• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA KLIEN PRE OPERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA KLIEN PRE OPERASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI

DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA

PADA KLIEN PRE OPERASI

Christianto Nugroho*, Dwi Prasetyo**

*) Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri **) Perawat Magang di RSUD Pare

Pre operation represent an act that must be done before the operation of client. Period of Pre operation represent a time when an increasing anxiety for client and his family. Lack of knowledge is able to trigger an anxiety, the better the level of knowledge, can decreases anxiety and otherwise, the lack of knowledge would increase the level of anxiety. The purpose of this study is to relation determine of family knowledge about pre operation with the level of family anxiety at client pre operation in Seruni room RSUD Unit Swadana Pare Kediri.

Research design used cross sectional analytic that is research type that emphasizes at period of measurement or observation of independent and dependent variable data only once at a time, with a population of 23 people pre operation, use a purposive sampling technique, and samples amount to 22 people. Intake of data use questionnaire conducted on 5 May - 20 May 2010. After the data were analyzed with Spearman rho test with significance value α (0.05).

The research results obtained that is ρ (0.009) <α (0.05) this means that Ho is rejected, H1 accepted so there is a correlation between a family knowledge about pre operation with the level of family anxiety at client of pre operation in Seruni Room RSUD Pare Unit Swadana Pare Kediri.

From result of research, anxiety is influenced by knowledge or information, information is an important function in reducing the anxiety that can decrease anxiety.

Key words: Knowledge, Anxiety Level, Pre operation

Latar Belakang

Operasi atau pembedahan baik elektif maupun kedaruratan merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan individu dengan masalah perawatan kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan biasanya menjalani prosedur pembedahan yang dikenal dengan istilah keperawatan peri operatif. Kata

”perioperatif” merupakan suatu istilah gabungan yang

mencakup tiga fase pembedahan yaitu fase pra operatif, intraoperatif, dan pasca operatif (Brunner & Suddart, 2002). Banyak orang yang merasa cemas mendengar kata operasi, berbagai pemikiran berkecamuk dalam benaknya, tidak saja bagi pasien tetapi juga keluarga yang divonis memerlukan pembedahan sebagai jalan menyelesaikan masalah kesehatan yang diderita. Jika saja permasalahan biaya dan waktu tidak menjadi beban untuk berlangsungnya operasi, karena periode sebelum operasi merupakan

saat peningkatan cemas bagi pasien dan keluarganya (Barbara C. Long, 1996).

Pada tahun 2008 jumlah klien pre operasi di ruang seruni RSUD Unit Swadana Pare sebanyak 65 klien/bulan. Pada bulan Januari - September 2009 klien pre operasi sebanyak 210 orang dengan rata-rata tiap bulan 23 klien/bulan. Jumlah klien pre operasi tahun 2009 dari bulan Januari – September dibanding tahun 2008 cenderung menurun, hal ini dkarenakan kapasitas Kamar Operasi (OK) yang terbatas karena dalam proses perbaikan. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan oktober 2009 melalui metode tanya jawab oleh peneliti didapatkan dari 10 keluarga pra operasi didapatkan 7 keluarga (70%) menyatakan cemas bila salah satu keluarga dilakukan tindakan operasi, sebaliknya 3 keluarga (30%) menyatakan tidak cemas karena sudah sering menghadapi anggota keluarga yang akan dioperasi. Dari hasil studi

(2)

pendahuluan di ruang seruni RSUD Pare Kediri, pengetahuan tentang preoperasi sangat diperlukan untuk mengurangi kecemasan yang berlebih dan tidak beralasan. Mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dihadapi oleh salah satu anggota keluarga yang akan dioperasi tersebut dan diharapkan keluarga bisa mengurangi kecemasannya (Anderson dan Mansur,1989).

