden sehingga tidak terjadi manipulasi atas jawaban responden. Waktu yang diberikan peneliti pada responden untuk mengisi kuesioner adalah 25 menit dengan 28 pertanyaan dan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk mengumpulkan semua responden untuk mengisi kuesioner adalah 1 bulan. Setelah semua responden mengisi kuesioner yang dibagikan, maka peneliti mengumpulkan data untuk dianalisa.

4.8 Analisa Data

(37)

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Statistik univariat.

Statistik univariat adalah prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian (Polit & Hungler, 1999). Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel independen dan dependen. Data tentang variabel dependen dan independen akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

b. Statistik bivariat.

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2010” sebanyak 62 responden dan didapat hasil distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, penghasilan dan status perkawinan, biaya rumah sakit ditanggung dan biaya yang akan dijalani yang diuraikan pada Tabel 5.1.

5.1.1. Karakteristik Demografi

Pada tabel 5.1 dibawah ini diketahui bahwa bahwa sebagian besar responden berada pada usia 61-70 tahun yaitu sebanyak 20 orang (32,3%), sebagian responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 41 orang (66,1%). Tingkat pendidikan responden paling banyak SLTA yaitu sebanyak 29 orang (46,8%). Agama responden paling banyak Kristen Protestan yaitu 30 orang (48,4%).

(39)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan persentase Karakteristik Responden Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik MedanTahun 2010

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Usia

Biaya rumah sakit ditanggung

1. Asuransi 20 32,3

2. Sebagian 22 35,5

3. Biaya sendiri 20 32,3

Jumlah 62 100

(40)

5.1.2. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga pada pasien

pre operasi di Ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik

Medan Tahun 2010

Dukungan keluarga pada pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga pada

pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Haji

Adam Malik Medan Tahun 2010.

No. Dukungan Keluarga Jumlah Persentase

1. Baik 33 53,2

2. Sedang 18 29,0

3. Kurang 11 17,7

Jumlah 62 100

(41)

5.1.2. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat tecemasan pada pasien

pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik

Medan Tahun 2010

Tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan pada

pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Haji

Adam Malik Medan Tahun 2010

No. Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase

1. Berat 15 24,2

2. Sedang 18 29,0

3. Ringan 29 46,8

(42)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tingkat kecemasan pada pasien pre operasi paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 29 orang (46,8%) dan paling sedikit pasien mengalami cemas sedang yaitu 18 orang (29,0%). Penjelasan tabel diatas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

5.1.3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2 Rumah sakit Umum Haji Adam

Malik Medan.

(43)

Dengan nilai p < 0,05, maka Ho pada penelitian ini ditolak, artinya terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Tabel 5.4 Hasil analisa hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi yang dirawat di RSUP HAM

Medan.

5.2.1. Dukungan Keluarga Pada Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2 Rumah

Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

(44)

Hasil penelitian tersebut paling banyak menyatakan bahwa sebelum operasi pasien merasa kebingungan. Tetapi meskipun pasien merasa binggung tetapi keluarga mengerti/peduli terhadap perasaan pasien seperti sedih, cemas, mudah tersinggung.

Dukungan keluarga memang selalu diberikan keluarga pada pasien pre operasi, hal ini dilihat dari jawaban responden yang paling banyak menyatakan selalu mendengarkan nasehat keluarga seputar tentang kesehatannya. Nasehat dari keluarga dapat menumbuhkan semangat yang pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya.

Dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan (Friedman, 1998).

5.1.4. Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

(45)

Hal ini disebabkan karena pasien takut dan gelisah serta mempunyai anggapan yang keliru karena pernah mendengar pengalaman orang lain yang tidak menyenangkan pasca operasi (Hawari, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecemasan pada pasien pre operasi paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 29 orang (46,8%) dan paling sedikit pasien mengalami cemas sedang yaitu 18 orang (29,0%).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Norita (2008) tingkat kecemasan pasien pre operasi pada pasien sectio paling banyak adalah mengalami kecemasan sedang yaitu 76,6%, dimana pasien yang mengalami sulit tidur 23,3%, sulit konsentrasi 20,2%, gelisah 46,6%, keringat dingin 56,6%.

Kecemasan merupakan respon emosional dengan objek yang tidak spesifik atau tidak jelas yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart, 1998). Menurut Sundari (2000) kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.

5.1.5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Haji

Adam Malik Medan Tahun 2010

(46)

Dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani. Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental (Friedman, 1998).

(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2010” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dukungan keluarga pada pasien pre operasi paling banyak mendapat dukungan yang baik yaitu 33 orang (53,2%) dan paling sedikit kurang dukungan keluarga yaitu 11 orang (17,7%).

2. Kecemasan pada pasien pre operasi paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 29 orang (46,8%) dan paling sedikit pasien mengalami cemas sedang yaitu 18 orang (29,0%).