Keluarga dan klien yang belum mengetahui secara baik prosedur operasi (pembedahan) ini bisa menimbulkan kecemasan, hal ini dapat ditunjukan dengan tanda-tanda perilaku, marah, menangis, serta menarik diri (Tarwoto dan Wartonah 2004). Mereka akan menjadi cemas dan takut dan kadang mempunyai banyak pertanyaan yang tidak terjawab, kecemasan mereka bertambah saat pasien dirawat di rumah sakit dan segera dilakukan operasi, ketakutan yang biasanya di ekspresikan adalah ketakutan mengenai ketidaktahuan, ketakutan mengenai nyeri, ketakutan akan kematian (Brunner dan Suddarth, 2002). Kesuksesan tindakan operasi tergantung pada saat fase pra operasi. Fase pra operasi merupakan awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahap-tahap selanjutnya apabila terjadi kesalahan pada tahap-tahap ini akan berakibat fatal pada tahap selanjutnya. Dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebih dan tidak beralasan akan mempersiapkan keluarga dan pasien secara emosional sehingga mengurangi kemungkinan masalah praoperatif (Brunner dan Suddarth, 2002)

Kurang pengetahuan dan informasi serta adanya perasaan kehilangan akan keluarga yang disayangi dapat menimbulkan adanya kecemasan yang dialami keluarga (Johan Dedi Site, 2008).Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan (Depkes RI, 2002). Oleh karena itu untuk mengatasi diperlukan petugas kesehatan mempunyai peranan penting terhadap peningkatan pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) keluarga akan membuat keluarga termotivasi untuk melakukan (praktice) segala prosedur pre operasi yang dianjurkan. Selain itu mengingat perlunya peran keluarga dalam melakukan prosedur pre operasi maka sebagai solusinya dari kurangnya pengetahuan tentang prosedur operasi tersebut agar keluarga tidak bersikap

Berdasarkan keadaan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil sebuah judul Hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang seruni RSUD unit Swadana Pare Kediri.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah

sebagai berikut “Adakah hubungan pengetahuan

keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD unit Swadana Pare Kediri tahun 2010?” Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan keluarga tentang pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga pada pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan padat klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri tahun 2010.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian crossectional. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang pre operasi sebagai variabel bebas (independent) dan kecemasan keluarga pre operasi sebagai variabel tergantung (dependent). Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai 20 Mei 2010 di ruang seruni RSUD unit Swadana Pare Kabupaten Kediri. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga pre operasi di Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare-Kediri sebanyak 23 orang. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang ditetapkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

(3)

Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah dengan cara peneliti melakukan pendekatan kepada keluarga untuk mendapatkan persetujuan sebagai Responden. Data dikumpulkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang Pre operasi. Instrumen kuesioner dengan menggunakan kuesioner tertutup berjumlah 15 soal. Peneliti memberikan pertanyaan pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban yang telah disediakan.Sedangkan untuk mengetahui adanya tingkat kecemasan digunakan instrumen koesioner HARS kepada responden sebagai subyek penelitian yaitu keluarga pasien pre operasi yang di rawat di ruang seruni RSUD Pare yang memenuhi kriteria sebagai responden.Data tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan memberikan pengetahuan pada keluarga tetang pre operasi terhadap tingkat kecemasan keluarga pre operasi di Ruang Seruni RSUD Pare.

Setelah Data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penelitian yaitu analisis data. Berikut ini merupakan langkah – langkah analisa data yang meliputi : Editing, Coding, Scoring dan Tabulating. Kemudian dilakukan analisis data berdasarkan kajian teori untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan, dengan menggunakan uji statistik spearman rank yang dilakukan dengan komputer 11.0 for windows dengan dicari koefisien asosiasi dengan P value taraf

signifikasi α 0.05 setelah data di masukkan kedalam komputer nilai koefisien assosiasi ρ value kemudian dibandingkan dengan nilai α 0,05 koefisiensi asosiasi ρ value ≤ α 0,05.

Hasil Penelitian Data Umum

A. Karakteristik Usia Responden

27,3% (6) 27,3% (6) 9,1% (2) 36,4% (8) <= 20 Tahun 21 - 30 tahun 31 -40 Tahun > 40 Tahun

Berdasarkan diagram menunjukkan bahwa dari 22 responden yang diteliti usia tertinggi 8 responden (36,4 ℅) dengan umur >40 tahun dan terendah 2 responden (9,1 ℅) dengan umur <= 20 tahun. B. Karakteristik Pendidikan Responden

18,2% (4) 40,9% (9) 40,9% (9) SD SMP SMA

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 22 responden yang diteliti pendidikan yang tertinggi sebanyak 9 responden (40,9 ℅) tamat SD dan 9 responden (40,9 %) tamat SMP, dan terendah 4 responden (18,2 %) tamat SMA. C. Karakteristik Pekerjaan Responden

22,7% (5) 40,9% {9} 36,4% (8)

Tani Swasta Ibu rumah tangga

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 22 responden yang diteliti dapat diketahui sebagian besar responden (40,9 ℅) bekerja swasta.

D. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mendapat Penyuluhan

86,4% (19)

13,6% (3)

(4)

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui dari 22 responden sebagian besar yaitu 19 responden (86,4 ℅) belum pernah mendapat pengetahuan tentang pre operasi dan 3 responden (13,6 ℅) pernah mendapat penyuluhan.

Data Khusus

A. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi di Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri

68,2% (15) 9,1% (2) 22,7% (5)

Baik Cukup Kurang

Berdasarkan diagram diketahui bahwa dari 22 responden sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu 15 responden (68,2℅) ,5 responden (22,7 %) memiliki pengetahuan kurang, 2 responden (9,1%) memiliki pengetahuan baik. B. Tingkat Kecemasan Keluarga Pre Operasi di

Ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri

31,8% (7) 9,1% (2) 59,1% (13)

Ringan S Sedang Berat

Berdasarkan diagram diatas diketahui dari 22 responden sebagian besar responden memiliki kecemasan sedang yaitu 13 responden (59,1 ℅), 2 responden (9,1 %) memiliki kecemasan berat.

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga

Tentang Pre Operasi Dengan Tingkat

Kecemasannya

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Kecemasan

Ringan Sedang Berat Total N (%) N (%) N (%) N (%) Baik 1 (4,5) 1 (4,5) 0 (0) 2 (9,1) Cukup 6 (27,3) 8 (36,4) 1 (4.5) 15 (68,2) Kurang 0 (0) 4 (18,2) 1 (4,5) 5 (22,7) Total 7 (31,8) 13 (59,1) 2 (9,1) 22 (100) Coeffisien corelation : -0,546 Significancy : 0,009

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 responden terdapat 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan ringan dan 1 (4,5 %) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan sedang, 6 (27,3 %) responden dengan tingkat pengetahuan cukup mengalami kecemasan ringan, 8 (36,4 %)

memiliki pengetahuan cukup mangalami

kecemasan sedang dan 1 (4,5 %) memiliki pengetahuan cukup mengalami kecemasan berat, 4 (18,2 %) responden dengan tingkat pengetahuan kurang mengalami kecemasan sedang dan 1 (4,5 %) responden dengan pengetahuan kurang mengalami kecemasan berat Dari hasil uji statistik spearman rho hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan

keluarga pre operasi didapat ρ = 0,009 dengan

hubungan kedua variabel negatif dan sedang (corellation coefficient = -0,546) yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pre operasi..

Pembahasan

1. Pengetahuan keluarga tentang pre operasi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi didapat kategori tingkat pengetahuan dengan jumlah responden paling banyak adalah cukup baik yaitu 68,2 ℅.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

(5)

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik diantaranya faktor intrinsik itu adalah faktor usia, usia adalah umur individu yang merupakan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja, semakin tua usia seseorang tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dibanding usia yang lebih muda. Sebagian besar umur responden adalah >40 tahun sebesar 36,4 ℅ (Tabel 4.1) . Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia seseorang. Diduga karena semakin matang usia seseorang maka semakin banyak pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005).