(48)

6.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian diberikan rekomendasi kepada berbagai pihak antara lain :

1. Praktek Keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi yang dirawat di rumah sakit, hendaknya perawat dapat melibatkan keluarga dalam memberikan dorongan ataupun motivasi dalam penyembuhan pasien guna mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan masukan dalam pengembangan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan keperawatan jiwa sehingga perlu diberi penekanan materi tentang dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

3. Penelitian Keperawatan

Untuk peneliti keperawatan selanjutnya disarankan agar dapat melakukan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktik Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Dempsey, P.A. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Edisi 4. Jakarta: EGC

Friedman, M. (1998). Keperwatan Keluarga: Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:EGC.

Hidayat, A,A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa. Jakarta: Salemba Medika

Hawari. D. (2003). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Jakarta FKUI.

Hidayat, T. (2004). 2004 merupakan tahun kemurungan. Diakes 26 April 2006 dari http:www/pikiranrakyat.com/cetak/1204/hikmah/lainnya.htm.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta

Nursalam, (2006). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Teses dan Instumen Penelitian, Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

Polit & Hungler. (1999). Nursing research principles and methods (9th edition) Philadelphia : Lippincott Company.

(50)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan

RB2 RSUP HAM

Saya adalah Mahasiswi S1 Ekstensi Fakultas Keperawatan USU yang sedang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 RSUP H. Adam Malik medan.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Identitas pribadi Bapak/ Ibu sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih atas pertisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Tanda Tangan :

(51)

LAMPIRAN BENTUK KUESIONER

Kode :

Tanggal :

1. Data Demografi.

Petunjuk : Jawablah dengan ceklist ( √ ) pada kotak pilihan anda.

1.Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

(52)

I. Kuesioner Dukungan Keluarga

Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan kecemasan saudara, jawablah dengan memberi (√ ) pada kotak pilihan anda. Keterangan pilihan jawaban: Ya dan Tidak

Pernyataan Ya Tidak

Dukungan Informasional :

1. Keluarga memberitahukan bahwa penyakit saya bisa sembuh bila menjalani operasi.

2. Keluarga mengatakan bahwa saya harus menjalani operasi agar penyakit saya dapat sembuh.

3. Keluarga menunjukkan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk melakukan operasi saya..

Dukungan penilaian :

4. Keluarga mendengarkan keluh kesah saya saat akan menghadapi operasi.

5. Keluarga peduli terhadap rasa takut saya saat akan

menjalani operasi.

6. Keluarga selalu melibatkan saya dalam mengambil keputusan untuk pengobatan penyakit saya.

Dukungan instrumental :

7. Keluarga menemani saya selama dirumah sakit.

(53)

9. Keluarga peduli terhadap keperluan saya selama dirumah sakit.

Dukungan emosional :

10.Keluarga menanyakan bagaimana perasaan saya saat akan menjalani operasi.

11.Keluarga mengerti/peduli terhadap perasaan saya seperti sedih, cemas, mudah tersinggung, dll selama dirumah sakit.

(54)

III. Kuesioner Tingkat Kecemasan

Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan

tingkat kecemasan saudara, jawablah dengan memberi (√ ) pada kotak pilihan anda.

Keterangan pilihan jawaban: Ya dan Tidak

No Pernyataan Ya Tidak

Saya merasa gelisah karena akan dioperasi. Saya merasa gugup karena akan dioperasi.

Saya merasa tidak nyaman karena akan menghadapi operasi.

Saya merasa gemetaran karena akan menghadapi operasi.

Saya merasa tidak tenang karena akan menghadapi operasi.

Saya merasa aman karena operasi saya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional.

Saya merasa ketakutan karena akan memasuki kamar operasi

Saya merasa bimbang saat akan menjalani operasi,

Saya merasa was-was karena akan menjalani Saya merasa tidak percaya diri karena akan menjalani operasi

Saya merasa kebingungan karena akan menjalani operasi.

Saya merasa khawatir yang berlebihan karena akan menjalani operasi

Saya merasa tegang bila membayangkan dokter akan membedah bagian tubuh saya yang akan dioperasi

(55)

15.

16.

kamar operasi.

Saya merasa sesuatu yang buruk akan terjadi pada saat operasi akan berlangsung.

(56)
(57)
(58)
(59)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ruspina Jenita Nadeak Tempat/Tanggal Lahir : P.Siantar / 27 Agustus 1983 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln.Danau Toba No.1 P.Siantar

Riwayat Pendidikan :

Gambar

Tabel 5.1.  Distribusi Frekuensi dan persentase Karakteristik Responden Pasien Pre Operasi Di Ruangan RB2 Rumah Sakit Haji Adam Malik MedanTahun 2010
Tabel 5.2.  Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga pada
Tabel 5.3  Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan pada
Tabel 5.4 Hasil analisa hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2013..

Pasien pre operasi dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tinggi sehingga kecemasan yang dialami hanya merupakan kecemasan ringan dan pada

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN STROKE DI RSUP HAJI ADAM MALIK

yang berhubungan dengan munculnya kecemasan pada pasien pre operasi.

Berdasarkan keadaan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil sebuah judul Hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan

Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku dukungan keluarga pada pasien pre op elektif di Rumah Sakit Daerah Balung

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Romadoni 2016 terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre operasi mayor disebabkan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah p value 0,001 < α 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien Pre Operasi