Dari hasil penelitian diatas didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup baik tentang pre operasi, menurut peneliti hal ini disebabkan karena mudahnya seseorang mendapatkan informasi yang meningkatkan pengetahuan seseorang tentang pre operasi. 2. Kecemasan keluarga klien pre operasi

Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa dari hasil penelitian tingkat kecemasan terdapat 59,1 ℅ mengalami kecemasan sedang.

Kecemasan adalah kebigungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan hubungannya dengan perasaan tidak menentu dan berdaya (Suliswati, 2005). Menurut (Sigmun Freud, 1998) kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dibagi menjadi 2 faktor yaitu Faktor internal yaitu usia, intelegensi, pendidikan; dan Faktor eksternal yaitu informasi dan lingkungan.

Menurut (Nursalam dan Pariani, 2001) informasi merupakan fungsi untuk membantu mengurangi perasaan cemas. Dengan kata lain kecemasan tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan, kecemasan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan salah satunya adalah faktor usia dan pendidikan. Makin tua umur makin bertambah proses berfikir dan pengalaman yang diperoleh menurut (I.G.K Wardani, 1996). Semakin tinggi pendidikan semakin semakin rendah kecemasan. Sehingga kecemasan keluarga tidak hanya berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang

pre operasi tapi dapat disebabkan oleh faktor usia dan pendidikan yang dimiliki oleh keluarga. 3. Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang

pre operasi dengan kecemasan keluarga

Bedasarkan hasil penelitian diatas diperoleh dari 22 responden, 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan ringan dan 1 (4,5%) responden dengan tingkat pengetahuan baik mangalami kecemasan sedang, 6 (27,3%) responden dengan tingkat pengetahuan cukup mengalami kecemasan ringan, 8 (36,4%)

memiliki pengetahuan cukup mangalami

kecemasan sedang dan 1 (4,5%) memiliki pengetahuan cukup mengalami kecemasan berat, 4 (18,2%) responden dengan tingkat pengetahuan kurang mengalami kecemasan sedang dan 1 (4,5 %) responden dengan pengetahuan kurang mengalami kecemasan berat.

Dari hasil uji statistik spearman rho hubungan pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengantingkat kecemasan keluarga pre operasi

didapat ρ = 0,009 dengan hubungan kedua

variabel negatif dan sedang (corellation coefficient – 0,546) yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pre operasi.

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Pakar lain menganggap kecemasan sebagai dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk manghindari kepedihan (Stuart and Sudeen, 1999), sehingga menimbulkan pengetahuan baru bahwa subjek tertentu atau dengan kata lain kecemasan dapat dihindari dengan berguru pada pengalaman. Pengalaman merupakan suatu cara atau upaya

untuk memperoleh pengetahuan dalam

memecahkan masalah.

Kecemasan dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi, informasi merupakan fungsi penting dalam mengurangi kecemasan menurut (Nursalam dan Pariani, 2001). Dengan kata lain

kecemasan keluarga dipengaruhi oleh

pengetahuan keluarga, semakin tinggi

(6)

dialami dan sebaliknya jika semakin rendah pengetahuan maka semakin tinggi kecemasan yang dialami. Oleh karena itu diharapkan bagi keluarga klien pre operasi untuk meningkatkan pengetahuan dengan membaca buku, leafleat atau dengan cara mencari informasi kepada petugas kesehatan/dokter mengenai pre operasi.

Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pre operasi pada responden dengan pengetahuan cukup 68,2℅, kategori pengetahuan kurang sebanyak

22,7% dikarenakan banyak faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yakni factor internal : pendidikan, usia, pekerjaan, informasi.

2. Tingkat kecemasan yang dialami keluarga sebesar 59.1% mengalami kecemasan sedang, 31,8%

mengalami kecemasan ringan dan 9.1%

mengalami kecemasan berat dipengaruhi karena adanya banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan yakni faktor internal : Umur, intelegensi, pendidikan dan faktor eksternal informasi dan lingkungan.

3. Analisis data yang dilakukan dengan uji statistik

spearman rho diperoleh hasil signifikan (ρ) 0,009 dengan nilai kemaknaan (α) 0,05 dengan demikian ρ < α yang artinya Ho ditolak dan H1

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pre operasi dengan tingkat kecemasan keluarga pada klien pre operasi di ruang Seruni RSUD Unit Swadana Pare Kediri.

Saran

1. Bagi Responden

Disarankan agar untuk menambah pengetahuan dan informasi yang dapat menekan kecemasan yang dirasakan keluarga dalam menghadapi klien pre operasi.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Dianjurkan untuk meningkatkan penyuluhan atau informasi dengan bahasa yang mudah dan memberikan motivasi keluarga pre operasi untuk memberikan lingkungan yang kondusif.

3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan atau

informasi mengenai pre operasi sehingga baik klien maupun keluarga kecemasaannya menurun. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya keterbatasan peneliti disarankan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan teknik pengambilan data ditempat lain dengan responden yang memadai sehingga diperoleh data yang lebih valid dan penelitian yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Friedman dan merilyn. (1998). Keperawatan

Keluarga,Teori dan Praktek.Ed 3.Alih Bahasa oleh Ina Debora. Jakarta : EGC

Gallo dan Hundak. (1997). Keperawatan Keluarga Kritis.Vol 1.Alih Bahasa Alleni dkk. Jakarta: EGC

Imam, Soko,Tanto. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga. Malang : Bantara Medika

Komala Wati,Veronika, S.H.MM. (1999). Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapiutik. Bandung : Citra Aditya Bakti

Lilis dan tailor. (1999). Stres dan Kecemasan Pada Pasien. Jakarta : EGC

Long C.Barbara. (1996). Keperawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Bandung.

Notoatmodjo,S. (2005). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Reineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Nursalam dan Pariani,S. (2001). Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

R.I.Depkes. (2001). Tenaga Kesehatan. Jakarta Santoso. (2008). Persiapan Pra Bedah. Jakarta :

(7)

Stuart dan Sudeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Ed 3. Alih Bahasa oleh Achir Yani. Jakarta : EGC

Suprayitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

Tamsuri, Anas. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Tamsuri, Anas. (2008). Riset Keperawatan Bagi Pemula Akper Pamenang

Tomb.A. David. (2004). Buku Saku Psikiatri.Ed.6. Alih Bahasa oleh Martina Winien. Jakarta : EGC Wartonah dan Tarwoto. (2004). Kebutuhan Dasar

Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

5.000.000,--(lima juta rupiah), tetapi Pemohon bertekad tetap akan menikah dengan calon suaminya tersebut, maka Pemohon memohon agar Pengadilan Agama menyatakan wali Pemohon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecanduan game online yang dialami remaja berawal tersedianya perangkat game sejak usia belia (±5-9 tahun). Alasan informan suka

(2) Pengajuan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah/Dewan Pimpinan Cabang

Topik yang dipakai adalah Arsitektur yang Berkelanjutan dikarenakan banyak manusia yang sudah tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya lagi, banyak sekali pepohonan yang

Looking at the similarities amongst the test programs we did in Chapter 3, we can choose some parts of the code to create DirectX versions for the two basic game classes we created

It’s convenient to work with DBI when you have to access a database product that you haven’t worked with before, but you shouldn’t assume that you can easily replace your

[r]

menuangkannya dalam bentuk laporan akhir dengan judul “ Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dalam Hubungannya Terhadap Tingkat Likuiditas dan Kemandirian Pertumbuhan pada